Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges yang dapat disebabkan
oleh bakteri. virus. jamur dan zat kimia. ditandai dengan gejala sakit kepala.
Demam, mual, muntah, pucat, anoreksia, syok, kejang, dsb. Infeksi dapat terjadi
secara akut dan kronis.
Insiden meningitis yang disebabkan oleh bakteri cukup tinggi. Pada banyak
individu yang terkena meningitis bakterial, mengalami perubahan perilaku.
disfungsi motorik, dan perubahan kognitif, seperti defisit persepsi. Meningitis
bakterial yang bersifat akut hampir selalu fatal jika tidak ditangani, terdapat 10 %
mortalitas meskipun telah mendapat terapi.
Faktor resiko utama untuk meningitis yang disebabkan oleh bakteri adalah
respons imunologi terhadap patogen spesifik yang lemah yang terkait dengan umur
muda. Meningitis lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Resiko
terbesar terdapat pada bayi berusia 1 sampai 12 bulan dan 90 % kasus terjadi pada
anak yang berusia kurang dari 5 tahun tetapi meningitis dapat terjadi pada setiap
umur dengan angka morbiditas tertinggi pada rentang usia 0 bulan sampai 4 tahun.
Bakteri patogen yang utama menyerang pada anak dan dewasa adalah
Sterptococcus pneumonia dan Neisseria meningitidis. Pada bayi yang berusia 0
bulan sampai 3 bulan, penyebab tersering adalah Streptococcus grup B.Escherichia
coli. dan Listeria monocytogenes. Sehingga dibutuhkan terapi (obat) yang dapat
mengatasi penyebab dari meningitis. Pemilihan bahan aktif yang efektif, aman,
rasional dan bentuk sedian yang tepat akan membantu meningkatkatkan
bioavailabilitas bahan aktif sehingga keberhasilan terapi dapat tercapai. Selain itu
diperlukan suatu formula yang baik untuk meningkatkan penerimaan di
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Di dalam pelaksanaan kegiatan ini. permasalahan yang sebenarnya adalah
bagaimana membuat sediaan suspensi antibakteri untuk infeksi yang disebabkan

1
oleh Flavobacterium meningosepticmy, Listeria monocytogenes, Haemophilus
influenzayang sesuai atau memenuhi persyaratan mutu yang seharusnya dipenuhi
oleh suatu sediaan.

C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh suatu
sediaan suspensi antibakteri dengan formulasi yang tepat dan memenuhi semua
persyaratan yang meliputi keamanan, keefektifan, kestabilan, dan penerimaan
konsumen akan produk.

D. Manfaat Penelitian
Kami sangat mengharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat diperoleh
informasi mengenai bagaimana cara pembuatan sediaan likuida yang memenuhi
keseluruhan persyaratan mutu yang meliputi : keamanan, keefektifitan, kestabilan,
dan penerimaan konsumen akan produk, serta bagaimana prosedur evaluasi yang
dapat dilakukan terhadap sediaan likuida tersebut agar kualitas dari produk dapat
terjamin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Meningitis


Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges.lapisan yang
tipis/encer yangmengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung.
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan zat kimia yang dapat terjadi secara akut
dan kronis. Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar
virus meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung.

2
Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain
yang menghirup udara tersebut. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
Pneumococcus, Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli,
Salmonella.
Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :
1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria
monositogenes
2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus,
Pneumococcus
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Sterptococcus pneumonia, Neisseria
meningitidis

Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi


struktur saraf yang halus.membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis
cairan.yaitu cairanserebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis. yaitu:
1. Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum
tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan
menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
2. Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura
meter.
3. Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal
dari jaringanikat tebal dan kuat.

Meningitis dibagi menjadi beberapa tipe. yaitu :


1. Meningitis Kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur
kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu
atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit.
paru. dan bagian tubuh lain.
2. Viral meningitis termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu
biasa. dan umumnya penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral
meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang
lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa
menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab
flu perut.

3
3. Bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan
penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria.
Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit.
Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah
ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan
kematian.
4. Meningitis Tuberkulosis Generalisata dengan gejala demam. mudah kesal.
obstipasi. muntah. ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti
kaku kuduk. suhu badan naik turun. nadi sangat labil/lambat. hipertensi
umum. abdomen tampak mencekung. gangguan saraf otak. Meningitis ini
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosa.
5. Meningitis Purulenta dengan gejala demam tinggi. menggigil. nyeri kepala
yang terus-menerus. kaku kuduk. kesadaran menurun. mual dan muntah.
hilangnya nafsu makan.kelemahan umum. rasa nyeri pada punggung serta
sendi. Penyebabnya adalah Diplococcus pneumoniae (pneumokok).Neisseria
meningitidis (meningokok).Streptococcus haemolyticus.Staphylococcus
aureus.Haemophilus influenzae.Escherichia coli.Klebsiella
pneumoniae.Pseudomonasaeruginosa.

Keluhan pertama pada individu yang mengidap meningitis biasanya


mengeluh nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung.
Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat. terjadi opistotonus. yaitu tengkuk kaku dalam sikap
kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.
Gejala meningitis tidak selalu sama. tergantung dari usia si penderita serta
virus apa yangmenyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang
tinggi. sakit kepala. pilek. mual.muntah. kejang. Setelah itu biasanya penderita
merasa sangat lelah. leher terasa pegal dankaku. gangguan kesadaran serta
penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkenameningitis.
biasanya menjadi sangat rewel. muncul bercak pada kulit. tangisan lebih keras
dannadanya tinggi. demam ringan. badan terasa kaku. dan terjadi gangguan
kesadaran sepertitangannya membuat gerakan tidak beraturan.

4
B. Persyaratan Mutu
Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan
ketentuan dari Farmakope IV / USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat
jadi di Departemen Kesehatan RI
1. Aman
Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis.
tanpa efek samping yang merugikan atau dengan efek samping
yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik dari toksisitas
bahan aktif sebelum diformulasi.
Dikatakan aman apabila bahan aktif kadarnya tidak melebihi
yang tertera pada masing-masing monografi di Farmakope.
yaitu:
Sulfametoksazol dan trimethoprim tidak kurang dari 93.0%
dan tidak lebih 107.0% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI
IV. p.770)
2. Efektif
Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai
tempat kerja (site of action/reseptor) dan mampu melakukan
aksi sebesar dan selama waktu yang diperhitungkan (onzet of
action duration of action).
Dosis:
Cotrimoxazole 960 mg (Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg) 2 x sehari sampai 14 hari
(MD 28. p. 1460)

3. Stabilitas Fisika
Konsistensi fisik tidak berubah selama penyimpanan dan
pemakaian. yang meliputi: penampilan. keseragaman. viskositas.
dan organoleptis.(USP XXII. p.1703)
Sulfametoxazol dan trimetoprim tidak larut didalam air
4. Stabilitas Kimia
Sediaan dikatakan stabil secara kimia apabila integritas atau
keutuhan kimiawi dan potensi kimia tetap. serta tidak mengalami
perubahan pH..(USP XXII. p.1703)
pH cotrimoxazol adalah 5-6.5 (USP 28.p. 1830)
5. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan
tertentu. dan jika sediaan tersebut mengandung antimikroba maka
harus efektif selama waktu yang ditentukan (USP XXII. p. 1703)

5
Pada sediaan tidak boleh ada Salmonella sp.. Escherichia coli.
Enterobactery sp.. Pseudomonas sp.. Clostridium sp.. dan
Candida albicans (Lachmann edisi 3. hal 964)
6. Stabilitas Toksikologik
Tidak boleh menunjukkan adanya gejala kenaikan toksisitas atau
perubahan pada sediaan selama penyimpanan dalam waktu
tertentu (USP XXII. p. 1703)
7. Stabilitas Farmakologik
Tidak mengalami perubahan efek farmakologi yang menyimpang
dari yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas
waktu yang ditentukan (USP XXII. p. 1703)

C. Perbandingan Bahan Aktif

Bakteri Bahan EfekUtama Efeksamping Indikasi Kontraindi Spesifikasi lain


Aktif kasi
Neisseria Chloram Digunakan Gangguandar Sebagaian Porphyria Klorampenikoldapatdi
meningiti phenicol untuktipesd ah.termsuk tibakteri akut absorbsidengan
des aninfeksi anemia baikjikadiberikanmela
(meningo salmonella. aplastic.perad lui
cocus) Infeksianae anganpadasar oral.waktuparuhklora
robik afperifer.pera mpenikol 1.5-4 jam.
danganpadasa Absorbsidanmetabilis
rafmata.sakitk meobatinitergantungp
epala.depresi. adamasing-
urticarial.erite masingindividukhusus
ma.mual.munt nyaanak-
ah.diare.stom anakdanbayisehinggap
atitis.glositis. entinguntukmemonito
mulutkering.h rkonsentrasi plasma
emoglobinuri untukmembandingkan
a. grey farmakokinetikmasing
sindrom -masingpasien.
Listeria Cotrimo Digunakan Mual.diare.sa Anti Porphyria Cotrimetoxazole
monocyto xazol untuk kit bakteri akut diberikan secara
genes infeksi kepala.hiperca oral.konsentrasi
untuk lamia.ruam. plasma dari
organime muntah.stoma trimetroprim dan
yg titis.anoreksia sulfametoksazole
rentan.khus kerusakan umumnya sekitar ratio
usnya hati.pankreasl optimal
saluran itik.vertigo 1:20.walaupun dapat
kemih. (martindale bervariasi dari 1:2

6
saluran 36. p258) sampai 1:30 atau
nafas dan lebih. Ratio dari kedua
saluran obat ini biasanya lebih
pencernaan rendah dijaringan (1:2
(martindale sampai 1:5).
36. p258) Trimetoprim adalah
obat yang lebih
lipofilik.penetrasi
kebanyak jaringan
lebih baik dari pada
sulfametoksazol dan
mempunyai volume
distribussi yang lebih
besar. Pada urin ratio
dapat bervariasi dari
1:1 sampai 1:5
tergantung pada pH
Campylo Chloram Digunakan Gangguandar Sebagaian Porphyria Klorampenikoldapatdi
bacter phenicol untuktipesd ah.termsuk tibakteri akut absorbsidengan
fetus aninfeksi anemia baikjikadiberikanmela
salmonella. aplastic.perad lui
Infeksianae anganpadasar oral.waktuparuhklora
robik afperifer.pera mpenikol 1.5-4 jam.
danganpadasa Absorbsidanmetabilis
rafmata.sakitk meobatinitergantungp
epala.depresi. adamasing-
urticarial.erite masingindividukhusus
ma.mual.munt nyaanak-
ah.diare.stom anakdanbayisehinggap
atitis.glositis. entinguntukmemonito
mulutkering.h rkonsentrasi plasma
emoglobinuri untukmembandingkan
a. grey farmakokinetikmasing
sindrom -masingpasien.
Coccidioi Flucona infeksi Mual. Antibakter Prophyria Reaksi alergi yang
desimmiti zole kandidainv muntah. diare. i akut sangat serius terhadap
s asif sakit perut obat ini jarang terjadi.
(termasuk
/nyeri. sakit Namun.mendapatkan
candidaemi
a dan kepala. bantuan medis segera
kandidiasis pusing. atau jika Anda melihat
disebarluas rambut rontok gejala-gejala reaksi
kan) dan dapat terjadi alergi yang serius.
infeksi termasuk :ruam.
kriptokoku gatal/bengkak(terutam
s(termasuk

7
meningitis) a
wajah/lidah/tenggorok
an). pusing berat.
kesulitan bernapas

flukonazol baik
diserap setelah dosis
oral. biovailability
dari rute oral adalah
90% atau lebih dari itu
dari rute intravena

konsentrasi puncak
dicapai dalam 1
sampai 2 jam dosis
oral

konsentrasi plasma
sebanding dengan
dosis pada rentang 50
hingga 400 mg.

Itracona Adalahantij Efek samping kandidiasi hati-hati Itroconazole di


zole amurtriazol yang paling s sistemik ketika serapdari saluran
e yang umum yang dan meresepka gastrointestinal bila
diberikanse terkait dengan kriptokok n untuk diberikan secara oral
cara oral itrakonazol osis pasien baik sebagai kapsul
untukpeng termasuk termasuk dengan yang mengandung
obatanorop dispepsia. meningitis porfiria itrakonazol ke bidang
haryngeald nyeri perut. kriptococc akut. gula atau sebagai
anvulvovan mual. muntah. al di mana karena cairan oral
ginal sembelit. obat obat- diformulasikan
candidiasis. diare. sakit antijamur obatan dengan
pityriasisve kepala. dan lainnya tertentu hidroxypropilbetadex.
rsicolor.unt pusing. pantas dapat penyerapan dari
ukdermato lainnya atau tidak menyebabk formulasi kapsul
phytosestid termasuk aktif.200 an ditingkatkan oleh
ak reaksi alergi mg sekali porphyric lingkungan asam
responsive seperti ruam sehari akut. lambung dan paling
untukpeng spiritus. (kandidias karena besar ketika dosis
obatan urtikaria. is 100- porfiria diambil dengan
topical.unt angioedema. 200mg akut makanan. penyerapan
ukonycho dan sekali keturunan. dari cairan tidak

8
mycosis.un fotosensitifita sehari) kerabat tergantung pada
tukinfeksisi s. meningkat dari lingkungan asam. dan
stemikterm (Martindale. pada individu unsur serapan yang
asukasperg 37 p. 583) penyakit yang terbesar dalam
ilus invasif terkena keadaan puasa.
.blastomyc atau harus (martindale 37 P. 584)
osis.candid disebar diskrining
iasis.chrom luaskan dan
oblastomyc dan menyarank
osis.coccidi meningitis an tentang
oidiomyosi kriptococc potensi
s.cryptococ us sampai bahaya dari
cosis.hipto 200 mg obat-
plasmosis.p dua kali obatan
aracoccidio sehari tertentu.
idomycosis (BNF 62 (BNF 62
.dansporotr P.384) P.383)
ichosis.
juga
diberikan
untuk
profilaksis
infeksi
jamurpada
pasien
immunoco
mpromised
.
(Martindal
e 37 p.
584)
Cryptoco Flucona infeksi Mual. Antibakter Prophyria Reaksi alergi yang
ccus zole kandidainv muntah. diare. i akut sangat serius terhadap
neoforma asif sakit perut obat ini jarang terjadi.
ns (termasuk
/nyeri. sakit Namun.mendapatkan
candidaemi
a dan kepala. bantuan medis segera
kandidiasis pusing. atau jika Anda melihat
disebarluas rambut rontok gejala-gejala reaksi
kan) dan dapat terjadi alergi yang serius.
infeksi termasuk :ruam.
kriptokoku gatal/bengkak(terutam
s(termasuk
a
meningitis)
wajah/lidah/tenggorok
an). pusing berat.

9
kesulitan bernapas

flukonazol baik
diserap setelah dosis
oral. biovailability
dari rute oral adalah
90% atau lebih dari itu
dari rute intravena

konsentrasi puncak
dicapai dalam 1
sampai 2 jam dosis
oral

konsentrasi plasma
sebanding dengan
dosis pada rentang 50
hingga 400 mg.

D. Pemilihan Bahan Aktif


1. Bahan aktif terpilih :
Cotrimoxazol merupakan kombinasi dari sulfametoxazol dan trimetoprim
(5:1).Bersifat bakterisid dengan spectrum kerja lebih lebar dibandingkan
dengan sulfonamide.
Cotrimoxazol digunakan untuk pengobatan meningitis yang disebabkan
oleh bakteri basil gram positif yaitu Listeria monocytogenes.

Tinjauan Tentang Karakteristik fisika-kimia bahan aktif

Bahan aktif Sifat Fisika Sifat


Kimia
cotrimoxazol Trimetoprim - Putih atau putih 1 % suspensi
kekuningan. aqueous dari
- tidak berbau atau hampir trimetoprim
tidak berbau. memiliki pH
- Kristal atau serbuk kristal sekitar 8.2
- Rasa sangat pahit (codex 12. p.1082)
- Titik lebur 199-203C
- Larut dalam air dengan
perbandingan 1 : 2500
- 1 : 300 dalam alkohol

10
- 1 : 80 dalam metil
alkohol
- Larut dalam benzyl
alkohol
(MD 28.p. 1484)
Sulfametoxazol - putihatau hampir putih pH larutan 10 % =
- serbuk Kristal 4-6
- praktistidaklarutdalam air (codex 12. p.1052)
- mudahlarutdalam alcohol
- sangat mudahlarut di
aceton
(MD 36. 340)

pH cotrimoxazol adalah 5-6.5 (USP 28 Hal 1830)

E. Pemilihan Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan yang dipilih :

Berdasarkan data tentang karakteristik fisika-kimia bahan aktif. dipilih bentuk


sediaan suspensi. karena bahan aktif sukar larut dalam air. Selain itu sediaan
suspensi lebih menjamin stabilitas bahan aktif terhadap peruraian dibandingkan
bentuk larutan homogen.

F. Pemilihan Bahan Tambahan


a. CMC Na
Pemerian : Serbuk atau granul. putih sampai krem. higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal.
tidak larut dalam etanol. dalam eter dan dalam pelarut organic lain.
(FI edisi IV 175)
Konsentrasi CMC Na untuk oral solutions : 0.1-1.0 %
pH : 2-10
(HPE. p.118)

b. Glycerin( FI edisi IV hal 413)


Pemerian : Cairan jernih seperti sirup. tidak berwarna. rasa manis.
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). higroskopik.
netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol. tidak larut
dalama kloroform. dalam eter. dalam minyak lemak. dalam minyak
menguap.
Konsemtrasi Gliserin untuk pengawet : < 20 %

11
Kelarutan dalam air : larut
(HPE. p.283)

c. Nipagin
Pnemerian : Hablur kecil. tidak berwarna atau serbuk hablur. putih.
tidak berbau.atau berbau khas lemah. mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air. dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida. mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
(FI edisi IV. p.551)
Konsentrasi Nipagin untuk Suspensi : 0.015-0.2 %
pH : 4-8
Kelarutan Nipagin dalam Air :
1 gram dalam 400 air
1 gram dalam 50 ml suhu 50 C
1 gram dalam 30 ml suhu 80 C
Kelarutan Nipagin dalam gliserin : 1 gram dalam 60 ml gliserin
(HPE. p. 441)
Nipagin terikat 9 % dalam CMC Na
(Lachman. p. 478)
d. Asam sitrat(FI edisi III hal 50 ; HPE. P.140)
Pemerian : Hablur putih. tidak berwarna atau serbuk putih. tidak
berbau. rasa sangat asam. agak higroskopis. merapuh dalam udara
kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari satu bagian air dan di dalam satu
bagian etanol. sukar larut dalam eter.
Fungsi : Acidifying agent. antioksidan. buffering agent. flavor
enhancer. chelating agent.
Penggunaan : Larutan buffer 0.1-2%
pKa1 : 3.128 pada 25oC
pKa2 : 4.761 pada 25oC
pKa3 : 6.396 pada 25oC

e. Natrium fosfat(FI edisi III hal 710)

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. tidak


berbau. rasa asam dan asin.
Kelarutan : Larut dalam kurang satu satu bagian air.
Fungsi : Buffering agent

PerhitunganDaparAsamSitrat-Fosfat pH 5.8
AsamSitrat . 1H2O = X 150 ml = 59.325 ml
= X21 g = 1.246 g ~ 0.83 %

12
Na. Fosfat. 2H2O = X 150 ml = 90.675 ml
= X 35.6 g = 2.152 g ~ 1.43 %

f. Sukrosa(FI edisi hal 762)


Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna. massa hablur atau
berbentuk kubus. atau serbuk hablur putih. tidak berbau. rasa manis.
stabil di udara. larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah latut dalam air. lebih mudah larut dalam air
mendidih. sukar larut dalam etanol. tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter.

g. Sunset yellow
Fungsi : Sebagai pewarna (colouring agent). Untuk memenuhi
acceptability dalam sediaan warna
h. Ananas flavor
Fungsi : Sebagai perasa nanas. Untuk memenuhi acceptability
dalam hal bau. dan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan aktif yang
digunakan.

G. Spesifikasi Sediaan
Spesifikasi sediaan yang akan diformulasi :
Organoleptic sediaan :
- Bentuk : Suspensi
- Rasa : manis
- Bau : nanas
- Viskositas : 150 cPs 5%
- Sifat alir : Pseudoplastis
- Berat jenis : 1.31 5%
- Ukuran partikel : 1m
- pH : 5.8 0.05

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Antibakteri yang digunakan untuk mengatasi meningitis


Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges. lapisan yang
tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung.
Meningitis dapat mengakibatkan kematian atau komplikasi serius jika tidak diobati.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan zat kimia, maka
obat yang paling ampuh untuk mengatasinya adalah sejenis antibiotik yang bersifat

13
spektrum luas. Berdasarkan epidemiologi, bakteri merupakan patogen yang sering
muncul sebagai penyebab meningitis dan lebih sering menyerang pada anak
dibawah 5 tahun sehingga praktikan memformulasikan sediaan obat untuk anak
12 tahun dengan bahan aktif Cotrimoxazole ( komponen sulfametoksazole dan
Trimetoprim 5:1) yang merupakan obat pilihan kedua setelah golongan beta laktam
(Goodman and Gilmans) dan berdasarkan pustaka masih digunakan dalam
mengobati meningitis (Koda Kimble).
Cotrimoxazole dibagi menjadi beberapa dosis, yaitu untuk anak 6 minggu-5
bulan 120 mg 2x sehari, 6 bulan-5 tahun 240 mg 2x sehari dan 6-12 tahun 480 mg
2x sehari. ( Martindale 28th edition, p1460 ).
Kestabilan fisiknya praktistidak larut dalam air dengan pH stabil5.00-6.50.
Sehingga dibuat sediaan suspensi dengan suspending agent CMC Na dan dibuat pH
5.8 dengan dapar sitrat-fosfat yang berfungsi untuk menjaga agar pH sediaan tetap
berada dalam rentang pH stabil. Sebagai cosolven digunakan propilenglikol dan
gliserin yang juga berfungsi sebagai stabilizer. Untuk mencapai penerimaan pasien
(acceptability) maka diperlukan sweetener (sukrosa), pengaroma nanas (ananas
flavor) dan coloris (sunset yellow) dengan menyesuaikan warna dari cotrimoxazole
yang sedikit kekuningan. Karena terdapat air, maka perlu dipertimbangkan untuk
penambahan pengawet. Disini digunakan Nipagin sebagai pengawet dengan pH
4,00-8,00. Dipilih Nipagin karena jika terjadi sedikit penurunan pH maka Nipagin
masih dapat berfungsi sebagai pengawet.
Melihat dosis masing-masing bahan aktif. serta bahan tambahan. maka dari
uraian diatas dapat disusun suatu formula sebagai berikut :

R/ Sulphamethoxazole 200 mg
Trimethoprim 40 mg
CMC Na 0.5 %
Glycerin 10 %
Propilenglikol 2.5 %
Nipagin 0.01635 %
AsamSitrat 0.83 %
Na Fosfat 1.43 %
Sukrosa 30 %
Sunset Yellow 0.001 %
Ananas Flavor 3 tetes
Aqua purificata ad 5 ml

14
Mf suspensi 150 ml

B. Bagan Kerangka Konseptual

15
Mixing
Homogenizer

Mixing

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan:
1. Sulphamethoxazole
Mixing
2. Trimethoprim
3. CMC Na
4. Glycerin
5. Nipagin
6. AsamSitrat
7. Na Fosfat
8. Sukrosa
9. Sunset Yellow
10. Ananas
Suspensi dalam botol Flavor
+ ananas flavor. adjust volume
11. Aqua purificata
12. Mf suspensi

Alat yang digunakan :


1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Timbangan analitik
4. Gelas ukur
5. Pipet
6. Kertas perkamen
7. Botol coklat
8. Piknometer
9. Viskometer
10. pH meter
11. Waterbath
12. Penjepit Kayu

Suspensi homogen

B. Kerangka Operasional Suspensi siap diisikan kedalam wadah primer

+ Etiket & Label. + Brosure. + Wadah sekunder

16
Basis suspensi

C. Metode kerja
1. Takaran/ dosis bahan aktif

17
BNF 62. p. 368
Cotrimoxazole 960 mg tiap 12 jam
6 minggu-5 bulan 120 mg tiap 12 jam
6 bulan-5 tahun 240 mg tiap 12 jam
6 tahun-12 tahun 480 mg

MD 28. p. 1460
Cotrimoxazole 960 mg (Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg) 2 x sehari sampai 14 hari.
Cotrimoxazole 56.4 mg/Kg BB sehari.

MD 36. p. 259
Cotimoxazole 2 x sehari
Oral dewasa. 960 mg ( Trimethoprim 160 mg dan
Sulphamethoxazole 800 mg)
Umur Bobot wanita Bobot pria Dosis wanita Dosis Pria
(mg) (mg)
1 7.6 8.1 214.32 228.42
2 9.3 9.6 262.26 270.72
3 11 11.4 310.2 321.48
4 12.6 13 355.32 366.6
5 14.2 14.4 400.44 406.08
6 16.2 2 15.8 2 456.84 445.56
7 17.5 8.2
18.9 8.2 493.5 532.98
8 20 20.9 564 589.38
9 21.9 mg/ 22 617.58 620.4
10 24.7 23.9 696.54 673.98
11 28.4 26.9 800.88 758.58
12 32.6 29.1 919.32 820.62
Anak-anak 6 minggu-5 bulan 120 mg
Anak-anak 6 bulan-5 tahun 240 mg
6 tahun-12 tahun 480 mg

Remingtons ed 19 vol 2. p. 1277


Cotrimoxazole tiap 12 jam
Dewasa dan anak-anak > 40 Kg. Sulphamethoxazole 800 mg dan
Trimethoprim 160 mg
1 tak = 200 mg Anak-anak 40 Kg. Sulphamethoxazole 20 mg/Kg BB dan
Trimethoprim 4 mg/Kg BB

2. Perhitungan dosis
Tabel Perhitungan dosis per satuan takaran terkecil

2tak = 400 mg

18
Aturan Pakai :
< 1 tahun : 2 x sehari takaran (2.5 ml)
1-5 tahun : 2 x sehari 1 takaran (5 ml)
6-12 tahun : 2 x sehari 2 takaran (10 ml)
3. Tabel Penimbangan

Formula sediaandanjumlahbahan

Nama 1 takaran Kemasan Skala Lab SkalaPabrik


BahanObat (5 ml) (60 ml) (150 ml) (60.000 ml)
Sulphamethoxazole 200mg+5 % 2.4 g + 5 % 6g+5% 2400 g + 5 %
= 210 mg = 2.52 g = 6.3 g = 2520 g
Trimethoprim 40 mg+ 5 % 0.48 g+ 5 % 1.20g+ 5 % 480 g + 5 %
= 42 mg = 0.504 g = 1.26 g = 504 g
CMC Na 0.5 % 0.025 g 0.3 g 0.75 g 300 g
Glycerin 10 % 0.5 ml 6 ml 15 ml 6000 ml
Propilenglikol 2.5 0.125 ml 1.5 ml 3.75 ml 1500 ml
%
Nipagin 0.01635 % 0.0008175 g 0.00981 g 0.0245 g 9.81 g
AsamSitrat 0.83 % 0.0415 g 0.498 g 1.245 g 498 g
Na Fosfat 1.43 % 0.0715 g 0.858 g 2.145 g 858 g
Sukrosa 30 % 1.5 g 18 g 45 g 18000 g
Sunset Yellow 0.00005 g 0.0006 g 0.0015 g 0.6 g
0.001 %
Ananas Flavor - - 3 tetes 60 ml
Aqua purificata ad 5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml

Cara Pembuatan Sediaan Dalam Skala Laboratorium

No TahapPerlakuan Alat Hasil


1. Kalibrasi botol 60ml.& beker 5 ml. 10 ml. Botol coklat. beaker glass
130 ml. 140 ml
2. Buat homogen CMC Na Mortir.stemper.timbangan Mucilago
a. Timbang CMC Na 0.75 g. analitik. gelas ukur
b. Kalibrasi air panas 20 ml.
masukkan ke mortir
c. Taburkan CMC Na di air panas.
diamkan 15 menit. campur ad
homogeny

19
3. Timbang Sulfametoxacol 12.6 g. gerus ad Mortir.stemper.timbangan Halus
halus
4. Timbang Trimetropim 2.52 g. gerus ad Mortir.stemper.timbangan Halus
halus
5. 3 + 4. campur ad homogen Mortir.Stemper Homogen
6. Kalibrasi Glycerin 10 ml Beaker glass
7. 5 basahi dengan 6. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
Lumpang
8. 7 + 2c campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
9. Buat sirup simplex dengan cara :
a. Timbang saccarum Album 45 gram Timbangan Halus
b. Ukur air 22.5 ml. masukkan beker Gelas ukur. beaker glass
gelas. didihkan di api bebas
c. Setelah b mendidih. masukkan a. Beaker glass Homogen
aduk ad larut dan jernih
8 + 9. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
10. Buat dapar
a. Timbang asam sitrat 1.245 g + 5 ml Timbangan.gelas Larut
air. aduk larut ukur.beaker
glass.Batangpengaduk
b. Timbang Na fosfat 2.145 g + 10 ml Timbangan. gelas Larut
air. aduk ad larut ukur.beaker glass. batang
pengaduk
c. a + b. campur ad homogen beaker glass. batang Homogen
pengaduk
11. 10 + 11c. campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
12. Kalibrasi Glycerin 5 ml Beaker glass
13. Timbangan Methyl Paraben 0.0245 g di neraca analitik
neraca analitik
14. 13 + 14. aduk ad larut Beaker glass Larut
15. 12 + 15 . campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
16. Timbang sunset yellow 1.5 mg di analitik. neraca analitik. gelas ukur.
17. + air 3 ml aduk ad larut beaker glass larut
18. 16 + 17 . campur ad homogen Mortir. stemper Homogen
19. 18 + 3 tetes ananas flavor. campur ad Mortir. stemper Homogen
homogen
20. 19 + air ad 140 ml di beker Beaker glass
21. Ambil no 20 sebanyak 30 ml. cek pH (jika Beaker glass
pH tidak sesuai di adjust )
a. Jika pH < 5.8 + Na fosfat
b. Jika pH > 5.8 + asam sitrat
c. Konversi penambahan asam sitrat /
Na fosfat dari 30 ml ke 140 ml
22. Tambahkan aqua purificata ad 150 ml
23. Ambil 60 ml. masukkan botol. sisa 80 ml botol coklat
untuk evaluasi

20
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Rancangan Evaluasi
Organoleptis
prinsip : mengamati bentuk rasa.bau.bentuk dan warna dari sediaan.
Bentuk : suspensi
Bau : aroma nanas
Rasa : manis
Warna : kuning
pH sediaan
Alat : pH meter
Prinsip : mengukur besarnya pH sediaan
Berat Jenis Sediaan
Alat : Piknometer
Prinsip : Menghitung berat sediaan sejumlah volume tertentu
sehingga dapat dihitung berat jenisnya.
Viskositas Sediaan
Alat ukur : Viskometer
Uji sedimentasi
Alat : Gelas ukur
Distribusi partikel
Alat : Mikromeritik

B. Hasil Evaluasi

21
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sediaan larutan yang kami buat tidak layak untuk diproduksi dalam skala
besar. karena salah satu spesifikasi yang kami tetapkan tidak memenuhi persyaratan
yang di haruskan. Persyaratan tersebut adalah viskositas. Sediaan kami terlalu
encer sehingga mengurangi acceptabilitas pada pasien.

B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini. saran yang kami berikan
adalah menggunakan kombinasi zat pengental larutan agar didapatkan viskositas
yang stabil.

22

Anda mungkin juga menyukai