Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa
ini telah menuntut pertumbuhan yang serba cepat di segala sektir
kehidupan. Dunia kefarmasian merupakan salah satu aspek yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, seiring dengan
kemajuan di bidang kesehatan yang lain, seperti kedokteran dan
keperawatan, maka sebagai seorang farmasis, besar sekali tuntutan yang
harus dilaksanakan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan teknologi
dan formulasi sediaan yang nantinya harus diedarkan kepada konsumen,
yang dalam hal ini adalah pasien, melalui pasar.
Sebagai seorang formulator, ada berbagai bentuk sediaan yang
dapat dipilih, antara lain : tablet, pil, kapsul, serbuk tak terbagi, suspensi,
eliksir, larutan homogen lain, suppositoria, injeksi, dan masih banyak lagi.
Untuk itu, ketepatan dan ketelitian di dalam pemilihan bentuk sediaan
akan sangat menentukan keberhasilan langkah formulasi yang akan
dilaksanaan. Adapun sediaan yang akan menjadi topik kegiatan praktikum,
yang akan dilaksanakan adalah sediaan likuida (cair), yang berupa larutan
sejati (true solution).
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sukrosa. Kadar sukrosa tidak kurang dari 64% tidak lebih dari 66%.
Selain sakrosa dan gula lain, dapat di tambahkan pula senyawa
poliol, seperti sorbitol,dan,gliserin,dan dapat di tambahkan juga zat
anti mikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.

B. Rumusan Masalah
Di dalam pelaksanaan kegiatan ini, permasalahan yang sebenarnya
adalah bagaimana membuat sediaan antihistamin yang bekerja cepat dan
efektif mengatasi reaksi dan gejala alergi, yang sesuai atau memenuhi
persyaratan mutu yang seharusnya dipenuhi oleh suatu sediaan.

C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
suatu sediaan larutan antihistamin dengan formulasi yang tepat dan
memenuhi semua persyaratan yang meliputi keamanan, keefektifan,
kestabilan, dan penerimaan konsumen akan produk.

D. Manfaat Penelitian
Kami sangat mengharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat
diperoleh informasi mengenai bagaimana cara pembuatan sediaan likuida
yang memenuhi keseluruhan persyaratan mutu yang meliputi : keamanan,
keefektifitan, kestabilan, dan penerimaan konsumen akan produk, serta
bagaimana prosedur evaluasi yang dapat dilakukan terhadap sediaan
likuida tersebut agar kualitas dari produk dapat terjamin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Alergi


Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau
lebih dalam pekarut air suling kecuali dinyatakan lain, dimaksudkan untuk
digunakan sebagai obat dalam,obat luar atau untuk dimasukkan ke dalam
rongga tubuh. Untuk larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus
memenuhi syarat yang tetera pada injectiones. Sirup adalah sediaan pekat
dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan
bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa
tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obat atau pembawa
yang wangi, misalnya: sirup akasia, sirup jeruk, dll. Sirup yang
mengandung bahan obat terapetik atau sirup obat, misalnya: antitusif,
antihistamin.
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan
tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi
secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik
(antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik.
Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan
atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal
sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-
bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

B. Persyaratan Mutu
Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara
dengan ketentuan dari Farmakope IV / USP dan memperhatikan kriteria
pendaftaran obat jadi di Departemen Kesehatan RI
1. Aman
- Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis,
tanpa efek samping yang merugikan atau dengan efek samping
yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari toksisitas
bahan aktif sebelum diformulasi.
- Dikatakan aman apabila bahan aktif kadarnya tidak melebihi yang
tertera pada masing-masing monografi di Farmakope, yaitu:
Cetirizine HCl tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%
dari yang tertera pada etiket

2. Efektif
- Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai
tempat kerja (site of action/reseptor) dan mampu melakukan aksi
sebesar dan selama waktu yang diperhitungkan (onset of action
duration of action).
- Dosis:

Cetirizin HCl
Dosis untuk umur 6 tahun sampai dengan dewasa 10 mg
perhari atau 5 mg 2 kali sehari
Anak-anak umur 2 tahun sampai 5 tahun 5 mg per hari atau
2,5 mg 2 kali sehari
Anak umur 6 bulan sampai 2 tahun maksimum 2,5 mg 2 kali
sehari
( Martindale 36nd edition, p571 )

3. Stabilitas Fisika
- Konsistensi fisik tidak berubah selama penyimpanan dan
pemakaian, yang meliputi: penampilan, keseragaman, viskositas,
dan organoleptis.(USP XXII, p.1703)

Cetirizine HCl

Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton dan
dalam diklorometana, tidak mudah teroksidasi
4. Stabilitas Kimia
- Sediaan dikatakan stabil secara kimia apabila integritas atau
keutuhan kimiawi dan potensi kimia tetap, serta tidak mengalami
perubahan pH. (USP XXII, p.1703)

Cetirizine HCl

pH sediaan 4.0-5.0 sehingga dibuat pH 4.4 dengan dapar


sitrat-Na fosfat pH 4.4

5. Stabilitas Mikrobiologi
- Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan
tertentu, dan jika sediaan tersebut mengandung antimikroba maka
harus efektif selama waktu yang ditentukan (USP XXII, p. 1703)
- Pada sediaan tidak boleh ada Salmonella sp., Escherichia coli,
Enterobactery sp., Pseudomonas sp., Clostridium sp., dan Candida
albicans (Lachmann edisi 3, hal 964)

6. Stabilitas Toksikologik
- Tidak boleh menunjukkan adanya gejala kenaikan toksisitas atau
perubahan pada sediaan selama penyimpanan dalam waktu tertentu
(USP XXII, p. 1703)

7. Stabilitas Farmakologik
- Tidak mengalami perubahan efek farmakologi yang menyimpang
dari yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas
waktu yang ditentukan (USP XXII, p. 1703)

C. Perbandingan Bahan Aktif

Cetirizine HCl

1. Efek utama
Digunakan untuk mengurangi gejala-gejala kondisi alergi
rhinitis dan termasuk urtikaria kronis (martindele 37 p, 404)

2. Efek samping
Yang paling sering adalah sedasi, sakit kepala, mulut kering,
kelelahan, dan mual. ( Clinical Drugs Data 11 p, 944)

3. Indikasi
(Alergi rhinitis) untuk bersin, rhinorrhea, hidung gatal, dan
konjungtivitis (Clinical Drug Data 11 p, 949)
4. Kontra indikasi
Jangan menggunakan cetirizine pada pasien yang hypersensitif
terhadap hydroxyzine atau cetirizine. Efek sedasi mungkin rendah .
(Clinical Drug Data 11 p, 944)

5. Farmakologi
Cetirizine dengan cepat diserap dari saluran pencernaan setelah
pemberian oral, konsentrasi plasma tertinggi yang dicapai dalam
waktu sekitar satu jam. Waktu penunndaaan makanan untuk
konsentrasi plasma tertinggi tetapi tidak mengurangi jumlah obat yang
diserap. Itu sangat terikat dengan protein plasma dan memiliki waktu
paruh eliminasi sekitar 10 jam. Cetirizine telah terdeteksi dalam ASI.
Cetirizine diekskresikan terutama di urin terutama sebagai obat tidak
mengalami perubahan . Cetirizine tampaknya tidak melintasi darah
otak pada tingkatan tertentu. (martindele 37 p, 404)
Chlorpheniramine Maleat (CTM)

1. Efek Utama
Antihistamine dengan efek sedative sedang dan antimuskarinik
(martindele 37 p, 405)

2. Efek samping
Depresi susunan saraf pusat, kelesuan, pusing, sakit kepala,
mulut kering, peningkatan depresi saluran pernafasan, pandangan
kabur retensi urine, konstipasi, peningkatan refluk lambung, mual
muntah. (martindele 37 p, 405)

3. Indikasi
Alergi yang disertai batuk dan flu (martindele 37 p, 405)

4. Kontra indikasi
Jangan menggunakan pada penderita asma ibu hamil dan
menyusui (martindele 37 p, 405)

5. Farmakologi
Klorfeniramin maleat teradsorpsi relatif lambat dari saluran
pencernaan, konsentrasi plasma puncak terjadi sekitar 0,25 sampai 6
jam setelah pemberian secara oral. Bioavailabilitas yang rendah,
nilainya dari 25% sampai 50% yang telah dilaporkan. klorfeniramin
muncul untuk menjalani metabolisme pertama yang cukup besar.
Sekitar 70% dari klorfeniramin dalam sirkulasi terikat pada protein
plasma. Ada variasi antar luas dalam farmakokinetik Klorfeniramin,
nilai berkisar antara 2 sampai 43 jam telah dilaporkan untuk waktu
paruh. Klorfeniramin didistribusikan secara luas dalam tubuh,
termasuk ke bagian CNS. (martindele 37 p, 405)

Promethazine HCL

1. Efek utama
Antihistamin dengan efek sedang yang signifikan, anti
muskarinik dan antagonis serotonin. Promethazine hydrochloride
digunakan untuk mengurangi gejala-gejala kondisi alergi termasuk
urtikaria dan angioedema, rinitis dan konjungtivitis, dan gangguan
kulit pruritus (martindele 37 p, 417)

2. Efek samping
Depresi susunan saraf pusat, kelesuan, pusing, sakit
kepala,kelemahan psikomotor dan efek antimuskarinik seperti mulut
kering, peningkatan sekresi saluran napas pandangan kabur, retensi
urine, konstipasi, peningkatan refluk lambung, mual dan muntah.
(martindale 37, p. 417)

3. Indikasi
Alergi yang disertai batuk dan flu (martindale 37 p, 417)

4. Kontra indikasi
Penderita asma, ibu hamil, dan menyusui (martindale 37 p,
417)

5. Farmakologi
Promethazine diserap dengan baik setelah pemberian oral atau
intramuskular. Konsentrasi plasma tertinggi telah diamati 2 sampai 3
jam setelah pemberian dengan rute ini, meskipun ada bioavailabilitas
sistemik rendah setelah pemberian oral, karena metabolisme pertama
yang melewati hati. Promethazine didistribusikan secara luas,
memasuki otak, melintasi plasenta dan masuk ke ASI. Nilai mulai 76-
93% telah dilaporkan untuk mengikat protein plasma. Promethazine
mengalami metabolisme ekstensif, terutama untuk prometazin
sulfoksida, dan juga untuk N-desmethylpromethazine, kemudian
diekskresikan perlahan melalui urin dan empedu, terutama sebagai
metabolit. Waktu paruh eliminasi 5 sampai 14 jam telah dilaporkan.
(martindele 37 p, 417)

D. Pemilihan Bahan Aktif

1. Bahan aktif terpilih :

Bahan aktif yang dipilih adalah Cetirizine HCl, karena


memiliki efek sedative yang ringan, onset of action yang cepat, yaitu
kurang lebih satu jam dan tidak menembus sawar otak. Juga efek
sampingnya lebih ringan dari pada CTM dan Prometazine HCl

2. Tinjauan Tentang Karakteristik fisika-kimia bahan aktif

Karakteristik
Bahan aktif
Fisika Kimia

Cetirizine Serbuk putih atau hampir Suatu larutan 5% dalam air


Hydrochloride putih. memiliki pH 1,2-1,8
Mudah larut dalam air,
Praktis tidak larut dalam (Martindele 36 P, 570)

aseton dan dalam


diklorometana
Terlindung dari cahaya

(Martindele 36 P,570 )

Chlorpheniramini Serbuk hablur putih Larutan mempunyai pH


maleas Tidak berbau antara 4 dan 5
Mudah larut dalam air;
larut dalam etanol dan
(Farmacope Indonesia IV
dalam kloroform; sukar
P, 210)
larut dalam eter dan
dalam benzene

(Farmacope Indonesia
IV P, 210)

Promethazine HCl Serbuk hablur, putih Antar 4.0 da 5.0


sampai kuning lemah
(Farmacope Indonesia IV
Praktis tidak berbau
Jika dibiarkan lama P, 704)

diudara bewarna biru


Sangat mudah larut
dalam air, dalam etanol
mutlak panas dan dalam
kloroform; praktis tidak
larut dalam eter, dalam
aseton dan dalam etil
asetat

(Farmacope Indonesia
IV P, 703)

E. Pemilihan Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan yang dipilih :

Bentuk sediaan yang dipilih adalah oral solution atau larutan,


karena bahan aktif utama dari sediaan antihistamin ini yaitu Cetirizine HCl
dapat mudah larut di dalam air, sehingga dapat menghasilkan sediaan
berupa larutan yang homogen dan jernih.

F. Pemilihan Bahan Tambahan


1. Asam sitrat (FI edisi III hal 50 ; HPE, P.140)
Pemerian : Hablur putih, tidak berwarna atau serbuk putih,
tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopis, merapuh dalam
udara kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari satu bagian air dan di
dalam satu bagian etanol, sukar larut dalam eter.
Fungsi : Acidifying agent, antioksidan, buffering agent,
flavor enhancer, chelating agent.
Penggunaan : Larutan buffer 0,1-2%
pKa1 : 3,128 pada 25oC
pKa2 : 4,761 pada 25oC
pKa3 : 6,396 pada 25oC

2. Natrium fosfat (FI edisi III hal 710)


Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa asam dan asin.
Kelarutan : Larut dalam satu bagian air.
Fungsi : Buffering agent

3. Na Benzoat (FI edisi IV, hal 587)


Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
praktis tidak berbau, stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%
Fungsi : Zat pengawet
Stabil pada rentang pH 2,0-5,0

4. Strawberry Red
Fungsi : Sebagai pewarna (colouring agent). Untuk
memenuhi acceptability dalam sediaan warna.

5. Strawberry flavor
Fungsi : Sebagai perasa strawberry. Untuk memenuhi
acceptability dalam hal bau, dan untuk menutupi bau yang tidak
enak dari bahan aktif yang digunakan.

6. Air
Fungsi : Sebagai pelarut
7. Glyserin ( FI edisi IV hal 413)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa
manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak),
higroskopik, netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol,
tidak larut dalama kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak,
dalam minyak menguap.

8. Sukrosa (FI edisi hal 762)


Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur
atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah latut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.

G. Spesifikasi Sediaan

Spesifikasi sediaan yang akan diformulasi :

Bentuk bahan aktif terpilih : Serbuk


Organoleptik sediaan :
- Bentuk : larutan
- Rasa : manis
- Bau : strawberry
- Viskositas : 150 cps 5%
- Sifat alir : newtonian
- Berat jenis : 1.31 5%
- pH : 4.4 5%
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Antihistamin yang bekerja cepat dan efektif mengatasi reaksi dan gejala
alergi
Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul
segera atau dalam rentan waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak
dengan zat tertentu (allergen/antigen). Pada paparan yang pertama kali,
akan terjadi respon imun dimana tubuh akan mengeluarkan antibodi untuk
mengatasi allergen/antigen pemacu alergi. Saat tubuh terpapar kembali,
tubuh akan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang menyebabkan
rilisnya bahan-bahan kimia dalam tubuh seperti antihitamin. Proses ini
disebut sensitation. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu
hipersensitivitas tipe I s/d IV. Tipe I dikenal sebagai reaksi alergi segera
atau jenis anafilaksis yang diakibatkan oleh serbuk sari, makanan dan
obat-obatan. Tipe II berhubungan dengan antibodi-antibodi di dalam tubuh
contohnya reaksi setelah transplantasi organ ataupun transfuse darah. Tipe
III berhubungan dengan reaksi kompleks imun (antibody-antigen) yang
dapat menghancurkan organ-organ tubuh contohnya glomerulonephritis
dan lupus. Dan yang terakhir tipe IV berhubungan dengan sel limfosit T.

Pada umumnya, alergi yang sering terjadi adalah alergi dengan


hipersensitivitas tipe I dimana alergi dipicu oleh zat allergen/antigen
berupa asap rokok, debu, suhu, efek samping obat, serbuk sari, makanan
dengan menimbulkan gejala berupa sesak nafas, kemerahan, gatal,
bengkak. Gejala ini dapat diobati dengan bahan aktif yang memiliki efek
utama antihistamin..
Pada praktikum ini digunakan bahan aktif Cetirizine HCl sebagai
antihistamin. karena memiliki efek sedative yang ringan, onset of action
yang cepat, yaitu kurang lebih satu jam dan tidak menembus sawar otak.
Juga efek sampingnya lebih ringan dari pada CTM dan Prometazine HCl.
Dengan dosis untuk umur 6 tahun sampai dengan dewasa 10 mg perhari
atau 5 mg 2 kali sehari, anak-anak umur 2 tahun sampai 5 tahun 5 mg per
hari atau 2,5 mg 2 kali sehari, anak umur 6 bulan sampai 2 tahun
maksimum 2,5 mg 2 kali sehari. ( Martindale 36nd edition, p571 ).
Kestabilan fisiknya mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton
dan dalam diklorometana, tidak mudah teroksidasi. Dengan pH sediaan
4,00-5,00.

Cetirizine HCl berwarna putih dan mempunyai rasa yang sedikit


pahit sehingga untuk meningkatkan penerimaan pasien (acceptability)
maka diperlukan sweetener (sukrosa), flavor (strawberry) dan coloris
(strawberry red). Cetirizine HCl mudah larut di air sehingga pelarut yang
digunakan adalah air yang kemudian didapar pada pH 4,40 dengan dapar
sitrat-fosfat agar bahan aktif dapat stabil dalam pelarut pembawanya.
Karena menggunakan air, maka perlu dipertimbangkan untuk penambahan
pengawet. Disini digunakan Na Benzoat sebagai pengawet dengan pH
2,00-5,00. Dipilih Na Benzoat karena jika terjadi sedikit penurunan pH
maka Na Benzoat masih dapat berfungsi sebagai pengawet.

Melihat dosis masing-masing bahan aktif, serta bahan tambahan,


maka dari uraian diatas dapat disusun suatu formula sebagai berikut :

R/ Cetirizin HCl 2.5 mg

Glycerin 10 %
Na. fosfat 1,57%
Asam sitrat 1,17%
Sukrosa 30%
Na. benzoate 0.02 %

Strawberry flavor 3 tts


Strawberry red 0,001 %
Aqua ad 5 ml
Mf sirup 150 ml
B. Bagan Kerangka Konseptual
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan :


1. Cetirizine HCl
2. Glycerin
3. Natrium Fosfat
4. Asam Sitrat
5. Sukrosa
6. Natrium Benzoat
7. Strawberry flavor
8. Strawberry red
9. Aqua

Alat yang digunakan :


1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Timbangan analitik
4. Gelas ukur
5. Pipet
6. Kertas perkamen
7. Botol coklat
8. Piknometer
9. Viskometer Brookefield
10. pH meter
11. Waterbath
12. Penjepit Kayu

B. Kerangka Operasional
Timbang cetirizine HCl 78,75 mg + air 20 ml, aduk ad larut

(5+3), campur ad homogen

(6+4), campur ad homogen

Kalibrasi beaker 15 ml, ukur gliserin ad tanda. + 7, campur ad homogen

(8+I), campur ad homogen

(9+3 tetes strawberry flavor), campur ad homogen

(9) + air ad 135 ml (ad tanda), cek pH. Tambah air ad 150 ml (ad tanda).

Tuang ke botol ad 60 ml ( batas tanda ). Sisa digunakan untuk evaluasi sediaan.

C. Metode kerja
1. Takaran/ dosis bahan aktif

Cetirizin HCl
Dosis untuk umur 6 tahun sampai dengan dewasa 10 mg perhari
atau 5 mg 2 kali sehari
Anak-anak umur 2 tahun sampai 5 tahun 5 mg per hari atau 2,5 mg
2 kali sehari
Anak umur 6 bulan sampai 2 tahun maksimum 2,5 mg 2kali sehari
( Martindale 36nd edition, p.571 )
Dewasa dan anak anak diatas 12 tahun 10 mg satu kali sehari
Anak- anak 1 sampai 2 tahun 250 mikrogram/kg 2 kali sehari
2 sampai 6 tahun 2,5 mg 2 kali sehari
6 sampai 12 tahun 5 mg 2 kali sehari
(BNF 62, hal 192)

Dewasa dan anak anak lebih dari 6 tahun 10 mg 1 kali sehari


2 sampai 6 tahun 5 mg satu kali sehari
(AHFS 2008 hal 26)

Umur 2. Perhitungan dosis


% dosis anak Dosis dewasa
Tabel
terhadap dewasa (mg)
Perhitungan
1 25 % 1,25 dosis per satuan

2 29% 1,45 takaran terkecil

3 33% 1,65

4 37,25% 1,863

5 41,5% 2,075

6 45,75% 2,288

7 50% 2,5
takaran=1,25 mg
8 53,33% 2,667

9 56,66% 2,833

10 60% 3,00

11 67,5% 3,375

12 75% 3,75

13 77,5% 3,875

14 80% 4,00

15 85% 4,25

16 90% 4,5

17 100% 5
1 takaran = 2,5 mg

1 takaran = 3,75 mg

2 takaran = 5 mg

Aturan pakai :

1-4 tahun : 2 kali sehari takaran (2,5ml)

5-10 tahun :2 kali sehari 1 takaran (5ml)

11-15 tahun : 2 kali sehari 1 takaran (7,5ml)

16 tahun : 2 kali sehari 2 takaran (10 ml)

Perhitungan ADI untuk Glycerin

Glycerin max 1-15 mg/kg berat badan

Umur Bobot wanita Bobot pria Dosis wanita Dosis pria


1 7,6 8,1 7,6 8,1
2 9,3 9,6 9,3 9,6 10,335
3 11 11,4 11 11,4
4 12,6 13 12,6 13,0
5 14,2 14,4 14,2 14,4
6 16,2 15,8 16,2 15,8
7 17,5 18,9 17,5 18,9
8 20,0 x 1 mg 20,9 x 1 mg 20 20,9 19,2
9 21,9 22 21,9 22
10 24,7 23,9 24,7 23,9
11 28,4 26,9 28,4 26,9
12 32,6 29,1 32,6 29,1
13 37,0 33 27 33,0 35,36
14 40,8 40 40,8 40
15 42,5 43,3 42,5 43,3

Aturan Pakai :

1 -4 tahun = 2 x takaran= 10 % x 5 ml = 0,5 ml

5 -10 tahun = 2 x 1 takaran = 10 % x 10 ml = 1 ml

11 - 15 tahun = 2 x 1 takaran =10 % x 15 ml = 1,5 ml

16 tahun = 2 x 2 takaran =10 % x 20 ml = 2 ml

Jadi, glycerin tidak melebihi ADI

3. Penyusunan formula awal

Komposisi umum sediaan

a. Bahan aktif : Cetirizine Hydroclorida


b. Memilih bahan pembantu formula

Organoleptis :
Rasa pahit : Sukrosa

Sebagai pemanis untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif


Bau tak enak : strawberry flavor

Sebagai perasa strawberry, untuk memenuhi acceptability


dalam hal bau dan untuk menutupi bau yang tidak enak dari
bahan aktif yang digunakan.

Warna abu-abu : Strawberry red

Sebagai pewarna untuk meningkatkan acceptability

c. Kelarutan :

Mudah larut dalam air

d. Stabilitas

Tidak mudah teroksidasi


pH 4-5

e. Pengawet

Na.benzoat : stabil pada rentang pH 2.0 5.0, digunakan pada


konsentrasi 0.02 % 0.5 %untuk sediaan oral

f. Formula Awal/Komposisi
R/ Cetirizin HCl 2.5 mg

Glycerin 10 %
Na. fosfat 1,57%
Asam sitrat 1,17%
Sukrosa 30%
Na. benzoate 0.02 %

Strawberry flavor 3 tts

Strawberry red 0,001 %

Aqua ad 5 ml
Mf sirup 150 ml

4. Perhitungan Dapar

Dapar asam sitrat-Na. phospat pH 4,4


a. Asam sitrat = 55 ml/100 ml x 150 ml = 83,85 ml
= 21 g/ 1000 ml x 83,85 ml = 1,761 g 1,17 %
b. Na. fosfat = 44,1 ml/100 ml x 150 ml = 66,15 ml
= 35,6 g/1000 ml x 66,15 ml = 2,355 g 1,57 %

5. Tabel Penimbangan

Formula sediaan dan jumlah bahan

N Nama bahan obat 1 takaran Kemasan Skala Lab. Skalapabrik


o (5 ml) (60 ml) (150 ml) (60.000 ml)
1 Cetirizin HCL 2,5mg 2,5 mg+5 30 mg+5 % 75 mg+5 % 30 g + 5 %
% = 31,5 mg = 78,75 mg = 31,5 g
= 2,625 mg
2 Glycerin 10 % 0,5 ml 6 ml 15 ml 6000 ml

3 Na. fosfat 1,57 % 0,0785 g 0,942 g 2,355 g 942 g

4 Asam sitrat 1,17 % 0,0585 g 0,702 g 1,755 g 702 g

5 Sukrosa 30 % 1,5 g 18 g 45 g 18000 g

6 Na. benzoate 0.02 % 0,001 g 0,012 g 0,03 g 12 g

7 Strawberry red 0,001 % 0,00005 g 0,006 g 0,0015 g 0,6 g

8 Strawberry Flavor - - 3 tetes 60 ml

9 Aqua ad 5 ml 60 ml 150 ml 60.000 ml


Cara Pembuatan Sediaan Dalam Skala Laboratorium

No Tahap Perlakuan Alat Hasil


1. Kalibrasi botol 60 ml, 135 ml dan 150 ml Botol coklat, beaker
gelas
2. Panaskan air Q.S Beaker gelas

4. Ditimbang asam sitrat 1,755 gram gerus ad halus Timbangan analitik,gelas


+ air 10 ml, aduk ad larut ukur, Beaker glass

5. Ditimbang Na Fosfat 2,355 gram gerus ad halus Timbangan Analitik,


+ air 10 ml, aduk ad larut beaker gelas
3 + 4 masukkan kedalam beaker glass, aduk ad
homogen

6. Cek pH dapar sitrat-fosfat Beaker gelas, pH meter


Kalibrasi beaker glass 5 ml;30 ml

7. Ditimbang sukrosa 45 gram + air panas 30 ml, Timbangan, beaker gelas Homogen
aduk ad larut

8. Ditimbang Na Benzoat 0,03 gram + 5 ml air Timbangan Homogen


panas, aduk ad larut

9. Ditambah strawberry red 0,0015 g, campur ad Timbangan Homogen


homogen.

10 Ditimbang cetirizine HCl 78,75 mg + air 20 ml, Timbangan Homogen


aduk ad larut larut

11. (10+8), campur ad homogen Beaker gelas Homogen


12. (11+9), campur ad homogen Beaker glass Homogen

13. Kalibrasi beaker 15 ml, diukur gliserin ad tanda Gelas ukur, beaker gelas

14. (12+13), campur ad homogen Beaker gelas Homogen

15 (14+5), campur ad homogen Beaker gelas Homogen

16 (15+ 3) tetes strawberry flavor), campur ad Beaker gelas


homogen

17 Ditambah air ad tanda 135 ml Beaker gelas

18 cek pH : pH < 4,4 ditambah Nafosfat pH meter


pH > 4,4 ditambah Asam sitrat

19 ditambah air ad tanda 150 ml Beaker gelas

20 Ambil botol 60 ml, dimasukkan botol kemasan Botol


dan diberi etiket sisa dipakai untuk evaluasi
sediaan

D. MERANCANG KEMASAN SEKUNDER, LEAFLET (BROSURE) DAN


LABEL

1. Label
2. Brosur/leaflet

3. Kemasan sekunder
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Rancangan Evaluasi
1. Organoleptis
prinsip : mengamati bentuk rasa,bau,bentuk dan warna dari sediaan.
Bentuk : larutan homogen
Bau : aroma strawberry
Rasa : strawberry
Warna : merah

2. pH sediaan

Alat : pH meter
Prinsip : mengukur besarnya pH sediaan
Cara Kerja :
- Kalibrasi pH meter
Disiapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0
Dipasang elektrode kombinasi
tombol ditekan untuk menyalakan alat
elektroda dimasukan pada larutan pH buffer 4,0
kemudian diatur tombol sebelah kanan alat sampai
digital menunjukan angka 4,0.
elektroda dikeluarkan dari larutan buffer 4,0 dicuci
dengan aquadem dan dikeringkan dengan tissue.
elektrode dimasukan pada larutan buffer pH 7,0
kemudian diatur tombol kiri sampai menunjukan angka
7,0.
Elektroda dikeluarkan dari larutan buffer pH 7,0 cuci
dengan aquadem, keringkan dengan tissue, pH meter
siap pakai.
Lakukan hal yang sama untuk pH dapar standart pH =
4,0.
- Pengukuran pH sediaan
Larutan dimasukkan dalam beaker glass secukupnya
Elektroda dimasukkan dalam larutan
Angka yang muncul pada digital dicatat

3. Berat Jenis Sediaan

Alat : Piknometer
Prinsip : Menghitung berat sediaan sejumlah volume
tertentu sehingga dapat dihitung berat jenisnya.
Bahan : Aquadest dan sediaan uji

Cara kerja :
Timbang piknometer kosong pada timbang analitik
Isi piknometer dengan sediaan sampai penuh kemudian
timbang juga dengan timbangan analitik
Bobot jenis sediaan dihitung dengan rumus :
v1 x v2
=
v total
v1 = volume piknometer dan sediaan
v2 = volume piknometer kosong
= berat jenis piknometer
lakukan hal yang sama untuk air
hitung bj relatif sediaan terhadap air

4. Viskositas Sediaan

Alat ukur : Viskometer Kapiler


Prinsip : Mengukur besarnya hambatan yang
dialami oleh sediaan yang mengalir dalam pipa kapiler
Spesifikasi : 180-220 cps
Cara kerja :
1. Posisikan viskometer dengan tegak pada tiang penyangga
dan dijepit dengan penjepit.
2. Pipet sediaan sebanyak 0,3 ml dan masukkan ke dalam pipa
lengan viskometer yang lebar.
3. Hisap cairan dalam viskometer dengan karet penghisap
hingga melewati batas atas pada kapiler.
4. Nyalakan stopwatch pada saat minikus menyinggung batas
atas dan matikan pada saat menyinggung batas bawah pipa
kapiler pada viskometer.
5. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk melewati
dua batas tersebut.
6. Tentukan massa jenis cairan dengan menggunakan
piknometer.
7. Ulangi hal diatas dengan aquadest.

5. Penetapan kadar menggunakan titrasi


Assay

Dissolve 0,100 g in 70 ml of a mixture of 30 volumes of water R


and 70 volumes of acetone R. titrate with 0,1 M sodium
hydroxide to the second point of inflexion. Determine the end-
point potentiometrically (2.2.20). Carry out a blank titration.
1 ml of 0,1 M sodium hydroxide is equivalent to 15,39 my of
C21H27Cl3N2o3 (British pharmacopoeia 2004 vol 1 P.416)

B. Hasil Evaluasi
1. Organoleptis
Bentuk : larutan homogen
Bau : aroma strawberry
Rasa : manis
Warna : merah

2. Tes pH
pH sediaan hasil : 4,42

3. Berat Jenis

Parameter Sediaan
M pikno + bahan 23,29
M pikno 11,55
M bahan 11,74
V pikno 10 ml
bahan 1,174

4. Viskositas

Viskositas sediaan diukur menggunakan viskometer brookefield dan


viskositas yang didapatkan adalah 50 cPs
C. Pembahasan
Pada percobaan kelompok kami telah dibuat sediaan antihistamin
yang bekerja capat dan efektif mengatasi reaksi dan gejala allergi. Sebagai
bahan aktif dipilih Cetirizine HCl.
Untuk melihat apakah sediaan yang kami buat sesuai dengan
spesifikasi yang kami inginkan maka dilakukan evaluasi sediaan akhir.
Evaluasi pertama yang kami lakukan adalah pemeriksaan
organoleptis sediaan, dari bentuk, bau, rasa, dan warna sudah sesuai
dengan yang kami harapkan.
Kemudian dilakukan pengecekkan pH, pH sediaan yang kami
inginkan adalah 4.4 5%. Setelah dicek menggunakan pH meter kami
mendapatkan pH sediaan yaitu 4.42 sehingga kami tidak melakukan adjust
pH karena pH yang kami dapat masuk dalam rentang pH yang kami
inginkan.
Evaluasi yang ketiga adalah penentuan berat jenis sediaan. Alat
yang digunakan adalah piknometer. Dari percobaan didapatkan berat jenis
sediaan 1,174. Berat jenis tersebut sesuai dengan yang kami harapkan
yaitu 1.3 5%.
Viskositas sediaan kemudian dicek dengan viscometer brookefield.
Ternyata viskositas sediaan kami tidak sesuai dengan spesifikasi yang
kami harapkan, yaitu hanya 50 cPs. Sebagai penambah viskositas telah
kami tambahkan glycerin 17 %, pada awalnya gliserin dapat meningkatkan
viskositas tetapi setelah pendiaman yang cukup lama dan dilakukan
pengadukan, ternyata viskositas sediaan semakin menurun.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sediaan larutan yang kami buat tidak layak untuk diproduksi dalam
skala besar, karena salah satu spesifikasi yang kami tetapkan tidak
memenuhi persyaratan yang di haruskan. Persyaratan tersebut adalah
viskositas. Sediaan kami terlalu encer sehingga mengurangi acceptabilitas
pada pasien.

B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini, saran yang kami
berikan adalah menggunakan kombinasi zat pengental larutan agar
didapatkan viskositas yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai