Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan menjadi komponen-komponen
penyusunnya atas dasar perbedaan titik didih dengan menggunakan panas sebagai
pemisah. Proses distilasi ini banyak digunakan dalam proses industri, sebagai contoh
adalah pemurnian atau pengambilan minyak atsiri dari daun kayu putih, sampai pada
industri besar seperti pertamina dalam mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar
digunakan pula proses distilasi. Dengan demikian mahasiswa teknik kimia senantiasa
dituntut minimal mengenal proses distilasi tersebut.
Ada beberapa macam proses distilasi. Namun yang umum digunakan adalah proses
distilasi dengan bahan isian dan dengan menggunakan plate untuk memperbesar hasil.
Dalam perancangan alat distilasi, maka kita perlu mempelajari dasar-dasar perhitungan
distilasi, salah satunya adalahh penentuan jumlah plate dan HETP.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari unjuk kerja menara distilasi jenis packed tower dengan menentukan
tinggi susunan bahan isian (packing) yang diekivalenkan terhadap sebuah plat teoritis
(Height Equivalent Teoritical Plate (HETP)) untuk suatu umpan pada kondisi tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton. (Kvaalen E, 1914)

Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,
distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.
1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan padatekanan atmosfer. Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol. (Syukri
S,1999)
2. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua


atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis
ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah. (Chang R, 2007)

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom


fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
2
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin
tidak volatil cairannya. (Lando JB, 1974)
3. Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik


didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus
dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan. (Clark J, 2005)

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat. (Lando JB, 1974)
4. Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi ini tidak
dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau
aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
(Bacher AD, 2007)

Proses distilasi di laboratorium dan untuk produksi skala kecil biasanya dijalankan
secara batch dengan menggunakan bahan isian. Pengisian bahan tersebut dapat secara teratur
maupun tidak. Untuk mencapai efisiensi kolom dengan bahan isian yang baik, maka dalam
prakteknya timbul beberapa macam bentuk bahan isian, mulai dari bentuk sederana, sampai
ke bentuk yang kompleks. Pada umumnya bahan isian memerlukan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai luas permukaan yang cukup besar tiap satuan volume.

3
2. Mempunyai void volume (volume kosong) cukup besar supaya tekanan arus rendah
dan kehilangan tekanan kecil.

3. Mempunyai sifat mudah basah dan tahan terhadap korosi.

4. Bulk density cukup rendah.

5. Relatif cukup kuat dan murah serta tidak mudah bereaksi.

(Petunjuk operasi teknik kimia, 2012)

4
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Larutan etanol dan air
2. Lag

B. ALAT YANG DIGUNAKAN

7 4

3 2

Gambar 1. Rangkaian alat distilasi packed tower

Keterangan :
1. Pemanas 5. Kran pengatur reflux
2. Labu leher tiga 6. Pendingin balik
3. Termometer Residu 7. Statip
4. Packed column 8. Termometer distilat
9. Alat bantu :
1. Timbangan dan piknometer
10.

5
C. BAGAN CARA KERJA
11.
12.
DIBUAT 400CC UMPAN
(ALKOHOL -AIR)

UMPAN DIANALISIS UNTUK


FRAKSI MOLNYA

DIRANGKAI ALAT SESUAI


PETUNJUK

DIMASUKAN 350CC UMPAN KE


DALAM LABU LEHER TIGA

DIHIDUPKAN PEMANAS DAN


KONDENSOR

KRAN POSISI REFLUX TOTAL

DICATAT SUHU DISTILAT DAN


RESIDU PADA SUHU KONSTAN

POSISI KRAN PADA


PENAMPUNG

DIMATIKAN PEMANAS JIKA


SUHU DISTILAT BERUBAH

DIAMBIL RESIDU DAN


DISTILAT SAMA BANYAK

DIHIDUPKAN KEMBALI
PEMANAS LISTRIK

DIATUR KRAN UNTUK


REFLUX TOTAL

DILAKUKAN HAL YANG SAMA


SEHINGGA SAMPEL DAPAT
DIANALISIS FRAKSI MOLNYA

13.
14. BAB IV
6
15. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
16.
A. HASIL PENGAMATAN
17. Umpan : Air-alkohol
18. Tinggi packing : 110 cm
1. Berat pikno + aquades : 40,440 gr
19. Berat pikno kosong : 15,801 gr
20. Berat Aquades : 24,639 gr
21. Suhu kamar : 30 0C
22. Aquades : 0,9956780 gr/ml
berat Aquades 24,639
23. Volume pikno = Aquades = 0,9956780 = 24,746 ml

24.
2. Berat pikno + alkohol : 35,560 gr
25. Berat pikno kosong : 15,801 gr
26. Berat alkohol : 19,759 gr
berat alkohol
27. alkohol = Volume Pikno = 0,7985 gr/ml

28. Dengan interpolasi didapat : 95,4947% alkohol


29.
3. Membuat umpan
30. Alkohol pekat : 175 ml
31. Aquades : 225 ml
32. Total umpan : 400 ml
33.
34. Dioperasikan : 350 ml
35. Sisa umpan : 50 ml (untuk dianalisis)
36.
4. Berat pikno + umpan : 38,826 gr
37. Berat pikno kosong : 15,801 gr
38. Berat umpan : 23,025 gr
berat umpan
39. umpan = Volume Pikno = 0,93045 gr/ml

40. Dengan interpolasi didapat : 38,6812% alkohol


41.
5. Pengambilan distilat dan residu (pada suhu konstan)
a. Td1 = 790C, Vd1= 10ml - - - Tw1= 820C, Vw1= 10ml.
b. Td2 = 790C, Vd1= 11ml - - - Tw1= 840C, Vw1= 11ml.
c. Td3 = 790C, Vd1= 11ml - - - Tw1= 840C, Vw1= 11ml.
42. = 237 0C = 32ml = 2500C = 32 ml
43. Td0 rata-rata = 79 0C 45. P0 H2O = 341 mmHg
44. 0 alkohol = 783,864 mmHg 46. Tw0 Rata-rata = 83,330C

7
47. 0 alkohol = 956,56 48. P0 H2O = 405,46 mm
mmHg

8
49.
6. Analisa distilat :
50. Berat pikno + distilat : 35,591 gr
51. Berat pikno kosong : 15,801 gr
52. Berat distilat : 19,790 gr
berat distilat
53. distilat = Volume Pikno = 0,79972 gr/ml

54. Dengan interpolasi didapat kadar alkohol dalam distilat : 95, 0327 %
alkohol.
55.
7. Analisa residu
56. Berat pikno + residu : 39,299 gr
57. Berat pikno kosong : 15,801 gr
58. Berat residu : 23,498 gr
berat distilat
59. residu = Volume Pikno = 0,9496 gr/ml

60. Dengan interpolasi didapat kadar alkohol dalam residu : 28,8011


% alkohol
61.
B. PERHITUNGAN
1. Menentukan tekanan parsial alkohol (0 alkohol), tekanan parsial aquades
(P0 H2O) dan volatilitas relatif dalam residu dan distilat.
a. Dalam distilat
62. 0 alkohol pada T = 79 0C
63. Tabel 1. Tekanan parsial alkohol dengan suhu
65. T

(
64. P (atm) 0

C
)
67.7
8
66.1
,
4
69.7
68.x
9
71.9
7
70.2
,
5
72.
21 97,578,4
=
73. 1x 97,579

74.X = 1,0314 atm = 783, 864 mmHg


75.P0aquades pada suhu 790C adalah sebesar 341 mmHg
76.Volatilitas relatif :
P0 alkohol distilat 783,86
77.D= P0 aquades distilat = 341 =2,2987

b. Dalam residu :
78. 0 alkohol pada T = 83,33 0C :
79. Tabel 2. Tekanan parsial alkohol dengan suhu
81. T

(
80. P (atm) 0

C
)
83.7
8
82.1
,
4
85.8
3
84.x ,
3
3
87.9
7
86.2
,
5
88.
21 97,578,4
=
89. 1x 97,583,33

90. X = 1,2581 atm = 956,156 mmHg


91. P0aquades pada suhu 83,330C :
92. Tabel 3. Tekanan parsial aquades dengan suhu
94. T

93. P (
0
(mmHg)
C
)
96.8
95.400,6
3
98.8
3
97.x ,
3
3
100.
99.416,8
84
101.
8483 416,8400,6
=
102. 8483,33 416,8x

103. X = 405,46 mmHg


104. Volatilitas relatif :
0
P alkohol residu 956,156
105. R= P0 aquades residu = 405,46 =2,358

106.

107. = R . D
108. = 2,2987.2,358

109. = 2,3283
2. Analisa umpan
110. Berat pikno + umpan : 38,826 gr
111. Berat pikno kosong : 15,801 gr
112. Berat umpan : 23,025 gr
berat umpan
113. umpan = Volume Pikno = 0,93045 gr/ml

114. Tabel 4. Kadar alkohol dengan berat jenisnya


115. 116.
(gr/ml Kadar
) (%)
117. 0 118.
,93186 38
119. 0 120.
,93045 x
121. 0 122.
,92979 39
123.
3938 0,929790,93186
=
124. 39x 0,92979x

125. X = 38,6812%
126. Jadi kadar alkohol dalam umpan adalah 38,6812%
3. Analisa distilat
127. Berat pikno + distilat : 35,591 gr
128. Berat pikno kosong : 15,801 gr
129. Berat distilat : 19,790 gr
berat distilat
130. distilat = Volume Pikno = 0,79972 gr/ml

131. Kadar alkohol dalam distilat :


132.
133.
134. Tabel 5. Kadar alkohol dengan berat jenisnya
135. 136.
(gr/ml Kadar
) (%)
137. 0 138.
,79991 95
139. 0 140.
,79972 x
141. 0 142.
,79706 96
143.
9695 0,797060,79991
=
144. 96x 0,79706x

145. X = 95,0327%
146. Jadi kadar alkohol dalam distilat adalah 95,0327%
4. Analisa residu
147. Berat pikno + residu : 39,299 gr
148. Berat pikno kosong : 15,801 gr
149. Berat residu : 23,498 gr
berat Residu
150. residu = Volume Pikno = 0,9496 gr/ml

151.
152. Kadar alkohol dalam distilat :
153. Tabel 6. Kadar alkohol dengan berat jenisnya
154. K
155.
adar
(gr/ml)
(%)
156. 2 157. 0,9509
8 8
159. 0,9496
158. X
0
160. 2 161. 0,9492
9 2
162.
2928 0,949220,95098
=
163. 29x 0,949220,94960

164. X = 28,8011%
165. Jadi kadar alkohol dalam residu adalah 28,8011%
5. Menghitung xF, xD, dan xR.
a. Fraksimol alkohol dalam umpan (xF)
166. Berat umpan : 23, 025 gr
167. BM etanol : 46 gr/gmol
168. Kadar : 38,6812%
kadar .berat umpan
169. Mol alkohol = BM
38,6812 .23,025 gr
170. = 46 gr / gmol

171. = 0,1936 gmol


kadar .berat umpan
172. Mol air = BM

(100 38,6812 ).23,025 gr


173. = 46 gr /gmol
174. = 0,7844 gmol
mol alkohol 0,1936
175. xF = (mol alkohol +mol air ) = 0,1936+0,7844 =

0,198
b. Fraksi mol alkohol dalam distilat (xD)
176. Berat distilat : 19,790 gr
177. BM etanol : 46 gr/gmol
178. Kadar : 95,0327%
kadar .berat distilat
179. Mol alkohol = BM

95,0327 .19,790 gr
180. = 46 gr /gmol

181. = 0,4088 gmol


kadar .berat distilat
182. Mol air = BM

(10095,0327 ).19,790 gr
183. = 46 gr /gmol

184. = 0,0546 gmol


mol alkohol 0,4088
185. xF = (mol alkohol +mol air) = 0,4088+ 0,0546 =

0,8822
c. Fraksi mol alkohol dalam residu (xR)
186. Berat distilat : 23,498
187. BM etanol : 46 gr/gmol
188. Kadar : 28,8011%
kadar .berat residu
189. Mol alkohol = BM

28,8011 .23,498 gr
190. = 46 gr /gmol

191. = 0,1471 gmol


kadar .berat residu
192. Mol air = BM

(100 28,8011 ) .23,498 gr


193. = 46 gr / gmol

194. = 0,9295 gmol


mol alkohol 0,1471
195. xF = (mol alkohol +mol air) = 0,1471+ 0,9295 =

0,1366
196.
6. Menghitung jumlah plate (NP)
a. Secara teoritis :
XD 1X R
197. NP =
log (
1 (
X D X R
)
)( ) 1
log

0,8822
198. NP =
log ( ( 10,8822 )( 10,1366
0,1366 )
)
1
log 2,3283
199. = 3,5646 4 plate
200. Dari perhitungan secara teoritis, didapat jumlah plate pada
menara distilasi packed tower sebanyak 4 plate.
b. Dengan Grafik :
.x
201. x = y dimana y = 1+ ( 1 ) x

202. Tabel 7. x dan y


203. 204.
x y
205. 206.
0 0
208.
207.
0,205
0,1
53
210.
209.
0,367
0,2
92
212.
211.
0,499
0,3
46
214.
213.
0,608
0,4
18
216.
215.
0,699
0,5
55
218.
217.
0,777
0,6
4
220.
219.
0,844
0,7
54
222.
221.
0,903
0,8
04
224.
223.
0,954
0,9
45
225. 226.
1 1
227. Dari tabel diatas dapat dibuat grafik :

1.2 1.2

1 1

0.8 0.8

x=y
0.6 0.6
fraksi mol uap Data
XD
0.4 0.4
XF
XR
0.2 0.2

0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

fraksi mol cairan

228.
229. Gambar 2. Grafik hubungan antara fraksi mol gas vs fraksi mol
cairan
230.
231. Dari grafik, didapat jumlah plate pada menara distilasi
packed tower sebanyak 4 plate.
232.
7. Menghitung Heigh Equivalent Teoritical Plate (HETP)
tinggi packing
233. HETP = NP
110 cm
234. = 4 plate

235. = 27,5 cm/plate


236. Jadi jarak antar plate pada menara distilasi tersebut sebesar 27,5
cm.
237.
C. PEMBAHASAN
238. Tujuan dari perhitungan diatas adalah mencari jumlah plate apabila
menara distilasi jenis packed tower tersebut diganti dengan plate. Dari
perhitungan didapat, untuk tinggi bahan isian 110cm dapat diganti dengan
plate sejumlah 4 buah dengan jarak antar plate 27,5 cm.
239.
240.
241. BAB V
242. KESIMPULAN
243.
244. Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan baik secara
teoritis maupun secara grafis maka didapat jumlah plate untuk menara distilasi
jenis packed tower dengan tinggi bahan isian 110 cm sebanyak 4 buah plate,
dengan jarak antar plate (HETP) 27,5 cm untuk setiap plate.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270. DAFTAR PUSTAKA
271.

272. Ahmad Y Hassan. Alcohol and the Distillation of Wine in Arabic


Sources.

273. Bacher AD. 2007. Distillation

274. Chang R. 2007. Chemistry Ed ke-9. McGraw-Hill : New York.

275. Che Resources:Yee DFC. 2008. In Depth Look at Extractive


Distillation.

276. Clark J. 2005. Immiscible liquids and steam distillation.

277. Kvaalen E, Wankat PC, McKenzie BA. 1914. Alcohol Distillation:


Basic Principles, Equipment, Performance Relationships, and Safety.

278. Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry.


Macmillan Publising : New York.

279. Silberberg MS. 2006. Chemistry The Molecular Nature of Matter


and Change Ed ke-4.McGraw-Hill : New York.

280. Syukri S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1.Penerbit ITB : Bandung.

281. Tim Penyusun, 2012, Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia,


IST AKPRIND : Yogyakarta.

282. [FAO]. 1995. Flavours and fragances of plant origin. J Non-wood


Forest Products 1: 111.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.

302.LAMPIRAN
303.
304.

Anda mungkin juga menyukai