Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta : dr.

Rien Novia Maulida


Nama Wahana : RS Muhammadiyah Babat
Topik : Kejang Demam Sederhana
Tanggal (kasus) : 28 November 2015
Nama Pasien : By. S No. RM : xxxx
Tanggal Presentasi : 28 Januari 2016 Pendamping : dr. Anang Sigit Anoraga
Tempat Presentasi : Aula RS Muhammadiyah Babat
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : bayi S usia 11 bulan dengan keluhan kejang sebanyak 1x dan berlangsung selama 1 menit
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data Nama : By. S No. RM : xxxx
Nama klinik : RS Muhammadiyah Telp : Terdaftar sejak :
pasien :
Babat 28 November 2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
By. S usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan Kejang sekitar 15 menit yang lalu. Kejang
terjadi sebanyak 1x dirumah dan berlangsung selama 1 menit. Kejang terjadi seluruh tubuh. Ibu
mengatakan setelah kejang bayinya langsung menangis. Ibu pasien mengatakn sebelum kejang, bayinya
mengalami demam tinggi sejak 5 jam yang lalu.
Ibu pasien mengatakan, bayinya baru pertama kali mengalami kejang setelah demam. Ibu pasien juga
menyangkal bayinya mengalami batuk, pilek dan diare.
2. Riwayat Pengobatan :
Sebelum ke Rumah Sakit pasien belum pernah berobat dan belum meminum obat apapun
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat kejang sebelumnya (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat kuning saat lahir (-)
Riwayat penyakit lain (-)
4. Riwayat Keluarga :
Ayah dan Ibunya tidak mempunyai riwayat kejang demam
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien dirawat oleh orang tua dengan keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang cukup baik.
7. Riwayat Imunisasi : Lengkap sesuai jadwal di bidan
8. Lain-lain :

Laboratorium :
11 Juni 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 14 13,5-18 g/dL
Leukosit 6000 4.000-11.000 sel/L
LED 2-13 mm/jam
Diff count
- Eosinofil 1.9 0-6 %
- Basofil 1.6 0-2 %
-neutrofil 81 42-85 %
-Limfosit 9.3 11-49 %
-Monosit 6.3 0-9%
Hematokrit 28.4 40-54 %
Trombosit 360.000 150.000-450.000 sel/L
Eritrosit 4.31 4.4-5.9 juta sel/ L
MCV 69.6 82-100 fL
MCH 21.4 27-32pg
MCHC 30.8 32-36 g/dl

Assessment
- Kejang Demam Sederhana

Plan
- O2 2 lpm
- Inf. Kaen 1b 900 ml / 24 jam
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Proris supp 125 mg ( EKstra)
- Ekstra Stesolid supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Daftar Pustaka :.
1. IkatanDokterAnak Indonesia (IDAI). 2006. KonsensusPenatalaksanaanKejangDemam.
Jakarta: BadanPenerbit IDAI
2. Kemenkes RI. 2013. PanduanPraktisKlinisBagiDokter di FasilitasPelayananKesehatan Primer .
Jakarta.
3. Behrman K, Stanton J. 2007. Nelson Textbook of Pediatric. Philadeplphia: Saunders Elsevier.

Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit kejang demam dan mampu mengklasifikasikannya
2. Mampu memberikan penatalaksanaan Kejang Demam dengan benar sesuai dengan kompetensi
dokter umum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit Kejang Demam

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :


1. Subyektif :
1 By. S usia 11 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan Kejang sekitar 15 menit yang lalu. Kejang
terjadi sebanyak 1x dirumah dan berlangsung selama 1 menit. Kejang terjadi seluruh tubuh. Ibu
mengatakan setelah kejang bayinya langsung menangis. Ibu pasien mengatakn sebelum kejang, bayinya
mengalami demam tinggi sejak 5 jam yang lalu.
Ibu pasien mengatakan, bayinya baru pertama kali mengalami kejang setelah demam. Ibu pasien juga
menyangkal bayinya mengalami batuk, pilek dan diare.
2. Objektif :
Keadaan Umum : Cukup, Tampak Rewel
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 39,5 C
Antropometri : BB : 9 kg

Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm
Telinga: membran timpani intak, hiperemis -/-, sekret -/-
Hidung: sekret (-/-), hiperemis(-)
Mulut : sianosi (-), coated tongue (-)
Leher
KGB : tidak teraba
Trakea : deviasi (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Tampak simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak lebih tinggi dari pada dada, tidak ada jejas
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan epigastrik (-)
Defans Muskular (-)
Hepar dan Lien tidak teraba , turgor kulit baik
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2, edema (-),

Status Neurologis:

TUNGKAI LENGAN
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5 5 5 5
Klonus - -
Ref Fisiologis N N N N
Ref Patologis - - - -
Tanda meningeal -
Sensibilitas N
Nervi kranialis Tidak ada defisit nervi kranialis

3. Assessment :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 0 C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Faktor Resiko:
1. Demam
a. Demam yang berperan pada Kejang Demam, akibat :
Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran kencing
Infeksi saluran pencernaan
Pasca imunisasi
b. Ketinggian suhu pada demam
75% dari anak dengan demam > 39 C
25% dari anak dengan demam > 40 C
2. Usia
a. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan - 6 tahun
b. Puncak tertinggi umur 17 23 bln
c. Kejang demam sebelum 5-6 bulan mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
d. Kejang demam menetap di atas umur 6 tahun, perlu pertimbangkan febrile seizure plus (FS+)
3. Gen
a. Risiko meningkat 2-3 x bila saudara Kejang demam
b. Risiko meningkat 5%, bila seorang orang tua menderita kejang demam
Klasifikasi:
Kejang demam sederhana (KDS)
Kejang < 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri
Kejang umum tonik atau klonik
Kejang tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks (KDK) :
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam
4. Plan :
Diagnosis : Kejang Demam Sederhana
Pengobatan :
- O2 2 lpm
- Inf. D5 NS 10 tpm
- Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang berulang)
- Ekstra Stesolid supp
- Ekstra Proris supp
- Sanmol syrup 3x1 cth
Penanganan Kejang :
ANTIPIRETIK
Paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari

ANTIKONVULSAN
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30%-60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam
pada suhu >38,5 0C
Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel, dan sedasi yang cukup berat pada
25-39% kasus
PENGOBATAN RUMATAN
Hanya diberikan bila terdapat hal berikut:
1. Kejang lama >15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
(hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus)
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
-kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
-kejang demam terjadi pada bayi <12 bulan
-kejang demam 4 kali per tahun
Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya
kejang
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguang perilaku dan kesulitan belajar pada 40-
50% kasus
Obat pilihan saat ini adalah asam valproate. Pada sebagian kecil kasus terutama pada anak <2 tahun dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Dosis asam valproate: 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
Dosis fenobarbital : 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Fenitoin & carbamazepin tidak efektif untuk pencegahan kejang demam

Prognosis
1. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis:
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
Kelainan neurologis ditemukan pada sebagian kecil kasus dengan kejang lama atau kejang
berulang baik umum atau fokal
2. Kemungkinan mengalami kematian:
Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
3. Kemungkinan berulangnya kejang demam:
riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 12 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Bila tidak ada faktor 10-15%, Bila ada 3 faktor kemungkinan berulang 80%
4. Kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari:
Faktor resiko:
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

Masing-masing factor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy 4-6%, kombinasi dari faktor
resiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsy menjadi 10-49%.

Pendidikan :
- Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang baik
- Memberitahukan cara penanganan kejang
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang:
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian terutama sekitar leher
3. Bila tidak sadar posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir
di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam
mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
5. Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
6. Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung 5 menit

Konsultasi dan Rujukan : Dilakukan konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis jika kejang demam
berulang atau ada kejang tanpa demam

Anda mungkin juga menyukai