Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU


TAHUN 2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................2
BAB I DEFINISI...............................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG..............................................................3
1.2. TUJUAN..............................................................................4
1.3. DEFINISI.............................................................................4
BAB II............................................................................................5
2.1. RUANG LINGKUP................................................................5
2.2. METODE DAN MATERI........................................................5
2.2.1. Metode.........................................................................5
2.2.2. Materi..........................................................................5
2.3. VERIFIKASI.........................................................................5
2.4. UNIT TERKAIT.....................................................................6
2.5. SASARAN...........................................................................6
2.6. KEWENANGAN PELAKSANA...............................................6
BAB III TATA LAKSANA...................................................................6
3.2. Tata laksana Pemberian Informasi dan Edukasi.................7
3.3. Tata laksana Pendidikan Pengobatan Kepada Pasien dan Keluarga
8
3.4. Tata laksana Pendidikan Peralatan Medis..........................9
3.5. Tata laksana Pendidikan Diet.............................................9
3.6. Tata laksana pendidikan Managemen Nyeri....................11
3.7. Tata Laksana Pendidikan Teknik Teknik Rehabilitasi......12
3.8. Tata Laksana Verifikasi....................................................13
BAB IV DOKUMENTASI................................................................14
4.1. Pencatatan seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada rekam medis
14
4.2. Rekam medis...................................................................14

2
BAB I
DEFINISI

1.1. LATAR BELAKANG

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih


baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil
keputusan tentang asuhannya. Berbagai staf yang berbeda dalam rumah
sakit memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Pendidikan
diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau perawatnya. Petugas
kesehatan lainnya juga memberikan pendidikan ketika memberikan
pelayanan yang spesifik, diantaranya terapi diet, rehabilitasi atau pemulangan
pasien dan asuhan pasien berkelanjutan. Mengingat banyak staf terlibat
dalam pendidikan pasien dan keluarganya, maka perlu diperhatikan agar staf
terlibat dikoordinasikan kegiatannya dan fokus pada kebutuhan pembelajaran
pasien.
Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan
pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menentukan bukan
hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran paling efektif ketika sesuai
dengan pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, juga
kemampuan membaca, serta bahasa. Pembelajaran akan berdampakbila
terjadi selama proses asuhan.
Pendidikan termasuk pengetahuan yang diperlukan selama proses
asuhan, maupun pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan
(discharged) ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah. Sehingga,
pendidikan dapat mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk
tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta
bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan. Pendidikan yang
efektif dalam suatu rumah sakit hendaknya menggunakan format visual dan
elektronik, serta sebagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lain.

1.2. TUJUAN
1. Mendidik pasien dan keluarganya sehingga mereka mendapat
pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan
pengambilan keputusan asuhan pasien.
3
2. Pendidikan berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan spesifik yang
dibutuhkan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan,
berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan berkelanjutan di rumah.
3. Rumah sakit secara rutin memberikan pendidikan pada area yang
beresiko tinggi bagi pasien.
4. Pasien dan keluarga didorong untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan dengan memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan
mengajukan pertanyaan kepada staf untuk meyakinkan pemahaman yang
benar dan mengantisipasi partisipasi.
5. Pemberian pendidikan kepada pasien dilaksanakan oleh para pemberi
asuhan (PPA).

1.3. DEFINISI
1. Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan,
standar, norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui,
dipahami, diyakini, dan diimplementasikan oleh komunikan.
2. Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk
mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan
terhadap pengarahan diri, aktif memberikan informasi-informasi atau ide
baru ( Craven dan Hirnle, 1996 dalam suliha, 2002).

4
BAB II

2.1. RUANG LINGKUP


1. Assessment kebutuhan pasien
2. Sasaran pendidikan pasien dan keluarga
3. Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
4. Pemberi informasi / penyuluh
5. Cara verifikasi

2.2. METODE DAN MATERI


2.2.1. Metode
a. Diskusi
b. Penjelasan
c. Demonstrasi
2.2.2. Materi
a. Kondisi medis dan Diagnosa
b. penggunaan alat medis
c. manajemen nyeri
d. diet / nutrisi
e. penggunaan obat secara aman dan efektif
f. interaksi obat dan makanan
g. Teknik rehabilitasi
h. pengisian informed consent
i. tehnik cuci tangan
j. Lain - lain

2.3. VERIFIKASI
Untuk mengetahui bahwa informasi yang disampaikan telah dipahami oleh
pasien / keluarga maka diperlukan langkah langkah sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga diberi kesempatan bertanya
2. Pasien/keluarga ditanya ulang tentang materi yang disampaikan
3. Bila perlu pasien/keluarga diminta menjelaskan kembali materi yang
diterima (untuk materi yang bersifat pengertian) atau memperagakan/
mempraktekkan sendiri (untuk materi yang bersifat keterampilan)
4. Setelah pasien/keluarga memahami informasi yang diterima, diminta
tandatangan / paraf pada lembar edukasi
2.4. UNIT TERKAIT
1. Tempat Pendaftaran Pasien
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Unit Rawat Inap
5. Unit Kebidanan dan Kandungan
6. ICU
7. Instalasi Bedah
8. Unit Fisioterapi
9. Instalasi Gizi
10. Instalasi Farmasi
11. Instalasi Radiologi
12. Instalasi Laboratorium

5
2.5. SASARAN
1. Semua pengunjung rumah sakit untuk informasi yang bersifat umum
2. Pasien rawat jalan, baik secara kelompok maupun perorangan
3. Pasin rawat inap baik secara kelompok maupun perorangan

2.6. KEWENANGAN PELAKSANA


1. Dokter
2. Perawat / bidan
3. Apoteker
4. Fisioterapis
5. Ahli gizi
6. Petugas Admisi

BAB III
TATA LAKSANA

3.1. Tata laksana Assesmen Pendidikan Pasien dan Keluarga


1. Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesmen tentang
kebutuhan pendidikan oleh perawat/bidan
2. Hasil pengkajian pasien dicatat dalam rekam medik
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi kesehatan
dan diagnose penyakit
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan peralatan medis
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang menagemen nyeri
6. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi
yang memadai
7. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang teknik rehabilitasi
8. Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi bahwa
pasien telah menerima dan memahami pendidikan yang diberikan
9. Dalam melaksanakan assesmen kebutuhan pendidikan pasien dan
keluarga dengan mempertimbangkan :
a. Keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Ketersediaan pasien menerima informasi
6
3.2. Tata laksana Pemberian Informasi dan Edukasi
1. Petugas yang melakukan kegiatan harus memiliki pengetahuan yang
cukup tentang informasi yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati
dan ketrampilan berkomunikasi secara efektif.
2. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui berbagai metode
dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang
atau ketika datang kembali untuk berobat
3. Sediakan waktu yang cukup saat memberikan informasi dan edukasi
4. Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga
merasa nyaman dan bebas, antara lain:
a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy.
b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk
kenyamanan mereka.
c. Penempatan meja, kursi atau barang barang lain hendaknya tidak
menghambat komunikasi.
d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi
5. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka
pemberian informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada
keluarga/pendamping pasien.
6. Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa
percaya terhadap peran petugas dalam membantu mereka.
7. Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien (termasuk
adanya keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen
pengobatan).
8. Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya,
pendidikan dan tingkat ekonomi pasien/ keluarga
9. Cara penyampaian informasi dan edukasi berdasarkan panduan
komunikasi efektif

3.3. Tata laksana Pendidikan Pengobatan Kepada Pasien dan Keluarga


1. Memberikan penjelasan tentang nama, kekuatan dosis, dan jumlah obat
2. Memberikan penjelasan tentang kegunaan dan khasiat obat
3. Memberikan penjelasan tentang penggunaan obat (aturan minum)
4. Memberikan penjelasan tentang cara pemakaian obat
5. Memberikan penjelasan tentang cara penyimpanan obat
6. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur pengobatan secara tepat
7. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang
mungkin ada dan cara mengatasinya.
8. Memberikan penjelasan tentang perawatan alat bantu yang digunakan
dalam pemberian obat
9. Memberikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
10. Melibatkan keluarga / orang terdekat

3.4. Tata laksana Pendidikan Peralatan Medis


1. Memberikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan
7
2. Memberikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis
3. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana penggunaan
peralatan medis yang tepat
4. Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan medis
tersebut
5. Memberikan penjelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika
menghentikan penggunaan peralatan medis sebelum selesai program
6. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang
mungkin ada dari pemakaian peralatan medis
7. Memberikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
8. Melibatkan keluarga / orang terdekat

3.5. Tata laksana Pendidikan Diet


Penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pasien rawat jalan yaitu sebagai
berikut :
1. Pasien datang dengan surat rujukan dari dokter yang berisi nama, usia,
tinggi badan, berat badan, diagnosa dan hasil laboratorium serta diet yang
dianjurkan oleh Dokter.
2. Dilakukan pengukuran antropometri antara lain penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan (bila belum ada).
3. Menanyakan identitas pribadi pasien dan mencatat keterangan yang
diperlukan seperti nama, usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan,
pekerjaan, alamat rumah, dan aktivitas sehari-hari.
4. Menanyakan riwayat gizi untuk memperoleh gambaran kebiasaan/pola
makan pasien berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan serta
asupan zat gizi pasien.
5. Semua data tersebut digunakan untuk penentuan rencana diet pasien.
6. Diet yang dianjurkan untuk pasien ditulis dalam daftar diet.
7. Menjelaskan makanan yang boleh, yang dibatasi dan tidak diperbolehkan.
8. Menjelaskan pemberian makan sehari.
9. Menjelaskan hal-hal khusus dari diet.
10. Menjelaskan tentang cara membuat variasi menu berdasarkan daftar diet
pasien dan daftar bahan makanan penukar.
11. Apabila pasien ada kesulitan dalam menjalankan dietnya dirumah dapat
menghubungi Ahli Gizi melalui telephon atau datang langsung ke Poli Gizi
RSU Anutapura Palu
Penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pasien rawat inap yaitu sebagai
berikut :
1. Pasien baru yang berdiet khusus dikunjungi untuk melakukan anamnesa
diet.
2. Setelah itu pasien diberikan penyuluhan tentang diet yang akan dijalankan
selama dirawat di ruang rawat inap.

8
3. Setiap hari selama pasien dirawat diberi penyuluhan gizi ulang terutama
apabila pasien tidak mengikuti dietnya atau ada perubahan diet atau
pasien ingin mengkonsumsi makanan dari luar Rumah Sakit.
4. Sebelum pasien pulang, pasien diberikan konsultasi gizi dan daftar diet
meliputi pemberian makanan sehari, makanan yang diperbolehkan,
dibatasi dan yang tidak diperbolehkan, hal-hal khusus dari diet serta cara-
cara membuat variasi menu berdasarkan daftar diet pasien dan daftar
makanan penukar.
5. Data-data yang dibutuhkan dan langkah-langkah anamnesa gizi sama
seperti yang dilakukan untuk pasien rawat jalan.
6. Apabila pasien ada kesulitan dalam menjalankan dietnya dirumah, maka
dapat menghubungi ahli gizi melalui telephon atau datang langsung ke
Poli Gizi RSU Anutapura Palu

3.6. Tata laksana pendidikan Managemen Nyeri


1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk lokasi,
karakteristik, onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya
nyeri dan faktor presipitasi
2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan,
khususnya ketidak mampuan komunikasi efektif
3. Pastikan pasien menerima analgesic yang tepat
4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang
pengalaman ketidaknyamanan komunikasi efektif
5. Indentifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
6. Evalusi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga
mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan ketidakmampuan
7. Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran control pasca nyeri
yang dapat digunakan
8. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
9. Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji
kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring tindakan
10. Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama Ajarkan
kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien mengalami ketidaknyamanan ( misal :
temperature ruangan, cahaya, kebisingan )
11. Mengajarkan pada pasien berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
12. Bagaimana mengurangi atau menghilangkan faktor yang menjadi
presipitasi atau meningkatkan pengalaman nyeri ( missal : ketakutan,
kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan )
13. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran ( misal : farmkologi, non
farmakologi, dan interpersonal ) untuk memfasilitasi penurunan nyeri
9
14. Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri ketika memilih stategi penurunan nyeri
15. Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi segera
16. Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal: relaksasi, terapi
music, distraksi, terapi bermain, terapi dingin/panas, dan pijatan)
17. Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurunan nyeri yang
optimal
18. Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat
19. Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien, catat
perubahan pada rekam medik
20. Evaluasi keefektifan pengukuran control nyeri yang dilakukan dengan
pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri
21. Modifikasi pengukuran control nyeri pada respon pasien
22. Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan nyeri
23. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai
keperluan
24. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga dan
respon untuk pengalaman nyeri
25. Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika mungkin
26. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang spesifik

3.7. Tata Laksana Pendidikan Teknik Teknik Rehabilitasi


1. Memberikan informasi tentang rehabilitasi medis yang akan dilakukan
2. Memberikan penjelasan tentang rehabilitasi medis yang akan dilakukan
3. Memberikan penjelasan tentang tahap tahap rehabilitasi medis yang
akan dilakukan
4. Melibatkan keluarga / orang terdekat
3.8. Tata Laksana Verifikasi
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah:
menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.

2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,


pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan
pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: Dari materi edukasi
yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?.

3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah

10
dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via
telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1. Pencatatan seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada rekam medis


1. Diacatat oleh para pemberi asuhan (PPA) yang berkompeten
2. Dicatat pada lokasi yang seragam
3. Setiap kegiatan pemberian pendidikan pada pasien dan keluarga harus
terdokumentasi
4.2. Rekam medis
1. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
2. Assesmen Kebutuhan dan Pemberian Edukasi Terintegrasi

12

Anda mungkin juga menyukai