BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam dunia pekerjaan sangat diperlukan pengalaman untuk terjun secara
langsung ke lapangan. Khususnya di bidang pertanian, mahasiswa yang memilih untuk
bergabung dalam bidang pertanian setidaknya harus mengetahui secara langsung dunia
pertanian baik itu di bidang perkebunan, misalnya kelapa sawit, karet, maupun di bidang
penyuluhan ke masyarakat.
Di Universitas Sumatera Utara, mahasiswa dituntut agar mampu mengembangkan
potensi dirinya di bidang ilmu pertanian terutama mengenai teknis budidaya tanaman
perkebunan di lapangan yang terkhususnya perkebunan kelapa sawit karena besarnya
peluang pekerjaan di perkebunan kelapa sawit dan juga kelapa sawit merupakan
perkebunan yang populer di Indonesia. Di Universitas Sumatera Utara, memang sudah
dilakukan langkah awal yaitu praktikum dalam hal pembibitan tanaman kelapa sawit di
pre nursery. Namun, pengetahuannya masih sangat kecil. Dalam teknis budidaya kelapa
sawit saja masih banyak yang perlu diketahui dan dilihat secara langsung di lapangan
karena mahasiswa masih belum mengetahui jelas tentang aktivitas dan seluk beluk awal
sampai akhir tentang yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, perlu
dilakukan kegiatan yang dapat mendukung berkembangnya potensi dan pengetahuan
mahasiswa pertanian. Kegiatan tersebutpun dilaksanakan melalui Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL), sehingga mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup perkebunan lebih
maksimal dan juga siap bahkan mampu mengelola dan mengatur kegiatan di perkebunan
kelak di dunia pekerjaan.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan akademik
terjadwal yang dilakukan secara mandiri berupa observasi dan orientasi yang dilakukan
seorang mahasiswa pada suatu perusahaan perkebunan/ instansi atau balai penelitian, baik
milik pemerintah maupun swasta yang mempunyai beban sebesar 2 SKS yakni setara
dengan 30 (tiga puluh) hari kerja. Dalam melaksanakan PKL seorang mahasiswa terikat
kepada peraturan dan hukum yang dikeluarkan oleh negara, perusahaan atau instansi dan
peraturan mengenai tata tertib selama pelaksanaan PKL yang dikeluarkan oleh Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2
5. PT. Anak Tasik Semula adalah PT. Tinggi Raja dibeli oleh Anglo Eastern Plantation
Group (AEP) pada tanggal 01 Agustus 1995.
6. Setelah dilakukan survey pada bulan April 1996 akhirnya pada bulan Juni 1996
PT. Mitra Puding Mas dan PT. Alno Agro Utama yang berlokasi di Bengkulu dibeli
oleh Anglo Eastern Plantation Group (AEP).
7. Kemudian pada bulan Juli 1996, seluruh perusahaan yang bernaung dibawah Anglo
Eastern Plantation Group (AEP) dipecah menjadi beberapa kebun seperti sebagai
berikut :
- PT. United Kingdom Indonesia Plantations (Kebun Blankahan) tetap.
- PT. Musam Utjing (Kebun Sei Musam) tetap.
- PT. Tasik Raja (Kebun Tasik) dipecah menjadi kebun Tasik Estate, Tasik
Harapan, dan Tasik Idaman.
- PT. Simpang Ampat (kebun Rambung) tetap.
- PT. Anak Tasik (kebun Tanjung Selamat) tetap.
- PT. Mitra Puding Mas (kebun MPM) dipecah menjadi kebun Puding Mas dan
kebun Putri Hijau.
- PT. Alno Agro Utama (kebun Alno) bengkulu dipecah menjadi kebun Sapta
Buana, kebun Kahuripan, kebun Sumindo dan kebun Mustikarma.
8. Kemudian pada bulan Juni 1999 seluruh perusahaan yang bernaung dibawah Anglo
Eastern Plantation Group dipecah menjadi beberapa kebun, sebagai berikut:
a. Kebun di Sumatera Utara
- PT. UKINDO (Kebun Blankahan)
- PT. Musam Utjing (Kebun Sei Musam)
- PT. Tasik Raja (Tasik Estate, Tasik Harapan dan Tasik Idaman)
- PT. Simpang Ampat (Kebun Rambung)
- PT. Anak Tasik (Tanjung Selamat)
- PT. Cahaya Pelita Andhika (CPA-Sibolga)
- PT. Hijau Pryan Perdana (HPP)
b. Kebun di Riau
- PT. Bina Pitri Jaya (BPJ)
c. Kebun di Bengkulu
- PT. Mitra Puding Mas (Kebun Puding Mas dan Kebun Putri Hijau)
- PT. Alno Agro Utama (Kebun Alno) Bengkulu dipecah menjadi Kebun Sapta
Buana, Kebun Kahuripan, Kebun Pangeran, Kebun Sumindo, Kebun Mustika
Rama (Air Ikan)
- PT. Riau Agrindo Agung (RAA)
d. Kebun di Sumatera Selatan
- PT. Empat Lawang Agro Perkasa
- PT. Karya Kencana Sentosa Tiga
e. Kebun di Kalimantan
- PT. Sawit Graha Manunggal
- PT. Kahayan Agro Plantation
9. Pada tanggal 15 Januari 2000, Head Office Anglo Eastern Plantation Group (AEP)
pindah kegedung Wisma HSBS Lantai 3, Jalan Diponegoro Kaveling II, Medan.
4
Managing Directors
1. Mr. R. R. Lawes : 01 Januari sampai dengan Februari 1985
2. Mr. C.. G. Gibson : Februari 1985 sampai dengan November 1989
3. Mr. Ian O Neil Roe : November 1989 sampai dengan Januari 1990
4. Mr. D. H. Griffiths : Februari 1990 sampai dengan Februari 1993
5. Mr. D. R. Hoare : Februari 1993 sampai dengan September 1997
6. Mr. Cheah Chen Kin : September 1997 sampai dengan September 2000
7. Mr. Sim Hock Soon : Oktober 2000 sampai dengan Desember 2010
Letak Geografis
PT. Tasik Raja Tasik Estate berada di Desa Bukit Tujuh, Kecamatan Torgamba,
Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara dengan luas planted area
1.838,48 ha. PT. Tasik Raja memiliki sebuah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton
per jam yang bernama Tasik POM.
Luas Areal
Luas planted area tanaman kelapa sawit PT. Tasik Raja-Tasik Estate (Tabel 1) akan
diuraikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Pembagian divisi beserta luas areal PT. Tasik Raja Tasik Estate
No Pembagian Areal Luas (Ha) %
1 Divisi IV 681,54 37,07%
2 Divisi V 624,46 33,97%
3 Divisi VI 532,48 28,96%
Total 1.838,48 100
Struktur Organisasi PT. Tasik Raja Tasik Estate.
Struktur organisasi perusahaan adalah suatu kerangka perusahaan, kerangka
kegiatan-kegiatan perusahaan yang menentukan pembagian pekerjaan pada unit-unit
organisasi, pembagian wewenang, adanya sistem komunikasi dan akhirnya mencakup
sistem koordinasi dalam perusahaan. Gambaran dari aktivitas-aktivitas secara keseluruhan
diketahui dari struktur organisasi suatu perusahaan. Bagan organisasi tersebut juga
bertujuan untuk mengetahui pekerjaan dari tugas masing-masing dan pertanggungjawaban.
Secara garis besar, PT. Tasik Raja-Tasik Estate yang merupakan anak perusahaan
dari PT. Anglo Eastern Plantation Management Indonesia. Perusahaan tersebut memiliki
struktur organisasi Plantation Department sehingga dapat memahami serta menjalankan
fungsi dan peranan masing-masing. Adapun struktur organisasi untuk karyawan golongan
staff/non staff dan SKU dalam Struktur Organisasi Department di Kebun yaitu :
Golongan Staff/Non Staff : Regional Manager, Senior Manager/Estate Manager,
Senior Asistant, Field Asistant, Kepala Tata Usaha,
Surveyor, Head Mechanic, dan Team GRTT.
5
Golongan SKU : Krani Divisi (Division Clerck), Krani Buah (FFB Clerk),
Mandor I (Mandor Kualitas), Mandor Panen, Mandor
Harian, Account Clerk, Payroll Clerk, Admin. Clerk, Krani
Gudang, Krani Transport dan Danton.
Kebun Tasik Estate dipimpin oleh seorang Manager. Pada pelaksanaannya sehari-
hari manager dibantu oleh beberapa staff, terdiri dari :
1. Satu orang asisten kepala (senior asistant) yang bertugas mengawasi dan mengkoordinir
pekerjaan asisten divisi lainnya
2. Tiga orang asisten divisi yang bertugas mengawasi bagian divisi perkebunan
3. Satu orang Kepala Tata Usaha yang bertugas untuk mengurus administrasi atau laporan
kebun, masalah keuangan dan koperasi secara keseluruhan di perkebunan.
4. Tiga orang krani divisi yang bertugas untuk menangani masalah administrasi di setiap
divisi
5. Satu orang krani transport yang bertugas membantu asisten dalam mengawasi
transportasi kebun, menyusun perencanaan kerja kendaraan atas persetujuan asisten
serta mengatasi masalah transportasi kebun dan perbengkelan.
6. Satu orang perwira pengamanan (Danton) yang dibantu oleh anggota security yang
bertugas mengatur dan mengepalai sistem keamanan kebun.
- Budget
3. Bentuk Buku
- Daily Cost ( Biaya Harian)
- Rekap Cuti Karyawan
- Produksi Harian, mingguan dan Bulanan
- Program Rencana Kerja Bulanan (work program)
- Buku Mandor
4. Formulir-formulir lainnya
Administrasi divisi bertujuan untuk :
- Perencanaan Kerja
- Organisasi Kerja
- Evaluasi Kerja
Durasi dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dari tanggal
11 Juli 20 Agustus 2016, yaitu 30 hari kerja di PT. Tasik Raja - Tasik Estate. Lokasi PKL
bertempat di Desa Bukit Tujuh Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan
Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 300 m diatas permukaan laut.
Fasilitas yang Didapatkan
Fasilitas yang kami peroleh adalah tempat tinggal berupa mess training, mess staff
yang kosong. Untuk transportasi selama kegiatan PKL kami diberi tumpangan berbagai
jenis kendaraan yang berbeda setiap harinya tergantung lokasi dimana kami akan
melakukan kegiatan. Kendaraan tersebut meliputi TK (Truk Kayu), DT (Dump Truck),
mini bus, bus sekolah, dan tumpangan sepeda motor oleh karyawan ataupun BHL (Buruh
Harian Lepas) dan mandor lapangan.
Kami juga memperoleh fasilitas berupa printer yang terdapat di kantor untuk
mencetak laporan kami dan terdapat fasilitas berupa lapangan bola, mesjid dan gereja yang
dapat kami gunakan.
Mekanisme Interaksi dengan Pembimbing Lapangan
Setiap hari kerja kami selalu dibimbing oleh pembimbing lapangan untuk
mengetahui dan mengamati kondisi kebun. Kemudian pada setiap divisi kami juga dibantu
oleh pembimbing lapangan lainnya seperti asisten kebun, mandor serta kontraktor.
Kemudian untuk kegiatan di kantor kami juga dibantu oleh kepala tata usaha dan krani
divisi sebagai pembimbing kami di kantor serta karyawan yang ada di kantor tersebut.
7
BAB II
METODOLOGI KERJA PRAKTEK
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Tasik Raja yang berlangsung
selama 30 hari kerja (Tabel 2). Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
mengikuti PKL adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Tabel Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
NO. TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN
10 20 Juli 2016 Penanaman Bibit Pre Nursery Tasik Idaman Divisi III
14 26 Juli 2016 Sensus Ulat Kantong dan Ulat Api Divisi IV Block B4
Raja
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
-
Pemancangan teras
-
Pemancangan Stacking
-
Pancang Tanam
-
Penumbangan dan chipping dengan escavator
-
Pembuatan terasan
e. Pembuatan lubang tanam
f. Pembibitan dan Penanaman tanaman LCC (Legume Cover Crops) yaitu
Mucuna brachteata
g. Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Pembahasan
Pembibitan (Nursery)
Pembibitan (nursery) di PT. Tasik Raja terdapat di sub rayon Tasik Idaman.
Pembibitan yang diterapkan pada perkebunan ini adalah menggunakan 2 tahap, yaitu
pre nursery (3 bulan) dan main nursery (9 bulan). Benih yang digunakan adalah benih
yang di produksi dari Socfindo untuk tahun tanam pada Agustus 2016 yang merupakan
persilangan dari tetua Dura (betina) dan Pisifera (jantan). Persilangan dari kedua tetua ini
menghasilkan anakan yang lebih dikenal dengan Tenera. Ciri fisik dari Dura adalah :
memiliki cangkang yang tebal, daging buah yang tipis dan kernel (daging biji) yang besar
sementara tetua Pisifera memiliki ciri berupa cangkang yang tipis bahkan hampir tidak ada,
dan daging buah tebal, sementara untuk hasil dari persilangan ini (Tenera) memiliki ciri
perpaduan dari kedua tetuanya yaitu bercangkang tipis dan berdaging buah tebal. Dengan
keunggulan tersebut, nantinya akan dihasilkan rendemen minyak kasar (Crude Palm Oil)
yang tinggi.
Penentuan Lokasi Areal Pembibitan
Pemilihan lokasi areal pembibitan untuk PT. Tasik Raja adalah mempertimbangkan
beberapa persyaratan lokasi pada umumnya seperti : dekat dengan sumber air, dekat
dengan lokasi penanaman, topografi datar, bebas hama dan penyakit, dan dekat dengan
kantor.
Pengadaan Bahan Tanam Serta Penanganan Penerimaan Benih
Benih yang digunakan adalah benih yang diproduksi oleh Socfindo (D x P). 1 kotak
benih yang terdiri 50 bungkus benih dan 1 bungkus berisi 103 benih yang memiki daya
kecambah 98%.
Pemesanan kecambah kelapa sawit (Gambar 1) dilakukan 12 bulan sebelum
penanaman kecambah jumlah kecambah disesuaikan dengan jumlah populasi ditambahkan
30% dari jumlah kecambah yang dipesan sebagai cadangan untuk kecambah yang afkir dan
sisipan.
12
Kotak yang berisi benih memiliki informasi yang lengkap mengenai Alamat
pembelian benih, Varietas, dan lain sebagainya.
a b
Gambar 2. Pembuatan media tanam: a. Pengisian media tanam;
b. Penyusunan babybag kedalam bedengan
13
Penanaman Benih
Sebelum dilakukan penanaman benih ke polybag dilakukan terlebih dahulu
penomoran pada setiap bungkus benih (Gambar 3).
a b c
d e f
Gambar 4. Proses penanaman benih sawit: a. BHL melakukan seleksi kecambah;
b. Kecambah yang berjamur; c. Kecambah doubletone; d. kecambah yang
memiliki lebih dari 2 radikula atau plumula; e. Penanaman kecambah ke
babybag; f. Pembibitan yang telah diberi papan label.
a b
Gambar 5. Sistem peyiraman: a. Sistem penyiraman di Pre Nursery;
b. Sistem penyiraman di Main Nursery
Pengendalian Gulma (Weeding)
Baik pada tahap pre nursery maupun main nursery, pengendalian gulma adalah hal
penting lainnya yang sangat perlu untuk diperhatikan. Kebersihan areal pembibitan dari
gulma sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kompetisi baik dari segi tempat, cahaya ataupun
unsur hara. Pembersihan gulma pada areal pre nursery dilakukan secara manual
(Gambar 6) yaitu dengan mencabuti gulma yang tumbuh di dalam baby bag, maupun
gulma yang tumbuh disekitar areal bedengan untuk menjaga kebersihan lahan.
Pembersihan gulma dilakukan setiap hari, itu sebabnya pekerja harus teliti dalam
melakukan pengerjaan tersebut. Untuk pre nursery, pengendalian gulma dapat juga
dilakukan bersamaan dengan proses penggemburan tanah dan konsolidasi. Konsolidasi
merupakan suatu kegiatan memperbaiki tanaman, maksudnya apabila ada bibit tanaman
yang bagian cangkangnya terlihat dipermukaan tanah, dapat ditutup kembali dengan
menggunakan tanah agar bibit dapat tumbuh dengan baik dan sebagaimana mestinya,
memperbaiki posisi babybag yang miring dan lain sebagainya. Sehingga, pekerjaan
tersebut bisa dilakukan sejalan agar lebih efektif.
Sementara untuk pengendalian gulma di areal main nursery di lakukan dengan
beberapa cara (Gambar 6). Untuk gulma yang tumbuh di dalam polybag, dibersihkan
secara manual yaitu dengan mencabut gulma. Sedangkan untuk gulma yang tumbuh di
antar baris dari polybag, dikendalikan dengan menggunakan herbisida kleen up berbahan
aktif glifosat dengan konsentrasi 10 cc/liter dengan 1 kali aplikasi
10 liter/100 cc + metafuron 2,5 gr/10 liter. Kegunaan matafuron adalah untuk mencegah
rumput mahkota.
Penyemprotan herbisida dilakukan dengan menggunakan knapsack bermodel
nozzle kancing. Pada bagian sekitar nozzle di pasang bola plastik yang sudah dibelah
menjadi dua bagian. Fungsi dari bola plastik tersebut adalah untuk menahan pantulan
16
herbisida agar tidak mengenai bibit tanaman kelapa sawit di main nursery. Penyemprotan
harus dilakukan secara konstan dan ketinggian semprotan tidak boleh melewati tinggi
polybag tanaman di main nursery. Penyemprotan harus dilakukan disekitar areal tulang
kering dari kaki penyemprot agar bibit tanaman tidak terkena herbisida.
a b
Gambar 6. Pengendalian gulma: a. Pengendalian gulma secara manual;
b. Pengendalian gulma secara chemist
Pemupukan (Manuring)
Perawatan lainnya yang tak kalah pentingnya adalah pemupukan. Proses
pemupukan sangat dibutuhkan oleh tanaman terkhusus dalam penyediaan unsur hara bagi
pertumbuhan tanaman. Untuk bibit yang berada di pre nursery, pemupukan dilakukan
ketika tanaman berumur 1 bulan (4 minggu setelah penanaman bibit). Pupuk yang di
gunakan adalah pupuk majemuk N : P : K : Mg 15 : 15: 6 : 4 dengan dosis
25 g/10 ltr air/ 200 bibit (Tabel 3). Metode aplikasi pemupukan di Pre-nursery dilakukan
melalui daun (soliar spray). Periode pemupukan mulai minggu ke-4 hingga ke
transplanting ke main nursery pada minggu ke-12. Pemupukan dilakukan pada pagi hari
dengan menggunakan alat yaitu gembor dan kepalanya.
Pemupukan Pre Nursery
Metode Aplikasi : Melalui daun (Suliar spray)
Periode pemupukan : Mulai minggu ke-4 hingga transplanting ke main nursery
(minggu ke-12)
Waktu : Pagi hari
Peralatan : Gembor
17
Untuk bibit yang ada di main nursery, yaitu menggunakan pupuk majemuk.
Dengan interval pemupukan 10 hari. Merek dagang pupuk adalah mahkota NPK Granular
dengan perbandingan 12 : 12 : 17 : 2 + TE. Kandungan Nitrogen (12%) ; Phospate (12%) ;
Kalium (17%) ; Magnesium (2%) ; TE (B, Cu, Zn) ; Kadar air (Maks 3 %) (Tabel 4). Cara
Aplikasi yaitu pupuk ditebar merata dengan radius 3-5 cm dari batang tanaman
1 pokok/25 gr.
Pemupukan Main Nursery
Metode Aplikasi : Disebar merata (broadcast) dalam polybag
Periode pemupukan : 2 minggu setelah transplanting dari pre nursery umur 56 minggu
Waktu aplikasi: Pagi hari
Peralatan : Takaran sesuai dosis anjuran
Tabel 4. Rekomendasi Pemupukan Bibit Kelapa Sawit di Pre-Nursery
Pupuk (gr/bibit)
14 0 2,5 0 0
16 0 5 0 0
18 0 7,5 0 0
20 0 10 0 0
22 0 10 0 0
24 0 10 0 0
28 0 0 20 10
32 0 0 20 0
36 0 0 25 0
40 0 0 25 15
44 0 0 30 0
48 0 0 30 0
52 0 0 30 15
56 0 0 30 0
Total 0 45 210 40
18
Ciri yang tampak adalah : daun terlihat tegak dan kaku (Gambar 15). Dan apabila
daun digenggam dengan tangan, akan terasa keras. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh
faktor genetik tanaman.
3. Jarak Anak daun Lebar (Wide Internode)
Pemeliharaan
Pengendalian Gulma dengan Spraying Purifikasi Tahun Tanaman 2015
membunuh tanaman penganggu, untuk sanitasi tanaman dari gulma, untuk mengurangi
persaingan unsur hara tanaman, dan membantu berperan dalam meningkatkan produksi
tanaman.
Satu orang pekerja membawa 20 liter racun dengan 1 HK menyemprot 2 Ha per
orang. Jumlah BHL yang dipekerjakan adalah 15 orang dengan start kerja pukul 07.00-
14.00 WIB, wolon atau istirahat pukul 12.00 12.30 WIB dan mulai kerja kembali pukul
12.30 WIB. Satu BHL diberi upah sebesar Rp 90.000,- herbisida yang digunakan sebanyak
15 liter per hari dengan biaya 1 liter Rp 45.000,-. Luas areal yang telah dilakuakn spraying
pada tanggal 13 juli 2016 adalah 20 Ha.
= Rp 101.250/Ha
Pengendalian Gulma dengan Spraying Circle Tanaman Tahun 1986
melakukan Spraying circle sebanyak 4 orang. Kleen up yang habis digunakan dalam 16 Ha
adalah 3,52 liter, Liindomin 0,64 liter.
= Rp 33.274/Ha
Mendongkel (Selective Weeding)
a b c
28
d e f
Gambar 22. Gulma yang di dongkel : a. Krisan ; b. Anak kayu;
c. Anak sawit (Elaeis guineensis Jacq); d. Cepokak (Solanum ferrogium);
e. Senduduk (Clidemia hirta) ; f. Kucingan (Mimosa invisa).
Jenis gulma yang di dongkel seperti (Gambar 22) anak kayu, anak sawit
(Elaeis guineensis Jacq.), Krisan (Rhynchospora orymbosa), Kucingan (Mimosa invisa),
Senduduk (Clidemia hirta), Cepokak (Solanum ferrogium). Pada kegiatan mendongkel
jumlah BHL ada 16 orang yang dipekerjakan dengan gaji Rp 90.000,-/hari dengan target
1 HK adalah 1 Ha/hari. Faktor yang mempengaruhi kegiatan mendongkel adalah kerapatan
gulma dan topografi lahan. Luas areal dongkel pada hari Kamis, 14 Juli 2016 adalah
8 Ha/hari.
16 x Rp 90.000 = Rp 1.440.000,-
= Rp 180.000/Ha
Kastrasi
29
Gambar 23. Bagian yang dilakukan kastrasi: a. Buah dompet; b. Bunga jantan;
c. Bunga betina; d. Buah pasir
Kastrasi dilakukan pada tanaman kelapa sawit OP 2014 pada umur mulai dari umur
24 bulan sampai 30 bulan atau sejak pertama muncul bunga jantan maupun betina. Pada
proses kastrasi dilakukan pemotongan dan pembuangan pada bunga jantan, bunga betina
dan dan buah pasir (Gambar 23) dengan menggunakan dodos sepanjang 1,5 2 m. Cara
pemotongan pada proses kastrasi ini dodos dimiringkan untuk memotong bunga jantan,
bunga betina dan buah pasir di sela-sela pelepah tanaman kelapa sawit. Proses rotasi
kastrasi pada PT. Tasik Raja-Tasik Estate dilakukan 2 bulan sekali sampai umur 30 bulan.
Hasil dari kastrasi tersebut di buang di gawangan mati.
Kastrasi berlangsung hingga 6 bulan sebelum panen pertama. Keuntungan dari
kastrasi adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan
unsur hara dan air, untuk mengalihkan hasil fotosintesis dari pertumbuhan generatif ke
vegetatif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan keseragaman tanaman,
menghasilkan pertumbuhan tajuk yang lebih cepat, dan buah menjadi lebih seragam, besar,
padat dan kandungan minyak tinggi. Setelah dilakukan kastrasi selama 4 kali, maka akan
dilakukan sanitasi.
Janjangan Kosong Kelapa Sawit (Jangkos)
Tandan kosong kelapa sawit EFB (Empty Fruit Bunch) di lahan dapat dimanfaatkan
untuk konservasi tanah karena dapat menjaga kelembaban tanah. Selain itu pengaplikasian
tandan kosong diteresan juga dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang memiliki
kandungan unsur hara tinggi yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Pemanfaatan
jangkos dapan menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai dengan 50 %. Tandan
kosong kelapa sawit mengandung unsur hara phospate, pottasium dan nitrogen.
Pengangkutan jangkos ke lapangan menggunakan DT (Dump Truck), satu DT (Dump
Truck) memuat jankos sebanyak 5-6 ton.
Di lapangan pengaplikasian jangkos dilakukan dengan dosis 200 kg/pokok (TBM)
dan disusun tiga baris melingkar dipiringan dengan jarak 50 cm dari pokok tanaman
(Gambar 24).
30
a b
Gambar 24. Proses peletakan jangkos di lapangan: a. Tumpukan jangkos yang telah
diangkut ke lapangan; b. Jangkos yang telah disusun dipiringan tanaman sawit
Sensus Ulat Api , Ulat Kantong dan Tikus
a b c
32
Gambar 27. Pengendalian ulat kantong secara kimiawi: a. Ulat kantong pada
tanaman kelapa sawit; b. Pekerja sedang mengendalikan ulat kantong;
c. Insektisida yang digunakan.
Pemupukan ZA pada Tanaman Tahun 2015
Pemberian pupuk ZA yang mengandung 21% N pada tanaman belum menghasilkan
pada divisi IV block I4 yaitu tahun tanam 2015 (Gambar 28). Luas areal tanaman yang
akan dipupuk adalah 41,13 ha. Pemupukan dilakukan selama 2 hari dengan jumlah pekerja
sebanyak 10 orang. Dosis pupuk yang digunakan adalah 500 gram/pohon. Pemberian dosis
pupuk tergantung dengan umur tanaman. Semakin tinggi umur tanaman dosis pupuk yang
diberikan akan semakin besar. Pemberian pupuk ZA dilakukan dengan sistem tebar
langsung di atas piringan.
a b
Gambar 29. Kegiatan pemupukan: a. Kegiatan pemupukan dengan cara
disebar; b. Label/penanda pemupuk
pagi mandor panen dan pemanen, pengancakan, panca panen berjalan, dan pengangkutan
ke PKS. Pengumpulan TBS ke TPH ditanggungjawabi oleh krani.
a b c
35
d e f
Cara/Teknik Panen
Sebelum pemotongan tandan buah, pemanen terlebih dahulu mengamati buah
matang panen di pohon pada ancaknya masing-masing yang bertujuan untuk melihat
kematangan buah. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan egrek sepanjang 16 m.
Pada tanaman yang masih rendah pemanenan menggunakan dodos. Saat memanen TBS,
terlebih dahulu memotong pelepah yang menyonggoh TBS untuk mempermudah
pemanenan. Setelah TBS berhasil dipotong, tangkainya dipotong mepet berbentuk lurus
2cm agar tidak mengurangi rendemen minyak yang dihisap oleh batang pada tangkainya.
Brondolan yang jatuh dikutip dimasukkan kedalam karung kemudian dikumpulkan di TPH
kecil dan dilangsir di TPH besar.
38
Pada tangkai TBS yang telah di potong maka akan di stempel yang tertulis nama PT,
Divisi , dan no pemanen.. Contoh informasi pada tangkai TBS yang telah dipanen adalah
TE V 7A, artinya TE: Tasik Estate, V: Divisi V(Lima), dan 7A: no pemanen (Gambar 33).
a b c
d e f
Gambar 33. Tahap pemanenan: a. Pemanenan pada OP 2013; b. Pemanenan pada OP
1985; c. Tangkai buah dipotong mepet ke buah; d. Buah diberi stempel;
e. Pemungutan brondolan; f. Pengangkutan
Rotasi Panen
Rotasi panen adalah jarak atau selang waktu antara panen pokok yang sama
(rotasi pohon). Rotasi panen biasanya dilakukan dibawah 10 hari. Rotasi panen tergantung
pada kerapatan panen, namun untuk tahun tanam ini digunakan rotasi panen yaitu selama
<10 hari. Jika rotasi panen semakin panjang (lebih dari 10 hari), maka kerapatan panen
meningkat tetapi kualitas panen biasanya menurun karena banyak buah yang sudah
over rife (buah kemasakan).
Sistem Ancak Panen
Sistem ancak panen yang terdapat pada kebun Tasik Estate adalah 3 sistem ancak
yaitu ancak tetap, ancak giring, dan ancak tetap-giring. Ancak tetap adalah setiap pemanen
diberikan ancak panen yang sama dengan luasan tertentu dan harus selesai pada hari yang
ditentukan. Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak panen per baris tanaman
dan digiring bersama-sama. Sedangkan ancak tetap-giring adalah setiap pemanen diberikan
ancak panen yang sama per baris tanamannya dengan luas tertentu yang digiring
39
bersama-sama dan harus selesai pada hari yang telah ditentukan. Tetapi yang sering
digunakan di kebun ini adalah ancak tetap-giring.
Panca Panen
Panca panen adalah 5 norma dalam pemanenan antara lain :
a. Potong buah masak
b. Potong pelepah dan susun di gawangan mati
c. Angkat buah dan susun di TPH
d. Kutip brondolan bersih
e. Potong mepet bonggol buah.
Angka Kerapatan Panen
Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang dapat dipanen (jumlah tandan matang
panen) dari suatu luasan tertentu. Untuk angka kerapatan panen di kebun Tasik Estate
adalah dalam 100 pohon yang dinyatakan dalam persen. Standar angka kerapatanpanen
untuk kebun iniadalah minimal 30%. Apabila angka kerapatan panen (AKP)nya di atas
30%, maka ancak tersebut layak untuk di panen. Angka kerapatan panen dipakai untuk
memprediksikan produksi dan kebutuhan pemanenan.
Insfeksi Kualitas Buah
Seluruh TBS yang sudah dipanen dan brondolan yang jatuh diangkut menggunakan
karung dan harus diletakkan oleh pemanen di areal TPH kecil. Dari TPH kecil, TBS
diangkut menggunakan tojok dan dimasukkan ke dalam jonder. Kapasitas pengangkutan
dengan jonder adalah 3 ton.Lalu selanjutnya, jonder mengantarkan TBS ke TPH besar. Di
TPH besar, krani bertugas menginfeksi kualitas buah dan memilah-milah TBS yang layak
untuk diangkut ke PKS. Apabila ada yang mengkal ataupun over crife, maka dihitung
jumlahnya.
Selanjutnya, TBS yang telah diinfeksi dan dipilah-pilah buanhnya dimasukkan ke
dalam truk dengan tojok dan dikumpulkan brondolannya dengan menggunakan serok.
Kapasitas pengangkutan dengan truk adalah 7 ton.
Replanting (Peremajaan Ulang)
Replanting (Tabel 5) atau yang disebut juga peremajaan adalah pembukaan areal
dari bekas perkebunan kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi.
Tabel 5. Program kerja replanting tahun 2016 di Kebun Tasik Estate
Luas Volume Kerja Land Clearing & Planting OP (Ha) Total
Div. Blok YOP Jenis Kerja
(Ha) Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
V LC 18.70 63.67 82.37
F5 1987 82.37 Planting
61.70 20.67 82.37
OP
G5 1985 59.88 LC 8.33 51.55 59.88
40
Planting
39.33 20.55 59.88
OP
LC 24.57 51.30 75.87
H5 1987 75.87 Planting
67.57 8.30 75.87
OP
LC 30.00 23.10 53.10
B6 1986 53.10 Planting
15.00 20.00 18.10 53.10
OP
VI
LC 6.90 47.43 54.33
D6 1986 54.33 Planting
51.90 2.43 54.33
OP
LC 30.00 30.00 72.00 70.00 72.00 51.55 325.55
Total 325.55 Planting
15.00 20.00 70.00 70.00 70.00 60.00 20.55 325.55
OP
Pancang Stacking
a b c
Gambar 35. Alat yang digunakan dalam pancang stacking: a. Pemotongan plastik;
b. Pengaturan jarak Utara-Selatan 16 m dengan menggunakan viber, meteran dan
bambu; c. Suunto
Alat yang digunakan dalam pancang stacking adalah kompas/suunto, meteran,
viber, bambu, plastik, parang, gunting (Gambar 35). Dengan jumlah pekerja sebanyak 4
orang dengan 1 HK adalah 4 Ha.
Penumbangan dan Chipping dengan Escavator
a b
Gambar 37. Kegiatan penchippingan: a. Proses penchippingan dengan
menggunakan escavator; b. Chippingan yang diserak
Setelah tanaman sawit ditebang, masih banyak sisa-sisa akar yang masih tertinggal
di dalam tanah, maka dari itu escavator akan mengorek sisa-sisa akar tanaman tersebut atau
yang disebut dengan pembongkaran akar. Batang tanaman sawit yang telah ditumbang tadi
dichipping (Gambar 37) juga dengan escavator dengan ketebalan Chippingan maksimal 15
cm, kemudian hasil chippingan diserak. Begitu seterusnya sampai semua tanaman kelapa
sawit pada areal replanting tersebut ditebang, dan tak ada tersisa tanaman kelapa sawit tua
lagi.
Blangket
a b
Gambar 38. Kegiatan blangket: a. Pencampuran gramoxone dengan metafuron; BHL
melakukan kegiatan blangket
Blangket adalah kegiatan menyemprot gulma di areal lahan setelah dilakukan
penumbangan dan chippingan (Gambar 38) dengan menyemprot seluruh areal. Blangket
yang dilakukan di divisi VI block B6 menggunakan herbisida dengan merk dagang
Gramoxone dengan dosis 1 liter/Ha, konsentrasi 5 cc/liter dicampurkan dengan Metafuron
250 gr kemudian dilarutkan kedalam 2,5 liter air dengan perbandingan 1:10 (40 cc//20 liter
air). Knapsack yang digunakan adalah SA 15, target 1 HK adalah 1 Ha. Satu kep berisi 15
liter, herbisida yang digunakan pada kegiatan blangket adalah sebanyak 4,5 liter, metafuron
100 gr, dengan areal semprot 5 Ha dan jumlah BHL 6 orang.
43
6 x Rp 90.000 = Rp 540.000,-
4,5 liter x Rp 41.220 = Rp 185.490,- (Gramoxone)
180 gr x Rp 128,-/g = Rp 23.040,- (Metafuron) +
Rp 748.530,-
= Rp 149.706/Ha
Pembuatan Teras
a b c
Gambar 39. Tahap Pancang teras: a. Menentukan arah pancangan; b. Abney level;
c. Kegiatan pancang teras
Sebelum dilakukan pembuatan teras pada divisi VI block B6 terlebih dahulu
dilakukan pemancangan yang bertujuan untuk menghasilkan pertanaman kelapa sawit
dengan jarak tanam yang teratur sehingga setiap tanaman kelapa sawit memperoleh sinar
matahari, nutrisi dan air yang sama. Disamping itu, pemancangan juga bertujuan untuk
membuat lubang tanam sesuai populasi yang direncanakan dan sebagai pedoman untuk
menanam kacangan dan membuat sarana (jalan, parit, teras kontur). Alat yang digunakan
untuk menentukan arah pancangan yaitu abney level.
Pemancangan diawali dengan penentuan titik utama atau yang disebut dengan
pancang kepala setinggi 2,5 meter yang diberi bendera putih agar terlihat dari jauh
(Gambar 39). Langkah selanjutnya adalah menarik tali yang disebut seling sepanjang 100
m dan meteran sepanjang 100 m. Pada seling diberi tanda dengan mengikatkan kain
berwarna hijau dan kuning berselang-seling dengan jarak 8,2 m dikarenakan dalam hal ini
jarak tanam yang digunakan adalah 8,2 m untuk mendapatkan jumlah populasi yang
diharapkan.
44
a b
Gambar 40. Kegiatan pembuatan teras: a. Menentukan kemiringan teras;
b. Pembuatan teras
Pembuatan teras (Gambar 40) bertujuan agar unsur hara yang diberikan tidak cepat
konservasi tanah dan air dan mencegah erosi. Standar panjang teras yaitu 700-800 m/ha.
Sistem pancang teras yaitu :
-Jarak antar pinggir teras ke jalan 2 m
-Jarak tanam antar teras menyesuaikan dengan SPH yang dikehendaki
-Pancang teras dilakukan dengan metode Violle System
Syarat teras standard yaitu :
-Lebar terasan 4 m
-Kemiringan 10 15
-Jarak antar teras 9 m
-Setiap jarak 50 m dibuat stop bunds, dengan lebar 1 m dan panjang 1 m
-Pembuatan Shieldpit (parit di depan stockbund) dengan tujuan untuk menampung air
hujan
Pancang Tanam
a b
Gambar 41. Pancang tanam: a. Lahan yang telah dilakukan pancang tanam;
b. Bambu sebagai penanda pancang tanam
Penanaman sawit harus dengan mata lima yaitu dapat dilihat dari 5 sudut yang
berperan untuk mengoptimalkan cahaya matahari yang diterima oleh daun sawit untuk
45
proses fotosintesis, memaksimalkan populasi dan menekan terjadinya etiolasi. Pada teras
yang banyak, pemancangan dilakukan dengan menembak langsung kepala pancang.
Dengan jarak Timur-Barat 9,20 m dan Utara-Selatan 8 m, sehingga didapatkan
SPH 136 pohon/Ha. Untuk teresan pembuatan jarak tanam mengikuti kontur dengan jarak
antar teras 9 m dan jarak antar tanaman 8,20 m. Jarak tanam yang telah ditentukan diberi
tanda/pancang bambu dengan ujungnya dicat putih sebagai penanda (Gambar 41).
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul
dengan kedalaman lubang tanam yaitu 60 x 60 cm. Untuk menentukan ukuran lubang
tanam apakah sudah sesuai dengan kedalaman atau tidak dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat yang telah di desain sedemikian rupa.
a b
Gambar 42. Kegiatan pembuatan lubang tanam: a. Pembuatan lubang tanam dengan
menggunakan cangkul; b. Penentuan kedalaman lubang tanam
Pembibitan Dan Penanaman Tanaman LCC (Legume Cover Crops) Mucuna brachteata
Gambar 44. Penjepitan kulit biji mucuna dengan menggunakan gunting kuku
Sebelum melakukan penanaman, biji mucuna dipotong atau dipecahkan di bagian
ujungnya dengan menggunakan gunting kuku atau gunting untuk mempercepat
perkecambahan dan mengurangi masa dormansi biji (Gambar 44). Pemotongan biji
Mucuna juga menjadi seleksi pertama karena dapat dilihat kualitas biji Mucuna. Apabila
setelah dipotong , warna biji dalamnya bewarna hitam, berarti kualitas biji tidak baik dan
tidak dikecambahkan.
Selama proses penjepitan dilakukan seleksi berdasarkan bentuk biji hingga
dibedakan menjadi 3 kategori yaitu (Gambar 45) :
1. Normal yaitu biji nya bagian dalam masih warna putih susu dan jika direndam biji
tenggelam.
2. Offer yaitu biji bagian dalam berwarna putih krim dan gepeng.
3. Reject yaitu warna biji bagian dalam coklat kehitam-hitaman.
a b c
Gambar 45. Seleksi bentuk biji: a. Biji normal; b. Biji reject; c. Biji offer
Perendaman
48
a b
Gambar 50. Kegiatan penanaman Mucuna brachteata di lapangan: a. Penanaman
mucuna di lapangan; b. Penyisipan mucuna
Penanaman Mucuna brachteata ke lapangan (Gambar 50) pada divisi VI block B6
setelah 3-4 bulan ditanam. Mucuna brachteata yang sudah terlalu panjang sulurnya akan
50
mudah stress saat ditanam ke lapangan. Oleh karena itu, dapat dilakukan pengguntingan
sulur. Mucuna brachteata ditanam dengan disisipkan diantara kelapa sawit dengan jarak
tanam 2 m. Tanah dalam polybag dipadatkan untuk mencegah tanah pecah dan berpisah
dengan tanaman tersebut. Tanaman ini merupakan tanaman yang sensitif terutama apabila
tanah dalam polybag hancur. Selanjutnya, dikeluarkan secara perlahan dari polybag
bersama dengan tanahnya dan ditanam Mucuna brachteata dengan posisi tidur. Tahap
terakhir, tanah sisa galian lubang tanam digunakan menutupi Mucuna brachteata.
Kegiatan penyisipan mucuna pada divisi V block A5 dilakukan seteah mucuna
berumur 1 bulan 2 minggu. Dengan jarak tanam antara mucuna dengan piringan yaitu 2 m,
disisipkan degan membentuk kotak/petak disekitar pohon kelapa sawit. Media tanam yang
digunakan adalah berupa solid dingin dari limbah dan tanah, perbandingan solid dengan
tanah adaah 1:1. Jumlah mucuna yang disisipkan per hektar adalah 544 polybag.
Penyisipan mucuna dilakukan pada saat cuaca hujan dan diusahakan banyak ditanam,
sedangkan pada musim kemarau penyisipan dibatasi.
Tanaman ini dapat menjadi gulma apabila telah menjalar sampai ke tanaman kelapa
sawit. Pertumbuhan tanaman ini per hari dapat mencapai 20-25 cm. Setelah replanting,
tanaman ini perlu diperhatikan dalam hal penyiraman dibandingkan dalam pemberiaan
nutrisi. Penyiramannya dilakukan secara manual menggunakan gembor apabila hujan tidak
turun. Penyiraman 2 kali sehari maksimal jam 10 pagi dan jam 3 sore.
nomor, nama dan jasa pengangkutan. Setelah melakukan bongkar muatan truck kembali
ditimbang untuk mengetahui beratnya.
Jumlah Janjangan =
= = 541,66 Janjang
= 21,66 10
= 216 Janjang
Total Buah Masak = Jumlah Janjangan - Potongan Janjangan
= 541,66 - 216
= 325 Janjang
Buah dalam adalah buah yang berasal dari PT AEP sendiri. Pada buah dalam sistem
sortasi dilakukan dengan mengambil sampel 100 buah dari truck pengangkutan yang
dipilih secara acak. Buah perdana, buah dalam beratnya minimal 3 kg. Setelah diambil
sampel maka akan dilakukan penghitungan persentase buah masak , mengkal, abnormal,
dll sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, lalu diisi ke blanko. Setelah dilakukan
penghitungan maka asisten dari divisi yang bertugas akan melihat dan mengambil blanko
dan melaporkan hasil sortasi pada bagian divisi lain yang buahnya di sortasi.
a b
c d
Gambar 52. Sortasi buah dalam dan buah luar: a. Lembar sortasi buah dalam;
b. Lembar sortasi buah luar; c. Sortasi buah dalam; d. Sortasi buah luar
Kriteria Tandan Buah Segar
Pada PKS PT Tasik Raja memiliki syarat kriteria sortasi buah kelapa sawit, yaitu
sebagai berikut (Tabel 6):
Tabel 6. Tabel Kriteria Sortasi
NO. KRITERIA STANDART KETERANGAN
1. Mentah 0% Tidak ada buah yang memberondol
2. Mengkal <10% Berondol buah kurang dari 10 berondol
3. Masak >85% Buah memberondol lebih dari 10
53
4.
Terlalu Masak <2% Buah yg memnberondol lebih dari 50% dari berat buah
5. Sebagian/seluruh janjangan dan berondolan telah berubah
Busuk <1%
menjadi hitam, busuk, berjamur
6.
Janjangan Kosong 0% Buah yang memberondol lebih dari 90% dari berat buah
7. Janjang yang mempunyai tangkai yang panjangnya lebih
Tangkai Panjang <1%
dari 2,5 cm
8. Janjang buah yang lebih dari 50% terdiri dari
Tidak Normal <1% parthenocarpi yang tidak normal secara ukuran dan
kepadatan
9. Buah yang lepas dari janjangan, buah segar karena telah
Loose Fruits >12%
matang
Khusus untuk buah dari HPP, kriteria buah masak terdapat perbedaan. Untuk buah
dengan berat 5 10 kg maka berondol buah sebanyak 5, dan apabila buah masak > 10 kg
maka berondol buah harus sebanyak 10.
Stasiun Pengolahan
a. Pengisian buah (Laoding Ramp)
Loading Ramp merupakan proses pengisian buah bahan baku menuju lori yang
akan membawa TBS ke Sterilizer untuk dilakukan proses perebusan (Gambar 53). Setelah
pintu dibuka maka buah akan ditampung pada setiap lori yang menunggu pada setiap pintu.
Alat pengangkutan ada 2 yaitu loading ramp dengan jumlah 4 buah dan transfer cary untuk
mengangkut lory ramp. Kapasitas lory yang digunakan adalah 3,7 ton/TBS. Sedangkan
kapasitas oxyfrend mempunyai daya angkut sebesar 5 ton/TBS. Oxyfrend berfungsi untuk
mengangkat buah yang belum matang ke tempat rebusan atau untuk menstanbaykan
perebusan. Oxyfrend menggunakan sistem operator dalam pengoperasiannya. Untuk
rebusan digunakan 8 lory. Haksan digunakan untuk menarik lory yang kosong dan yang
sudah berisi menggunakan tali yang besar dan kuat. Lori digerakan oleh Capstand sling
berpenggrak motor listrik.
b. Perebusan (Sterilizer)
54
-
Waktu Pengeluaran TBS Masak (Discharging Time)
Backpick digunakan untuk menampung minyak yang terbuang dari rebusan,
kemudian dari sini digabungkan ke pengenceran.
c. Bantingan (Tipler)
Tipler berfungsi untuk menumpahkan seluruh TBS yang berada dalam lori setelah
proses perebusan. Cara kerja alat ini adalah dengan memutar lori secara vertical 180 o
dengan bantuan penggandaan gaya oleh hidrolik system dengan tekanan 2 bar. sehingga
seluruh lori tumpah pada conveyor tipe rantai yang telah disiapkan dibawahnya untuk
selanjutnya akan dibawa oleh sterilized bunch bunc elevator conveyor menuju threasher.
d. Perontok (Thresser)
Thresser berfungsi untuk tempat memisahkan brondolan dengan tandan setelah
direbus. Cara kerja alat ini adalah memasukan TBS pada alat pemutar sumbu poros
pemutar yang mengakibatkan brondolan terpisah dari tandannya. Brondolan akan keluar
melalui celah drum dan dibawa oleh thresser conveyor ke bottom cross conveyor tipe
screw sementara tandan kosong akan keluar ke empty bunch conveyor yaitu conveyor tipe
rantai.
Stasiun Pengempasan
a. Pelumat (Digester)
Digester merupakan suatu mesin pengadukan brondolan untuk memisahkan fibre
dari nut dan melepaskan minyak dari mesocarp. Fungsi lain dari digester adalah alat
untuk melumat brondolan hingga daging buah terpisah dari biji. Disamping itu digester
juga dilengkapi dengan pemanas steam dengan temperatur 80-95oC untuk memudah screw
press dalam melakukan pengempasan.
Fungsi dari unit Digester ini adalah:
1) Melepaskan sel-sel minyak dari pericarp dengan cara mencabik dan mengaduk.
2) Memisahkan pericarp dan nut.
3) Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpan ke press.
4) Menaikkan dan mempertahankan suhu brondolan antara 80 950C.
5) Mengalirkan minyak yang timbul dalam digester akibat adanya proses digestion.
b. Unit Press (Screw Press)
Unit press adalah unit yang berfungsi untuk mengutip minyak dari buah yang
sudah dilumat didalam digester dengan kehilangan minyak minimum di press fibre dan
dengan minimum nut pecah. Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan kedalam
cylinder press dan mengisi worm, yang volume setiap space worm berbeda. Semakin
mengarah ke ujung asscrew volume semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan
56
menyebabkan minyak terperas. Dan kenyataannya saat ini alat kempa yang dijumpai di
pabrik pada umumnya terdiri dari screw press.
Untuk janjang kosong masuk ke bagian conveyor. EFB Conveyor digunakan untuk
memisahkan tandan dengan buah. EFB Press digunakan untuk yang masih ada minyak di
janjang kosong di press kembali kemudian janjang kosong dibuang ke lapangan. Kemudian
masuk ke fruit elevator. Ripple digunakan sebagai tempat pengadukan dan pelepasan
antara fiber dengan oil kemudian di press kembali untuk diambil minyaknya.
Stasiun Pemurnian
Station Cairan (Fluida) yang berupa minyak kasar (Crude Palm Oil) yang keluar
dari mesin press terdiri dari campuran minyak, air dan padatan bukan minyak
(Non Oil Solid). Untuk memisahan minyak dilakukan dengan proses pemurnian yang
disebut Klarifikasi. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan dengan
berdasarkan prinsip penyaringan (filtration), pengendapan (sedimentation), penguapan
(evaporation) dan sentrifugasi (centrifugation) (Gambar 55).
recovery. Ampas dengan ukuran lebih besar akan ditahan diatas screen dan minyak akan
diloloskan dan masuk ke Crude oil tank. Ampas yang berada diatas ayakan akan jatuh ke
conveyor untuk kembali dibawa digester.
c. Crude Oil Tank (COT)
Cruede oil tank seperti berfungsi sebagai penampung sementara minyak hasil
vibrating screen sebelum didistribusikan ke CST(Continius Setling Tank) untuk dilakukan
pemurniaan, karena minyak pada COT masihlah minyak kasar yang masih bercampur
dengan sludge.
d. Continius Settling Tank
Continius Settling Tank Berbentuk tangki segi empat memanjang (harizontal)
dilengkapi beberapa sekat untuk menahan retensi minyak dan bagian dasar berbentuk
kerucut berfungsi untuk mengefektifkan pengendapan pasir. Berbentuk silinder dengan
posisi vertical dan bagian dasarnya berbentuk kerucut.
e. Tangki Minyak (Oil Tank)
Oil Tank merupakan tangki untuk penampungan sementara sebelum minyak
sementara sebelum minyak masuk ke stroge tank. Pada alat ini juga terjadi pemanasan
dilakukan dengan suhu 80-85oC. Pemanasan dilakukan oleh sebuah coil sebagai starting
secara konduksi dan dengan steam secara konveksi, dengan maksud untuk memisahkan air
dan kotoran akan turun ke lapisan bawah. Oil tank berbentuk silinder dan berbentuk
kerucut dibagian dasarnya kerucut maka waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan oil.
f. Vacum Dryer
Vacum dryer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengurangi kadar air yang
terkandung minyak. Vacum dryer berbentuk tabung dengan kerucut dibagian dasarnya
g. Sludge tank
Sludge tank digunakan untuk overflow dari tangki aliran ini disalurkan ke oil tank,
sedangkan underflownya dialirkan ke buffer tank untuk kemudian ditampung dan diumpan
ke sludge sentrifugasi, buffer tank memiliki kapasitas 3 m3 dengan ketebalan 4,5 mm dan
dilengkapi overflow menuju sludge tank.
h. Sand Cyclone
Sand cyclone berfungsi untuk memisahkan slude dari kotoran dan pasir sebelum sludge
diumpankan ke slude sentifugasi.
i. Sludge Sentrifugasi
58
Proses chemical : proses pemcampuran air dengan bahan kimia sesuai dengan dosis.
Bahan kimia yang digunakan boiler pada PKS Suayap adalah chemical merk Nalco
2811, Nalco 3273, Nalco 2584
Ketel uap (Boiler) : setelah air dipanaskan dan dicampurkan dengan chemical air
dipompakan menuju ketel uap untuk dirubah fase nya dari cair menjadi steam
kemudian steam didistribusikan untuk digunakan untuk proses produksi maupun
membangkitkan daya melalui turbin uap
Kondensat : Setelah steam berubah fasa kembali menjadi air (condensat) maka bisa
dipompakan kembali kedalam ketel. Sedangkan air make up digunakan untuk
menggantikan air akibat proses blowdown.
Instalasi Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah adalah suatu kegiatan untuk mengelolah zat cair hasil
samping dari proses produksi untuk dimanfaatkan kembali sebelum dibuang ke
lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan oleh PKS Tasik Raja terdiri dari air dan sludge
serta kotoran yang berasal dari proses produksi aliran limbah cair ada yang menuju fat pit
untuk dikutip minyaknya kembali dan ke final efluent yang selanjutnya dialirkan menuju
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
a. Pengendalian Mutu Limbah
Sebelum dapat dibuang ke sungai, terlebih dahulu air limbah harus ditreatment
dalam beberapa kolam. Sludge tadi dialirkan dari kolam yang paling atas dengan suhu
170 C ke kolam pendingin (Cooling pond) dengan suhu 45C. Pada PKS Tasik Raja
terdapat 6 kolam treatment. Kolam 1 adalah kolam cooling pond, kolam 2 adalah kolam
pengasaman, kolam 3-4 adalah anaerobic, kolam 5 adalah aerobic dan kolam 6 adalah
sedimentasi. Bakteri Metanobachillus yang menguraikan senyawa majemuk menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga warna sludge yang berwarna coklat telah
membusuk menjadi berwarna hitam. Frekuensi sampe di air adalah 93 hari mulai dari
masuk ke kolam sampai ke luar. Kalau ke sungai maka BOD 150 ppm dan kalau ke land
aplication BOD = 5000 ppm
Kolam Coolind pond : Kolam pendingin, yaitu pendinginan limbah dengan kolam.
Pendinginan ini dikombinasikan dengan pengutipan minyak.Air limbah dari recovery
tank dipompakan menuju cooling pond. Tujuan penampungan limbah di cooling pond
adalah untuk pendinginan air limbah agar mencapai suhu 40 oC.
Kolam Anaerobik : Limbah yang telah dinetralkan dialirkan ke dalam kolam anaerobik
untuk diproses.Proses perombakan limbah dapat berjalan lancar jika kontak antara
60
limbah dan bakteri yang berasal dari kolam pembiakan lebih baik.Untuk
mengefektifkan proses perombakan dalam kolam anaerobic
Kolam Aerobic : Pada kolam aerasi ditempatkan alat (aerator) yang dapat meningkatkan
jumlah oksigen terlarut dalam air, dengan tujuan agar dapat berlangsung reaksi oksidasi
dengan baik.
Kolam Sedimentasi : Pada kolam sedimentasi di buat tidak perlu dalam-dalam supaya
matahari bisa masuk dan tembus ke dalam kolam.
b. Land Aplikasi
Land Aplikasi (Gambar 58) adalah pemanfaatan hasil pengolahan limbah yang
telah diolah dan memenuhi syarat untuk dimanfaatkan dan dikembalikan kelingkungan
sebagai pupuk bagi tanaman. Luas land aplication di PKS Tasik Raja adalah 140 ha, untuk
lokasinya berada di perbatasan dari 3 tasik, sehingga semuanya dapat kebagian.
Syarat pelaksanaan land aplikasi
BOD tidak boleh melebihi 5000 mg/Liter
Nilai pH berkisar 6 9
Dilakukan pada lahan selain lahan gambut
Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter
Dekat dengan pabrik karena lebih strategis tidak perlu menggunakan banyak pipa
Topografinya lebih diutamakan yang miring, di cari titik tertinggi sehingga tidak perlu
menggunakan pompa, tetapi dari pabrik perlu menggunakan pompa untuk ke land
aplication.
Ditentukan kolam (Gambar 57) distribusinya dari titik tertinggi kemudian dialirkan ke
setiap flatbed.
11. Perkebunan Tasik Raja telah memiliki pabrik kelapa sawit yaitu PT. Tasik Raja Palm
Oil Mill, perusahaan ini telah memproduksi CPO dan kernel yang telah teruji dan
memiliki pengolahan limbah kelapa sawit yang telah diterapkan pemanfaatannya.
12. Dengan Praktek Kerja Lapang di perkebunan ini, tujuan dari PKL secara keseluruhan
tercapai dan kami selaku mahasiswa dapat mengerti dan memahami serta
membandingkan apa yang kami peroleh di kampus dengan apa yang kami dapat disini
memiliki perbedaan yang cukup nyata namun memiliki tujuan yang sama yaitu
peningkatan produktivitas dari tanaman kelapa sawit yang berbasis lingkungan.
Saran
- Sebaiknya dalam pengaplikasian bahan kimia pupuk tetap memperhatikan prinsip 4T
(tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, dan tepat aplikasi).
- Sebaiknya penggunaan bahan-bahan kimia dalam pengendalian hama diminimalkan,
salah satunya dengan penggunaan tanaman inang untuk predator. Jenis tanaman inang
yang dapat digunakan yaitu Tunera subulata atau yang sering disebut dengan bunga
pukul delapan.
- Dalam bekerja sehari-hari sebaiknya seluruh karyawan memakai APD (Alat Pelindung
Diri) terutama untuk pemanen dan penyemprot pestisida karena residu dari pestisida
sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
- Dalam melakukan pemupukan yang mengandung unsur hara nitrogen seperti Urea dan
ZA sebaiknya menggunakan sistem tugal (pupuk di tanam).`