PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Di dalam pelaksanaan kegiatan ini. permasalahan yang sebenarnya adalah
bagaimana membuat sediaan suspensi antibakteri untuk infeksi yang disebabkan
1
oleh Flavobacterium meningosepticmy, Listeria monocytogenes, Haemophilus
influenzayang sesuai atau memenuhi persyaratan mutu yang seharusnya dipenuhi
oleh suatu sediaan.
C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh suatu
sediaan suspensi antibakteri dengan formulasi yang tepat dan memenuhi semua
persyaratan yang meliputi keamanan, keefektifan, kestabilan, dan penerimaan
konsumen akan produk.
D. Manfaat Penelitian
Kami sangat mengharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat diperoleh
informasi mengenai bagaimana cara pembuatan sediaan likuida yang memenuhi
keseluruhan persyaratan mutu yang meliputi : keamanan, keefektifitan, kestabilan,
dan penerimaan konsumen akan produk, serta bagaimana prosedur evaluasi yang
dapat dilakukan terhadap sediaan likuida tersebut agar kualitas dari produk dapat
terjamin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain
yang menghirup udara tersebut. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
Pneumococcus, Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli,
Salmonella.
Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :
1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria
monositogenes
2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus,
Pneumococcus
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Sterptococcus pneumonia, Neisseria
meningitidis
3
3. Bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan
penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria.
Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit.
Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah
ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan
kematian.
4. Meningitis Tuberkulosis Generalisata dengan gejala demam. mudah kesal.
obstipasi. muntah. ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti
kaku kuduk. suhu badan naik turun. nadi sangat labil/lambat. hipertensi
umum. abdomen tampak mencekung. gangguan saraf otak. Meningitis ini
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosa.
5. Meningitis Purulenta dengan gejala demam tinggi. menggigil. nyeri kepala
yang terus-menerus. kaku kuduk. kesadaran menurun. mual dan muntah.
hilangnya nafsu makan.kelemahan umum. rasa nyeri pada punggung serta
sendi. Penyebabnya adalah Diplococcus pneumoniae (pneumokok).Neisseria
meningitidis (meningokok).Streptococcus haemolyticus.Staphylococcus
aureus.Haemophilus influenzae.Escherichia coli.Klebsiella
pneumoniae.Pseudomonasaeruginosa.
4
B. Persyaratan Mutu
Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan
ketentuan dari Farmakope IV / USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat
jadi di Departemen Kesehatan RI
1. Aman
Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis.
tanpa efek samping yang merugikan atau dengan efek samping
yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari toksisitas
bahan aktif sebelum diformulasi.
Dikatakan aman apabila bahan aktif kadarnya tidak melebihi
yang tertera pada masing-masing monografi di Farmakope.
yaitu:
Sulfametoksazol dan trimethoprim tidak kurang dari 93.0%
dan tidak lebih 107.0% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI
IV. p.770)
2. Efektif
Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai
tempat kerja (site of action/reseptor) dan mampu melakukan
aksi sebesar dan selama waktu yang diperhitungkan (onzet of
action duration of action).
Dosis:
Cotrimoxazole 960 mg (Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg) 2 x sehari sampai 14 hari
(MD 28. p. 1460)
3. Stabilitas Fisika
Konsistensi fisik tidak berubah selama penyimpanan dan
pemakaian. yang meliputi: penampilan. keseragaman. viskositas.
dan organoleptis.(USP XXII. p.1703)
Sulfametoxazol dan trimetoprim tidak larut didalam air
4. Stabilitas Kimia
Sediaan dikatakan stabil secara kimia apabila integritas atau
keutuhan kimiawi dan potensi kimia tetap. serta tidak mengalami
perubahan pH..(USP XXII. p.1703)
pH cotrimoxazol adalah 5-6.5 (USP 28.p. 1830)
5. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan
tertentu. dan jika sediaan tersebut mengandung antimikroba maka
harus efektif selama waktu yang ditentukan (USP XXII. p. 1703)
5
Pada sediaan tidak boleh ada Salmonella sp.. Escherichia coli.
Enterobactery sp.. Pseudomonas sp.. Clostridium sp.. dan
Candida albicans (Lachmann edisi 3. hal 964)
6. Stabilitas Toksikologik
Tidak boleh menunjukkan adanya gejala kenaikan toksisitas atau
perubahan pada sediaan selama penyimpanan dalam waktu
tertentu (USP XXII. p. 1703)
7. Stabilitas Farmakologik
Tidak mengalami perubahan efek farmakologi yang menyimpang
dari yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas
waktu yang ditentukan (USP XXII. p. 1703)
6
saluran 36. p258) sampai 1:30 atau
nafas dan lebih. Ratio dari kedua
saluran obat ini biasanya lebih
pencernaan rendah dijaringan (1:2
(martindale sampai 1:5).
36. p258) Trimetoprim adalah
obat yang lebih
lipofilik.penetrasi
kebanyak jaringan
lebih baik dari pada
sulfametoksazol dan
mempunyai volume
distribussi yang lebih
besar. Pada urin ratio
dapat bervariasi dari
1:1 sampai 1:5
tergantung pada pH
Campylo Chloram Digunakan Gangguandar Sebagaian Porphyria Klorampenikoldapatdi
bacter phenicol untuktipesd ah.termsuk tibakteri akut absorbsidengan
fetus aninfeksi anemia baikjikadiberikanmela
salmonella. aplastic.perad lui
Infeksianae anganpadasar oral.waktuparuhklora
robik afperifer.pera mpenikol 1.5-4 jam.
danganpadasa Absorbsidanmetabilis
rafmata.sakitk meobatinitergantungp
epala.depresi. adamasing-
urticarial.erite masingindividukhusus
ma.mual.munt nyaanak-
ah.diare.stom anakdanbayisehinggap
atitis.glositis. entinguntukmemonito
mulutkering.h rkonsentrasi plasma
emoglobinuri untukmembandingkan
a. grey farmakokinetikmasing
sindrom -masingpasien.
Coccidioi Flucona infeksi Mual. Antibakter Prophyria Reaksi alergi yang
desimmiti zole kandidainv muntah. diare. i akut sangat serius terhadap
s asif sakit perut obat ini jarang terjadi.
(termasuk
/nyeri. sakit Namun.mendapatkan
candidaemi
a dan kepala. bantuan medis segera
kandidiasis pusing. atau jika Anda melihat
disebarluas rambut rontok gejala-gejala reaksi
kan) dan dapat terjadi alergi yang serius.
infeksi termasuk :ruam.
kriptokoku gatal/bengkak(terutam
s(termasuk
7
meningitis) a
wajah/lidah/tenggorok
an). pusing berat.
kesulitan bernapas
flukonazol baik
diserap setelah dosis
oral. biovailability
dari rute oral adalah
90% atau lebih dari itu
dari rute intravena
konsentrasi puncak
dicapai dalam 1
sampai 2 jam dosis
oral
konsentrasi plasma
sebanding dengan
dosis pada rentang 50
hingga 400 mg.
8
mycosis.un fotosensitifita sehari) kerabat tergantung pada
tukinfeksisi s. meningkat dari lingkungan asam. dan
stemikterm (Martindale. pada individu unsur serapan yang
asukasperg 37 p. 583) penyakit yang terbesar dalam
ilus invasif terkena keadaan puasa.
.blastomyc atau harus (martindale 37 P. 584)
osis.candid disebar diskrining
iasis.chrom luaskan dan
oblastomyc dan menyarank
osis.coccidi meningitis an tentang
oidiomyosi kriptococc potensi
s.cryptococ us sampai bahaya dari
cosis.hipto 200 mg obat-
plasmosis.p dua kali obatan
aracoccidio sehari tertentu.
idomycosis (BNF 62 (BNF 62
.dansporotr P.384) P.383)
ichosis.
juga
diberikan
untuk
profilaksis
infeksi
jamurpada
pasien
immunoco
mpromised
.
(Martindal
e 37 p.
584)
Cryptoco Flucona infeksi Mual. Antibakter Prophyria Reaksi alergi yang
ccus zole kandidainv muntah. diare. i akut sangat serius terhadap
neoforma asif sakit perut obat ini jarang terjadi.
ns (termasuk
/nyeri. sakit Namun.mendapatkan
candidaemi
a dan kepala. bantuan medis segera
kandidiasis pusing. atau jika Anda melihat
disebarluas rambut rontok gejala-gejala reaksi
kan) dan dapat terjadi alergi yang serius.
infeksi termasuk :ruam.
kriptokoku gatal/bengkak(terutam
s(termasuk
a
meningitis)
wajah/lidah/tenggorok
an). pusing berat.
9
kesulitan bernapas
flukonazol baik
diserap setelah dosis
oral. biovailability
dari rute oral adalah
90% atau lebih dari itu
dari rute intravena
konsentrasi puncak
dicapai dalam 1
sampai 2 jam dosis
oral
konsentrasi plasma
sebanding dengan
dosis pada rentang 50
hingga 400 mg.
10
- 1 : 80 dalam metil
alkohol
- Larut dalam benzyl
alkohol
(MD 28.p. 1484)
Sulfametoxazol - putihatau hampir putih pH larutan 10 % =
- serbuk Kristal 4-6
- praktistidaklarutdalam air (codex 12. p.1052)
- mudahlarutdalam alcohol
- sangat mudahlarut di
aceton
(MD 36. 340)
11
Kelarutan dalam air : larut
(HPE. p.283)
c. Nipagin
Pnemerian : Hablur kecil. tidak berwarna atau serbuk hablur. putih.
tidak berbau.atau berbau khas lemah. mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air. dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida. mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
(FI edisi IV. p.551)
Konsentrasi Nipagin untuk Suspensi : 0.015-0.2 %
pH : 4-8
Kelarutan Nipagin dalam Air :
1 gram dalam 400 air
1 gram dalam 50 ml suhu 50 C
1 gram dalam 30 ml suhu 80 C
Kelarutan Nipagin dalam gliserin : 1 gram dalam 60 ml gliserin
(HPE. p. 441)
Nipagin terikat 9 % dalam CMC Na
(Lachman. p. 478)
d. Asam sitrat(FI edisi III hal 50 ; HPE. P.140)
Pemerian : Hablur putih. tidak berwarna atau serbuk putih. tidak
berbau. rasa sangat asam. agak higroskopis. merapuh dalam udara
kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari satu bagian air dan di dalam satu
bagian etanol. sukar larut dalam eter.
Fungsi : Acidifying agent. antioksidan. buffering agent. flavor
enhancer. chelating agent.
Penggunaan : Larutan buffer 0.1-2%
pKa1 : 3.128 pada 25oC
pKa2 : 4.761 pada 25oC
pKa3 : 6.396 pada 25oC
PerhitunganDaparAsamSitrat-Fosfat pH 5.8
AsamSitrat . 1H2O = X 150 ml = 59.325 ml
= X21 g = 1.246 g ~ 0.83 %
12
Na. Fosfat. 2H2O = X 150 ml = 90.675 ml
= X 35.6 g = 2.152 g ~ 1.43 %
g. Sunset yellow
Fungsi : Sebagai pewarna (colouring agent). Untuk memenuhi
acceptability dalam sediaan warna
h. Ananas flavor
Fungsi : Sebagai perasa nanas. Untuk memenuhi acceptability
dalam hal bau. dan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan aktif yang
digunakan.
G. Spesifikasi Sediaan
Spesifikasi sediaan yang akan diformulasi :
Organoleptic sediaan :
- Bentuk : Suspensi
- Rasa : manis
- Bau : nanas
- Viskositas : 150 cPs 5%
- Sifat alir : Pseudoplastis
- Berat jenis : 1.31 5%
- Ukuran partikel : 1m
- pH : 5.8 0.05
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
13
spektrum luas. Berdasarkan epidemiologi, bakteri merupakan patogen yang sering
muncul sebagai penyebab meningitis dan lebih sering menyerang pada anak
dibawah 5 tahun sehingga praktikan memformulasikan sediaan obat untuk anak
12 tahun dengan bahan aktif Cotrimoxazole ( komponen sulfametoksazole dan
Trimetoprim 5:1) yang merupakan obat pilihan kedua setelah golongan beta laktam
(Goodman and Gilmans) dan berdasarkan pustaka masih digunakan dalam
mengobati meningitis (Koda Kimble).
Cotrimoxazole dibagi menjadi beberapa dosis, yaitu untuk anak 6 minggu-5
bulan 120 mg 2x sehari, 6 bulan-5 tahun 240 mg 2x sehari dan 6-12 tahun 480 mg
2x sehari. ( Martindale 28th edition, p1460 ).
Kestabilan fisiknya praktistidak larut dalam air dengan pH stabil5.00-6.50.
Sehingga dibuat sediaan suspensi dengan suspending agent CMC Na dan dibuat pH
5.8 dengan dapar sitrat-fosfat yang berfungsi untuk menjaga agar pH sediaan tetap
berada dalam rentang pH stabil. Sebagai cosolven digunakan propilenglikol dan
gliserin yang juga berfungsi sebagai stabilizer. Untuk mencapai penerimaan pasien
(acceptability) maka diperlukan sweetener (sukrosa), pengaroma nanas (ananas
flavor) dan coloris (sunset yellow) dengan menyesuaikan warna dari cotrimoxazole
yang sedikit kekuningan. Karena terdapat air, maka perlu dipertimbangkan untuk
penambahan pengawet. Disini digunakan Nipagin sebagai pengawet dengan pH
4,00-8,00. Dipilih Nipagin karena jika terjadi sedikit penurunan pH maka Nipagin
masih dapat berfungsi sebagai pengawet.
Melihat dosis masing-masing bahan aktif. serta bahan tambahan. maka dari
uraian diatas dapat disusun suatu formula sebagai berikut :
R/ Sulphamethoxazole 200 mg
Trimethoprim 40 mg
CMC Na 0.5 %
Glycerin 10 %
Propilenglikol 2.5 %
Nipagin 0.01635 %
AsamSitrat 0.83 %
Na Fosfat 1.43 %
Sukrosa 30 %
Sunset Yellow 0.001 %
Ananas Flavor 3 tetes
Aqua purificata ad 5 ml
14
Mf suspensi 150 ml
15
Mixing
Homogenizer
Mixing
BAB IV
METODE PENELITIAN
Suspensi homogen
16
Basis suspensi
C. Metode kerja
1. Takaran/ dosis bahan aktif
17
BNF 62. p. 368
Cotrimoxazole 960 mg tiap 12 jam
6 minggu-5 bulan 120 mg tiap 12 jam
6 bulan-5 tahun 240 mg tiap 12 jam
6 tahun-12 tahun 480 mg
MD 28. p. 1460
Cotrimoxazole 960 mg (Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg) 2 x sehari sampai 14 hari.
Cotrimoxazole 56.4 mg/Kg BB sehari.
MD 36. p. 259
Cotimoxazole 2 x sehari
Oral dewasa. 960 mg ( Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg)
Umur Bobot wanita Bobot pria Dosis wanita Dosis Pria
(mg) (mg)
1 7.6 8.1 214.32 228.42
2 9.3 9.6 262.26 270.72
3 11 11.4 310.2 321.48
4 12.6 13 355.32 366.6
5 14.2 14.4 400.44 406.08
6 16.2 2 15.8 2 456.84 445.56
7 17.5 8.2
18.9 8.2 493.5 532.98
8 20 20.9 564 589.38
9 21.9 mg/ 22 617.58 620.4
10 24.7 23.9 696.54 673.98
11 28.4 26.9 800.88 758.58
12 32.6 29.1 919.32 820.62
Anak-anak 6 minggu-5 bulan 120 mg
Anak-anak 6 bulan-5 tahun 240 mg
6 tahun-12 tahun 480 mg
2. Perhitungan dosis
Tabel Perhitungan dosis per satuan takaran terkecil
2tak = 400 mg
18
Aturan Pakai :
< 1 tahun : 2 x sehari takaran (2.5 ml)
1-5 tahun : 2 x sehari 1 takaran (5 ml)
6-12 tahun : 2 x sehari 2 takaran (10 ml)
3. Tabel Penimbangan
Formula sediaandanjumlahbahan
19
3. Timbang Sulfametoxacol 12.6 g. gerus ad Mortir.stemper.timbangan Halus
halus
4. Timbang Trimetropim 2.52 g. gerus ad Mortir.stemper.timbangan Halus
halus
5. 3 + 4. campur ad homogen Mortir.Stemper Homogen
6. Kalibrasi Glycerin 10 ml Beaker glass
7. 5 basahi dengan 6. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
Lumpang
8. 7 + 2c campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
9. Buat sirup simplex dengan cara :
a. Timbang saccarum Album 45 gram Timbangan Halus
b. Ukur air 22.5 ml. masukkan beker Gelas ukur. beaker glass
gelas. didihkan di api bebas
c. Setelah b mendidih. masukkan a. Beaker glass Homogen
aduk ad larut dan jernih
8 + 9. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
10. Buat dapar
a. Timbang asam sitrat 1.245 g + 5 ml Timbangan.gelas Larut
air. aduk larut ukur.beaker
glass.Batangpengaduk
b. Timbang Na fosfat 2.145 g + 10 ml Timbangan. gelas Larut
air. aduk ad larut ukur.beaker glass. batang
pengaduk
c. a + b. campur ad homogen beaker glass. batang Homogen
pengaduk
11. 10 + 11c. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
12. Kalibrasi Glycerin 5 ml Beaker glass
13. Timbangan Methyl Paraben 0.0245 g di neraca analitik
neraca analitik
14. 13 + 14. aduk ad larut Beaker glass Larut
15. 12 + 15 . campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
16. Timbang sunset yellow 1.5 mg di analitik. neraca analitik. gelas ukur.
17. + air 3 ml aduk ad larut beaker glass larut
18. 16 + 17 . campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
19. 18 + 3 tetes ananas flavor. campur ad Mortir. stemper Homogen
homogen
20. 19 + air ad 140 ml di beker Beaker glass
21. Ambil no 20 sebanyak 30 ml. cek pH (jika Beaker glass
pH tidak sesuai di adjust )
a. Jika pH < 5.8 + Na fosfat
b. Jika pH > 5.8 + asam sitrat
c. Konversi penambahan asam sitrat /
Na fosfat dari 30 ml ke 140 ml
22. Tambahkan aqua purificata ad 150 ml
23. Ambil 60 ml. masukkan botol. sisa 80 ml botol coklat
untuk evaluasi
20
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Rancangan Evaluasi
Organoleptis
prinsip : mengamati bentuk rasa.bau.bentuk dan warna dari sediaan.
Bentuk : suspensi
Bau : aroma nanas
Rasa : manis
Warna : kuning
pH sediaan
Alat : pH meter
Prinsip : mengukur besarnya pH sediaan
Berat Jenis Sediaan
Alat : Piknometer
Prinsip : Menghitung berat sediaan sejumlah volume tertentu
sehingga dapat dihitung berat jenisnya.
Viskositas Sediaan
Alat ukur : Viskometer
Uji sedimentasi
Alat : Gelas ukur
Distribusi partikel
Alat : Mikromeritik
B. Hasil Evaluasi
21
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sediaan larutan yang kami buat tidak layak untuk diproduksi dalam skala
besar. karena salah satu spesifikasi yang kami tetapkan tidak memenuhi persyaratan
yang di haruskan. Persyaratan tersebut adalah viskositas. Sediaan kami terlalu
encer sehingga mengurangi acceptabilitas pada pasien.
B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini. saran yang kami berikan
adalah menggunakan kombinasi zat pengental larutan agar didapatkan viskositas
yang stabil.
22