Anda di halaman 1dari 6

April 02,

AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KULON PROGO TAHUN ANGGARAN 2015


Oleh:
Fahmi Danu Fausa B200140181/B

Latar Belakang

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2015


sebagai implementasi dari pertanggungjawaban keuangan daerah, yang digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan,belanja, dan pembiayaan dengan anggaran yang
telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan sesuai peraturan perundang-undangan.
Tahun 2015 adalah tahun pertama penerapan sistem akuntansi berbasis
akrual.Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menerapkan akuntansi berbasis akrual
sejak 1 Januari 2015 dan dalam pelaksanaannya telah memanfaatkan aplikasi akuntansi
berbasis tekhnologi (SIMDA Keuangan dri BPKP). Untuk mendasari pelaksanaan
akuntansi berbasis akrual, telah disusun Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 24 Tahun
2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana telah disempurnakan
dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 69 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah. Untuk melengkapi kebijakan akuntansi tersebut, juga telah disusun Peraturan
Bupati Kulon Progo Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
yang menjadi pedoman dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Sebagai
sebuah pedoman, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menjelaskan siapa melakukan apa
dan menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana mencatatnya.
Pada prinsipnya, SAPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi akuntansi
dapat memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar.
Laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan basis akrual diharapkan
dapat memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah daerah dan
menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
Anggaran 2015 disusun untuk mencapai visi dan misi pembangunan daerah sebagaimana
tercantum pada tahun keempat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2011- 2016. Selanjutnya tema dan prioritas pada Tahun Anggaran
2015 dijabarkan dalam Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015 yang diarahkan untuk
dapat menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam rangka menyelesaikan
permasalahan strategis daerah, meliputi: kemiskinan, pengangguran, dan peningkatan
pendapatan ekonomi masyarakat.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 1


April 02,
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Kulon


Progo dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran, program maupun kegiatan telah
mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Pengelolaan keuangan daerah telah
berasaskan prestasi kerja, dengan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan yang
memiliki keluaran (outputs) guna mendukung pencapaian hasil (outcomes).
Tujuan dan sasaran pembangunan Tahun Anggaran 2015 telah dicapai melalui
pengelolaan keuangan daerah yang transparan, efisien, efektif dan akuntabel serta
berorientasi pada kinerja yang lebih dititikberatkan pada peningkatan pelayanan dasar
yaitu pada bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Selain itu, penggunaan dana Tahun Anggaran 2015 juga diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelayanan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka
melaksanakan kewen angan urusan pemerintahan daerah.
Untuk itu sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), maka Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menyusun
Laporan Keuangan Daerah yang meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Analisis Aset
Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat penurunan asset pada table neraca
diperoleh informasi bahwa penurunan asset pemerintah daerah adalah sebesar 20,24 %.
Angka penurunan asset tersebut terlalu tinggi dikarenakan adanya penyusutan asset pada
tahun lalu yang disusutkan pada tahun 2015, meskipun begitu dapat dikategorikan cukup.
jika diperhatikan secara lebih cermat, terdapat beberapa pertumbuhan asset yang cukup
signifikan yang mestinya berbanding lurus dengan total asset tetap maupun total passive
secara keseluruhan. Dikarenakan adanya penyusutan sebesar Rp702.973.551.893.00.
Maka dari itu, jika ada Pertumbuhan asset tetap yang paling menonjol terjadi pada
peningkatan asset gedung sebesar Rp. 71.647.722.326,00 (12,64%), dan peningkatan
aktiva tetap lainnya pada pos bangunan dalam pengerjaan sebesar 98,12%
(19.372.162.723,00). Dari hasil ini terlihat jelas bahwa pemerintah daerah melakukan
banyak investasi pada asset tetap terutama gedung.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2


April 02,
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

Dari hasil pengolahan data tersebut, kita dapat mempertanyakan lebih lanjut apa
yang mendorong pemerintah daerah melakukan pengurangan asset tetap secara
signifikan. Apa motivasi dalam melakukan pengurangan tersebut? Apakah telah terjadi
kekurangan kas? Bila kekurangan kas berarti pemerintah tidak yakin dengan
fundamental/ dasar ekonomi jangka pendek daerahnya dan juga tidak yakin akan rasio
kecukupan modal untuk jangka pendek. Atau justru pemerintah daerah terlalu deficit
sehingga terlihat jelas pemerintah menambah instrumen jangka pendeknya dan
mengurangi investasi asset tetap. Bandingkan saja dengan penurunan asset lancar sebesar
22,30% atau Rp43.281.501.060. Atau memang karena keadaan mendesak maka
pemerintah harus melakukan investasi yang signifikan pada asset gedung.
Untuk melihat overliquid atau tidak liquidnya neraca maka digunakan teknik
membandingkan proporsi tiap kelompok asset terhadap total asset seperti table berikut
ini:
KATEGORI ASET 31 Des 2015 % dari 31 Des 2014 % dari
Total Aset Total Aset
Asset Lancar 150.723.738.928,65 10,93% 194.005.239.988,98 11.23%
Investasi jk panjang 116.421.355.088,60 8,44% 103.423.388.417,08 5,98%
Aset Tetap 1.106.648.573.338,00 80,30% 1.423.122.365.408,00 82,36%
Aset Lainnya 4.386.194.117,00 3,18% 7.431.796.072,00 4,3%
Total Aset 1.378.179.861.472,25 1.727.982.789.886,06

Dapat dilihat walaupun secara nominal terjadi penurunan terhadap asset tetap
tetapi ternyata dalam hal proporsi dari tahun 2014 ke tahun 2015 proporsi asset tetapnya
(Fixed asset seperti: gedung, tanah) menurun. Bahkan terlihat jelas proporsi yang
mengalami kenaikan baik secara nominal maupun dibandingkan total asset adalah pos
investasi jangka panjang. Jadi memang kemungkinan besar pemda sudah menganggap
asetnya sudah cukup liquid sehingga berkonsentrasi meningkatkan instrument jangka
panjangnya. Pernyataan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya
PSAP no 1 tentang penyajian laporan keuangan khususnya pada neraca/posisi keuangan.
Modal Kerja
Berdasarkan data dalam laporan keuangan, maka dapat dihitung modal kerja pemerintah
daerah sebagai berikut:
MODAL KERJA = ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
= Rp150.723.738.928,65 Rp7.502.352.523,00
= Rp143.221.386.405,65
Nilai modal kerja tersebut berarti pada akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016
modal kerja pemerintah daerah adalah sebesar Rp143.221.386.405,65 Artinya modal
kerja tersebut sudah cukup besar jika dibandingkan dengan utang lancar yang hanya
sebesar Rp7.502.352.523,00.

Analisis Rasio Keuangan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 3


April 02,
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

Berdasarkan data dalam laporan keuangan, dapat dihitung beberpa rasio keuangan
sebagai berikut:
Analisis Rasio Keuangan 31 Desember 2015 31 Desember 2014
RASIO LANCAR 20,90 : 1 47,57 : 1
RASIO CEPAT 17,16 : 1 39,20 : 1
RASIO SOLVABILITAS 183,70 : 1 423,72 : 1
RASIO UTANG TERHADAP EKUITAS 0,05 : 1 0,02 : 1
RASIO UTANG TERHADAP ASET MODAL 0,05 : 1 0,02 : 1
RASIO UTANG TERHADAP (PAD) 0,44 : 1 0,24 : 1
RASIO UTANG TERHADAP PDRB - -
MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) 143.221.386.405,65 189.876.668.995,00
WORKING CAPITAL TO ASSET 10,39% 10,98%

Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan tersebut, maka tampak adanya


perbaikan kinerja keuangan yang ditunjukkan dengan adanya penurunan solvabilitas dan
terjaganya likuiditas keuangan pemerintah daerah. Rasio utang terhadap pendapatan
meskipun lebih tinggi daripada tahun sebelumnya tetapi kenaikannya tidaklah sangat
membebani keuangan daerah, jadi masih dalam taraf yang wajar.
Analisis Pertumbuhan Utang
2015 2014 Selisih %
UTANG LANCAR
Bag. Lancar Utang jangka - 51.092.473,18 51.092.473,18 100%
panjang
Utang Perhit. Pihak ketiga 8.783.869,00 12.997.170,00 4.213.301,00 32,41%
Pendapatan diterima 175.341.670,00 - 175.341.670,00 100%
dimuka
Utang beban 474.250.587,00 - 474.250.587,00 100%
Utang jangka panjang lain 6.843.976.397,00 4.014.043.551,32 2.829.932.845,68 41,34%
Jumlah Utang Lancar 7.502.352.253,00 4.078.133.194,50 3.424.219.058,50 45,64%
UTANG JANGKA
PANJANG
Utang kepada pemerintah - 48.437.799,48 48.437.799,48 100%
pusat
Jumlah utang jangka - 48.437.799,48 48.437.799,48 100%
panjang
TOTAL KEWAJIBAN 7.502.352.253,00 4.126.570.993,98 3.375.781.259,02 45%
Berdasarkan data dapat terlihat bahwa jumlah kewajiban secara total meningkat
relative besar sebesar 45% atau sebesar Rp3.375.781.259,02 .

Analisis Realisasi Pendapatan dan Belanja


Berdasarkan data tingkat pencapaian anggaran diatas, dapat dianalisis, hal-hal
sebagi berikut:
Kinerja pemerintah daerah sangat bagus ditandai dengan pencapaian pendapatan
yang melampaui target anggaran. Seluruh sumber-sumber pendapatan daerah yang
dianggarkan semuanya tercapai, baik PAD, Dana perimbangan, maupun lain-lain
pendapatan yang sah.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 4


April 02,
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

Kinerja belanja daerah secara umum juga menunjukkan kinerja yang baik yang
ditandai dengan realisasi belanja yang dibawah jumlah yang dianggarkan. Hal ini
menunjukkan adanya efisiensi anggaran dengan tingkat efisiensi berkisar antara 3-
16%.
Pemerintah daerah juga berhasil dalam menekan deficit anggaran. Defisit
anggaran diperkirakan sebesar Rp130.694.316.900,71 namun realisasinya hanya
sebesar Rp15.595.280.132,69
Dari segi pmbiayaan, terlihat bahwa pembiayaan anggaran cukup baik yang
ditandai dengan meningkatnya kemampuan pembiayaan keuangan daerah berupa
tidak dilakukannya pengadaan utang, dilakukannya penyertaan modal,
dilakukannya pembentukan dana cadangan, dan adanya sisa lebih perhitungan
anggaran pada tahu anggaran 2015 sebesar Rp115.020.985.215,52
Secara keseluruhan kinerja APBD Tahun Anggaran 2015 dapat dinilai bagus, baik
dari segi pendapatan, segi belanja, maupun segi pembiayaan.
Dan hal ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
yang mana sesuai dengan PSAP no.2 tentang Laporan Realisasi Anggaran yang
berbasis Kas.
Analsis Arus Kas
Kinerja keuangan daerah juga dapat dilihat dari arus kas yang dihasilkan
pemerintah daerah. Berdasarkan Laporan Arus Kas dapat diringkas sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH KETERANGAN
ALIRAN KAS BERSIH AKTIVITAS OPERASI 209.654.279.771,31 Cukup Baik
ALIRAN KAS BERSIH AKTIVITAS INVESTASI (240.704.482.704,00) Cukup Baik
ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS 483.199162,20 Surplus
PEMBIAYAAN
ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS (4.213.301,00) Defisit
TRANSITORIS
Berdasarkan data diatas laporan arus kas sudah disajikan sesuai dengan PSAP 03
tentang penyajian laporan arus kas sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
berbasis akrual.

Namun Hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah


Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 mengungkap sebanyak 6 (enam) temuan
pemeriksaan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pemberian Keringanan Retribusi Tempat Wisata dan Olah Raga pada Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tidak Sesuai Ketetentuan.
2. Pengelolaan Pemungutan Retribusi Izin Gangguan (HO) Belum Dilakukan Secara
Optimal.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 5


April 02,
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2017

3. Mutasi Transfer Antar SKPD, Reklasifikasi dan Penghapusan Aset Tidak Didukung
dengan Dokumen yang Memadai.
4. Mekanisme Penatausahaan Penerimaan dan Pertanggungjawaban Dana yang Diterima
Sekolah Negeri di Luar Rekening Kas Daerah Tidak Memadai.
5. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Belum Lengkap dan Belum
Sepenuhnya Sesuai Ketentuan yang Berlaku.
6. Pengelolaan Persediaan pada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Belum Tertib.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 6

Anda mungkin juga menyukai