FARMAKOKINETIK
FARMAKOKINETIK
Disusun oleh :
1. Anastasia Mercy
2. Joni Dwi W
3. Nurhayati Hatib
4. Taufik Rahman
FALKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2007
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang atas ridlo
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
FARMAKOKINETIK tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan saran dari berbagai pihak oleh karena itu
tidak lupa kami ucapkan benyak terimakasih kepada dosen FARMAKOLOGI yaitu
Ibu Niluh Putudan semua yang membantu pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan, dan akhirnya besar harapan penulis makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. LATAR BELAKANG
4. PPEMBAHASAN/ISI
5. KESIMPULAN
6. DAFTAR PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Farmakokinetik merupakan salah satu dari tiga kerja obat. Farmakokinetik sendiri
adalah suatu proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Farmakokinetik
meliputi empat fase, empat fase yang termasuk di dalamnya adalah : absorpsi,
distribusi, metabolisme ( biotransformasi ), dan ekskresi ( eliminasi ). Dalam makalah
ini kami akan menjelaskan satu per satu.
ABSORPSI
Distribusi adalah proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas( kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat
didistribusikan di dalam plasma, kebanyakan berikatan dengan protein( terutama
albumin) dalam persentase berbeda beda. Obat-obat yang lebih besar dari 80%
berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-obat yang berkaitan dengan tinggi
protein. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi dengan protein adalah diazepam
(valium), yaitu 98% berikatan protein. Aspirin 49% berikatan dengan protein dan
termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein. Bagian obat yang berikatan
bersifat inaktif, dan bagian obat selebihnya yang tidak berikatan dapat bekerja bebas.
Hanya obat-obat yang bebas atau tidak berikatan dengan protein yang bersifat aktif
dan tidak menimbulkan respon farmakologik.
Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga dapat mengganggau distribusi obat.
Antibiotika tidak dapat didistribusikan dengan baik pada tempat abses dan eksudat,
selain itu beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,
tulang, hati, mata, dan otot.
METABOLISME ATAU BIOTRASFORMASI
Metabolisme adalah proses perubahan srtuktur kimia obat yang terjadi dalam
tubuh dan katalis dalam enzim. Tempat utama hepar, molekul obat diubah menjadi
lebih polar sehingga mudah larut dalam air, dan mudah di ekskresi melalui ginjal. Tapi
beberapa obat ditransformsikan menjadi metabolit aktif, yang menyebabkan
peningkatan respon farmakologik. Penyakit hati seperti sirosis dan hepatitis
mempengaruhi metabolisme obat.
Waktu paruh dilambangkan dengan t1/2, yang berarti waktu yang dibutuhkan
oleh separuh konsentrasi obat untuk di eliminasi. Metabolisme dan eliminasi
mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya pada kelainan fungsi hati dan ginjal
waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat yang dimetabolisme
dan dieliminasi, sehingga jika diberikan terus menerus dapat terjadi penumpukan
obat.
EKSKRESI DAN ELIMINASI
Rute utama eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute lain melalui empedu,
feses, paru-paru, saliva, keringat dan air susu ibu. Obat bebas yang tidak berikatan,
yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah atau difiltrasi oleh ginjal. Obat-
obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal.
pH urine mempengaruhi ekskresi obat, pH urine bervariasi dari 4,5-8. urine
yang asam meningkatkan eliminsi obat-obat yang bersifat basa lemah, atau sebaliknya
asam lemah diekskresikan dengan cepat oleh urine yang basa.
KESIMPULAN