Tugas Akt Pemerintah
Tugas Akt Pemerintah
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017
Latar Belakang
Analisis Aset
Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat penurunan asset pada table neraca
diperoleh informasi bahwa penurunan asset pemerintah daerah adalah sebesar 20,24 %.
Angka penurunan asset tersebut terlalu tinggi dikarenakan adanya penyusutan asset pada
tahun lalu yang disusutkan pada tahun 2015, meskipun begitu dapat dikategorikan cukup.
jika diperhatikan secara lebih cermat, terdapat beberapa pertumbuhan asset yang cukup
signifikan yang mestinya berbanding lurus dengan total asset tetap maupun total passive
secara keseluruhan. Dikarenakan adanya penyusutan sebesar Rp702.973.551.893.00.
Maka dari itu, jika ada Pertumbuhan asset tetap yang paling menonjol terjadi pada
peningkatan asset gedung sebesar Rp. 71.647.722.326,00 (12,64%), dan peningkatan
aktiva tetap lainnya pada pos bangunan dalam pengerjaan sebesar 98,12%
(19.372.162.723,00). Dari hasil ini terlihat jelas bahwa pemerintah daerah melakukan
banyak investasi pada asset tetap terutama gedung.
Dari hasil pengolahan data tersebut, kita dapat mempertanyakan lebih lanjut apa
yang mendorong pemerintah daerah melakukan pengurangan asset tetap secara
signifikan. Apa motivasi dalam melakukan pengurangan tersebut? Apakah telah terjadi
kekurangan kas? Bila kekurangan kas berarti pemerintah tidak yakin dengan
fundamental/ dasar ekonomi jangka pendek daerahnya dan juga tidak yakin akan rasio
kecukupan modal untuk jangka pendek. Atau justru pemerintah daerah terlalu deficit
sehingga terlihat jelas pemerintah menambah instrumen jangka pendeknya dan
mengurangi investasi asset tetap. Bandingkan saja dengan penurunan asset lancar sebesar
22,30% atau Rp43.281.501.060. Atau memang karena keadaan mendesak maka
pemerintah harus melakukan investasi yang signifikan pada asset gedung.
Untuk melihat overliquid atau tidak liquidnya neraca maka digunakan teknik
membandingkan proporsi tiap kelompok asset terhadap total asset seperti table berikut
ini:
KATEGORI ASET 31 Des 2015 % dari 31 Des 2014 % dari
Total Aset Total Aset
Asset Lancar 150.723.738.928,65 10,93% 194.005.239.988,98 11.23%
Investasi jk panjang 116.421.355.088,60 8,44% 103.423.388.417,08 5,98%
Aset Tetap 1.106.648.573.338,00 80,30% 1.423.122.365.408,00 82,36%
Aset Lainnya 4.386.194.117,00 3,18% 7.431.796.072,00 4,3%
Total Aset 1.378.179.861.472,25 1.727.982.789.886,06
Dapat dilihat walaupun secara nominal terjadi penurunan terhadap asset tetap
tetapi ternyata dalam hal proporsi dari tahun 2014 ke tahun 2015 proporsi asset tetapnya
(Fixed asset seperti: gedung, tanah) menurun. Bahkan terlihat jelas proporsi yang
mengalami kenaikan baik secara nominal maupun dibandingkan total asset adalah pos
investasi jangka panjang. Jadi memang kemungkinan besar pemda sudah menganggap
asetnya sudah cukup liquid sehingga berkonsentrasi meningkatkan instrument jangka
panjangnya. Pernyataan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya
PSAP no 1 tentang penyajian laporan keuangan khususnya pada neraca/posisi keuangan.
Modal Kerja
Berdasarkan data dalam laporan keuangan, maka dapat dihitung modal kerja pemerintah
daerah sebagai berikut:
MODAL KERJA = ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
= Rp150.723.738.928,65 Rp7.502.352.523,00
= Rp143.221.386.405,65
Nilai modal kerja tersebut berarti pada akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016
modal kerja pemerintah daerah adalah sebesar Rp143.221.386.405,65 Artinya modal
kerja tersebut sudah cukup besar jika dibandingkan dengan utang lancar yang hanya
sebesar Rp7.502.352.523,00.
Berdasarkan data dalam laporan keuangan, dapat dihitung beberpa rasio keuangan
sebagai berikut:
Analisis Rasio Keuangan 31 Desember 2015 31 Desember 2014
RASIO LANCAR 20,90 : 1 47,57 : 1
RASIO CEPAT 17,16 : 1 39,20 : 1
RASIO SOLVABILITAS 183,70 : 1 423,72 : 1
RASIO UTANG TERHADAP EKUITAS 0,05 : 1 0,02 : 1
RASIO UTANG TERHADAP ASET MODAL 0,05 : 1 0,02 : 1
RASIO UTANG TERHADAP (PAD) 0,44 : 1 0,24 : 1
RASIO UTANG TERHADAP PDRB - -
MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) 143.221.386.405,65 189.876.668.995,00
WORKING CAPITAL TO ASSET 10,39% 10,98%
Kinerja belanja daerah secara umum juga menunjukkan kinerja yang baik yang
ditandai dengan realisasi belanja yang dibawah jumlah yang dianggarkan. Hal ini
menunjukkan adanya efisiensi anggaran dengan tingkat efisiensi berkisar antara 3-
16%.
Pemerintah daerah juga berhasil dalam menekan deficit anggaran. Defisit
anggaran diperkirakan sebesar Rp130.694.316.900,71 namun realisasinya hanya
sebesar Rp15.595.280.132,69
Dari segi pmbiayaan, terlihat bahwa pembiayaan anggaran cukup baik yang
ditandai dengan meningkatnya kemampuan pembiayaan keuangan daerah berupa
tidak dilakukannya pengadaan utang, dilakukannya penyertaan modal,
dilakukannya pembentukan dana cadangan, dan adanya sisa lebih perhitungan
anggaran pada tahu anggaran 2015 sebesar Rp115.020.985.215,52
Secara keseluruhan kinerja APBD Tahun Anggaran 2015 dapat dinilai bagus, baik
dari segi pendapatan, segi belanja, maupun segi pembiayaan.
Dan hal ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
yang mana sesuai dengan PSAP no.2 tentang Laporan Realisasi Anggaran yang
berbasis Kas.
Analsis Arus Kas
Kinerja keuangan daerah juga dapat dilihat dari arus kas yang dihasilkan
pemerintah daerah. Berdasarkan Laporan Arus Kas dapat diringkas sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH KETERANGAN
ALIRAN KAS BERSIH AKTIVITAS OPERASI 209.654.279.771,31 Cukup Baik
ALIRAN KAS BERSIH AKTIVITAS INVESTASI (240.704.482.704,00) Cukup Baik
ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS 483.199162,20 Surplus
PEMBIAYAAN
ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS (4.213.301,00) Defisit
TRANSITORIS
Berdasarkan data diatas laporan arus kas sudah disajikan sesuai dengan PSAP 03
tentang penyajian laporan arus kas sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
berbasis akrual.
3. Mutasi Transfer Antar SKPD, Reklasifikasi dan Penghapusan Aset Tidak Didukung
dengan Dokumen yang Memadai.
4. Mekanisme Penatausahaan Penerimaan dan Pertanggungjawaban Dana yang Diterima
Sekolah Negeri di Luar Rekening Kas Daerah Tidak Memadai.
5. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Belum Lengkap dan Belum
Sepenuhnya Sesuai Ketentuan yang Berlaku.
6. Pengelolaan Persediaan pada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Belum Tertib.