Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ANALISIS PEMETAAN TATA RUANG

ANALISIS STRUKTUR RUANG DAN KEBUTUHAN SARANA DASAR DI


KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pemetaan Tata Ruang

Dosen Pembimbing:

Widjanarko ST, MT

Disusun Oleh:

Annisa Pinasthika Larasati 21040115060015


Muhammad Arief 21040115060016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
DEPARTEMEN SIPIL DAN PERENCANAAN
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................. 3
1.2.1 Tujuan .................................................................................................................................... 3
1.2.2 Sasaran ................................................................................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................................................... 4
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................................... 4
1.3.2 Ruang Lingkup Materi ............................................................................................................ 4
1.4 Metodologi.................................................................................................................................... 4
1.4.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................... 4
1.4.2 Metode Analisis...................................................................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN LITERATUR ....................................................................................................................... 6
2.1 Analisis Skalogram Guttman ......................................................................................................... 6
2.2 Analisis Indeks Sentralis Marshall ................................................................................................. 6
2.3 Sarana dan Prasarana Lingkungan ................................................................................................ 7
2.3.1 Standar Kebutuhan Infrastruktur ........................................................................................... 8
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................................................. 12
3.1 Kondisi Geografis ........................................................................................................................ 12
3.2 Kondisi Demografis ..................................................................................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 13
4.1Analisis Skalogram ....................................................................................................................... 13
4.2 Analisis Indeks Sentralis Marshall ............................................................................................... 18
4.3 Analisis Ketersediaan Sarana ...................................................................................................... 21
4.3.1 Sarana Pendidikan................................................................................................................ 21
4.3.2 Sarana Kesehatan................................................................................................................. 21
4.3.4 Sarana Perdagangan dan Niaga ........................................................................................... 22
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan dapat didefenisikan sebagai suatu tujuan dengan menetapkan rencana yang dapat
di capai serta menetapkan langkah langkah untuk mencapai tujuan dari rencana tersebut dengan
suatu perencanaan dan pemanfaatan ruang wilayah dan perencanaan aktivitas serta
mengoptimalkan sesuai dengan fungsi dan potensi dari wilayah tersebut. Sebuah perencanaan
wilayah dan kota, lokasi menjadi salah satu bagian yang paling penting karena berkaitan dengan
pengambilan keputusan publik dalam kerangka ruang wilayah dan kota. Secara umum, analisis lokasi
dalam perencanaan bertujuan untuk dua hal, pertama berkaitan dengan analisis yang sifatnya
deskriptif yaitu memahami karakteristik lokasi dari kegiatan-kegiatan dalam skala wilayah dan kota.
Kedua, lebih bersifat normatif, yaitu bagaimana membuat penentuan lokasi dan ruang bagi kegiatan-
kegiatan tersebut untuk membuat komposisi keruangan yang optimal.
Suatu wilayah atau kota akan menjadi ruang yang bermanfaat bila telah dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang memadai. Tempat pusat akan memiliki sarana dan prasarana yang lebih
lengkap dibanding dengan tempat pusat lain yang memiliki hirarki dibawahnya. Guna menganalisis
tempat pusat serta fungsi pelayanan fasilitas-fasilitas yang ada digunakan metode analisis berupa
analisis Skalogram Guttman dan Matriks Indeks Sentralitas.

1.2 Tujuan dan Sasaran


Adapun tujuan dan sasaran pembuatan laporan adalah sebagai berikut ini:

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah menghitung jumlah pelayanan yang ada di
Kabupaten Aru berdasarkan metode Skalogram Guttman dan Indeks Sentralitas Marshall.

1.2.2 Sasaran
Terdapat beberapa sasaran yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dari pembuatan
laporan ini, antara lain :
Mampu mengitung jumlah sarana pelayanan di Kabupaten Aru dengan menggunakan
metode Skalogram dan Indeks Sentalitas Marshall.
Menganalisis fasilitas dengan metode Skalogram Guttman dan Indeks Sentralitas Marshall.

3
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas terbagi atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah


Kabupaten Kepulauan Aru adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku, Indonesia.
Ibukota kabupaten ini terletak di Dobo. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru 55.270,22 Km2
dengan luas daratan 6.425,77 Km. Kabupaten Kepulauan Aru menurut Astronomi terletak antara
5 sampai 8 Lintang Selatan dan 133,5 sampai 136,5 Bujur Timur. Adapun letaknya menurut
geografis dibatasi sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Laut Arafura
Sebelah Utara : Bagian Selatan Irian Jaya
Sebelah Timur : Bagian Selatan Irian Jaya
Sebelah Barat : Bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura

1.3.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam laporan ini mencakup seluruh sarana yang ada di wilayah studi
seperti sarana pendidikan, sarana perdagangan, sarana kesehatan, sarana peribadatan dan
sebagainya.

1.4 Metodologi
1.4.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan metode pengumpulan data, data yang digunakan diambil dari data
sekunder. Data tersebut diambil dari Instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik.

1.4.2 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan ialah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif digunakan uuntuk menganalisis dalam bentuk kalimat sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk mengolah data berupa angka.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi , dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TERATUR
Menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan analisis metode Skalogram Guttman dan Indeks
Sentralitas Marshall.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Menjelaskan mengenai wilayah studi yang akan dianalisis menggunakan skalogram dan indeks
sentralitas marshall.

4
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi analisis struktur ruang dengan menggunakan metode Skalogram Guttman dan Indeks
Sentralitas Marshall terhadap sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan peribadatan di
wilayah studi. terdapat pula perhitungan kebutuhan sarana minimal yang harus terpenuhi pada
wilayah studi.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan analisis metode Skalogram Guttman dan Indeks Sentralitas Marshall di wilayah
studi

5
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Analisis Skalogram Guttman
Analisis skalogram adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis pusat-pusat permukiman
khususnya hirarki atau orde pusat-pusat permukiman. Adapun yang menjadi subyek di dalam analisis
ini diganti dengan permukiman (settelment) sedangkan obyek diganti dengan fungsi atau kegiatan.
Pada akhirnya analisis skalogram dapat memberi gambaran terkait adanya pengelompokan
permukiman sebagai pusat pelayanan dengan mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya.
Metode sklagoram ini sering juga disebut sebagai metode analisis skala Guttman. Menurut Soenjoto
yang dikutip dari Dias dan Dippos (1997), metode analisis skala Guttman merupakan suatu teknik
skala, yang memiliki sedikit perbedaan dengan teknik-teknik skala lainnya. Perbedaan tersebut
terletak pada persyaratan-persyaratan yang diajukan Guttman dalam membentuk skalanya.
Persyaratan-persyaratan tersebut merupakan sifat-sifatnya yaitu :
Variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) dalam suatu set pernyataan harus homogen
(undimensional) atau memiliki ketunggalan dimensi. Artinya skala sebaiknya hanya mengukur
satu dimensi saja dari variabel yang memiliki banyak dimensi. Misalnya, walaupun variabel nilai
anak mempunyai dimensi ekonomi, dimensi psikologi, dan dimensi sosial, namun suatu skala
nilai anak sebaiknya hanya mengukur salah satu dimensi saja.
Seperangkat variabel-variabel dalam suatu set pernyataan harus bersifat kumulatif,
yang berarti pernyataan-pernyataan mempunyai bobot yang berbeda, dan apabila seorang
responden menyetujui pernyataan yang lebih berat bobotnya, maka dia diharapkan akan
menyetujui pernyataan-pernyataan yang lebih rendah/ringan.

2.2 Analisis Indeks Sentralis Marshall


Matriks indeks sentralitas merupakan bagian dari matriks fungsi wilayah yang disebut
dengan analisis terhadap fungsi-fungsi pelayanan yang tersebar di wilayah studi, dalam kaitannya
dengan berbagai aktivitas penduduk atau masyarakat, untuk memperoleh atau memanfaatkan
fasilitas-fasilitas tersebut (Riyadi, 2003:110). Indeks sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui
struktur ataupun hirarki pusat-pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan
pembangunan, seberapa banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi dan berapa jumlah penduduk
yang dilayani serta seberapa besar frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam satu satuan wilayah
permukiman (Riyadi, 2003:118). Frekuensi keberadaan fungsi menunjukkan jumlah fungsi sejenis
yang ada dan tersebar di wilayah tertentu, sedangkan frekuensi kegiatan menunjukkan tingkat
pelayanan yang mungkin dapat dilakukan oleh suatu fungsi tertentu di wilayah tersebut.

6
Indeks sentralitas digunakan untuk melihat kemampuan pelayanan suatu pusat ditinjau
jumlah unit fasilitas yang terdapat pada pusat pelayanan. Nilai keterpusatan dapat diperoleh dari
jumlah total bobot masing-masing jenis fasilitas dikalikan jumlah fasilitas tersebut. Prinsip
pembobotan suatu fasilitas dilakukan dengan cara membagi nilai sentralitas gabungan (100) dengan
jumlah fasilitas yang terdapat di seluruh pusat pelayanan, jadi semakin besar jumlah suatu fasilitas
maka bobotnya akan semakin kecil, demikian pula sebaliknya (Rondinelli, 1985: 125). Pusat-pusat
pelayanan tersebut selanjutnya dikelompokkan secara interval berdasarkan nilai sentralitas.

2.3 Sarana dan Prasarana Lingkungan


Menurut American Public Works Association (Stone,1974 dalam Kodoatie, R.J.,2005)
infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen
publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,
transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.
Berdasarkan pengertian infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan sistem fisik yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Secara teknik, pengertian infrastruktur dijelaskan sebagai aset fisik yang dirancang dalam
sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Oleh karena itu, infrastruktur
merupakan bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama
lain yang didefinisikan dalam suatu sistem. Sedangkan, menurut Grigg (1988) infrastruktur
merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan
fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan
sosial maupun kebutuhan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu komponen penting yang akan menentukan
keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Ada beberapa faktor pendorong kebutuhan infrastruktur,
antara lain:
Pertumbuhan penduduk
Adanya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya permintaan kebutuhan
masyarakat. Terutama untuk kebutuhan pokok, antara lain makanan, pakaian, dan
perumahan. Maka dari itu pemenuhan sarana prasarana sangat diperlukan sebagai
penunjang kebutuhan masyarakat.
Urbanisasi
Tingginya angka urbanisasi masuk ke kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan
infrastruktur sebagai penunjang kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Contoh-contoh
infrastruktur tersebut antara lain: transportasi, telekomunikasi, energi, perumahan,fasilitas
umum, dsb.

7
Bencana alam
Munculnya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, air rob, gempa bumi, dll merupakan
salah satu faktor pendorong pembangunan infrastruktur. Pembangunan akan infrastruktur
sangat diperlukan saat terjadinya bencana alam karena berfungsi sebagai alat pertolongan
atau sebagai pengganti infrastruktur yang rusak akibat bencana alam tersebut, contoh
pembangunan infrastruktur karena bencana alam misalnya pembangunan jalan dan
jembatan, telekomunikasi, perumahan, fasilitas umum, listrik, dll.
Dampak pembangunan Infrastruktur dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya pertumbuhan ekonomi sendiri juga dapat menjadi tekanan bagi infrastruktur.
Pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong peningkatan kebutuhan akan berbagai
infrastruktur. Perannya sebagai penggerak di sektor perekonomian akan mampu menjadi pendorong
berkembangnya sektor-sektor terkait sebagai multiplier dan pada akhirnya akan menciptakan
lapangan usaha baru dan memberikan output hasil produksi sebagai input untuk konsumsi.
Dalam pembangunan ekonomi akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kualitas hidup. Pertumbuhan ekonomi sendiri akan berpengaruh terhadap investasi.
Sedangkan peningkatan kualitas hidup akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat,
karena dengan pembangunan infrastruktur dapat mengurangi kemiskinan dan jumlah pengangguran
suatu negara.

2.3.1 Standar Kebutuhan Infrastruktur


A. Sarana Pendidikan
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi
pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan
didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar
penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit
atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.

8
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini
adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan ini juga
akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang
ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk
sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.

9
C. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan,
juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama
dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian
tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah
lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah
dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan
alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religius. Dasar
penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan / blok yang
nantinya lahir sesuai konteks lingkungannya. Penempatan penyediaan fasilitas ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam, direncanakan sebagai berikut;
a. Kelompok penduduk 250 jiwa, diperlukan musholla/langgar
b. Kelompok penduduk 2.500 jiwa, disediakan masjid
c. Kelompok penduduk 30.000 jiwa, disediakan masjid kelurahan
d. Kelompok penduduk 120.000 jiwa, disediakan masjid kecamatan
Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan sebagai berikut:
a. Katolik mengikuti paroki
b. Hindu mengikuti adat
c. Budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki lembaga

D. Sarana Perdagangan dan Niaga


Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan
sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan / blok yang nantinya terbentuk
sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.

10
11
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Kepulauan Aru adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku, Indonesia.
Ibukota kabupaten ini terletak di Dobo. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru 55.270,22 Km2
dengan luas daratan 6.425,77 Km. Kabupaten Kepulauan Aru menurut Astronomi terletak antara
5 sampai 8 Lintang Selatan dan 133,5 sampai 136,5 Bujur Timur. Adapun letaknya menurut
geografis dibatasi sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Laut Arafura
Sebelah Utara : Bagian Selatan Irian Jaya
Sebelah Timur : Bagian Selatan Irian Jaya
Sebelah Barat : Bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura

3.2 Kondisi Demografis


Berikut ini disajikan grafik jumlah penduduk di kabupaten kepulauan aru tahun 2015:

Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat


bahwa jumlah penduduk paliing tinggi ada di
kecamatan Pulau- Pulau Aru sebanyak39358
jiwa, sedangkan jumlah penduduk paliing
rendah terdapat di Kecamatan Sir-sir sebanyak
2882 jiwa

12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1Analisis Skalogram
Dalam melakukan analisis skalogram, data fasilitas yang digunakan adalah data yang meliputi
fasilitas yang terdapat di wilayah studi. fasilitas sarana tersebut meliputi sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana peribadatan dan sarana perdagangan. Berikut ini merupakan data-data yang
digunakan dalam melakukan analisis skalogram guttman:

Sarana Kesehatan
Jumlah
Kecamatan Rumah Rumah
Penduduk
Sakit Bersalin Puskesmas Pusdu POD Polindes
Pulau-Pulau Aru 39358 1 0 4 5 0 0
Aru Utara 5523 0 0 2 1 0 0
Aru Utara Timur
Batule 4574 0 0 1 3 0 0
Sir-sir 2882 0 0 0 3 0 0
Aru Tengah 13667 0 0 4 7 4 0
Aru Tengah Timur 4662 0 0 2 4 0 0
Aru Tengah Selatan 5503 0 0 4 1 0 0
Aru Selatan 7255 0 0 5 4 1 0
Aru Selatan Utara 3643 0 0 3 1 0 0
Aru Selatan Timur 4210 0 0 3 3 0 0

Sarana Peribadatan
Jumlah
Kecamatan Gereja Gereja
Penduduk
Masjid Musholla Katolik Protestan Pura Vihara
Pulau-Pulau Aru 39358 16 1 4 32 0 1
Aru Utara 5523 8 0 4 4 0 0
Aru Utara Timur
Batule 4574 7 0 3 3 0 0
Sir-sir 2882 7 0 3 5 0 0
Aru Tengah 13667 11 0 4 26 0 0
Aru Tengah
Timur 4662 7 0 0 7 0 0
Aru Tengah
Selatan 5503 6 0 3 2 0 0
Aru Selatan 7255 4 0 2 16 0 0
Aru Selatan
Utara 3643 5 0 0 8 0 0
Aru Selatan
Timur 4210 6 0 5 10 0 0

13
Jumlah Sarana Pendidikan
Kecamatan
Penduduk SD MI SMP MTS SMA SMK MA
Pulau-Pulau Aru 39358 25 1 7 2 5 5 1
Aru Utara 5523 13 0 4 1 1 0 0
Aru Utara Timur
Batule 4574 9 0 3 1 1 0 0
Sir-sir 2882 11 0 2 0 0 0 0
Aru Tengah 13667 27 0 3 0 1 0 0
Aru Tengah Timur 4662 12 1 2 0 1 0 0
Aru Tengah Selatan 5503 7 2 2 0 1 0 0
Aru Selatan 7255 16 0 4 0 1 0 0
Aru Selatan Utara 3643 8 2 4 1 0 0 0
Aru Selatan Timur 4210 10 0 4 0 0 0 0

Jumlah Sarana Perdagangan


Kecamatan
Penduduk Kios
Pulau-Pulau Aru 39358 350
Aru Utara 5523 45
Aru Utara Timur
Batule 4574 34
Sir-sir 2882 19
Aru Tengah 13667 117
Aru Tengah Timur 4662 44
Aru Tengah Selatan 5503 27
Aru Selatan 7255 37
Aru Selatan Utara 3643 30
Aru Selatan Timur 4210 23

Untuk membuat tabel analisis skalogram, data jumlah sarana yang ada dijadikan 1 tabel. Setiap
sarana yang terdapat pada wilayah studi diganti dengan angka 1, sedangkan sarana yang tidak
terdapat pada wilayah studi dituliskan angka 0. Kemudian, urutkan data sesuai dengan kelengkapan
sarana dengan cara di sort dari yang terkecil hingga ke yang terbesar. Jumlahkan semua sarana per
kecamatan dan hitunglah total erornya. Terdapat total eror sebanyak 18 dari total jumlah sarana
sebanyak 99. Total sarana yang paling lengkap adalah 16, sedangkan sarana yang paling sedikit
adalah 7. Berdasarkan hasil data tersebut kita untuk mengetahui data tersebut layak atau tidak
untuk dilakukan analisis skalogram guttman adalah dengan menghitung uji kelayakan skalogram
atau disebhut dengan coeffisien of reproducibility (COR).

14
COR= 1-
N*K
COR = 1- 17 = 0, 982
990
Hasil COR sebesar 0,982 yang berarti data tersebut valid untuk dilakukan analisis skalogram
guttman. Selanjutnya adalah menentukan orde dengan cara berikut ini:

Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log n)


Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log 10)
= 4,3 dibulatkan menjadi 4
Untuk menghitung range orde menggunakan metode starguss yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah dibagi dengan orde sehingga rentan dalam 1 orde adalah 2,25. Berikut ini merupakan tabel
orde wilayah:

Orde Range
Orde 1 13,76-16,00
Orde 2 11,51-13,75
Orde 3 9,26-11,50
Orde 4 7-9,25

Dengan itu maka kita dapat mengelompokan wilayah studi kecamatan berdasarkan ordenya.
Hasilnya adalah seperti berikut ini:

Kecamatan Jumlah Orde


Pulau-Pulau Aru 16 1
Aru Utara 10 1
Aru Utara Timur
Batuley 10 1
Sir-sir 7 4
Aru Tengah 10 3
Aru Tengah Timur 9 3
Aru Tengah Selatan 10 3
Aru Selatan 10 3
Aru Selatan Utara 9 4
Aru Selatan Timur 8 4

Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa kecamatan dengan hirarki terbesar adalah di
Kecamatan Pulau Aru-Aru, Kecamatan Aru Utara dan Kecamatan Aru Utara Batuley dengan jumlah
penduduk terbesar yang terdapat di Kecamatan Pulau Aru-Aru sebesar 39.358 jiwa. Sedangkan,
wilayah kecamatan dengan hirarki paling rendah terdapat di kecamatan Aru Selatan Utara dan
Kecamatan Aru Selatan Timur dengan jumlah penduduk terkecil ke 2 sebesar 3.643 jiwa.

15
Tabel Analisis Skalogram Guttman

Rum Gerej Pus


Poli Rum Mu S P S Gereja
ah Pur Vih M M M a kes Pus Ma
Kecamatan nde ah sho M O M Protes SD SMP Kios Jumlah Erorr
Bers a ara A I TS Katol ma du sjid
s Sakit lla K D A tan
alin ik s
Pulau-
Pulau Aru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 1
Aru Utara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 2
Aru Utara
Timur
Batule 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 2
Sir-sir 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2
Aru
Tengah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 1
Aru
Tengah
Timur 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 3
Aru
Tengah
Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0
Aru
Selatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 3
Aru
Selatan
Utara 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 4
Aru
Selatan
Timur 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0
Total 10 10 10 10 10 10 9 8 7 4 4 2 1 1 1 1 1 0 0 0 99 18

16
17
4.2 Analisis Indeks Sentralis Marshall
Sarana yang digunakan adalah sarana berupa fasilitas utama yang menjadi indikator
kualitas hidup masyarakat. Sarana tersebut adalah sarana pendidikan dan sarana kesehatan,
Sarana Peribdatan dan Sarana Perdagangan. Sarana Pendidikan yang digunakan dalam analisis adalah
SD, MI, SMP, MTS, SMA dan SMK. Sedangkan untuk sarana Kesehatan yang digunakan adalah Rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan POD dan Polindes. Sarana Peribdatan Masjid, Musholla,
Gereja Katolik, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura dan Vihara.
Langkah awal yaitu mentabulasikan data sarana Kabupaten Aru selanjutnya dari data tersebut
di hitung jumlah sarana dari masing sarana per-kecamatan. Apabila penghitungan selesai lalu
hitunglah indeks masing-masing sarana per kecamatan dengan metode indeks sentalitas. Seperti
contohnya sebagai berikut :
Sarana Kesehatan
Kecamatan Rumah Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Puskesmas Pusdu Polindes
Sakit RS Puskesmas Pusdu POD POD Polindes
Pulau-
Pulau Aru 1 100 4 14,2857143 5 15,625 0 0 0 0
Aru Utara 0 0 2 7,14285714 1 3,125 0 0 0 0
Aru Utara
Timur
Batule 0 0 1 3,57142857 3 9,375 0 0 0 0
Sir-sir 0 0 0 0 3 9,375 0 0 0 0
Aru
Tengah 0 0 4 14,2857143 7 21,875 4 80 0 0
Aru
Tengah
Timur 0 0 2 7,14285714 4 12,5 0 0 0 0
Aru
Tengah
Selatan 0 0 4 14,2857143 1 3,125 0 0 0 0
Aru
Selatan 0 0 5 17,8571429 4 12,5 1 20 0 0
Aru
Selatan
Utara 0 0 3 10,7142857 1 3,125 0 0 0 0
Aru
Selatan
Timur 0 0 3 10,7142857 3 9,375 0 0 0 0
Total 1 100 28 100 32 100 5 100 0 0

18
Peribadatan
Kecamatan Indeks Indeks
Gereja Indeks Indeks
Masjid Indeks Indeks Gereja Gereja Gereja Pura Vihara
Protestan Pura Vihara
Masjid Musholla Mushola Katolik Katolik Protestan
Pulau-Pulau Aru 16 20,779 1 100 4 14,286 32 28,3186 0 0 1 100
Aru Utara 8 10,39 0 0 4 14,286 4 3,53982 0 0 0 0
Aru Utara Timur
Batule 7 9,0909 0 0 3 10,714 3 2,65487 0 0 0 0
Sir-sir 7 9,0909 0 0 3 10,714 5 4,42478 0 0 0 0
Aru Tengah 11 14,286 0 0 4 14,286 26 23,0088 0 0 0 0
Aru Tengah Timur 7 9,0909 0 0 0 0 7 6,19469 0 0 0 0
Aru Tengah Selatan 6 7,7922 0 0 3 10,714 2 1,76991 0 0 0 0
Aru Selatan 4 5,1948 0 0 2 7,1429 16 14,1593 0 0 0 0
Aru Selatan Utara 5 6,4935 0 0 0 0 8 7,07965 0 0 0 0
Aru Selatan Timur 6 7,7922 0 0 5 17,857 10 8,84956 0 0 0 0
Total 77 100 1 100 28 100 113 100 0 0 1 100

Pendidikan
Kecamatan Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
SD SD MI MI SMP SMP MTS MTS SMA SMA SMK SMK MA Indeks MA
Pulau-Pulau Aru 25 18,116 1 16,67 7 20 2 40 5 45,4545 5 100 1 100
Aru Utara 13 9,4203 0 0 4 11,429 1 20 1 9,09091 0 0 0 0
Aru Utara Timur
Batule 9 6,5217 0 0 3 8,5714 1 20 1 9,09091 0 0 0 0
Sir-sir 11 7,971 0 0 2 5,7143 0 0 0 0 0 0 0 0
Aru Tengah 27 19,565 0 0 3 8,5714 0 0 1 9,09091 0 0 0 0
Aru Tengah Timur 12 8,6957 1 16,67 2 5,7143 0 0 1 9,09091 0 0 0 0
Aru Tengah Selatan 7 5,0725 2 33,33 2 5,7143 0 0 1 9,09091 0 0 0 0
Aru Selatan 16 11,594 0 0 4 11,429 0 0 1 9,09091 0 0 0 0
Aru Selatan Utara 8 5,7971 2 33,33 4 11,429 1 20 0 0 0 0 0 0

19
Pendidikan
Kecamatan Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
SD SD MI MI SMP SMP MTS MTS SMA SMA SMK SMK MA Indeks MA
Aru Selatan Timur 10 7,2464 0 0 4 11,429 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 138 100 6 100 35 100 5 100 11 100 5 100 1 100

Perdagangan
Kecamatan
Kios Indeks Kios
Pulau-Pulau Aru 350 48,2093664
Aru Utara 45 6,19834711
Aru Utara Timur Setelah itu selesai melalui hasil yang
Batule 34 4,68319559
didapatkan diatas, maka tahap selanjutnya
Sir-sir 19 2,61707989
Aru Tengah 117 16,1157025 adalah mengkategorikan masing-masing
Aru Tengah Timur 44 6,06060606 kecamatan dalam satuan orde.
Aru Tengah Selatan 27 3,71900826
Sebelumnya, perlu menghitung range agar
Aru Selatan 37 5,09641873
Aru Selatan Utara 30 4,1322314 membentuk suatu interval (kelas) orde.
Aru Selatan Timur 23 3,16804408 Didapatkan hasil sebagai berikut:
Total 726 100

Hasilnya, di Kabupaten Kepulauan Aru terdapat 2 Jenis orde, yaitu orde 1 yang terdapat pada Kecamatan Pulau- Pulau Aru sedangkan sisanya
masuk dalam orde 3. Yang termasuk dalam orde 3 diantaranya yaitu: kecamatan Aru Utara, Kecamatan Aru Utara Timur Batuley, Kecamatan Sir-sir,
Kecamatan Aru Tengah, Kecamatan Aru Tengah Timur, Kecamatan Aru Tengah Selatan, Kecamatan Aru Selatan, Kecamatan Aru Selatan Timur dan
Kecamatan Aru Selatan Utara. Hal tersebut menandakan bahwa Kecamatan Pulau Aru-Aru merupakan kecamatan yang berfungsi untuk melayani seluruh
daerah di Kabupaten Kepulauan Aru.

20
4.3 Analisis Ketersediaan Sarana
4.3.1 Sarana Pendidikan
Perhitungan kebutuhan jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Kepulauan Aru didasarkan
pada jumlah murid dengan mengacu kelompok umur sesuai tingkat pendidikannya. Cara menghitung
kebutuhan sarana pendidikan adalah dengan membagi antara jumlah penduduk menurut kelompok
usia tingkat sekolah dengan daya layanan sarana pendidikan. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan
sarana pendidikan di Kabupaten Kepulauan Aru:

Kebutuhan Jumlah
Sarana Penduduk Usia Daya Tampung Kebutuhan
Pendidikan Sekolah Sarana

TK 17606 1250 14

SD 20258 1600 13
SLTP 8793 4800 2
SLTA 12501 4800 1
Total 30
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan sarana pendidikan di Kabupaten
Kepulauan Aru tahun 2015 adalah sebanyak 30 sarana yang terdiri dari 14 sekolah TK, 13 sekolah SD,
2 sekolah SLTP dan 1 sekolah SLTA. Ketersediaan sarana pendidikan di Kabupaten Kepulauan Aru
sangatlah jauh jika dibandingkan dengan standard kebutuhan minimal sarana.

4.3.2 Sarana Kesehatan


Perhitungan kebutuhan jumlah sarana kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru didasarkan pada
jumlah penduduk. Cara menghitung kebutuhan sarana pendidikan adalah dengan membagi antara
jumlah penduduk dengan daya layanan sarana kesehatan di Kabupaten Kepulauan Aru:

Kebutuhan Sarana Daya Tampung


Jumlah Penduduk Kebutuhan
Kesehatan Sarana
Posyandu 91277 1250 73
Balai Pengobatan
Warga 91277 2500 37
BKIA / Klinik
Bersalin 91277 30000 3
Puskesmas
Pembantu dan
Balai Pengobatan
Lingkungan 91277 30000 3
Puskesmas dan
Balai Pengobatan 91277 120000 1
Tempat Praktik
Dokter 91277 5000 18
Apotek atau
Rumah Obat 91277 30000 3
Total 137

21
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan sarana kesehatan di Kabupaten
Kepulauan Aru tahun 2015 adalah sebanyak 137 sarana. Ketersediaan sarana kesehatan di
Kabupaten Kepulauan Aru sangatlah jauh jika dibandingkan dengan standard kebutuhan minimal
sarana.

4.3.4 Sarana Perdagangan dan Niaga


Perhitungan kebutuhan jumlah sarana perdagangan dan niaga di Kabupaten Kepulauan Aru
didasarkan pada jumlah penduduk. Cara menghitung kebutuhan sarana perdagangan dan jasa
adalah dengan membagi antara jumlah penduduk dengan daya layanan sarana perdagangan dan
jasa. Berikut ini merupakan tabel kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di Kabupaten Kepulauan
Aru:

Daya
Jumlah
Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Tampung Kebutuhan
Penduduk
Niaga Sarana
Toko atau Warung 91277 250 365
Pertokoan 91277 6000 15
Pusat Pertokoan dan Pasar Lingkungan 91277 30000 3

Pusat Perbelanjaan dan Niaga 91277 120000 1


Total 384
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di
Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2015 adalah sebanyak 384 sarana. Ketersediaan sarana perniagaan
di Kabupaten Kepulauan Aru sangatlah jauh jika dibandingkan dengan standard kebutuhan minimal
sarana.

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis skalogram dan indeks sentralis marshal, maka kita dapat
mengelompokan wilayah studi kecamatan di kabupaten kepulauan Aru berdasarkan ordenya.
Hasilnya adalah seperti berikut ini:

Kecamatan Jumlah Orde


Pulau-Pulau Aru 16 1
Aru Utara 10 1
Aru Utara Timur
Batuley 10 1
Sir-sir 7 4
Aru Tengah 10 3
Aru Tengah Timur 9 3
Aru Tengah Selatan 10 3
Aru Selatan 10 3
Aru Selatan Utara 9 4
Aru Selatan Timur 8 4

Berdasarkan data tersebut dapat di ketahui bahwa kecamatan dengan hirarki terbesar adalah di
Kecamatan Pulau Aru-Aru, Kecamatan Aru Utara dan Kecamatan Aru Utara Batuley dengan jumlah
penduduk terbesar yang terdapat di Kecamatan Pulau Aru-Aru sebesar 39.358 jiwa. Sedangkan,
wilayah kecamatan dengan hirarki paling rendah terdapat di kecamatan Aru Selatan Utara dan
Kecamatan Aru Selatan Timur dengan jumlah penduduk terkecil ke 2 sebesar 3.643 jiwa.

Indeks marshall dan skalogram sama-sama digunakan untuk mengetahui struktur susunan pusat
kegiatan pada suatu wilayah, kedua metode analisis ini menunjukan bahwa Kecamatan Pulau Pulau
Aru memegang peran tertinggi pada tingkat pelayanan di kabupaten kepulauan aru. Namun, jika di
bandingkan dengan kebutuhan minimal sarana yangg seharusnya ada, kepulauan aru sangatlah jauh
dari standard minimal kebutuhan yang harus dipenuhi. Maka dari itu, pemerintah seharusnya mulai
membangun sarana yang dibutuhkan agar sistem pelayanan tidak terganggu dari 1 wilayah ke
wilayah lain.

23
DAFTAR PUSTAKA
Standard Nasional Indonesia Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Aru. 2015. Kabupaten Kepulauan Aru dalam Angka
2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Pulau-Pulau Aru. 2015. Kecamatan Pulau-Pulau Aru dalam Angka
2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Utara. 2015. Kecamatan Aru Utara dalam Angka 2016. Maluku:
BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Utara Timur Batule. 2015. Kecamatan Aru Utara Timur Batule
dalam Angka 2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Sir-sir. 2015. Kecamatan Sir-sir dalam Angka 2016. Maluku: BPS
Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Tengah. 2015. Kecamatan Aru Tengah dalam Angka 2016.
Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Tengah Timur. 2015. Kecamatan Aru Tengah Timur dalam
Angka 2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Tengah Selatan. 2015. Kecamatan Aru Tengah Selatan dalam
Angka 2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Selatan. 2015. Kecamatan Aru Selatan dalam Angka 2016.
Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Selatan Utara. 2015. Kecamatan Aru Selatan Utara dalam
Angka 2016. Maluku: BPS Maluku

Badan Pusat Statistik Kecamatan Aru Selatan Timur. 2015. Kecamatan Aru Selatan Timur dalam
Angka 2016. Maluku: BPS Maluku

24

Anda mungkin juga menyukai