Anda di halaman 1dari 37

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Kelapa sawit ( Elaeis guinensis Jacg ) adalah salah satu dari
beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit sel
ain digunakan sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan untuk indus
tri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosm
etik. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontr
ibusi penting pada pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya pada pembangunan agr
oindustri. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun 1996 telah mencapai 2
juta ha dengan tingkat produksi terbesar kedua setelah malaysia. Pada tahun 201
0 luas perkebunan kelapa sawit direncanakan akan mencapai 7 juta ha, sehingga in
donesia diharapkan akan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Dalam r
angka mengantisipasi dan mendorong perkembangan kelapa sawit serta mencegah berb
agai masalah yang akan timbul, diperlukan adanya wahana untuk kerjasaman yang ba
ik antara peneliti, pengembang, industriawan, pengusaha, peminat dan pelaku lain
nya dibidang perkelapa sawitan, baik dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi,
lembaga penelitian dan pengembangan maupun dari kalangan industri, pengusaha da
n peminat serta pelaku lainnya, hal ini penting untuk dapat menjamin keberlanjut
an pengembangan perkelapa-sawitan di Indoensia. Menyadari hal tersebut dan atas
prakarsa 7 PAU Biosains (PAU
1
2
Bioteknologi ITB, PAU Ilmu Hayati ITB, PAU Pangan dan Gizi UGM, PAU Bioteknologi
UGM, PAU Pangan dan gizi IPB, PAU Bioteknologi IPB, PAU Ilmu Hayati IPB, Pusat
Studi Pembangunan IPB dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, para pakar kelapa
sawit menggap perlu berhimpun dalam suatu paguyuban/wadah organisasi, maka dibe
ntuklah Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia (MAKSI) yang berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit be
rdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari • • • Dura. Pisifera dan Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap mem
perpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kand
ungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkan
g namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera
adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bib
it unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang
buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki p
ersentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dap
at mencapai 28%.
3
Tanaman kelapa sawit (Elaesis guinensi Jack) termasuk dalam famili palmacae dari
ordo palmales. Tanaman ini berasal dari Afrika yaitu dari daerah Angola (Afrika
Barat) dan sudah dikembangkan di negara-negara Asia Tenggara dan Amerika Selata
n. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman daerah
B. Tujuan Praktek Lapang Adapun tujuan dari dilaksanakan praktek lapang ini adal
ah untuk
mengetahui proses pembibitan dan jenis bibit yang sesuai untuk menanam kelapa sa
wit.
C. Ruang Lingkup Praktek Lapang Ruang lingkup praktek lapang ini adalah untuk me
lakukan
peninjauan pembibitan dan jenis bibit yang sesuai digunakan pada perkebunan sawi
t PDKS.
D. Metode Praktek Lapang Metode pengambilan data yang dilaksanakan pada Praktek
Lapang ini, yaitu: 1. Data primer; diperoleh melalui pengamatan (observasi) lang
sung di lapangan dan melalui wawancara langsung dengan pimpinan atau karyawan ya
ng bekerja pada Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) 2. Data sekunder; di
peroleh melalui laporan-laporan instansi terkait dan studi kepustakaan atau lite
ratur yang sesuai dengan topik yang dibahas.
4
E. Tempat dan Waktu Praktek Lapang Pelaksanaan Praktek Lapang ini yang telah dil
aksanakan pada perkebunan kelapa sawit Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDK
S). Waktu pelaksanaan kurang lebih selama 25 hari, mulai tanggal 21 Juli 14 Agus
tus 2009.
5
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDK
S) didirikan pada tanggal 24-9-2002 yang dikeluarkan oleh Bupati (Kepala Daerah
Kabupaten Simeulue) dan telah ditempatkan didalam lembaran daerah Kabupaten Sime
uluetahun 2002 Nomor 26 Seri E Nomor 5 dengan anggaran dasar sebagaimana yang di
muat didalam Akta dan PDKS (Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue) mempunyai cada
ngan umum yang dibentuk dan dipupuk menurut ketentuan pasal 40 huruf C qanun nom
or 22 tahun 2002 tentang pendirian Perusahan Daerah Kabupaten Simeulue. Perusaha
an Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) memiliki luas areal ±7.800 ha yang berada pa
da dua lokasi yaitu Kec. Teupah Selatan seluas ± 2.800 ha dan Kec. Teluk Dalam s
eluas ± 5000 ha. Yang telah ditanam ± 5000 ha yaitu ± 1.700 ha berada pada Kec.
Teupa Selatan dan ± 3.300 ha berada pada lokasi Kec. Teluk Dalam Maksud dan tuju
an serta kegiatan usaha didirikannya Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS)
yaitu Untuk turut dan berperan serta dalam pembangunan daerah, memperluas pemer
ataan pembangunan dan hasilhasilya termasuk memberi kesempatan berusaha dan lapa
ngan kerja serta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
5
6
B. Manajemen Perusahaan Organisasi diartiakan sebagai suatu sistem dari aktivita
s yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pembagian tugas dalam organisasi ini merupakan suatu keharusan untuk menghasilka
n departemen-departemen dan job discription sampai unit-unit terkecil. Struktur
organisasi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan
perusahaan. Untuk itu diperlukan struktur organisasi yang fleksibel dan berkemb
ang sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan. Struktur organisasi Per
usahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) merupakan sistem lini, dimana dalam org
anisasi ini hanya ada satu komando. Sistem ini biasanya merupakan organisasi kec
il, anggotanya sedikit dan saling mengenal satu sama lain. Setiap bagian dari st
ruktur organisasi mempunyai tanggung jawab dan wewenang masing-masing.
C. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) Penyusunan st
ruktur organisasi Perusahaan Daerah Kabupaten
Simeulue (PDKS), disesuaikan menurut kepentingan dan kebutuhan untuk mencapai sa
saran secara efisien dan efektif. Untuk mencapai sasaran ini setiap kegiatan yan
g ditempuh didasarkan kepada struktur organisasi dan uraian tugas, penetapan wew
enang dan tanggung jawab serta penetapan personil. Di dalam struktur organisasi
Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) terdapat tingkat kegiatan yang berbe
da-beda. Untuk itu telah
7
ditetapkan
pembagian
tugas dan tanggung jawab agar tidak terjadi
kesimpang-siuran dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Adapun struktur organis
asi di PDKS adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris 2. Dereksi a. Direktur Ut
ama b. Direktur Produksi c. Direktur Pemasaran d. Direktur Keuangan e. Direktur
Sumberdaya manusia dan umum 3. Bagian Kantor Direksi a. Biro Direksi b. Bagian S
atuan Pengawasan Intern (SPI) c. Bagian Tanaman d. Bagian Teknik e. Bidang Pembi
ayaan f. Bagian Akuntansi g. Bagian Personalian (PSDM) h. Bagian Umum i. Bagian
Penjualan j. Bagian pembelian Struktur Organisasi di Kebun : 1. Administatur
8
2. Asisten Kepala (Askep) 3. Asisten Afdeling 4. Kepala Tata Usaha 5. Asisten Te
knik 6. Asisten Personalian
D. Lokasi Perkebunan Secara geografis perkebunan kelapa sawit PDKS terletak pada
batasbatas wilayah : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kebun Masyarakat, Hutan
Lindung desa Ana’Ao. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Transmigrasi Teupah S
elatan. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Blang Seubel. 4. Sebelah Barat b
erbatasan dengan Sawah Masyarakat Desa Ana’Ao.
E. Ketenagakerjaan Suber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor terpenting dan strate
gis dalam pembangunan usaha cukup tersedia dilingkungan kebun, sehingga
mampu mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja. Adapun daf
tar data karyawan Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue sebagai berikut :
9
Tabel 1. Daftar Data Karyawan Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue pada Tahun 20
09. GOLONGAN a.Direksi/Management b.Staff c.Nonstaff I Kantor Pusat d. SKU e.Kon
trak f.BHL JUMLAH a.Staff b.Nonstaff Kebun Ate II c.SKU Fulawan I d.Kontrak e.BH
L JUMLAH a.Staff b.Nonstaff Kebun Ate III c.SKU Fulawan II d.Kontrak e.BHL JUMLA
H TOTAL Sumber: PDKS, 2009. NOMOR DIVISI JUMLAH TK 3 Orang 12 Orang 11 Orang 4 O
rang 3 Orang Orang 33 Orang 8 Orang 48 Orang 44 Orang Orang 826 Orang 926 Orang
7 Orang 40 Orang 77 Orang 1 Orang 181 Orang 306 Orang 1.265 Orang
F. Tugas dan Fungsi Instansi 1. Manager (ADM)/Pengurus Bertanggung jawab langsun
g kepada Direktur Utama Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) Mengawasi at
au mengadili kedudukan perusahaan. Memberikan petunjuk-petunjuk kepada Asisten T
eknik dan Krani Kantor sesuai dengan peraturan dari Kantor Pusat Perusahaan Daer
ah Kabupaten Simeulue (PDKS)
10
2. Asisten Kepala Bertanggung jawab kepada pengurus. Mengkoordinir Asisten Devis
ion dan mandor kebun. Mengawasi pemotongan dan pengangkutan buah. Menerapkan tek
nologi pemupukan dan memberantas hama kelapa sawit agar pengoperasian pabrik dap
at mencapai hasil yang optimal dan memenuhi persyaratan teknis dan non teknis la
innya ynag mencakup mendanai Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Mengkoordinir Sum
ber Daya Manusia (SDM) di bawahnya.
3. Tekniker I, bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi sesuai dengan s
asaran Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS). Selain itu juga berwenang da
lam menyusun RAB tahunan sesuai dengan rencana time schedulle yang telah disahka
n oleh pengurus. Mengawasi seluruh pekerja yang ada di pabrik.
4. Ahli Teknik II, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan ol
eh Teknik I 5. Tata Usaha Membuat buku pensiun dan buku administrasi tanaman. Me
mbuat kumpulan gaji seluruh afdelling. Menghitung hasil produksi Menghitung upah
harian dari karyawan.
6. Asisten Afdelling
11
-
Melaksanakan peraturan-peraturan yang disampaikan oleh manager. Mengawasi pekerj
aan-pekerjaan mandor dan krani yang ada di afdelling masing-masing.
-
Mengawasi peralatan atau menunjukan pemberantasan hama yang mengganggu tanaman.
-
Mengawasi pemotongan buah agar jangan menyimpang dari peraturan yang telah ditet
apkan dan mengawasi pengangkutan buah ke pabrik.
7. Mandor I Mengawasi mandor-mandor bawahannya. Melaksanakan peraturan yang tela
h ditetapkan oleh asisten. Mengatur pekerjaan-pekerjaan kepada mandor-mandor baw
ahannya
8. Mandor Potong Buah, menyarankan para karyawan potong buah agar bekerja dengan
baik, sehingga mendapatkan borongan yang telah ditentukan oleh perusahaan. 9. M
andor Tunas, menyarankan karyawan supaya pertunasan terlaksana dengan baik. 10.
Krani Buah Menerima setiap buah yang terkumpul di setiap TPH. Membuat laporan se
tiap hari berapa banyak jumlah buah yang ditarik oleh setiap karyawan. 11. Kepal
a Kantor, mempertanggung jawabkan tentang tata usaha dan keuangan perusahaannya.
12
12. Pembukuan I, mengerjakan pembukuan serta mencatat uang masuk dan keluar. 13.
Pembukuan II, mencatat harga-harga barang yang masuk serta
menyelesaikan stok yang digunakan. 14. Krani Distribusi, membuat buku catu setia
p karyawan yang ada di perusahaan. 15. Krani Perusahaan, memeriksa bagian yang r
usak supaya cepat diperbaiki. 16. Krani Dokumen Menyiapkan surat-surat perusahaa
n yang masuk dan yang keluar. Membuat surat yang diperlukan oleh perusahaan.
17. Krani Gudang, menganalisa isi gudang dan menerima barang-barang masuk dan ke
luar. 18. Krani Laporan, memeriksa dan menganalisa kerugian dan keuntungan produ
ksi. 19. Krani Bendor, menghitung pemakaian tenaga kerja pada pengolahan MKS dan
IKS. 20. Krani Afdelling Pabrik, membuat buku gaji dan absensi kerja 21. Krani
Transport, mengajukan administrasi transport. 22. Karyawan, melaksanakan peratur
an yang diberikan oleh atasanya
G. Administrasi Perusahaan Segala tugas yang dilaksanakan di Perusahaan Daerah K
abupaten Simeulue (PDKS) harus ada hasil dalam bentuk laporan. Hasil dari produk
13
yang akan dikeluarkan terlebih dahulu akan dianalisa di laboratorium untuk melih
at kerugian yang dihasilkan pada setiap kali pengolahan. Hasil dari analisa ters
ebut akan dibuat laporan atau pembukuan yang nantinya akan dilaporkan kepada man
ager perusahaan. Apabila produk yang dihasilkan kurang memuaskan maka petugas la
boratorium akan langsung
memberitahukan kepada teknisi untuk memperbaiki alat yang menyangkut hasil produ
ksi.
14
III. TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya me
nghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit
kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi (Wikipedia,2009). Kelapa sawit yang dibudiday
akan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah
yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai d
ibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Penangkar s
eringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri
dari Dura, Pisifera, dan Tenera.
14
15
Gambar 1. Tiga Tipe Kelapa Sawit (Dermawan, 2009).
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memp
erpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandu
ngan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang
namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera a
dalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibi
t unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang b
uah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki pe
rsentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapa
t mencapai 28% (Wikipedia, 2009) Varietas yang banyak diusahakan umumnya merupak
an varietas jenis Tenera (persilangan varietas jenis Dura dan Pisifera). Varieta
s ini
16
mewarisi sifat-sifat unggul seperti inti kecil, cangkang tipis, daging buah teba
l (60–90 % dari buah) serta kandungan minyak yang tinggi. Beberapa contoh variet
as unggul kelapa sawit, yaitu: 1. Deli Dura x Pisifera Dolok Sinumbah Umur mulai
berproduksi 30 bulan Jumlah tandan 12 tandan/tahun Berat tandan 17 kg Kandungan
minyak 6,8 ton/ha/tahun
2. Deli Dura x Pisifera Bah Jambi Umur mulai berproduksi 30 bulan Jumlah tandan
13 tandan/tahun Berat tandan 16 kg Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun
3. Deli Dura x Pisifera Marihat Umur mulai berproduksi 30 bulan Jumlah tandan 12
tandan/tahun Berat tandan 17 kg Kandungan minyak 6,7 ton/ha/tahun.
4. Deli Dura x Pisifera lame Umur mulai berproduksi 30 bulan Jumlah tandan 14 ta
ndan/tahun Berat tandan 16 kg Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun
17
5. Deli Dura x Pisifera Yangambi - Umur mulai berproduksi 30 bulan - Jumlah tand
an 13 tandan/tahun - Berat tandan 16 kg - Kandungan minyak 6,9 ton/ha/tahun 6. D
eli Dura x Pisifera AVROS Umur mulai berproduksi 30 bulan Jumlah tandan 12 tanda
n/tahun Berat tandan 16 kg Kandungan minyak 7,0 ton/ha/tahun (Maksisawit, 2009)
Menurut Sadjali (1986), tanaman kelapa sawit menghendaki tanah yang ber-solum da
lam (tebal), permeabilitas baik dan sedapat mungkin hanya sedikit batuan yang da
pat menghambat pertumbuhan akar. Pada tanah berat, tanah alluvial dan tanah vulk
anis muda, tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik. Tanaman kelapa sawit j
uga dapat tumbuh pada tanah pasir dan pasir berkerikil apabila persediaan hanya
berada dalam keadaan cukup. Pada tanah organis, tanaman kelapa sawit tumbuh deng
an baik. Tetapi tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada jenis tanah ini mudah ditu
mbangkan oleh angin karena akarnya kurang kuat berpegangan pada tanah. Pada tana
h hutan baru dibuka umumnya pertumbuhan tanaman kelapa sawit sangat memuaskan. T
anah yang sering mengalami genangan air kurang disukai oleh tanaman kelapa sawit
, karena akarnya sangat banyak membutuhkan oksigen.
18
Dalam usaha membudidayakan kelapa sawit, masalah pertama yang dihadapi oleh peng
usaha atau petani yang bersangkutan adalah tentang pengadaan bibit. Kualitas bib
it sangat sangat menentukan produksi akhir jenis komoditas ini. Pada umumnya pen
gembangbiakan tanaman kelapa sawit dilakukan secara generatif, yaitu dengan biji
nya. Cara ini memang umum dilakukan dan dianggap yang paling gampang. Akan tetap
i, pengadaan bibit dalam jumlah banyak dengan cara ini mengalami beberapa kendal
a, antara lain bahan bibit yang diperoleh sangat terbatas dan bervariasi. Selain
itu, tanaman yang berasal dari bibit biji biasanya memerlukan waktu panen lebih
lama sehingga secara ekonomis hal ini kurang menguntungkan. Lagi pula kemungkin
an sifatnya menyimpang dari sifat induknya. Hal ini yang menjadi bahan pemikiran
adalah adanya jenis dan varietas tertentu yang sulit dikecambahkan. Tanaman kel
apa sawit termasuk tanaman monokotil sehingga tanaman ini tidak mempunyai kambiu
m dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berbentuk silinder dengan diameter an
tara 20-75 cm atau bergantung pada keadaan lingkungan. Selama beberapa tahun, mi
nimal 12 tahun, batang tertutup rapat oleh pelepah daun. Tinggi batang bertambah
kira-kira 45 cm/tahun, tetapi dalam lingkungan yang sesuai dapat mencapai 100 c
m/tahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di daerah perkebunan
adalah 15-18m. karena tanama yang terlalu tinggi akan menyulitkan pemetikan buah
nya, maka perkebunan kelapa sawit
19
menghendaki tanaman yang bertambah tinggi batang kecilnya (Hartono, 2002). Susun
an daun kelapa sawit adalah susunan daun majemuk. Tanaman kelapa sawit yang tumb
uh normal, pelepah daunnya berjumlah 4060 buah. Umur daun mulai terbentuk sampai
tua sekitar 6-7 bulan. Daun kelapa sawit yang tumbuh sehat dan segar kelihatan
berwarna hijau tua. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari akar serabut primer y
ang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping dan bercabang menja
di akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya cabang-cabang ini pun bercaba
ng lagi akar tersier dan seterusnya. Akar kalapa sawit dapat mencapai 8 meter da
n 16 meter secara horizontal (Lubis, 2006). Kondisi areal yang akan dibuka tidak
selalu sama baik ditinjau dari segi vegetasi, topografi, tata guna lahan dan dr
ainasenya. Berdasarkan keadaan vegetasi, ada beberapa kemungkinan yaitu: Hutan P
rimer: hutan yang belum pernah dikelola manusia, dengan kerapatan pohon padat. H
utan sekunder: hutan yang pernah dikelola manusia, dengan kerapatan pohon lebih
sedikit dan terdapat pohon yang telah ditanam. Areal Lalang: areal ditumbuhi ala
ng-alang Areal Konversi: areal yang sebelumnya diusahakan dengan komoditi terten
tu misal bekas karet, kopi, kelapa sawit dan lain-lain Ada 2 (dua) cara pembukaa
n hutan tanpa bakar yaitu cara mekanis dan semi-mekanis. bekas perladangan yang
telah ditinggal dan
20
a. Secara mekanis Pembukaan hutan tanpa bakar secara mekanis tahapan pembukaan l
ahan : pengukuran dan penataan blok, penumbangan pohon, pemancangan jalur perump
ukan kayu, pemotongan kayu besar, perumpukan kayu, pembuatan jalan dan parit, pe
mbuatan teras, dan penanaman kacangan penutup tanah. - Penumbangan Pohon. Penumb
angan pohon merupakan pekerjaan pemotongan semua ukuran pohon. - Pemancangan Jal
ur Perumpukan Kayu Pemancangan jalur perumpukan kayu merupakan pekerjaan menguku
r dan memasang patok jalur perumpukan kayu. Patok jalur perumpukan kayu ini dibu
at untuk memudahkan pekerjaan merumpuk kayu ke tempat yang ditentukan. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu : theodolit, parang dan patok serta cat. Pekerjaan di
lakukan dengan tahapan dan ketentuan sebagai berikut : · Penentuan posisi jalur
perumpukan yang sejajar dengan jalur tanam, Jalur perumpukan kayu dibuat selang
dua baris tanaman. Jalur perumpukan kayu berada diantara jalur tanam · Pemasanga
n patok dengan tinggi 3 m setiap 25 m dan dicat kuning. - Perumpukan Kayu Perump
ukan kayu merupakan pekerjaan mendorong dan menimbun kayu yang telah tumbang ke
jalur penimbunan. Pekerjaan ini dimaksudkan
21
untuk membuka lahan diantara dua jalur perumpukan yang masih ditutupi kayu dan t
unggul yang telah ditumbang. Semua kayu tumbangan dan tunggul diantara jalur per
umpukan digusur dan ditimbun dengan bulldozer ke jalur perumpukan. Rumpukan kayu
disusun sama tingginya. Hasil pekerjaan adalah lahan tempat penanaman yang terb
uka dan bersih karena jalur tanam sudah bebas kayu dan tunggul. - Pembuatan Jala
n dan Parit Pembuatan jalan dan parit merupakan pekerjaan membangun jalan dianta
ra blok dan jalan blok serta parit di setiap sisi blok. Jalan di setiap sisi blo
k dengan lebar 5-6 m dibuat dengan menggunakan buldozer. Parit dibuat bersamaan
dengan pembuatan jalan diantara blok. Hasil pekerjaan adalah setiap blok memilik
i jalan dan jalan blok yang tetap. - Pembuatan Teras Pembuatan teras merupakan p
ekerjaan membangun teras tapak kuda pada areal yang bertopografi berombak dan be
rgelombang. Teras sangat diperlukan untuk tindakan konservasi tanah sekaligus se
bagai tempat tanam, yang dibuat dengan diameter 4-8 m dengan posisi miring keara
h dinding bukit. Bangunan teras kontur dibuat dengan lebar 4 m pada areal yang b
ertopografi berbukit menggunakan bulldozer, membentuk sudut minimal 8 – 10
°. b. Secara Semi-Mekanis Pembukaan hutan tanpa bakar secara semi-mekanis dan me
kanis berbeda hanya pada tahapan pekerjaan penumbangan. Dengan cara semi-
22
mekanis, pekerjaan penumbangan dilakukan dengan tenaga manusia menggunakan kampa
k yang dapat didistribusi dengan chainsaw, sedangkan merumpuk menggunakan bulldo
zer. Penumbangan dilakukan dengan
menebang pohon kayu setinggi 1,0-1,5 m di atas permukaan tanah. Tunggul kayu bek
as penebangan ini kemudian dibongkar pada saat tahapan pekerjaan perumpukan dan
penimbunan kayu ke jalur penimbunan dengan menggunakan bulldozer (Direktorat Bud
idaya Tanaman Tahunan, 2007).
23
IV. PEMBAHASAN
A. Pembukaan Areal Lahan yang dimamfatkan untuk penanaman kelapa sawit oleh Peru
sahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) ialah lahan bekas Hak Guna Usaha (HGU) P
T. Kruing Sakti, dan PT. Thailand yang sebelumnya hanya mengambil kayu hasil hut
an saja tanpa melakukan penanaman sawit. Persiapan lahan yang dilalukan pada per
kebunan ini ialah (1). Imas yaitu pembersihan pohon-pohon kecil atau semak-semak
belukar yang terdapat pada areal perkebunan perkebunan kelapa sawit. (2). Tumba
ng yaitu penebangan pohon-pohon besar yang terdapat pada areal perkebunan kelapa
sawit, alat yang digunakan untuk menebang pohon-pohon besar ini ialah chainsaw.
(3). Tahap selanjutnya cincang/pron ialah pemotongan ranting-ranting pohon atau
batang pohon besar yang terdapat pada areal perkebunan kelapa sawit, gunanya su
paya mempercepat pelapukan serta memudakan melakukan pemancangan/pematokan untuk
penanaman
nantinya karena pada perkebunan ini tidak melakukan pembakaran lahan. 1. Pembibi
tan Pada pembibitan bertujuan agar bibit yang sudah cukup kuat dan besar sebelum
ditanam dilubang tanam. Untuk pemeliharaan bibit dibutukan waktu 1 tahun atau
12 bulan. Tanaman penutup tanah yaitu kacang leguminosa ditanam sebelum penanam
an kelapa sawit dan setelah dilakukan
23
24
pemancangan dan pelubangan. Jenis leguminosa yang digunakan adalah Colopogonium
Caeureullium (CC). Bibit yang akan ditanam dilapangan adalah bibit hasil seleksi
pembibitan setiap 3 bulan sekali dan dikirim pada hari penanaman. Seleksi bertu
juan untuk menyingkirkan/memisahkan bibit yang tumbuh abnormal yang dapat diakib
atkan oleh genetik, serangan hama/penyakit. Sebelum bibit diantar kelapangan ter
lebih dahulu disiram. Bibit diangkut kelapangan dengan menggunakan truk. Bibit y
ang telah sampai dilapangan diecer ketiap-tiap lubang tanam. Setelah 3-4 hari da
ri penanaman diadakan pemeriksaan untuk konsolidasi penanaman yang kurang baik.
Tanaman yang miring diperbaikai dan tanah sekitar kelap sawit dipadatkan dengan
minginjak. Penanaman yang terlalu dalam diperbaiki dengan mengorek tanah sekitar
pokok, sehingga leher akar rata dengan permukaan tanah. Jenis bibit yang ditana
m di Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) adalah jenis Tenera yaitu persi
langan antara Dura dan Fesifera yang didatangkan dari PT Socfindo Medan. Tenera
ini mempunyai keistimewaaan yaitu banyak mengandung minyak atau banyak menghasil
kan CPO. Tenera ini mempunyai ciri antara lain yaitu daging putinya tebal, batok
yang tipis sehingga memudahkan pada saat pengolahan dipabrik kelapa sawit. Untu
k pemeliharaan kondisi bibit dipembibitan sangat menentukan keadaan tanaman dial
pangan baik keragaman maupun produktifitasnya, dan juga untuk mendukung pertumbu
han bibit dengan baik sehingga diperlukan
25
syarat – syarat penetapan lokasi pembibitan lokasi pembibitan antara lain adalah
: 1. Dekat dengan Perkampungan Dengan tujuan agar lebih mudah mencari tenaga ker
ja yang dibutukan 2. Dekat dengan sumber air. Dengan tujuan agar lebih mudah saa
t penyiraman. 3. Areal harus rata/datar Dengan tujuan agar tidak tergenang air.
4. Jauh dari sumber hama dan penyakit tanaman. Jadwal pembibitan tergantung pada
jadwal penananam. Umur bibit yang akan ditanama ke lahan adalah 12 bualan, maka
persiapan pembibitan dilakukan 12 bulan sebelum penanaman. Teknik pembibitan di
lakukan 2 tahap, yaitu pembibitan awal (Pre Nusery) dan pembibitan utama (Main N
usery). 1. Pembibitan awal (Pre Nusery) Pembibitan awal atau pra pembibitan adal
ah tempat yang berfungsi untuk menumbuhkan kecambah biji menjadi tanaman kelapa
sawit dengan membuat lingkungannya sedemikian rupa sehingga bibit dapat tumbuh d
engan baik, pembuatan Pre Nusery hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Persiapan lahan (pemeliharaan dan persiapan tempat) Ukuran bedengan panjang
10 m, lebar 1,20 m dan jarak antar bedengan 0,8 m, tinggi bedengan 14 cm dan kay
u pembatas 20 cm.
26
Dalam satu bedengan ditempatkan 12 polybag (arah lebar) dan 10 polybag (arah pan
jang) atau kapasitas bedengan 12 x 100 polybag.
Gabar 2. Seketsa Persiapan Lokasi Pembibitan Awal (pre nursery)
Pada bedengan diberikan naungan atau pelindung dapat berupa naungan buatan (pela
pa kelapa sawit/rumbia). Naungan yaitu untuk
mencegah/mengurangi sinar matahari langsung ke bibit. Naungan diperlukan pada sa
at umur bibit 0 - ½ bulan. Naungan dipertahankan sampai kecambah berdaun 2 – 3 h
elai. - Ukuran naungan adalah: Tinggi Panjang Lebar :2m : 30 – 50 m : 1.2 m
Jarak antar bedengan : 80 cm
27
Jumlah polybag
: 2000 – 2200/bed
- Ukuran polybag yang dugunkan adalah : Polybag ukuran besar : 40 cm x 45 cm (16
inchi x 18 inchi) Polybag ukuran kecil : 15 cm x 23 cm 916 inchi x 9 inchi) Nau
ngan dikurangi pada saat 2 bulan pertumbuhan.
Pengurangan naungan adalah bertahap, bila pengurangan naungan secara spontan dan
cepat maka akan membuat kejutan pada bibit dan bila pengurangan naungan terlalu
lambat maka akan membuat pertumbuhan bibit menjadi lambat atau mengalami Etiola
si. Tujuan mengurangi naungan adalah mempersiapkan bibit untuk pemindahan ke mai
n nursery. Tahap penjarangan : Sampai dengan 1 ½ bulan naungan dikurangi 25 pers
en Umur 1 ½ bulan sampai dengan 2 ½ bulan atap naungan dikurangi 50 persen. Umur
2 ½ bulan dan seterusnya atap berangsur dihilangkan.
Jika terdapat 4 pelapah daun setiap meter, maka ditinggalkan 3 daun dan seterusn
ya tiap 2 minggu dikurangi 1 daun. b. Pengisian baby polybag Media tanam umumnya
digunakan campuran top soil dengan pasir yaitu 3 : 1, hal ini diperlukan selain
untuk menyediakan unsure hara yang cukup untuk pertumbuhan bibit, juga komposis
i tanah yang sedemikian memudahkan perkembangan system perakaran
28
bibit, serta mencega terjadinya penggenangan air yang dapat merusak/ membusukkan
perakaran bibit. Sebelum digunakan tanah top soil dengan ayakan ukuran 1 x 1 cm
2 untuk membuang batu – batuan atau sampa – sampah. Ukuran baby polybag adalah
: Panjang Lebar Tebal : 22 cm : 14 cm : 0,1 mm
Polybag yang diisi tanah disiram beberapa kali sehingga tanah padat. c. Penanama
n kecambah - Kantong kecambah secara cermat dikeluarkan dan ditempatkan dalam ba
ki dangkal berisi air agar kecambah tetap dingin (kecambah dalam kantong harus t
idak terkena air). - Kantong dibuka dan dipercik air untuk memberi kelembaban pa
da setiap kali penanaman bila cuaca panas. - Membuat lubang tanaman kedalaman 2
cm. - Kecambah harus ditanam dalam polybag dalam air (radikula) menghadap kebawa
h pada kedalam sekitar 2 cm sehingga daun (plumula) berada 1 cm dibawah permukaa
n ditutup dengan tanah. - Kecambah dengan radikula dan plumula yang sukar dibeda
kan sebaiknya ditinggalkan dalam kantong dan disimpan dengan suhu 25 C selama 5-
6 hari. - Kecambah abnormal, patah, busuk atau berpenyakit jangan ditanam.
29
- Menutup dan meratakan tanah disekililing kecambah (jangan menekan terlalu kuat
). - Kecambah harus disiram segerah setelah tanam . - Setelah tanam, lakukan pem
etaan pembibitan
(a)
(b)
Gambar 3. (a). Kecambah dengan Bakal Akar dan Bakal Daun, (b). Menanam Kecambah
di Baby Polybag
d. Pemeliharaan 1. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan
sore) kecuali jika ada hujan lebih dari 8 mm. Penyiraman dilakukan sehingga tan
ah polybag basah sampai ke dasarnya. Genangan air di permukaan bedengan, dihinda
rkan dengan mengalirknnya ke dalam parit pinggir petak yang selalu dirawat agar
alirannya lancar. 2. Penyiraman dengan gembor Jika persemain tidak memakai micro
mist penyiraman dilakukan dengan gembor untuk itu sediakan drum yang dapat membu
at
30
200 liter air. Letak drum sediemikian rupa sehingga dapat merupakan suatu “suppl
y point” air. Lubang-lubang corong gembor harus sehalus mungkin sehingga air yan
g halus dari gembor berbantuk kabut atau hujan gerimis 3. Penyiangan Penyiangan
dilakukan untuk membuang rumput yang ada dalam dan luar (antar) polybag. kali da
lam satu bulan. 4. Pemupukan Bibit di persemaian yang sudah berdaun satu lembar
dapat dipupuk dengan cairan 0,20 persen urea. Campuran air dengan Urea 0,20 pers
en setiap 1 liter dapat diguanakan untuk memupuk 100 bibit. Setelah penyemprotan
segera disiram kembali dengan air untuk menghindarkan pembakaran. 5. Pengendali
an hama dan penyakit. Monitoring hama dan penyakit dan pengendaliannya dilakukan
setiap hari dengan dengan mengutip hand picking, dan bila perlu yang Rotasi pen
yaiangan dilakukan dua
disemprotkan
insektisida
fungisida
dianjurkan. Rotasi 1 x 1 minggu. 6. Seleksi bibit Seleksi bertujuan untuk menyin
gkirkan/memisahkan bibit yang tumbuh abnormal yagn dapat diakibatkan oleh geneti
s,
31
kerusakan mekanis, serangan hama/penyakit, kesalahan dalam kultur teknis dan lai
n-lain. Bentuk bibit yang dinyatakan abnormal: - Bibit dan anak daunnya sempit d
an memanjang seperti daun lalang (narrow leavers). - Bibit yang tumbuh kerdil (d
warftsh). - Bibit yang anak daunya bergulung (rolled leavers). - Bibit yang pert
umbuhannaya memanjang (erected). - Bibit yang anak daunya kusut/kering (criokled
). - Bibit yang ujung daunnya membuat seperti mangkok
(colante). - Bibit yang terserang penyakit tajuk (crown disease). Bibit yang afk
ir dimusnakan dengan membuat berita acara afkir. Besar seleksi mulai daro kecamb
ah sampai dipindah ke main nursery 10 – 15 persen. 2. Pembibitan Utama (Main Nus
ery) Main Nusery adalah tahap lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari bibi
t Pre Nusery. Keberhasilan rencana penanaman dilapangan dan produksi dikemudian
hari banyak tergantung pada suksesnya pertumbuhan bibit dipembibitan utama. Ukur
an polybag 40 x 50 cm dan ketebalannya 0,5 mm. Yang termasuk kedalam Main Nusery
adalah : a. Persiapan lokasi Kriteria lokasi pembibitan:
32
-
Letak persemaian dan pembibit diusahakan sedekat mungkin. Areal harus rata, deka
t dengan sumber air dengan debit air yang cukup sepanjang tahun.
b. Desain dan luar pembibitan utaman Pada pembibitan baru perlu diatur letak pre
nursery, kamar pompa air, jaringan pipa dan arah jalan. Arah barisan bibit tega
k lurus dengan jalan poros/jalan utama pembibitan Setiap petak disusun 5 baris p
olybag , 40 atau 50 pokok/baris, baris ke enam dikosongkan untuk jalan c. Pember
sihan lahan Areal pembibitan utama yang telah dibuka dibersiakan dan diratakan,
Sekitar pembibitan utama harus dibersiakan dari semak-semak yamg akan menjadi su
mber hama dan penyait d. Pemindahan bibit ke pembibitan utama Langkah-langkah pe
mindahan bibit ke lapangan yaitu: Sehari sebelum bibit dipindahkan tanah pada po
lybag harus disiram sampai jenuh. Tanah pada perakaran harus lembab dan tidak te
rganggu selama pemindahan. Bibit harus segera disiram setelah pemindahan selesai
Lubang tanam pada polybag besar harus dibuat sesuai ukuran polybag kecil kemudi
an diberi pupuk NPKMg 15-15- 6-4 sebanyak 5 gram /polybag
33
e. Pemeliharaan Pemelihara bibit di pembibitan utama dapat dilakukan sebagai ber
ikut: Bibit berada di polybag besar selama 9 – 12 bulan. Penyiraman dilakukan 2
kali sehari apabila tidak turun hujan. Pengendalian gulma di dalam polybag dilak
ukan secara manual sedangkan gulma disekitar polybag dapat dikendalikan dengan h
erbisida secara hati-hati. Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan secara mer
ata disekeliling bibit kira-kira 5 cm dari pangkal batang jangan sampai pupuk me
ngenai bibit Aplikasi pemupukan dengan dosis kecil dan frekwensi sering lebih ba
ik dibandingkan aplikasi dosis besar tapi frekwensi jarang Pemupukan seharusnya
dihentikan satu bulan sebelum dipindahkan di lapangan Pengendalian hama dan peny
akit dilakukan apabila ada gejala serangan dengan menggunakan fungisida dan pest
isida secara bijaksana Seleksi bibit dilakukan untuk memisahkan bibit yang sehat
dan abnormal f. Persiapan penanaman di Lapangan Bibit yang telah berumur 9 – 12
bulan siap dipindahkan ke lapangan. 3 atau 4 minggu sebelum dipindahkan ke lapa
ngan polybag diputarkan 180 derajat sehingga akar di bawah polybag terputus. Pas
tikan bibit telah
34
disiram dengan baik sebelum dibawa ke lapanangan. Bibit yang lebih tinggi dari 1
,5 m dipangkas sampai 1,2 m.
35
V. PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama praktek lapang berlan
gsung pada perkebunan kelapa sawit Perusahan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) ma
ka dapat diambil beberapa kesimpulan: a. Bibit yang ditanam di perkebunan ini ad
alah jenis Tenera antara induk Dura dan jantan Pisifera b. Pembibitan kelapa saw
it ada dua tahap yaitu pembibitan awal (Pre Nusery) dan pembibitan utama (Main N
usery ) c. Ukuran polybag untuk pembibitan awal adala panjang 22 cm, lebar ,14 c
m tebal, 0,1 mm dan pembibitan utaman panjang 50 cm, lebar 40 cm dan tebal 0,5 m
m. d. Lama pemibitan awal berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai setelah itu di
pindah tanamkan ke pembitan utama selama 9-12 bulan setelah itu baru dipindakan
ke lapangan persilangan
B. Saran Untuk mendapatkan bibit kelapa sawit yang berkualitas harus memilih bib
it unggul sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan perkebunan.
Dan dipelihara dengan kultur teknis yang benar, tanaman dari bibit unggul mampu
berproduksi mendekati potensi produksinya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, E. 2009. Tenera, Tipe Sawit Unggul Untuk Komersial. http://pengawasben
ihtanaman.blogspot.com. Diakses tanggal 14 Januari 2010. Direktorat Budidaya Tan
aman Tahunan, 2007. Budi Daya Kelapa Sawit. http://ditjenbpbun.deptan.go.id. Dia
kses tanggal 14 Januari 2010 . Hartono, 2002, Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Li
mbah Analisis Usaha Dan pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta. Lubis, B. 1998. Pen
gawasan Terhadap Efisiensi Pengolahan dan Mutu Minyak Sawit, Buletin perkebunan
19 (3), 83 – 97. Maksisawit, 2009. Varietas Kelapa Sawit. http://www.maksisawit.
org. Diakses tanggal 14 Januari 2010. PDKS, 2009. Data Karyawan PDKS Tahun 2009.
PDKS Press. Simeulue. Sadjali, M. 1986. Bercocok Tanam Kelapa Sawit. Padang, Ba
lai Sambas, 2009. Teknik Pembibitan Kelapa Sawit. http://www.sambas.go.id/buleti
n-ekonomi. Diakses tanggal 13 Desember 2009. Wikipedia, 2009. Kelapa Sawit. http
://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 14 Januari 2010.

Anda mungkin juga menyukai