LANDASAN TEORI
Jaringan distribusi tenaga listrik adalah jaringan tenaga listrik yang memasok
MVTIC
Sumber kelistrikannya diperoleh dari gardu induk atau Pusat listrik Tenaga Diesel.
distribusi sekunder, dimana jaringannya mempergunakan kabel lilit (twisted cable). Dan
yaitu jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jika terjadi
gangguan akan terjadi blackout atau padam pada bagian yang tidak dapat dipasok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika terjadi
TopSwitch (PTS), Air Break Switch (ABSW)) dengan koordinasi relai atau dengan
pencabangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
tertutup, namun beroperasi radial (Radial Open Loop). Saluran bagian tengah
Konfigurasi spindel umumnya dipakai pada saluran kabel bawah tanah. Pada
konfigurasi ini dikenal 2 jenis penyulang yaitu pengulang cadangan (standby atau
express feeder) dan penyulang operasi (working feeder). Penyulang cadangan tidak
dibebani dan berfungsi sebagai backup supply jika terjadi gangguan pada
penyulang operasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
4. Konfigurasi Fork
penyulang berbeda dengan selang waktu pemadaman sangat singkat (Short Break
Time). Jika penyulang operasi mengalami gangguan, dapat dipasok dari penyulang
cadangan secara efektif dalam waktu sangat singkat dengan menggunakan fasilitas
sadapan Tee Off (TO) dari Saluran Udara atau dari Saluran Kabel tanah melalui
Gardu Distribusi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Konfigurasi ini dipakai jika beban pelanggan melebihi kemampuan hantar arus
ke titik beban. Rumit dalam proses pengoperasian, umumnya dipakai pada daerah
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) mengenai antara lain hantaran
udara diluar bangunan dan kabel tanah. Hantaran udara, sering juga disebut saluran udara,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
merupakan penghantar energi listrik tegangan menengah ataupun rendah, yang dipasang
diatas tiang-tiang listrik diluar bangunan. Sedangkan pada kabel tanah penghantarnya
dibungkus dengan bahan isolasi. Kabel tanah juga dapat pula dipakai untuk tegangan
menengah maupun rendah. Sebagaimana namanya kabel tanah ditanam didalam tanah.
Instalasi saluran udara jauh lebih murah daripada instalasi kabel tanah. Di lain pihak, instalasi
kabel tanah lebih mudah pemeliharaannya, karena jarang sekali terdapat gangguan karena
tempatnya yang tertutup. Kabel tanah juga terlihat lebih baik, karena tidak mengganggu
pemandangan dan lingkungan. Akan tetapi walaupun operasi dan tingkat pemeliharaannya
lebih mudah, tapi bila terjadi gangguan pada kabel tanah, perbaikannya susah untuk
dilakukan.
udara. Bagian-bagian utama suatu SUTM adalah tiang penyangga, travers (cross arm),
isolator (porselin atau gelas), penghantar dan grounding. Salah satu penghantar yang
Hantaran udara dari alumunium campuran keras yang dipilin bulat tidak berisolasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Salah satu kabel yang sering digunakan pada jaringan tegangan menengah adalah
Medium Voltage Twisted Insulated Cable (MVTIC). Untuk daerah perkotaan dengan
beban yang padat, SKUTM merupakan pilihan yang tepat karena tingkat keandalan
Bahan untuk kabel tanah umumnya juga terdiri dari tembaga dan alluminium.
berupa timah hitam. Untuk tegangan menengah sering dipakai juga minyak sebagai
isolasi. Jenis kabel demikian dinamakan GPLK (Gewapend Papier Load Kabel) yang
Aussenumheullung) standar Jerman. Pada saat ini bahan isolasi buatan berupa PVC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dan merupakan bahan isolasi yang andal dengan harga yang lebih murah, sangat andal,
dan juga penggunaannya yang lebih mudah. Atas alasan-alasan tersebut, maka
Secara umum, beban yang dilayani oleh sistem distribusi dibagi menjadi beberapa
sektor, yaitu sektor residensial/rumah tangga, sektor industri, dan sektor komersil. Masing-
masing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Karakteristik perubahan besarnya daya yang diterima oleh beban sistem tenaga setiap
saat dalam suatu satuan interval tertentu dikenal sebagai kurva beban. Secara umum, kurva
beban yang ada dan sering digunakan adalah kurva beban harian yang mencatat perubahan
beban dalam waktu 24 jam dalam 1 hari. Penggambaran kurva ini dilakukan dengan mencatat
besarnya beban tiap jam melalui pencatatan Mega Watt-meter yang terdapat di gardu induk.
Sumbu vertikal menyatakan skala beban dalam satuan Mega Watt (MW), sedangkan sumbu
horizontal menyatakan skala pencatatan waktu dalam 24 jam. Dengan demikian luas daerah
dibawah kurva merupakan besarnya energi listrik yang diserap oleh beban dalam waktu 1
hari (MW x jam = MWh). Contoh beban harian pada hari kerja dapat dilihat pada gambar
2.10.
beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, Televisi, AC, Komputer, alat
rumah tangga seperti mesin cuci, lemari es, motor pompa air dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Beban komersial adalah beban listrik pada daerah perdagangan, toko, hotel, dan
lain-lain. Kebutuhan energi listrik pada beban komersial digunakan untuk lampu
penerangan, mesin-mesin, kipas angin, air conditioner (AC) dan lain-lain. Berikut
c. Beban industri
Beban industri merupakan beban listrik yang berasal dari peralatan-peralatan listrik
di daerah industri. Energi listrik pada daerah industri umumnya digunakan untuk
Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikantenaga listrik
dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban. Suatu faktor utama yang
paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi adalah karakteristik dari berbagai beban.
Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thermis dari pembebanan
dapat dianalisa dengan baik. Analisa tersebut termasuk dalam menentukan keadaan awal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
listrik suatu gardu distribusi sengat penting artinya untuk mengevaluasi pembebanan gardu
distribusi tersebut, ataupun dalam merencanakan suatu gardu distribusi yang baru.
Karakteristik beban ini sangat memegang peranan penting dalam memilih kapasitas
transformator secara tepat dan ekonomis. Di lain pihak sangat penting artinya dalam
menentukan rating peralatan pemutus rangkaian, analisa susut dan menentukan kapasitas
Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat tergantung pada jenis beban yang
dilayaninya. Hal ini akan jelas terlihat dan hasil pencatatan kurva beban suatu interval waktu.
Berikut ini beberapa faktor penilaian beban dimana faktor ini faktor yang dapat memberikan
gambaran mengenai karakteristik beban, baik dari segi kuantitas pembebanannya maupun
a. Beban Rata-Rata
Pengertian beban rata-rata dapat diartikan sebagai jumlah total pembebanan pada sistem
per satuan waktu . Besarnya beban rata-rata dapat ditunjukan dengan persamaan sebagai
berikut:
Dengan :
Setelah didapatkan beban rata-rata (Prata-rata) dari suatu sistem atau penyulang dalam periode
tertentu, maka dapat diketahui diketahu berapa energi yang disalurkan pada penyulang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Dengan :
T = periode / waktu
b. Beban Maksimum
Beban Maksimum adalah beban rata-rata terbesar yang terjadi pada suatu interval interval
tertentu. Jadi beban maksimum ditentukan untuk waktu tertentu dari suatu interval waktu
tertentu, misal : beban maksimum 1 jam , T = 24 jam, dengan kata lain maksimum demand 1
jam pada T = 24 jam,berarti besarnya beban rata-rata terbesar untuk selang waktu 1 jam pada
c. Beban Puncak
Beban Puncak (Pmax) adalah nilai terbesar dari pembebanan sesaat pada suatu interval
demand tertentu.
d. Beban Terpasang
Beban terpasang dari suatu sistem adalah total daya seluruh peralatan sesuai dengan daya
nominal yang tertulis pada peralatan yang ada pada sistem itu.
Di dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya listrik, yang masing-masing energi
ini saling berhubungan dan dipengaruhi oleh besarnya nilai faktor kerja (Cos). Sebuah
sumber listrik arus bolak-balik (AC), memasok daya listrik dalam bentuk daya aktif dan daya
reaktif. Energi reaktif ini hanya ada jika bebannya berupa beban induktif atau beban kapasitif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
a. Daya Aktif
Daya ini dinyatakan dengan simbol P dengan satuan W atau kW. Besar dari daya aktif
= 3. . . .........(2.3)
Dengan:
= Faktor daya
I = Arus (ampere)
b. Daya Reaktif
Daya reaktif dinyatakan dengan simbol Q dengan satuan VAR (Volt Ampere Reaktif).
= 3 . . . ...(2.4)
Dengan:
I = Arus (ampere)
c. Daya Semu
Daya semu adalah daya yang terbentuk dari daya aktif dan reaktif. Daya ini dinyatakan
dengan simbol S dengan satuan (volt ampere/VA). Daya nyata ini merupakan penjumlahan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
= 2 + 2 ..(2.5)
atau
= 3 . . ..........(2.6)
Dengan
I = Arus (ampere)
Hubungan dari ketiga jenis daya ini dapat kita lihat pada gambar berikut:
S (VA)
Q (VAR)
P (Watt)
didefinikan sebagai suatu bentuk kehilangan energi listrik yang berasal dari selisih sejumlah
energi listrik yang dibeli dengan sejumlah energi listrik yang terjual atau jumlah energi yang
hilang atau menyusut, terjadi karena sebab-sebab teknik maupun non teknik pada waktu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Susut teknis merupakan susut yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan sistem yaitu
sifat dari penghantar dan peralatan listrik itu sendiri dalam keadaan operasi. Susut teknis
terbesar terjadi pada sistem distribusi. Hal ini terjadi karena sistem distribusi merupakan
bagian yang paling besar (paling panjang dan sangat tersebar). Yang termasuk susut teknis
c. Susut dielektrik
d. Dan lain-lain
Secara umum rumusan dari susut teknis berasal dari rumus berikut :
Dengan :
Dari persamaan diatas dapat dianalogikan arus dengan besar 4 ampere membuat daya yang
hilang 16 kali lebih besar dibandingkan arus sebesar 1 ampere pada konduktor dengan
Dengan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Sementara total energi yang hilang akibat terjadinya susut daya ini dapat diperhitungkan
Dimana :
t : waktu (jam)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa secara sederhana susut susut di jaringan
diakibatkan oleh besar arus yang mengalir, ini dipengaruhi terutama oleh pusat pusat beban,
semakin banyak beban maka akan semakin besar pula arus yang mengalir di jaringan.
Kemudian juga disebabkan oleh penghantar itu sendiri, semakin besar luas penghantar maka
Susut nonteknis merupakan susut atau daya yang hilang akibat faktor-faktor non teknis,
dalam artian merupakan susut yang benar-benar tidak bisa diperhitungkan penyebabnya.
Beberapa contoh dari penyebab susut non teknis ini adalah adanya pencurian listrik.
Penyebab lain yang sering terjadi juga adalah karena adanya kesalahan dalam pencatatan nilai
pemakaian energi oleh pelanggan. Lebih jelas parameter yang harus diperhatikan yang
seringkali menjadi penyebab timbulnya susut non teknis adalah sebagai berikut :
c. Pemakaian sendiri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
e. Kontak pelanggan
f. Komposisi jaringan
Penyaluran daya listrik dari pembangkit sampai ke konsumen melalui suatu sistem
listrik yang diterima. Parameter yang perlu diperhatikan untuk kehandalan saluran udara
tegangan menengah yakni besar susut energi dan susut tegangan. Adapun yang
mempengaruhi sistem penyaluran daya listrik pada saluran udara tegangan menengah adalah
sebagai berikut.
pemadaman listrik, tingkat tegangan yang menurun, serta ayunan tegangan yang diakibatkan
oleh faktor alam seperti angin, gempa bumi, badai dan gunung meletus. Sedangkan pengaruh
hewan dan manusia terjadi perusakan alam seperti penebangan pohon didekat jarring listrik.
Pengaruh Internal Pengaruh internal adalah pengaruh yang dialami oleh saluran listrik
tegangan menengah akibat dari kondisi penyaluran tenaga listrik. pengaruh internal dapat
menyebabkan terjadi perubahan listrik yang dikirim dari pusat pembangkitan ke konsumen
tenaga listrik. Sehingga untuk memperbaiki perlu dikompensasi dengan peralatan peralatan
bantu distribusi. Pengaruh pengaruh internal yang dimaksud adalah resistansi, induktansi, dan
kapasitansi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Kabel bawah tanah terdiri dari tiga komponen utama, yakni konduktor, bahan
dielektrik, dan selubung. Ketika kabel mendapat tegangan listrik, arus akan mengalir dan
akan memanaskan kabel. Kenaikan suhu tubuh kabel tergantung pada tingkat generasi dan
disipasi panas oleh tubuh kabel. Jadi, selain susut energi dan susut tegangan, pada SKTM
perlu diperhatikan juga efek termal yang mengakibatkan kerugian, yaitu rugi penghantar, rugi
Merupakan susut yang terjadi pada jaringan distribusi primer, dengan kata lain
merupakan susut yang terjadi pada tegangan nominal 20 kV. Pemodelan dilakukan dengan
melihat penyulang utama sebagai sumber dan transformator transformator distribusi sebagai
titik beban. Selain itu susut yang diperhitungkan biasanya merupakan susut untuk tiga fasa,
sementara untuk mencari susut tiap fasa biasanya menggunakan data menggunakan arus
setiap fasanya. Susut energi total dalam satu penyulang merupakan penjumlahan antara susut
pada penghantar dan susut pada transformator distribusi yang terdapat pada penyulang
tersebut.
Untuk pemodelan di atas, langkah yang harus dilakukan adalah dengan menghitung
arus yang mengalir di line tiap titik beban dengan menggunakan prinsip hukum kirchooff
yaitu berdasarkan hukum Kirchhoff 1 tentang arus, menyatakan bahwa besar arus yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
masuk pada suatu titik percabangan akan sama dengan besarnya arus yang keluar dari titik
percabangan tersebut.
I1 I2 In-1 In
I1 I2 In-1 In
Dengan demikian, maka hubungan arus dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa:
I1 = I1 + I2
I2 = I2 + ..+ In-1
In-1 = In-1 + In
In = In
Jadi: In = In ..(2.10)
Apabila sudah diketahui arus antar linenya maka susut daya pada jaringan dapat diperoleh
dengan persamaan :
Psaluran = 3 2 ........................................................(2.13)
Dengan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
RJTM = besar resistansi penghantar pada JTM () (sesuai SPLN 41-8 : 1981 untuk
pf = power factor
Dengan :
Data mengenai susut besi dan tembaga transformator diperoleh dari katalog Unindo dan
standar SPLN D3.002-1:2007 untuk transformator tiga phasa. Nilai susut besi bersifat
konstan, sedangkan nilai susut tembaga bergantung pada besar arus beban.
Rugi
Rugi tanpa
Daya berbeban
beban
pada 75oC
kVA W W
1 2 3
25 75 425
50 125 800
100 210 1420
160 300 2000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Besarnya susut energi adalah besarnya susut daya dikalikan dengan waktu atau dapat
Dengan:
E = Susut energi(Wattjam)
t = waktu (jam)
Esusut
Esusut (%) = x 100 %..........(2.16)
Dengan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Mengacu pada Jurnal Reduced Dielectric Losses for Underground Cable Distribution
Systems karya Hamzah Eteruddin dan Abdullah Asuhaimi Mohd Zin dengan hasil susut
dielektrik pada Penyulang Simpang Tiga sebesar 3528,23 kWh, hal ini membuktikan bahwa
susut dielektrik dapat terjadi pada penyulang dengan penghantar kabel bawah tanah (kabel
XLPE). Susut Dilektrik merupakan salah satu susut yang disebabkan oleh faktor thermal pada
penghantar. Nilai susut ini pada SUTM sangat kecil, sehingga diabaikan. Sedangkan susut
dielektrik pada SKTM dengan kabel three core dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
F = frekuensi (Hz)
C = kapasitansi (F/km)
Dengan demikian, maka nilai susut daya total pada penghantar SKTM menjadi:
Perhitungan jatuh tegangan pada jaringan distribusi adalah selisih antara tegangan
pangkal pengirim (sending end) dengan tegangan pada ujung penerima (receiving end). Jatuh
tegangan terjadi karena ada pengaruh dari tahanan dan reaktansi saluran, perbedaan sudut
fasa antara arus dan tegangan serta besar arus beban, jatuh tegangan pada saluran bolakbalik
tergantung pada impedansi, beban, dan jarak. Penurunan tegangan maksimum pada beban
penuh, yang diperbolehkan di beberapa titik pada jaringan distribusi (SPLN 72 tahun 1987)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
SUTM = 5%, SKTM = 2% dari tegangan kerja bagi sistem radial; trafo distribusi = 3% dari
tegangan kerja; saluran tegangan rendah= 4% dari tegangan kerja tergantung kepadatan
Merujuk pada Jurnal Analisa Rugi Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi di PT. PLN
Palu karya Nolki Jonal Hontong, Maickel Tuegeh, dan Lily.S. Patras dengan perhitungan
pada beberapa penyulang, maka rumus perhitungan dalam jurnal tersebut dapat
100( cos + )
% = 2
=1 . % ..........................................(2.19) [5]
Dimana
1. Tahanan Penghantar
Nilai hambatan penghantar dapat dihitung dengan rumus 2.8 dengan nilai tahanan
jenis pada suhu 20oC adalah sebesar 0,0175 mm2/m untuk tembaga dan 0,0287
mm2/m untuk alumunium. Secara umum kawat kawat penghantar terdiri dari kawat
pilin. Untuk menghitung pengaruh dari pilin, panjang kawat dikalikan 1,02 (2% dari
faktor koreksi). Tahanan kawat berubah oleh temperatur dalam batas temperatur 10oC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
+
2 = 1 +2 . (2.20)
1
Dimana
Menghitung tahanan dari kawat telanjang ada beberapa faktor yang mempengaruhi
= 2 /km (2.21)
Dimana
2. Reaktansi saluran (X L)
= 2 (2.22)
Dimana
L = induktansi (H/km)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Dengan
L = induktansi (H/km)
AAAC dengan luas penampang 150 mm2 (sesuai SPLN No.64 tahun
1985).
GMD = 3
12 23 13 .. (2.24)
Dengan
Sedangkan induktansi pada SKTM diketahui sebesar 0,382 x 10 -3 H/km (sesuai IEC
60502).
http://digilib.mercubuana.ac.id/