Rumusan teoritis:
1.Pangan dibutuhkan dibutuhkanuntuk untuk hidup manusia.
2.Kebutuhan nafsu seksual akan tetap sifatnya sepanjang masa.
3.Perkembangan penduduk sesuai dengan deret ukur ukur,sedangkan pekembangan pangan sesuai
dengan deret hitung.
Teori Malthus
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seseorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766
hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: Essai on Principle of
Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Speculation of Mr.
Godwin, M. Condorcet, and Other Writers, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan
dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini (Mantra, 2003:50).
Mazhab Fisiologi
Orang-orang yang termasuk golongan ini sebenarnya pendapatnya berbeda-beda tetapi dalam satu hal
mereka mempunyai pendapat yang sama yaitu menyangkal dalil Malthus yang dikemukakannya sebagai
suatu aksioma tanpa penyelidikan bahwa kemampuan menurunkan keturunan suatu daya alam yang
tetap. Menurut seorang tabib Inggris Thomas Jarold, daya biak (kemampuan menurunkan) pada manusia
akan berkurang, semakin banyak ia mempergunakan tenaga rohani dan jasmaninya. Karena itu, menurut
pendapatnya, orang tidak usah khawatir akan ketidak seimbangan antara jumlah penduduk dan bahan
makanan, mengingat bertambahnya kemajuan yang kini dapat dicapai oleh manusia yang meminta lebih
banyak pengorbanan tenaga rohani dan jasmani.
Yang hampir sama pendapatnya dengan Thomas Jarold adalah Michael Thomas Sadler. Menurut
pendapatnya, kemampuan menurukan keturunan orang itu akan berkurang, ceteris paribus. Jika jumlah
penduduk itu bertambah dan kemampuan menurunkan keturunan itu akan bertambah jika jumlah
penduduk itu berkurang. Disingkatkan gambaran pendapat M. T. Sadler itu adalah sebagai berikut :
Pada penduduk yang sedang naik jumahnya, bertambah banyaknya bahan makanan berlangsung lebih
cepat daripada bertambahnya orang. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tingkat kemakmuran penduduk
itu. Meningkatnya kemakmuran menyebabkan berkurangnya kemampuan meurunkan keturunan.
Banyaknya bahan makanan dan mudahnya keadaan penghidupan mempengaruhi berkurangnya
kemampuan menurunkan keturunan. Bukti-bukti itu ditemukan oleh Sadler di Negara-negara dan kota-
kota besar yang rapat penduduknya dengan angka-angka kelahiran yang rendah dan banyaknya
bangsawan-bangsawan inggris yang tidak mempunyai keturunan lagi. Begitu juga dalam keadaan yang
sebaliknya. Sukarnya penghidupan dan kurangnya bahan makanan sangat besar pengaruhnya terhadap
bahan makanan menurunkan keturunan.
Dalil yang menyatakan bahwa kemampuan menurunkan keturunan akan berkurang dalam meningkatnya
kemakmuran, dengan tegas dipertahankan oleh Thomas Doubleday pada tahun 1841. Menurut
pendapatnya, sangat sukar didapatkan bahan penghidupan, merupakan suatu perangsang dari daya biak
sedangkan bila bahan-bahan penghidupan itu mudah didapatkan maka hal ini akan mengurangi
kemampuan melahirkan. Berlakunya hukum ini dapat kita jumpai pada seluruh alam hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
Di negeri-negeri yang kaya dan makmur keadaan rakyatnya, maka kemampuan menurukan keturunan
sangat kecil, sedangkan negeri-negeri yang rakyatnya miskin dimana keperluan hidupnya serba sukar
didapatkan, kemampuan melahirkan itu sangatlah besar. Keadaan tersebut oleh Doubleday dinyatakan
sebagai Hukum yang agung dan nyata dari penduduk atau (The real and the great law of human
population). Ia mengira, bahwa secara empiris ia dapat membuktikan berlakunya hukum itu.
Herbert Spencer yang menyangkal dengan keras teori dari Malthus menarik garis pemisah antara hewan
dan manusia dalam memperkembangkan keturunannya. Ia berpendapat bahwa manusia mengenal
Individu dan Kemajuan Perseorangan. Semakin banyak orang mempergunakan energi untuk
kemajuan dirinya, semakin berkuranglah energi yang dapat dipergunakan untuk memperkembangkan
keturunan. Karena itu, jenis hewan yang tingkat kemajuannya rendah, daya biaknya tinggi, sebaliknya
tingkat kemajuan individu yang tinggi bersamaan dengan daya biak yang rendah. manusia adalah jenis
hewan yang paling maju dan kemampuan menurunkan keturunan adalah paling rendah. semakin tinggi
tingkat kemajuan sesuatu golongan penduduk, akan semakin berkuranglah daya biaknya, sehingga
akhirnya akan sampai kepada suatu tingkatan, dimana kemampuan menurunkan keturunan itu hanya
sekedar cukup untuk mengkompensir jumlah kematian. Selanjutnya penduduk itu akan menjadi stasioner.
Faedah dari adanya teori-teori golongan fisiologis ini adalah bahwa orang-orang tidak lagi berpegang
teguh, bahwa kemapuan menurunkan keturunan merupakan suatu daya yang tetap. Tetapi bukti-bukti
daripada teori-teori itu sukar didapat, jadi hanya merupakan suatu hipotesa belaka (Abdurachim,
1973:15-18).
Mazhab Psycho-Sosial
Menurut Nassau William Senior, bahwa cita-cita manusia untuk memperbaiki kedudukannya dalam
penghidupan sama kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan keturunan. Beberapa tahun kemudian
teori Senior itu diperbaharui oleh Arsene Dumont. Inti dari teori Dumont ini adalah bahwa setiap orang
mempunyai keinginan untuk memperbaiki kedudukan ekonomi dan kedudukan sosialnya sepanjang hal
itu masih dapat dilakukan. Dan hal ini disebutnya Kapilaritas Sosial. Keinginan untuk maju dalam
perjuangan hidup diwariskan oleh orang secara turun-temurun kepada keturunnnya. Setiap orang tua
menghendaki agar anak keturunannya mempunyai kedudukan-kedudukan yang lebih baik daripada yang
telah dimilikinya. Yang mengharapkan keadaan yang sebaliknya tidak pernah ada (Abdurachim, 1973:18-
20).
Teori Neo-Malthusianisme
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi. Kelompok
yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok Neo-Malthusianism.
Kelompok ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan
moral restraint saja. Untuk keluar dari perangkap Malthus, mereka menganjurkan menggunakan semua
cara-cara preventive checks misalnya dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi untuk mengurangi
jumlah kelahiran, pengguguran kandungan (absortions). Paul Ehrlich mengatakan:
the only way to avoid that scenario is to bring the birth rate under control-perhaps even by force
(Weeks, 1992).
Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich). Pada abad ke-20 (pada
tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan
manusia. Dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah.
Tiap minggu lebih dari seratus juta bayi lahir di dunia, ini berarti satu juta lagi mulut yang harus diberi
makan. Mungkin pada permulaan abad ke-19 orang masih dapat mengatakan bahwa apa yang
diramalkan Malthus tidak mungkin terjadi tetapi sekarang beberapa orang percaya bahwa hal itu terjadi
dengan mengatakan it has come true:it is happening.
Di tahun 1960-an dan 1970-an photo-photo yang diambil dari tuang angkasa menunjukkan bahwa bumi
kita terlihat seperti sebuah kapal yang berlayar di ruang angkasa dengan persediaan bahan bakar dan
bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat, kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan
makanan, sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Paul Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971, menggambarkan penduduk dan
lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak
manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di
dunia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990 Ehrlich bersama istrinya
merevisi buku tersebut dengan judul yang baru The Population Explotion yang isinya bahwa bom
penduduk yang dikhawatirkan tahun 1968, kini sewaktu-waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan
pencemaran lingkungan yang parah karena sudah terlalu banyaknya penduduk sangat merisaukan
mereka. Selanjutnya Ehrlich menulis:
the poor are dying of hunger, while rich and poor alike are dying from the by-products of affluence-
pollution and ecological disaster (Weeks, 1992).
Pandangan mereka (Ehrlich dan Hardin) tentang masa depan dunia ini sangat suram, namun demikian
isu kependudukan ini sangat penting bagi seluruh generasi terutama bagi penduduk di Negara maju
(devel-oped world) (Mantra,2003:53-54).
Marshal 1920.
Walaupun peranan alam dalam produksi menunjukkan hasil yg semakin berkurang, peranan manusia
cenderung meningkatkan hasil ( increasing returns)
Peningkatan hasil(volume produksi) :
1.Bersumber pada kecenderungan external economics (pasar yg tidak tertutup )
2. Sebagian karena adanya internal economics (berbagai perubahan yg terjadi dalam sistem
perekonomian dalam negeri).
(Oleh : Drs.Soekirno, M.Sc.)
Pengertian Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama serta lingkungan (UndangUndang No. 23 Tahun 2006)
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan,
kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya1
B. Pengertian e-KTP Berdasarkan beberapa pengertian yang telah
penulis paparkan di atas Kependudukan adalah hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka (14)
Undang Undang No. 23 Tahun 2006 ditetapkan mengenai pengertian
dari KTP antara lain sebagai berikut: KTP, adalah identitas resmi
penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana
yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Definisi dari E-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik adalah
dokumen kependudukan yang memuat system keamananan /
pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi
dengan berbasis pada pada database kependudukan nasional.
Penduduk hanya di perbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang
tercantum Nomor induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan
identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor
NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan paspor, surat Izin mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan
penerbitan dokumen identitas lainnya ( sumber : pasal 13 UU No. 23
Tahun 2006 tentang Adminduk).2
Ketentuan dalam Pasal 1 angka (14) Undang Undang No. 23 Tahun
2006 ditetapkan mengenai pengertian dari KTP antara lain sebagai
berikut: KTP, adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah
NKRI. Kewajiban untuk memiliki KTP bagi setiap penduduk warga
Negara Indonesia dan orang asing yang memiliki izin tinggal tetap
yang telah berumur 17 tahun atau telah kawin atau pernah kawin
dimuat dalam Pasal 63 ayat (1) Undang Undang No. 23 Tahun 2006.
Disebutkan pula dalam ayat (2) dari Pasal tersebut mengenai
ketentuan bahwa orang asing yang mengikuti status orang tuanya
yang memiliki izin tinggal tetap dan sudah berumur 17 tahun juga
diwajibkan untuk memiliki KTP.
Pasal 64 Undang Undang No. 23 Tahun 2006 menetapkan mengenai
ketentuan bagian-bagian yang harus diisi dalam sebuah KTP, hal ini
diatur khusus dalam ayat (1) yang bunyinya sebagai berikut: KTP
mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah
Negara Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama,
tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status
perkawian, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas
foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkannya KTP, serta
memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang
menandatangani.
Dalam Pasal 64 ayat (3) Undang-undang No. 23 tahun 2006 memuat
mengenai ketentuan disediakannya sebuah ruang khusus untuk diiisi
dengan kode keamanan dan rekaman elektronik pencatatan peristiwa
penting yang pernah dilakukan oleh si pemilik KTP. Pasal ini
merupakan landasan hukum diberlakukannya KTP berbasis elektronik
yang harus memuat kode keamanan dan rekaman elektronik tiap-tiap
penduduk yang diharuskan memiliki Kartu Tanda Penduduk. Dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2009
tentang Penerapan KTP Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara
Nasional, selanjutnya disebut Peraturan Presiden Nomor 26 tahun
2009, Pasal 1 angka (3) menetapkan bahwa yang dimaksud dengan
KTP berbasis NIK adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format
KTP nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku
sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.
Berdasarkan pengertian yang dimuat dalam situs resmi e-KTP3
disebutkan bahwa e-KTP adalah dokumen kependudukan yang
memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi
ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional. Sementara dalam laporan sosialisasi
Kebijakan dan Peraturan Administrasi Kependudukan yang dilakukan
oleh Tim Direktorat Pendaftaran Penduduk disebutkan mengenai
pengertian Kartu Tanda Penduduk Berbasis NIK sebagai berikut:
KTP Berbasis NIK adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format
KTP nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku
sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana4
C. Kebijakan Kependudukan . Berdasarkan beberapa pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan KTP berbasis
elektronik adalah kartu yang memuat identitas resmi penduduk
sebagai warga Negara Indonesia sebagai bukti diri yang memuat
sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun
teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan
nasional yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di
seluruh wilayah NKRI.
Proses implementasi kebijakan melihat kesesuaian antara program
yang telah direncanakan dengan implementasinya dilapangan.
Implementasinya kebijakan merupakan proses yang krusial dalam
kebijakan publik, karena bukan hanya berkaitan dengan halhal
mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam
prosedur-prosedur rutin lewat jalur birokrasi, melainkan juga
menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh
kebijaksanaan5
Dr. Elibu Bergman (Harvard university) Mendefinisikan kebijakan
penduduk sebagai tindakan-tindakan pemerintah untuk mencapai
suatu tujuan dimana didalamnya termasuk pengaruh dan
karakteristik penduduk. Secara umum kebijakan penduduk harus
ditujukan untuk: Kebijakan Kependudukan adalah kebijakan yang
ditujukan untuk mempengaruhi besar, komposisi, distribusi dan
tingkat perkembangan penduduk. sedangkan6
Penggunaan istilah Keluarga Berencana juga sama artinya dengan istilah yang
umum dipakai di dunia internasional yakni family planning atau planned
parenthood, seperti yang digunakan oleh international Planned Parenthood
Federation (IPPF), nama sebuah organisasi KB internasional yang berkedudukan di
London.
1. kekhawatiran akan kehidupan dan kesehatan ibu jika ia hamil atau melahirkan,
berdasarkan pengalaman atau keterangan dari dokter yang terpercaya.Firman
Allah:
Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian. (QS. al-Isra: 31).
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya
rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka
menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak
hendaknya dipikirkan bersama.
2.pandangan Agama Kristen mengenai KB
Pandangan tentang manusia menurut kristen harus menjadi acuan utama
dalam membangun keluarga sejahtera. Langkah awal mewujudkan keluarga
sejahtera menurut alkitabiah, tercermin dari perkawinan. Perkawinan sebagai
sebuah proses yang bertanggung jawab, selain itu kristen juga menyebutkan
kesejahteraan keluarga memiliki makna yang sangat penting dengan apa yang
disebut keluarga yang bertanggung jawab. Kepentingan tersebut terletak pada
tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan tuhan.
Karena itu, kristen mendukung program KB. Bagi agama kristen, program
KB dapat menunjang terciptanya kebahagian keluarga, dimana hak dan peran
anggotanya dapat diwujudkan secara memadai. Secara filosofis bertujuan untuk
melindungi hidup. Pandangan ini didasarkaan antara lain baahwa kebahaagiaan
suatu keluarga bergantung dari tiap anggota, bagaimana ia memainkan peranannya
dengan tepat terhadap tiap anggota yang lain.
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Menurut kristen katolik untuk mengatur kelahiran anak suami istri harus tetap
menghormati dan menaati moral katolik dan umat katolik dibolehkan berKB
dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur.
Penduduk
Semakin banyak penghuni pelanet bumi ini semakin banyak pula bahan makanan, air,
energi, papan, dan sebagainya yang dibutuhkan oleh manusia yang berarti makin
banyak tanah yang harus diolah, pemakian pupuk dan pestisida, merosotnya kualitas
air, pembangunan proyek-proyek pembangkit tenaga listrik dan pemompaan sumur-
sumur minyak. Yang tentu saja akan berakibat semakin parahnya erosi tanah, pelusi air
dan udara. Dan akhirnya akan melimbas pada merosotnya produksi bahan makanan,
masalah kesehatan karena sanitasi, berkurangnya habitat yang nantinya menjadi
penyebab hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversity). Namun umat manusia tidak
hanya memerlukan tempat untuk tinggal beserta pekarangan saja, tetapi juga setiap
individu setidak-tidaknya memerlukan beberapa meter persegi tanah untuk
menghasilkan bahan makanan pokok untuk melangsungkan kehidupan dasar saja.
Dengan dimulai jaman pertanian, kira-kira 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu ketika
kehidupan umat manusia mulai menjadi makmur, terjadi beberapa perubahan.
Peningkatan produktivitas karena dikembangkannya alat-alat yang membantu
menwujudkan kesejahteraan manusia, seperti : alat bajak, kincir angin, dan juga
semakin meningkatnya pengetahuan dalam bidang peternakan dan perikanan
menyebabkan suplai bahan makanan meningkat berarti menigkat pula jumlah
penduduk. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tempat habitat.
Sekitar tahun 1500 sesudah masehi inilah masa perluasan kolonial barat dimulai.
Bencana-bencana mulai terjadi seperti : kelaparan, peperangan, maupun wabah
penyakit seringkali menghancurkan kebudayaan lokal. Pertambahan penduduk telah
memunculkan pola sejarah umat manusia yang lain yaitu peledakan jumlah penduduk
dan pengeksploitasian sumber-sumber alam secara berlebihan.
Revolusi Industri yang terjdi di Eropa dan menyebar ke Amerika Utara sebelum
pertengahan abad ke-18 telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk
secara tajam. Penemuan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian, perternakan,
dan perikanan sehingga suplai bahan makanan terpenuhi dan juga kemajuan teknologi
kesehatan yang mampu meningkatkan pemiliharaan kesehatan manusia, seperti
penemuan pinisilin pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 menurunkan angka kematian
manusia secara tajam, mulainya orang-orang memakai sabun, baju yang terbuat dari
katun yang dapat menjaga dari parasit yang menular.
4. Energi yang ada di alam ini jumlahnya tetap, energi tidak bisa diciptakan ataupun
dumusnahkan, hanya bentuknya saja yang berubah
5. Energi dapat diubah bentuknya, dari energi mekanis ke energi listrik, listrik ke
panas, dari energi kimia ke energi listrik dan demikian seterusnya
7. Sebagian besar dari masalah lingkungan yang serius yang dihadapi oleh umat
manusia saat ini disebabkan oleh andanya perumbuhan yang menyebabkan semakin
meningkatnya konsumsi energi
Iklan