Anda di halaman 1dari 36

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

teknologi, pertanian maupun yang lainnya tidak terlepas dari peran pendidikan.

Hal ini dikarenakan orang cerdas atau berpendidikan akan memberikan kontribusi

yang positif bagi perkembangan suatu negara. Melalui penyelenggaraan

pendidikan diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia berkualitas yang akan

mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Dalam pasal 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan

ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,

beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,

serta bertanggung jawab.

Besarnya harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan di Indonesia

menjadi bukti bahwasanya mereka punya keinginan agar pendidik yang ada saat

ini nantinya bisa sejajar dengan pendidikan di negera lain yang lebih dulu maju.

Sering dengan perkembangan pembangunan dan teknologi yang ada saat ini

Pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan untuk

memberikan pengetahuan tentang seluk beluk kehidupan manusia. Ruang lingkup

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat

luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam
5

proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya

untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang

mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia

sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan


1
alam yang barn dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun,

kenyataan yang dijumpai di SMP Negeri 4 Peusangan, minat belajar siswa

terhadap mata pelajaran IPA masih tergolong rendah. Dari 30 siswa yang berada

di kelas VIII1 hanya 10 orang siswa yang mencapai nilai KKM yang telah

ditetapkan yaitu 70, sementara 20 orang memperoleh nilai di bawah KKM. Kelas

VIII2, 8 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan 21 orang siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM.

Berdasarkan permasalahan yang muncul diatas maka dapat disimpulkan

bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Peusangan yaitu: pertama rendahnya minat

belajar siswa, minat merupakan satu faktor yang menunjang belajar mengajar.

Siswa yang memiliki minat yang tinggi untuk belajar lebih cepat mengerti apa

saja yang diterangkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Sebaliknya jika

siswa yang kurang beiminat untuk belajar, bagaimanapun guru menjelaskan

pelajarannya kepada siswa tetap tidak dapat dipahami. Kedua, kurangnya

motivasi: motivasi merupakan salah satu unsur penting dlaam belajar yang dapat

membantu untuk serius mempelajari sesuatu. Siswa yang memotivasi belajarnya

rendah mungkin saja belajar sesuatu karena terpaksa dan tidak menggap belajar
5

sebagai kebutuhan. Ketiga, metode pembelajaran konvensional, metode ini

merupakan metode pembelajaran trandisional atau disebut juga dengan metode

ceramah, karena sejak dulu modle ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi

lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, penulis memberikan solusi berupa

penggunakan metode pembelajaran Question Student Have. Metode

pembelajaran Question Student Have (pertanyaan dari siswa) diharapkan

mampu mengatasi permasalahan tersebut, karena dalam aplikasinya metode

tersebut menuntut permasalahan tersebut, karena dalam bentuk tulisan. Pernyataan

dalam stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir dan belajar, sehingg

membangkitkan siswa yang kurang berani bertanya dan kurang percaya diri.

Kelebihan metode ini adalah pelaksanaan pembelajaran ditekankan pada

keaktifan siswa, mendapat kemudahan dalam timbal balik antara guru dan siswa,

dapat menjaga perhatian dan mempelancar stimulus respon siswa, sehingga

pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam

pada diri siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis tertari

untuk melakukan penelitian berjudul "Pengaruh Penggunaan Metode

Pembelajaran Question Student Have terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi

Sistem Pencernaan Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 4 Peusangan".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah adakah Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Question Student


5

Have terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di

Kelas VIII SMP Negeri 4 Peusangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dalam penelitian ini maka tujuan

untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran Question Student

Have terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di

Kelas VIII SMP Negeri 4 Peusangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini diharapkan:

1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dijadikan sebagai landasan yang dapat menjadi

bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut.


2. Bagi Guru, untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar

(PBM) di kelas.
3. Bagi Siswa, hasil penelitian ini akan membantu mengembangkan stategi belajar

bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.


4. Bagi Lembaga Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan

muta pendidikan.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis

Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini antara lain:

1. Penggunaan metode pembelajaran konvensional menimbulkan kesan

bahwa pelajaran IPA menegangkan dan membosankan, padahal bisa dibuat

lebih menarik dan menyenangkan.


5

2. Penggunaan metode pembelajaran Qustion Studen Have memungkinkan

adanya meningkatkan hasil belajar yang rendah khususnya pada pelajaran

IPA dan pelajaran lain umumnya.

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh hasil belajar antara

menggunakan metode pembelajaran Qustion Studen Have di SMP 4 Peusangan

Kelas VIII pada materi pelajaran tersebut.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasakan permasalah yang telah dibahas di atas, maka agar tidak

melenceng dari permasalahan yang akan dibahas ruang lingkup penelitian ini

adalah perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran Question

Student Have dengan metode pembelajaran konvensional pada materi sistem

pencernaan pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Peusangan.

1.7 Definisi Operasional

a. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.


b. Metode Pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.


c. Metode Question Student Have adalah dikembangkan untuk latih peserta didik

agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya.


d. Metode konvensional adalah suatu pembelajaran yang mana dalam proses belajar

mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam penyampaian

pelajaran pengajar masih mengandalkan ceramah.

BAB II

LANDASAN TEORITIS
5

2.1 Hasil Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenanaan degan

tujuan dan bahan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit

(tersembunyi). Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat

taksiran tentang "belajar" seringkali perumusan dan teksiran itu berbeda satu sama

lain. Dalam uraian ini kits akan berkenaan dengan beberapa perumusan saja guna

melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar.

Menurut Slameto, (2010:2) mengemukakan belajar iislah suatu proses usaha

yang dilakukan seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai uukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasasi bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian engukuran

menggunakan alat evalusi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian

dimungkinkan karena pengukurahn merupakan kegiatan ilmiah yang dapat

diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Purwanto (2011: 44).

Hasil Belajar menurut Sudjana (2000: 7), merupakan suatu kompetensi atau

kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran

yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.

Menurut Sudjana yang dikutip oleh Wahab Rochmad (2009 : 24) membagi lima

kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif,


6
sikap, dan motorik.
5

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

memebntukny, hasil "basil" dan "belajar". Pengertian basil (product) menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas pada suatu perolehan

akibat dilakukannya suatu aktivitas atau suatu proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional. Purwanto (2011: 44).

Tipe basil belajar terdiri dari : ranah kognitif, afektif dan psikomotor Bloom

Dimyati (2002:26). Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki.

Dalam penelitian ini hanya ranah kognitif saja, meliputi : a) tipe basil belajar

pengetahuan hafalan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis dan f)

evaluasi.

Proses Belajar merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan

yang relative konstan dan berbekas. Perubahan perilaku ini merupakan hasil

belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Purwanto (2011: 44).

Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil

menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu

juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap

sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi

tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.


5

Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan

bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas

dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator

yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan

informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah

pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan

belajarnya Slameto (2010: 8).

Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu 1)

Faktor bahan atau hal yang dipelajari

1) Faktor lingkungan

a) Lingkungan alami

b) Lingkungan sosial

3) Faktor instrumental.

2) Faktor kondisi individu siswa

a) Kondisi Fisiologis

b) Kondisi Psikologis

2.3 Metode Question Student Have

Zaini (2002:17) menyatakan "question students have merupakan teknik

yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan

harapan siswa". Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dan

menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran

melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan

perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik, siswa lebih aktif,
5

siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri.

Sedangkan Hartono (2008) menyatakan bahwa "metode question student

have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik

sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki". Metode ini

menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan.

Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan

pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.

http://serbagrat.blogspot.com/akses tanggal 28/09/2013

Question students have merupakan suatu strategi yang menuntut siswa

bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong siswa

untuk berpikir dan belajar. Tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah

mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal,

menyelediki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran,

membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan

untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar.

Menurut Jacobsen dalam Purwanto (2013: 17) langkah-langkah dalam

metode pembelajaran question students have adalah sebagai berikut:

a. Diawali dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok (antara 4

sampai 10 kelompok) disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas.


b. Membagikan kertas kosong kepada setiap siswa dalam tiap kelompok.
c. Guru meminta siswa menuliskan pertanyaan yang mereka miliki terkait

materi pembelajaran pada kertas kosong tersebut.


d. Kemudian pertanyaan yang sudah ditulis akan diputar ke kelompok yang

lainnya.
e. Setiap kelompok yang mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain harus
5

membaca dan memberikan tanda check list (v) pada pertanyaan yang

dianggap sulit untuk dijawab. Perputaran berhenti jika pertanyaan tersebut

kembali kepada kelompok pemilik pertanyaan tersebut.


f. Setelah kartu kembali ke kelompok pemiliknya, maka tiap kelompok

bertugas untuk menjawab pertanyaan yang telah terpilih atau telah diberi

tanda (v).
g. Kemudian setiap kelompok akan mempresentasikan hasil pembahasan dari

pertanyaan yang terpilih tersebut dan kelompok lain diperbolehkan

melengkapi jawaban dari pertanyaan yang dianggap kurang sesuai.


h. Guru bertugas untuk mengkonfirmasi kebenaran dari setiap jawaban

pertanyaan, sehingga setiap jawaban dapat dikatakan benar atau tepat

Dari langkah-langkah tersebut di atas, guru harus bisa membuat beberapa

catatan dalam proses pembelajaran seperti membuat sub kelompok dalam kelas

yang jumlah siswanya banyak, dengan siswa yang berjumlah banyak akan

memungkinkan kehabisan waktu dan menjelaskan kepada siswa agar tidak hanya

membuat pertanyaan, akan tetapi menuliskan harapan mereka dalam mengikuti

pembelajaran. Semakin banyak siswa yang bertanya akan menjadikan proses

pembelajaran berjalan dengan lancar, karena dapat dilihat bahwa siswa yang tidak

pernah mengajukan pertanyaaan menjadi berani mengajukan pertanyaan. Selain

siswa mengajukan pertanyaan, dalam pembelajaran ini diperbolehkan kepada

siswa mencurahkan keluhan-keluhan, keinginan maupun harapan yang mereka

pendam dan yang diinginkan selama mengikuti pelajaran. Hal ini guru akan dapat

melihat bagaimana keinginan siswa yang sebenarnya dalam mengikuti proses

belajar mengajar, yang pada akhirnya akan menimbulkan kegiatan belajar

mengajar yang aktif dan terbuka.


5

Di dalam proses pembelajaran kemampuan untuk mengajukan pertanyaan

sangat penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif sehingga

lebih terpusat pada siswa. Jadi kemampuan siswa untuk bertanya sangat

dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, karena pertanyaan memiliki teknik

pengajuan yang baik dan tepat memiliki banyak manfaat antara lain:

a. Meningkatkan partisipasi dalam pembelajaran


b. Menumbuhkan minat dan rasa keingintahuan siswa terhadap

pembelajaran yang sedang berlangsung


c. Meningkatkan pola berpikir aktif dan kreatif pada siswa
d. Mengarahkan proses berpikir siswa menjadi lebih baik, karena

pertanyaan yang baik akan mempermudah siswa mendapat jawaban

yang baik dan tepat pula


e. Melatih siswa untuk memusatkan perhatiannya pada permasalahan

yang dihadapinya dalam pembelajaran

Selain itu dalam mengajukan pertanyaan terdapat faktor-faktor yang

harus diperhatikan antara lain: a. Keterkaitan pertanyaan dengan kajian yang

dibahas. b. Kecepatan, ketepatan, dan selang waktu bertanya. c. Arah dan

distribusi penunjukan

Menurut Hasibul dalam dalam Purwanto (2013: 15) mengemukakan

bertanya (questioning) merupakan ucapan verbal yang digunakan untuk

meminta respons dari orang lain. Respons yang diberikan dapat berupa hasil

pemikiran dan

Metode Questions Students Have adalah metode pembelajaran yang

bertujuan untuk membuat siswa aktif sejak dini dalam mengikuti proses

pembelajaran. Metode ini merupakan suatu cara yang mudah untuk mempelajari
5

pemikiran dan keinginan siswa. Metode ini menggunakan suatu teknik untuk

mewujudkan partisipasi siswa melalui pemikiran-pemikiran atau ide yang

dituangkan dalam pertanyaan atau tulisan yang dimiliki siswa tentang materi

pembelajaran. Dengan pertanyaan siswa inilah dapat dilihat partisipasi, keinginan,

dan harapan siswa di dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas

Silberman (2009: 73-74).

Menurut Hartono (2008) metode pembelajaran question students have

memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1. Kelebihan metode pembelajaran question students have yaitu:

a. Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa


dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan
menantang pola interaksi siswa.
b. Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan
dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi
timbal balik antara guru dan siswa.
c. Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi
siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan
harapan-harapan melalui percakapan.
d. Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis,
berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu
soai dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran,
membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan untuk
mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
e. Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa,
sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan
yang mendalam pada diri siswa.
f. Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua
siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan.

2. Kelemahan Metode pembelajaran question students have yaitu:


a. Memakan waktu yang banyak.
b. Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan metode pembelajaran
question students have, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena
tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa.
5

2.4 Materi Sistem Pencernaan

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran

besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul

makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan

enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ

pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicema oleh

tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang

lebih sederhana

Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua

macam, yaitu:

1. Proses pencernaan secara mekanik

Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi

bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan

mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.

2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)

Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat

yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang

dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi dalam tubuh.

B. Saluran Pencernaan Manusia

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan

dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses

pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair

yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada
5

manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum

oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum),

usus besar (colon), dan anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 2.1 Saluran pencernaan manusia(Sumber: Prawirohartono,2007)

1. Mulut

Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di

dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu

gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan

mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam

mulut, yaitu :

a. Gigi
5

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi

halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan

lebih cepat dan efisien.

Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi

geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri

dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi

(radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari

luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri

berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi

geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-

lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk

memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat

runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan

yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan.

Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan

akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati

gambar penampang gigi, maka akan tampak bagian-bagian seperti pada gambar

berikut ini.
5

Gambar 2.2 Bagian-bagian gigi(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi

mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun atas zatdentin. Sumsum gigi (pulpa),

merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-

pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena

pada sumsum gigi terdapat saraf.

b. Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan

membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga

berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan

asam.Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh

lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:

1. Rasa asin > lidah bagian tepi depan

2. Rasa manis > lidah bagian ujung

3. Rasa asam > lidah bagian samping

4. Rasa pahit > lidah bagian belakang / pangkal lidah

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
5

Gambar 2.3. letak kepekaan lidah terhadap rasa(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan

kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi

dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor

pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel

sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papila.

c. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah

dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu :

1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.

2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.

3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.
5

Gambar 2.4. Kelenjar ludah di dalam mulut(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.

Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualismenghasilkan getah yang

mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan

makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan

sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap

panas, dingin, asam, dan basa.

Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi

mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum)

menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan

selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu

37oC.

2. Kerongkongan

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga

mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan

yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak

terjadi proses pencernaan.


5

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga

mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini

disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan

melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak

peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong

makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 2.5. Gerak peristalsis dalam kerongkongan

(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian

pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan

bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita

menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah

proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ

pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).


5

3. Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah

kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung

terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat

(fundus), dan bagian bawah (pilorus).

Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan

kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di

bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk

dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Gambar 2.6. Struktur lambung(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan

menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga

makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal

ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur.

Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai

kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung

mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim
5

pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam

lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang

masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen

menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa.

Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam

susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsinmenunjukkan bahwa di dalam

lambung terjadi proses pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim

pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi

untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung.

Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai

dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik

pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika

lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung

dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan

berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk

saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut.

Gambar 2.7 Gerak mengaduk pada lambung.(Sumber: Prawirohartono, 2007)


5

Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung.

Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan

sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.

4. Usus Halus

Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat

terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :

1. Usus dua belas jari (duodenum)

2. Usus kosong (jejenum)

3. Usus penyerap (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran

empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim

sebagai berikut :

1. Amilopsin (amilase pankreas)

Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih

sederhana (maltosa).

2. Steapsin (lipase pankreas)

Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

3. TripsinogenJika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu

enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam

amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu.

Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.

Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu


5

(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu

berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang

telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.8. Struktur empedu dalam hati(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran

empedu.Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah

usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :

1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan

berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna

menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi,

pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan

protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung

di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam
5

bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein

diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami

pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.9 Penampang Usus Halus Manusia(Sumber: Prawirohartono, 2007)

Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang

disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan

usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat.

Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah

bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel

dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe.

Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus,

melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta

hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh

tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang

disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam

lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh

getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
5

Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat

empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K)

diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya,

vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah.

Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa

makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

5. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama

dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar

terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan

sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E.

coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses

pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung

air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke

usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu

(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.10. Struktur usus besar(Sumber: Prawirohartono, 2007)


5

Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat

sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam.

Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan

peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan

oleh otot polos (otot tak sadar).

6. Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang

lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses

sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan

penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan

otot lurik.

Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu

dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya

otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat

terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut

ini.

Gambar 2.11. Struktur anus(Sumber: Prawirohartono, 2007


5

2.5 Penelitian Yang Relevan

Dimas Harin Wibowo berjudul Keefektifan penggunaan metode question

student Have pada pembelajaran keterampilan membaca Bahasa jerman peserta

didik kelas XI SMA N I sedayu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1)

perbedaan prestasi keterampilan membaca antara peserta didik yang diajar dengan

menggunakan metode Qustion Student Have dan peserta didik yang diajar dengan

menggunakan metode konvensional (2) keefektifan penggunaan metode Question

Student Have pada pembel ajaran keterampilan membaca bahasa Jerman.

Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain eksperimen

pretestpostest. Penelitian terdiri dari dua variabel yakni variabel bebas berupa

penggunaan metode Question Student Have dan variabel terikat berupa

keterampilan membaca bahasa Jerman. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1

Sedayu Bantul. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI yang

berjumlah 343 peserta didik. Pengambilan sampel menggunakan teknik random

sampling diperoleh kelas XI I PA4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28

peserta didik dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 peserta

didik.
5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Adapun

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2008:107) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini membutuhkan dua kelas, satu kelas

sebagai kelas eksperimen, dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Sehingga

siswa perlu diberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui sejauh mana kesiapan

siswa menerima pembelajaran dan tes akhir (post-test), baik kelas yang

memperoleh perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran Question

Student Have , maupun kelas dengan pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design


Perlaku
Pretest Postest
an
R O1 X O2
R O3 O4
(Sumber: Sugiyono, 2008:76)
Keterangan:
O1 : Pretes diberikan sebelum perlakukan dilakukan
X : Perlakuan metode pembelajaran Question Student Have
O2 : Postes diberikan setelah perlakukan dengan metode Question Student
Have
O3 : pretes diberikan sebelum perlakukan dilakukan
O4 : Postes diberikan setelah perlakukan dengan metode biasa
(konvensional)
5

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

28
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Peusangan.

Berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, materi sistem pencernaan pada

manusia diajarkan pada siswa kelas VIII semester genap. Oleh karena itu

penelitian dilaksanakan pada waktu semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya Arikunto (2002:173). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas VIII IPA SMP Negeri 4 Peusangan Tahun Pelajaran 2015/2016

yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas VIII1, VIII2, VIII3 yang berjumlah 80 Siswa.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi Sugiyono (2008:62). Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebanyak

satu kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik claster random

sampling.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang

berkaitan dengan penelitian menggunakan instrumen. Instrumen penelitian

adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Arikunto,

2010:191). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan


5

Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) sedangkan instrumen

pengumpulan datanya berupa hasil tes awal (pre-tes) dan hasil tes akhir (post-tes).

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam suatu pedoman yang disusun

secara sistematis oleh guru atau peneliti yang berisikan tentang penyampaian

materi pelajaran sesuai dengan rincian waktu yang telah ditentukan untuk

setiap kali pertemuan. Pertemuan dalam penelitian ini dilakukan 2 kali

pertemuan.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)


Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu suatu bentuk lembar kerja yang disusun

dengan langkah-langkah kerja yang efektif yang harus diikuti oleh siswa

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Lembar Kerja Siswa (LKS)

disusun untuk membantu siswa memahami dan mencapai tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan.


3. Tes

Tes yaitu alat ukur yang digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah. Tes yang disusun terdiri

dari pre-test dan post-test, pre-test yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sedangkan post-test yaitu tes yang digunakan untuk

mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa. Tes yang diberikan

berupa soal objektif (pilihan ganda) sebanyak 25 butir soal, dengan 5 alternatif

jawaban.
5

Pemberian skor dalam penelitian ini menggunakan cara tanpa hukuman yaitu

banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci

jawaban. Untuk setiap butir soal, diberi angka 1 untuk jawaban benar dan

angka 0 untuk jawaban salah (Arikunto, 2006:233).

Skor yang diperoleh


Nilai x 100%
Skor maksimum

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Peusangan Kabupaten Bireuen setelah

proses belajar-mengajar berlangsung pada kelompok eksperimen melalui penerapa

metode pembelajaran Question Student Have. Perhitungan indeks gain bertujuan

untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes kelas yang diteliti. Rumus

indeks0 gain (g) menurut Meltzer (Ahmad, 2010:55) adalah sebagai berikut:
Nilai postesNilai pretes
Ngain= Kriteria interpretasi indeks
Nilai Maksimum idealNilai pretes

gain yang dikemukakan oleh Hake (Ahmad, 2010:56) dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Indeks Gain

No. Rentang Kategori


1. g 0,30 Rendah
2. 0,30 < g 0,70 Sedang
3. 0,70 < g 1,00 tinggi

a. Pengujian Hipotesis

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi dimaksud untuk

memeriksa keabsahan data apakah data yang diperoleh benar-benar terdistribusi

normal dan berdistribusi homogen.


5

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

terdistribusi normal atau tidak. Distribusi yang normal digambarkan dengan grafik

poligon menyerupai bentuk bel atau lonceng. Untuk menentukan normalitas

sebaran data menurut Subana, dkk (2000:124) mengemukakan langkah-langkah

perhitungan yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Menentukan rata-rata atau mean ( X )

X
X
N

b. Menentukan standar devariasi (SD), menurut Winarsunu (2002:65) digunakan

rumus:


2
SD = ( X X )
N 1

c. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasiSubana, dkk

(2000:124)

- Menentukan Banyaknya Kelas (K) dengan menggunakan aturan

Stuges, yaitu : Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log N


- Menentukan Rentang (R) = (Xt - Xr)
- Menentukan interval kelas (i) yaitu:
Rentang R
i = Banyak Kelas = K

d. Mencari chi kuadrat (2hitung) menurut Riduwan (2005:190) digunakan rumus:

(OiEi)2
2 = Ei
5

Menurut Subana, dkk (2000:126) kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut:

- Tolak Ho dan terima H1 jika 2hitung<2tabel, maka distribusi data normal


- Terima Ho dan tolak H1 jika 2hitung>2tabel, maka distribusi data tidak normal

Dengan derajat kebebasan (db) = k-3.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

homogen atau tidak. Untuk uji homogenitas ini digunakan uji F. adapun rumus

yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah:

Varians terbesar
F
Varians terkecil

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : Data homogen
H1 : Data tidak homogen
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

- Bila F hitung< F tabel , maka Ho diterima dan H1 ditolak


- Bila F hitung> F tabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima
3. Uji hipotesis atau uji kesamaan rata-rata

Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan maka akan didapatkan

dua kemungkinan, yaitu data terdistribusi normal atau tidak normal dan homogen

atau tidak homogen. Apabila dari uji normalitas homogenitas didapatkan hasil

bahwa data terdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan

dengan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji pihak kanan, pada

taraf signifikan 5% ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n 2) dengan


5

persamaan kuadrat (1 ).Untuk menguji hipotesis tersebut, menurut Sudjana

(2005: 227) dapat digunakan rumus:

x1 x2
t
sD12 sD12

n11 n22
..(3.3)

Keterangan:
x1 : nilai rata-rata skor kelompok eksperimen
x2 : nilai rata-rata skor kelompok kontrol
n1 : banyak data kelompok eksperimen
n2 : banyak data kelompok kontrol
SD1 : Simpangan baku eksperimen
SD2 : Simpangan baku kontrol

Untuk kejelasan dalam mengambil keputusan atau suatu kejelasan dalam

mengambil kesimpulan dalam pembuktian hipotesis, maka disusun hipotesis

sebagai berikut:

Ha:1< : Terdapat pengaruh hasil belajar


2 antara menggunakan metode
pembelajaran Qustion Studen
Have di SMP 4 Peusangan Kelas
VIII pada materi pelajaran
tersebut
Ho:1> : Tidak terdapat pengaruh hasil
2 belajar antara menggunakan
metode pembelajaran Qustion
Studen Have di SMP 4 Peusangan
Kelas VIII pada materi pelajaran
tersebut
5

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2009, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2009


Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuru an
(SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) , Kementerian Pendidikan
Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Cambell.2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Irinato, k. 2008. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Para medis. Bandung:
Yrama Widya

Moleong, (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution. 2009. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.


Malang:Universitas Negeri Malang

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Setiadi. 2007. Antomi dan Fisiologi manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Subana dkk. 2005. Statistik Pendidikan Edisi ke II. Bandung: Pustaka Setiawan

Sheizan. 2007. Pengertian Biologi Forum SMPN 2 Bandung.Tersedia di :


http://smpn2bdg.gettalk.net/t12-pengertian-biologi [1 Agustus 2012]
5

Sukmadinata, N. S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim, 1992. Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai