Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena berkat karunia dia
jualah, saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang TOLERANSI dan ISTIQOMAH .
Saya menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya
untuk itu kritik dan saran yang sangat membangun sangat di perlukan.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
sehingga tugas makalah ini bisa terselesaikan tepat waktu. Saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Garut. Mei 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek
penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan.
Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas
Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang
mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi
dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar
umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh
Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan
beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui makna toleransi beragama seperti
terkandung dalam Sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan
sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau
perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah
dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut
mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah
toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi kelompok yang lebih luas , misalnya
partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan
kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi
toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan
mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

B. Toleransi Antar umat Beragama

Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup sebuah masyarakat yang kompleks
akan nilai karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama.

Untuk menjaga persatuan antar umat beragama maka diperlukan sikap toleransi.dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap memiliki arti perbuatan dsb yang berdasarkan pada
pendirian, dan atau keyakinan sedangkan toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya
menahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang memiliki pendapat berbeda (W.J.S Poerwodarminto;
wartawarga.gunadarma.ac.id/).

Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :

a. Negatif

Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan
saja karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI atau orang-orang yang
beraliran komunis di Indonesia pada zamanIndonesia baru merdeka.
b. Positif

Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.Contoh Anda beragama Islam wajib
hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi
penganutnya atau manusianya Anda hargai.

c. Ekumenis

Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-
unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.Contoh
Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau
paham. Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan
sikap toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling
menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

C. Manfaat Toleransi Beragama

1.Menghindari Perpecahan

Dengan belajar dan melakukan Toleransi Beragama maka kita juga belajar bagaimana
agar bangsa besar kita ini indonesia dapat bertahan lama. Negara kita terbukti sangat peka
terhadap isu keagamaan oleh karena itu jika tidak bisa menjaga hubungan baik antara agama.
Bahaya besar telah menanti bangsa ini.

2.Mempererat Hubungan

Dengan toleransi beragama tidak hanya dapat menghindarkan kita dari sebuah
perpecahan tapi juga dapat membuat kita lebih solid dalam hubungan kemasyarakatan. Dapat
juga bertukar pikiran (bukan berdebat tentang agama yang lebih baik) agar dari hari kehari
kehidupan ala multiagama di negara ini menjadi sesuatu yang biasa dan tidak menjadi alasan
terjadi pertikaian anatara umat beragama.

3.Mengokohkan Iman

Semua agama mangajarkan hal yang baik bagaimana mngatur hubungan dengan
masyarakat yang beragama lain. Wujud nyata tingkah laku toleransi akan menunjukkan
perwujudan iman keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Contoh Toleransi Beragama

1.Saling Menghormati

Salah satu contoh toleransi dalam beragama ialah dengan saling menghormati anatar
umat beragama. Dengan cara jika ada yang sedang puasa ya setidaknya kita jangan menganggi
atau merusak puasanya. Jika ada yang sedang berdoa tetaplah menjaga ketenangan saat umat
lain beribadah.
2.Tidak Menganggu

Tidak menggu sudah cukup baik untuk mewujudkan toleransi beragama di dalam
masyarakat dengan cara jika ada upacara agama lain hendaklah tidak melanggar aturan.
Misalnya acaranya nyepi janganlah merusak dengan menciptakan keributan tanpa peduli acara
umat lain.

3.Partisipasi

Di sini perlu ditekankan pertisipasi tidak berarti anda mengikuti acara agama lain. Contoh
paling nyata ialah jika ada Lebaran,Natal dan acar besar agama lainnya apa sih salahnya
memberikan selamat kepada mereka. Ini menunjukkan perwujudan iman yang dewasa dalam
masyarakat.

E. Menghormati Dan Memelihara Hak Dan Kewajiban Antar Umat Beragama

a. Pengertian Hak

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada
kita sendiri.Contoh dari hak adalah:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan;

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai;

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari
serangan musuh;dan

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

b. Pengertian Kewajiban

Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban adalah:

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara Indonesia;dan

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak
dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak adalah
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh undang-undang.
Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak sampai melanggar hak
orang lain. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang, artinya, kita tidak boleh terus
menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban.

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap
toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncuk kepermukaan. Dalam kehidupan masyarakat
sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara satu sama
lain

Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang
ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam etnis
dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka akan dapat
muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

Pemeluk agama mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan pemeluk agama lain,
karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa setiap warga diberi kemerdekaan
atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya. Hal ini berarti kita tidak boleh memaksakan kehendak, terutama dalam hal
kepercayaan, kepada penganut agama lain, termasuk mengejek ajaran dan cara peribadatan
mereka.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan bahwa Toleransi berasal dari kata
Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi
pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang
dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan.
berbagai macam bahasan mengenai manfaat toleransi antar umat beragama, yaitu antara
lain;

1.Menghindari Perpecahan
2.Mempererat Hubungan

3.Mengokohkan Iman

Contoh toleransi umat beragama antara lain :

1.Saling Menghormati
2.Tidak Menganggu

3.Partisipasi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alquran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang hendak di capai bukanlah kebahagiaan berdasarkan
perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagiaan yang dirancang oleh pemilik dan
pencipta kebahagiaan, yakni kebahagiaan abadi. Alquran memberikan petunjuk yang jelas, yaitu
meletakkan seluruh aspek kehidupan kedalam kerangka ibadah kepada Allah SWT. Sebagai kitab
petunjuk dan sebagai syariah terakhir, Alquran membawa nilai-nilai yang pernah ada. Nilai-nilai
tersebut menyentuh semua potensi manusia dan segala aspek serta bidang kehidupannya. Salah
satu nilai yang terdapat atau diajarkan dalam Alquran adalah bersikap istiqomah atau teguh
pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh. Istiqomah berarti berpendirian teguh atas jalan
yang lurus, berpegang pada aqidah dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah dan
berpaling walau dalam keadaan apapun. Fungsi petunjuk dari Alquran akan bermanfaat sesuai
tujuannya apabila manusia menggunakannya sesuai petunjuk.

2.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam
yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam bisa
mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan
agar bisa tegar dalam beramal.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Istiqomah

Istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri
maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah)
lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang
disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.

Definisi Menurut pengertian bahasa (literal), al-istiqaamah bermakna al-itidaal (lurus). Jika
dinyatakan istaqaama lahu al-amr, maknanya adalah tegak lurus. Seperti halnya firman Allah
swt, Tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya. (QS al-Fushshilat, 41: 6). Makna
istiqamah pada ayat ini adalah tegak lurus untuk selalu menghadap kepada Allah swt, tanpa
berpaling kepada yang lain. Istiqaamah juga bermakna al-istiwaa (lurus dan setimbang). Makna
semacam ini bisa dijumpai di dalam surat al-Fushilat, Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: Rabb kami ialah Allah kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushilat, 30)

Makna istiqamah di dalam ayat ini adalah melaksanakan ketaatan dan berpegang teguh kepada
sunnah Nabi saw. Menurut Al-Aswad bin Malik, ayat ini bermakna, Janganlah kamu
menyekutukan Allah swt dengan apapun. Sedangkan Qatadah mengartikan istiqamah pada ayat
itu dengan teguh untuk selalu mentaati Allah swt. (Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-Arab, juz
12/ 499)

Ada pula yang menafsirkan istiqamah dalam surat al-Fushshilat ayat 30 dengan, beriman
kepada Allah dan tidak pernah mengotori keimanannya dengan kedzaliman. Ada pula yang
mengartikan dengan, tidak berbuat dosa dan tidak mencemari imannya dengan kesalahan.
Sedangkan menurut Imam Qurthubiy, istiqamah adalah tegak lurus atau konsisten untuk selalu
mentaati Allah swt, baik dalam keyakinan, perkataan, dan perbuatan, kemudian tetap dalam
kondisi semacam itu secara terus-menerus. (Imam Qurthubiy, Tafsir al-Qurthubiy, juz 15/358)
2.2 Hukum Istiqamah di Jalan Allah

Pada dasarnya, Allah swt telah mewajibkan Rasulullah saw dan kaum Mukmin untuk selalu
istiqamah di jalan Allah swt. Di dalam sebuah ayat, Allah swt berfirman; Maka tetaplah kamu
pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang Telah Taubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. (QS Huud 11 : 112)

Tatkala Allah SWT. memerintahkan beragam perintah, mulai dari tauhid, kenabian, dan
sebagainya, Allah swt memerintahkan kepada Rasulullah saw untuk beristiqamah (teguh dan
konsisten) atas apa yang telah diperintahkan kepadanya. Perintah istiqamah di sini mencakup
perkara-perkara aqidah dan syariat (amal). Tugas ini tentunya sangatlah berat. Wajar saja
Rasullah saw pernah bersabda, Rambutku beruban karena surat Huud. (Imam al-Baidlawiy,
Tafsir al-Baidlawiy, juz 3/266)
Imam Qurthubiy menjelaskan ayat ini merupakan perintah kepada Nabi saw dan kepada umatnya
untuk istiqamah. Menurut Ibnu Abbas, tak ada ayat yang diturunkan kepada Nabi saw yang
lebih berat dan sulit dibandingkan surat Huud ayat 112. Oleh karena itu, tatkala beliau saw
ditanya para sahabat, Sungguh, anda cepat sekali beruban. Rasulullah saw menjawab,Aku
beruban karena surat Huud dan suadara-saudaranya.(Imam Qurthubiy, Tafsir al-Qurthubiy, juz
9/107)

Tafsir al-Qurthubiy, juz 15/360). Di ayat lain, al-Quran juga menyatakan dengan sangat jelas,
orang yang beristiqamah di jalan Allah akan mendapatkan anugerah harta dan keberkahan yang
melimpah ruah. Allah swt berfirman; Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di
atas jalan itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang
segar (rizki yang banyak). (QS Al Jin 72: 16).

2.4 Kiat Agar Tetap Istiqomah

Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan:
1) Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah Taala
berfirman,


Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)
Tafsiran ayat tersebut dijelaskan dalam hadits berikut. Jika seorang muslim ditanya di dalam
kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
Qotadah As Sadusi mengatakan, Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia
adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat,
mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir,
pen). Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.
Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat
(alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat Siapa Rabbmu, siapa Nabimu
dan apa agamamu? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan
benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan
benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa
menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.
Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu
mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi
terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk
memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras
Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus
Sunnah wal Jamaah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan
senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.

2) Mengkaji Al Quran dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Quran dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al
Quran adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Taala berfirman,
.
Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk
meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, Al Quran itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam surat Al Furqon ayat 32
yang artinya Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja? demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar).
Al Quran adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. Alasannya,
karena Al Quran adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah
Taala berfirman dalam surat Fushilat ayat 44 yang artinya Al-Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang yang beriman.. Qotadah mengatakan, Allah telah menghiasi Al
Quran sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, Katakanlah wahai Muhammad, Al Quran adalah
petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.
Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar
mengkaji Al Quran dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan
perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Quran dan
memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita
jalani agar kita bisa terus istiqomah.

3) Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syariat Allah

Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syariat
atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih
dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits dari Aisyah radhiyallahu anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Taala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit. Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk
merutinkannya.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun
konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja
dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan
ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan
membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Taala. Amalan sedikit
namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan
dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan. Ibnu Rajab Al Hambali
menjelaskan, Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah amalan
yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan
meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada
sahabat Abdullah bin Umar. Yaitu Ibnu Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat
malam.
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam berkata padanya,

Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam,
namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.

Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya
virus futur (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang
akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus
menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada.
Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.
4) Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan uswah (teladan) dalam
istiqomah.

Dalam Al Quran banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman
yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi
permusuhan orang-orang kafir. Allah Taala berfirman dalam surat Hud ayat 11 yang artinya
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya
Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran
dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.

Contohnya kita bisa mengambil kisah istiqomahnya Nabi Ibrahim.

Mereka berkata: Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak
bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim. mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu
orang-orang yang paling merugi. (QS. Al Anbiya: 68-70)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, Akhir perkataan Ibrahim ketika dilemparkan dalam
kobaran api adalah hasbiyallahu wa nimal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolong dan
sebaik-baik tempat bersandar). Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi
ujian tersebut? Beliau menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun selamat.
Begitu pula kita ketika hendak istiqomah, juga sudah seharusnya melakukan sebagaimana yang
Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran penting dari kisah seorang Nabi.
Begitu pula kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa alaihis salam dalam firman
Allah pada surat Asy Syuaro ayat 61-62 yang artinya, Maka setelah kedua golongan itu saling
melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.
Musa menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia
akan memberi petunjuk kepadaku. Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Musa alaihis salam
ketika berada dalam kondisi sempit? Dia begitu yakin dengan pertolongan Allah yang begitu
dekat. Inilah yang bisa kita contoh.

Oleh karena itu, para salaf sangat senang sekali mempelajari kisah-kisah orang sholih agar bisa
diambil teladan sebagaimana mereka katakan berikut ini. Basyr bin Al Harits Al Hafi
mengatakan, Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih, pen)
membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang
masih hidup (yaitu orang-orang fasik, pen) membuat hati ini mati karena melihat mereka. Itulah
orang-orang sholih yang jika dipelajari jalan hidupnya akan membuat hati semakin hidup,
walaupun mereka sudah tidak ada lagi di tengah-tengah kita. Namun berbeda halnya jika yang
dipelajari adalah kisah-kisah para artis, yang menjadi public figure. Walaupun mereka hidup,
bukan malah membuat hati semakin hidup. Mengetahui kisah-kisah mereka mati membuat kita
semakin tamak pada dunia dan gila harta. Wallahul muwaffiq.

Imam Abu Hanifah juga lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai
bab fiqih. Beliau rahimahullah mengatakan, Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka
lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan
berbagai adab dan akhlaq luhur mereka. Begitu pula yang dilakukan oleh Ibnul Mubarok yang
memiliki nasehat-nasehat yang menyentuh qolbu. Sampai-sampai Abdurrahman bin Mahdi
mengatakan mengenai Ibnul Mubarok, Kedua mataku ini tidak pernah melihat pemberi nasehat
yang paling bagus dari umat ini kecuali Ibnul Mubarok.
Nuaim bin Hammad mengatakan, Ibnul Mubarok biasa duduk-duduk sendirian di rumahnya.
Kemudian ada yang menanyakan pada beliau, Apakah engkau tidak kesepian? Ibnul Mubarok
menjawab, Bagaimana mungkin aku kesepian, sedangkan aku selalu bersama Nabi shallallahu
alaihi wa sallam? Maksudnya, Ibnul Mubarok tidak pernah merasa kesepian karena sibuk
mempelajari jalan hidup Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Itulah pentingnya merenungkan kisah-kisah orang sholih. Hati pun tidak pernah kesepian dan
gundah gulana, serta hati akan terus kokoh.

5) Memperbanyak doa kepada Allah agar diberi keistiqomahan.

Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdoa kepada Allah agar diberi
keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Quran Allah Taala memuji orang-orang yang beriman
yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah
Taala berfirman,

( 146)
( 148)
( 147)

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa
kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah
pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Karena itu Allah memberikan
kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebaikan (QS. Ali Imran: 146-148).
Dalam ayat lain Allah Taala berfirman,

Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS. Al Baqarah: 250)

Doa yang paling sering Nabi shallallahu alaihi wa sallam panjatkan adalah,

Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.
Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kenapa
doa tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu alaihi wa sallam seraya menjawab,

Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah.
Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa
saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya. Dalam riwayat lain dikatakan,

Sesungguhnya hati berada di tangan Allah azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.
6) Bergaul dengan orang-orang sholih.

Allah menyatakan dalam Al Quran bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan
iman para sahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di tengah-
tengah mereka. Allah Taala berfirman,




Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa
yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus. (QS. Ali Imran: 101)

Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Taala
berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-
orang yang benar (jujur). (QS. At Taubah: 119)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang
yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita. Seseorang yang duduk (berteman)
dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak
misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli
darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak
mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak
enak.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-
orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan
agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.
Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih.
Al Fudhail bin Iyadh berkata, Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan
mengilapkan hati. Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang
bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak
tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.
Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, Jika kami memandang Fudhail bin Iyadh, kami akan
semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.

Jafar bin Sulaiman mengatakan, Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju
Muhammad bin Waasi. Ibnul Qayyim mengisahkan, Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika
kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk
atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu
Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan
mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan
berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang. Itulah pentingnya bergaul dengan
orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik
dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita
pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika
kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.
Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk
mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri.
Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau
istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang
sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.
Demikian beberapa kiat mengenai istiqomah. Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas
ajaran agama yang hanif (lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.
2.5 Penerapan Istiqomah

2.5.1 Ruang Lingkup Istiqomah

Istiqamah merupakan daya kekuatan yang diperlukan sepanjang hayat manusia dalam
melaksanakan tuntutan Islam, mulai daripada amalan hati, amalan lisan dan anggota tubuh
badan. Jelasnya, segala amalan yang dapat dirumuskan dalam pengertian ibadah samada fardu
ain atau fardu kifayah memerlukan istiqomah.

2.5.2 Contoh Istiqomah

a. Istiqomah dalam Iman dan melaksanakan tuntutan Iman.

b. Istiqomah dalam solat dan Ibadah-ibadah khusus yang lain.

c. Istiqomah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan serta menentang kebatilan dan
kezaliman.
d. Istiqomah dalam ibadah umum seperti belajar, berniaga dan membuat kerja-kerja yang
diizinkan oleh syaraq.

2.5.3 Tahap-Tahap Istiqomah

a. Istiqomah hati: sentiasa teguh dalam mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga
kesucian hati daripada sifat syirik, menjauhi sifat-sifat cela seperti riak dan menyuburkan hati
dengan sifat terpuji terutamanya ikhlas. Dengan kata-kata lain Istiqomah hati bermaksud
mempunyai keyakinan yang kukuh terhadap kebenaran. Firman Allah Taala.
b. Istiqomah lisan: memelihara lisan atau tutur kata daripada kata-kata supaya sentiasa berkata
benar dan jujur, setepat kata hati yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak
berpura-pura, tidak bermuka-muka dan tidak berdolak dalik.
c. Istiqomah perbuatan: Tekun berkerja atau melakukan amalan atau melakukan apa saja usaha
untuk mencapai kejayaan yang di redhai Allah. Dengan kata-kata lain istiqomah perbuatan
merupakan sikap dedikasi dalam melakukan sesuatu pekerjaan, perusahaan atau perjuangan
menegakkan kebenaran, tanpa rasa kecewa, lemah semangat atau putus asa. Sikap ini menjadi
begitu rupa kerana dorongan hati yang istiqomah.

2.5.4 Hikmah Istiqomah

Istiqomah merupakan sikap jati diri yang teguh dan tidak luntur oleh apa jua pengaruh dan
cabaran. Sikap ini membolehkan seseorang itu terus berusaha untuk mencapai matlamat
daripada usaha dan pengorbanannya. Akhirnya sikap inilah yang menjadi faktor utama kejayaan.
Dengan kata lain istiqomah menjadi faktor pencapaian matlamat dalam apa jua bidang sama ada
bidang agama, siasah, ekonomi, pendidikan, penyelidikan, perusahaan dan perniagaan.
Peribahasa melayu ada menyebutkan, berpantang maut sebelum ajal.
Kejayaan melaksanakan tuntutan iman dan matlamat amal Soleh dapat dicanai dengan sikap
istiqomah seperti yang dinyatakan di dalam Al-Quran.

Surah Fusilat-Ayat 30-32. Artinya Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinan


dengan berkata : Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang
betul, akan turunlah Malaikat kepada mereka dari semasa ke semasa (dengan memberi ilham):
Janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu) dan
janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu akan beroleh Syurga
yang telah di janjikan kepada kamu.

Kamilah penolong-penolong kamu dalam kehidupan dunia dan pada hari akhirat; dan kamu
akan beroleh pada hari akhirat apa yang kamu ingini oleh nafsu kamu, serta kamu akan beroleh
pada hari ituapa yang kamu cita-citakan mendapatnya. (pemberian-pemberian yang serba
mewah itu) sebagai sambutan penghormatan dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Mengasihani.

2.5.5 Membentuk Sikap Istiqomah

Sikap Istiqomah dapat di bentuk dengan menanamkan unsur-unsur yang berikut ke dalam diri:
1. Matlamat yang unggul iaitu berjaya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.

2. Semangat dan daya juang yang tinggi serta tidak mudah mengalah atau berputus asa.

3. Prinsip yang benar berasaskan Al-Quran dan hadis Rasullallahi Sallallahu Alaihi Wassalam.

4. Ilmu dan maklumat yang cukup.

5. Strategi yang kemas dalam perjuangan.

6. Usaha yang berterusan.

7. Yakin kepada takdir dan janji Allah Taala.

8. Berdoa dan bertawakal.

9. Bersyukur dan rido

BAB 3
KESIMPULAN

Istiqamah di jalan Allah, yakni senantiasa teguh dan konsisten untuk menjaga keimanan, dan
teguh dalam menjalankan semua perintah Allah swt merupakan kewajiban bagi setiap kaum
Muslim. Siapa saja yang istiqamah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan banyak
keutamaan, diantaranya adalah; pertama, penjagaan malaikat baik di kehidupan dunia maupun
akherat. Kedua, karunia yang melimpah ruah, berujud harta yang banyak, kelapangan usaha, dan
kebahagian hidup di dunia dan akherat. Keistiqamahan di jalan Allah direfleksikan dalam
bentuk; teguh dalam keimanan, ikhlash dalam perbuatan, dan selalu menunaikan seluruh
kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai