Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEHANDALAN KINERJA PENYULANG 20 KV DI PT.

PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT AREA CIREBON RAYON
CILEDUG

Mohamad Ramdan Febriana Herawan


Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung
Email : mohamad.ramdan.febriana@student.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat judul Analisis Kehandalan Kinerja Penyulang 20 kV di PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat Area Cirebon Rayon Ciledug. Latar belakang dalam penelitian ini
adalah gangguan penyulang yang sering terjadi, tingkat kehandalan kinerja penyulang 20 kV serta
perbandingan hasil kehandalan antara tahun 2015 dan 2016 dengan target kerja yang sudah
ditentukan oleh perusahaan. Batasan masalah dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti
Penyulang Pabuaran sebagai sampel dari penyulang yang ada di PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat Area Cirebon Rayon Ciledug. Data yang dipakai adalah data gangguan penyulang pada
tahun 2015 dan tahun 2016 serta target kinerja perusahaan. Dengan adanya analisis ini, dapat
diketahui sejauh mana tingkat kehandalan kinerja sistem distribusi tenaga listrik 20 kV pada
penyulang Pabuaran antara tahun 2015 dan tahun 2016 sehingga tenaga listrik dapat tersalurkan
pada konsumen. Adapun langkah yang dilakukan sebagai pencarian nilai indeks tersebut sendiri
yaitu dengan cara merekap semua data tahun 2015 dan tahun 2016 yang dibutuhkan sebagai input
penelitian, kemudian melakukan perhitungan indeks SAIDI dan SAIFI dengan rumus-rumus
pendekatan yang telah ditentukan.

Kata kunci : Kehandalan, Kinerja, Penyulang SAIDI, SAIFI

PENDAHULUAN
Pada era modern kebutuhan akan tenaga listrik menjadi kebutuhan primer bagi
masyarakat khususnya masyarakat di Indonesia. Kebutuhan tenaga listrik pastinya akan
terus semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi
sehingga peranan listrik menjadi sangat penting, bertambahnya permintaan penyediaan
listrik dari masyarakat dan adanya industri-industri yang baru menyebabkan penyaluran
tenaga listrik yang mutu dan handal menjadi suatu keharusan. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970. PLN
bertanggung jawab penuh akan kehandalan mutu listrik ini serta perlu terus meningkatkan
kinerjanya dalam hal penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkitan tenaga listrik
sampai dengan konsumen.

Indeks-indeks yang digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan suatu sistem


distribusi adalah SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), dan SAIDI
(System Average Interruption Duration Index).

PLN DJB Area Cirebon Rayon Ciledug memiliki 8 penyulang SUTM 20 kV masing-
masing penyulang memiliki perbedaan baik dari segi spesifikasinya, beban yang
dipikulnya dan jumlah gangguan yang menyebabkan PMT trip. Berdasarkan hasil survei
bahwa penyulang Pabuaran merupakan penyulang yang paling banyak mengalami
gangguan. Hal ini diakibatakan oleh beberapa faktor, seperti gangguan cuaca, binatang
dan pepohonan yang mengenai peralatan listrik, beban yang terlalu besar serta kerusakan
sistem akibat human error atau peralatan listrik itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut
penulis tertarik untuk melakukan studi tentang perhitungan tingkat kehandalan
penyaluran distribusi listrik 20 kV di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area
Cirebon Rayon Ciledug, untuk mengetahui apakah rayon tersebut sudah memberikan
pelayanan memuaskan terhadap konsumen. Indeks yang menjadi acuan kehandalan
menggunakan indeks SAIDI dan SAIFI.

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah penyulang Pabuaran dimana penyulang
itu adalah penyulang yang sering mengalami gangguan diantara penyulang-penyulang
yang ada di PLN Rayon Ciledug. Hal yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk
menidentifikasi gangguan yang sering terjadi pada penyulang Pabuaran, lalu mengetahui
tingkat kehandalan dari indeks SAIDI dan SAIFI pada penyulang Pabuaran, dan
membandingkan hasil indeks SAIDI dan SAIFI antara tahun 2015 dan 2016, lalu
dibandingkan dengan target yang sudah di tentukan oleh perusahaan .

KAJIAN PUSTAKA

1. Sistem Distribusi
Penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkitan hingga ke konsumen melewati jalan
yang panjang yang tergabung dalam Sistem Tenaga Listrik, sistem tenaga listrik terdiri
dari beberapa unsur perangkat peralatan yaitu pembangkitan, transmisi, distribusi dan
pelanggan, dimana semua unsur tersebut bekerja secara berhubungan dan bekerjasama.
Sistem distribusi adalah suatu sub-sistem dari sistem tenaga listrik dimana sistem ini
adalah sistem yang paling dekat dengan konsumen. Menurut Suhadi dan Tri Wrahatnolo
[8] mengemukakan bahwa Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik
Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Berdasarkan tegangannya Sistem
distribusi dibagi kedalam dua jenis yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder [9]

a. Distribusi Primer
Distribusi primer atau bisa disebut juga jaringan tegangan menengah (JTM) adalah
jaringan yang terletak di antara gardu induk dengan gardu distribusi. Jaringan ini biasa
disebut dengan penyulang atau feeder. Tegangan nominal pada distribusi primer ini ada 6
kV dan 20 kV, namun saat ini semua tegangan pada distribusi primer menggunakan
tegangan 20 kV.

b. Distribusi Sekunder
Distribusi sekunder atau bisa disebut juga jaringan tegangan rendah (JTR) adalah jaringan
yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik dari gardu-gardu distribusi ke pusat beban
atau konsumen listrik. Tegangan standar pada jaringan distribusi sekunder adalah 127/270
V untuk sistem lama, dan 220/380 V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk keperluan
industri.

Bagian-bagian pada sistem distribusi diantaranya adalah :

1. Pembangkit Listrik atau Gardu Induk


2. Bagian pertama ini adalah sebagai sumber dari sistem distribusi. Sumber ini bisa
berupa pembangkit langsung atau gardu induk.
3. Jaringan Distribusi Primer
4. Jaringan distribusi primer adalah jaringan awal pada sistem distribusi dari
sumber. Jaringan ini biasa disebut penyulang dengan tegangan menengah 20 kV.
5. Gardu Distribusi
6. Berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan distribusi primer menjadi
tegangan rendah yang dipakai konsumen dan disalurkan melalui jaringan
distribusi sekunder.
7. Jaringan Distribusi Sekunder
8. Jaringan distribusi sekunder atau jaringan tegangan rendah (JTR) merupakan
jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen. Oleh
karena itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini 220/380 V.
Tegangan 220 V merupakan tegangan antara fasa dengan netral, sedangan 380 V
merupakan tegangan fasa dengan fasa.

2. Kehandalan Sistem Tenaga Listrik

Keandalan adalah suatu peluang bahwa suatu komponen atau sistem akan sukses
menjalani fungsinya, dalam jangka waktu dan kondisi operasi tertentu, dengan kata lain
keandalan adalah peluang tidak terjadinya kegagalan saat sedang beroperasi. Sistem yang
memiliki keandalan tinggi akan mampu memberikan pasokan listrik kapanpun
dibutuhkan.

Parameter keandalan dapat dinyatakan seberapa sering sistem mengalami pemadaman,


berapa lama pemadaman terjadi dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk
memulihkan kondisi dari pemadaman yang terjadi (restoration) [4].

Indeks Keandalan adalah suatu besaran untuk mernbandingkan penampilan sistem


distribusi. indeks keandalan yang paling sering digunakan dalam sistem distribusi adalah
indeks frekuensi pernadaman rata-rata dan indeks lama pemadaman rata-rata [13].

a. Indeks Keandalan Berorientasikan Pelanggan


Dalam penentuan indeks keandalan, untuk sistem secara keseluruhan maka faktor-faktor
jumlah pelanggan, frekuensi dan durasi/lama pemadaman dapat dievaluasi dan bisa
didapatkan lengkap mengenai kinerja sistem. Indeks-indeks ini adalah frekuensi atau
lama pemadaman rata-rata tahunan. Indeks keandalan yang dipakai pada sistem distribusi
dijelaskan dalam uarain berikut ini.

1. System Avarage Interruption Frequency Index (SAIFI)


SAIFI merupakan suatu indeks yang menyatakan banyaknya gangguan
(pemadaman) yang terjadi dalam selang waktu tertentu (umunya satu tahun) pada
pelanggan dalam suatu sistem secara keseluruhan.
Jumlah gangguan pelanggan
SAIFI =
Jumlah pelanggan
[1]
2. System Avarage Interruption Duration Index (SAIDI)
SAIDI merupakan suatu indeks yang menyatakan lamanya gangguan (pemadaman)
yang terjadi dalam selang waktu tertentu (umunya satu tahun) pada pelanggan dalam
suatu sistem secara keseluruhan.
Jumlah durasi gangguan pelanggan
SAIDI =
Jumlah pelanggan
[1]
b. Gangguan pada Jaringan
Gangguan adalah peristiwa yang mengakibatkan trip PMT diluar kehendak operator atau
dalam bahasa inggris disebut fault. Gangguan yang sering terjadi biasanya karena terjadi
hubung singkat. Hubung singkat dapat terjadi apabila antar fasa atau fasa ke tanah.
Gangguan ada yang bersifat temporer atau sementara apabila setelah beberapa saat PMT
dapat dimasukan kembali. Ada juga gangguan permanen dimana titik gangguan harus
dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum PMT dimasukan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung dan menganalisanya serta
mengambil suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
pertimbangan proses distribusi penyaluran tenaga listrik yang baik, dan hasil
pemeliharaan yang akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja sistem
dalam penyaluran energi listrik ke pelanggan.

Analisis yang dilakukan adalah analisis menggunakan metode pehitungan SAIDI SAIFI
yang didapatkan referensinya dari modul-modul PLN, buku dan jurnal, serta wawancara
langsung kepada pegawai PLN. Lokasi penelitian di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat Area Cirebon Rayon Ciledug yang beralamat di Jl. Merdeka Timur No. 1 Ciledug
Kab. Cirebon 45188.

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah terlihat pada flowchart
berikut
Mulai

Studi pustaka dan literatur


Observasi Lapangan

Studi bimbingan :
Diskusi dengan Dosen

Pengambilan Data di
lokasi Penelitian

Analisis Data

Hasil Data sesuai


Tidak

Ya
Penarikan Kesimpulan dan Saran

Pembuatan Laporan Selesai

Gambar 1. Flowchart Metode Penelitian


Dalam melakukan perhitungan keandalan memakai metode SAIDI SAIFI maka kita
harus mencari beberapa data diantaranya nilai durasi gangguan (d), menghitung total
jumlah pelanggan padam (n) dan menghitung durasi pelanggan padam. Rumus yang
dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Durasi (menit )
Durasi Gangguan (d) = 60
n = jumlah pelanggan padam
Durasi Pelanggan Padam = d x n

Untuk perhitungan SAIDI SAIFI setiap bulan, maka dipakai rumus


D X
SAIDI = SAIFI =
N N
D = Durasi pelanggan padam (Jam pelanggan)
N = Jumlah total pelanggan yang dilayani (Pelanggan)
X = Jumlah pelanggan yang mengalami gangguan (Pelanggan)

Jika perhitungan SAIDI SAIFI setiap bulan sudah didapatkan, maka selanjutnya
menghitung SAIDI SAIFI selama satu tahun, untuk mengetahui keandalan sistem
tersebut, maka menggunakan rumus [3] :

Jumlah nilai SAIDI selama 12 bulan
SAIDI = = jam/tahun
12


Jumlah nilai SAIFI selama 12 bulan
SAIFI = = kali /tahun
12

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data yang dianalisis adalah data di PLN Rayon Ciledug Area Cirebon yang mempunyai 8
penyulang yang di suplai dari Gardu Induk Babakan dengan dua trafo distribusi dengan
kapasitas masing-masing 30 MVA.

Tabel 1. Data GI dan Penyulang SUTM 20 kV Rayon Ciledug


Gardu Induk Trafo Distribusi Penyulang
PBRA
Trafo I LSRI
ASEA 30 MVA 70/20 KV PBDL
Gardu Induk GBUD
Babakan CLDG
Trafo II KRSW
POUWELS 30 MVA 70/20 kV SDLT
PNGN
Penyulang yang di analisis dalam
penelitian ini adalah penyulang Pabuaran atau PBRA.

Penyulang Pabuaran memiliki panjang total 30,17 kms menggunakan konduktor A3C 150
Gambar
pada penyulang utama 2. Single
dan A3C Line
70 pada Diagram
cabang sertaPenyulang Pabuaran.
di cabang yang langsung ke gardu
memakai A3C 35, untuk Gardu jenis Tembok dan outgoing dari GI karena melalui tanah
memakai konduktor XLPE 240. Terdapat 54 Gardu Distribusi dan 22.322 jumlah
pelanggan yang dipasok oleh penyulang Pabuaran.

TAHAP ANALISIS

Rekap data di penyulang Pabuaran seperti jumlah pelanggan, identitas


penyulang dan lain-lain.
Pengumpulan data gangguan penyulang berupa banyaknya/frekuensi PMT trip
dan durasi terjadinya pemadaman saat PMT trip, serta penyebab terjadinya
gangguan PMT trip hasil temuan petugas yantek PLN.
Merekap data banyaknya/frekuensi dan durasi pemadaman selama setahun dari
bulan Januari s/d Desember 2015 dan 2016 pada penyulang Pabuaran.
Menganalisis durasi pelanggan padam pada penyulang Pabuaran di tahun 2015
dan tahun 2016, dan menganalisis penyebab gangguan pada penyulang
Pabuaran.
Menghitung nilai indeks keandalan berupa SAIDI dan SAIFI penyulang
Pabuaran pada tahun 2015 dan tahun 2016 per bulan.
Merekap dan menghitung nilai indeks keandalan berupa SAIDI dan SAIFI
penyulang Pabuaran pada tahun 2015 dan tahun 2016 dalam setahun.
Membandingkan hasil nilai indeks keandalan pada tahun 2015 dan tahun 2016
dan juga dibandingkan dengan target yang sudah diberikan oleh perusahaan.
Menyimpulkan hasil dari perbandingan nilai indeks keandalan dan hasil analisis
penyebab gangguan pada penyulang Pabuaran.

Hasil perhitungan SAIDI SAIFI tahun 2015 dan 2016 dibandingkan dengan target
kinerja yang telah ditetapkan perusahaan adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Realisasi dan Target SAIDI SAIFI


2015 2016 Target 2016
SAIDI SAIFI SAIDI SAIFI SAIDI SAIFI
(Jam/Tahun) (Kali/Tahun) (Jam/Tahun) (Kali/Tahun) (Jam/Tahun) (Kali/Tahun)
0,146 0,667 0,156 0,833 0,1 0,5

Berdasarkan Standar SPLN 68-2:1986 [14] nilai SAIFI 3,2 kali/tahun dan SAIDI 21
jam/tahun. Jika dilihat dari standar di atas maka penyulang Pabuaran (PBRA) dapat
dikatakan handal karena nilai SAIDI dan SAIFI yang dicapai telah sesuai target bahkan
terlampaui.

Namun jika dibandingkan antara tahun 2016 dengan 2015 terlihat bahwa nilai SAIDI-
SAIFI penyulang Pabuaran turun atau lebih buruk. Pada tahun 2015 nilai SAIDI 0,146
jam/tahun sedangkan tahun 2016 naik menjadi 0,156 jam/tahun. Nilai SAIFI pada tahun
2015 0,667 kali/tahun dan mengalami penaikan juga pada tahun 2016 menjadi 0,833
kali/tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa kinerja penyulang Pabuaran mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan target pada penyulang Pabuaran di tahun
2016 tidak tercapai dimana target SAIDI pada tahun 2016 adalah 0,1 jam/tahun dan
SAIFI adalah 0,5 kali/tahun.

Begitupun penyebab gangguan penyulang, pada tahun 2015 hampir 63 % gangguan


diketahui sebabnya yaitu ada yang akibat pohon, binatang dan human error, sedangkan
pada tahun 2016 hanya 30 % gangguan yang berhasil diidentifikasi. Hal ini perlu menjadi
evaluasi bagi petugas Pelayanan Teknik PLN Rayon Ciledug.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut,
1. Penyebab gangguan yang sering terjadi pada penyulang Pabuaran tahun 2015 adalah
akibat pohon menyentuh SUTM, juga ada layang-layang dan human error. Sedangkan
pada tahun 2016 penyebab banyak belum diketahui tapi kebanyakan gangguan yang
belum diketahui terjadi ketika cuaca buruk, ada juga gangguan akibat binatang yang
naik ke SUTM.
2. Kehandalan penyulang Pabuaran (PBRA) baik pada tahun 2015 dan tahun 2016 sudah
memenuhi standar SPLN 68-2:1986 dimana dapat dikatakan bahwa penyulang
Pabuaran handal dalam penyaluran tenaga listrik, namun masih ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan diperbaiki.
3. Kinerja penyulang Pabuaran pada tahun 2016 menurun jika dibandingkan tahun 2015
baik dari SAIDI maupun SAIFI yang mengakibatkan target SAIDI-SAIFI pada tahun
2016 tidak tercapai

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arifani, Nur Indah, Heru Winarno. (2013). Jurnal TA : Analisis Nilai Indeks
Keandalan Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 kV pada Penyulang Pandean Lamper
1,5,8,9,10 di GI Pandean Lamper. Semarang : Universitas Diponegoro

[2] IEEE (2011). IEEE P1366/D8 Draft Guide for Electric Power Distribution Reliability
Indices. Canada : University of Calgary

[3] Putra, Shandy Aditya. (2016). Tugas Akhir : Analisis Keandalan Sistem Tenaga
Listrik di PT. PLN (Persero) APJ Baleendah Area Majalaya. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia

[4] Rukmi, Hartati, dkk. (2007). Penentuan Angka Keluar Peralatan untuk Evaluasi
Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Vol. 6 No. 2.

[5] Saodah, Siti. (2008). Jurnal ITN : Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga
Listrik Berdasarkan SAIDI dan SAIFI. Yogyakarta : Institut Teknologi Nasional

[6] Setiadi, Esa. (2015). Tugas Akhir : Analisis Reliability dan Availability Sistem
Distribusi Tenaga Listrik 20 kV di PT. PLN APJ Cimahi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia

[7] Suhadi. (2008) Sistem Distribusi Daya Listrik. Jakarta : Erlangga

[8] Suhadi, dkk. (2008) Teknik Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

[9] Suswanto, Daman. (2009) Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Padang :Teknik Elektro
Universitas Negeri Padang

[10] SPLN 1 (1978). Pentanahan Jaringan Tegangan Rendah dan Pentanahan Instalasi,
Jakarta : PLN

[11] SPLN 1 (1995). Tegangan-Tegangan Standar. Jakarta : PLN

[12] SPLN 52. (1983). Pola Pengamanan Sistem, Bagian Tiga: Sistem Distribusi 6 kV
dan 20 kV. Jakarta : PLN

[13] SPLN 59-2. (1985). Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV. Jakarta :
PLN

[14] SPLN 68-2. (1986). Tingkat Jaminan Sistem Tenaga Listrik Bagian Dua : Sistem
Distribusi. Jakarta : PLN

Anda mungkin juga menyukai