MENEJEMEN AGROEKOSISTEM
LAHAN SAWAH KARANGPLOSO
Asisten :
Disusun oleh :
Nur Sri Wahyuni 155040201111125
Maratur Noer Fitriana 155040201111137
Rico Suyono Catur P. 155040201111139
Eyik Widiansyaficha 155040201111173
Al Ismuz Zaahir 155040201111180
Andre Susilo 155040201111182
Risa Setia Aji 155040201111200
Jihan Anggun Lestari 155040201111210
Hasna Luthfiyyan F. 155004201111215
Moh. Fathur Rizqi 155040201111221
Kelas : O
Kelompok : O3
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu mahasiswa
dapat mengetahui kondisi umum lahan daerah Karangploso dan mengetahui
sistem budidaya padi pada daerah Karangploso serta dapat mengetahui
agroekosistem yang ada disana yang meliputi aspek budidaya, hama penyakit dan
aspek tanah. Diharapkan mahasiswa mampu mengevaluasi hal tersebut dan dpat
memperbaiki dalam sistem budidaya dengan merekomendasikan guna pencapaian
keseimbangan agroekosistem dan mengganti dengan metode yang benar, sehingga
dapat menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan.
BAB 2
Problematika Wilayah (Hasna, Yuni, Zaahir)
Swot =
S= strengths :kekuatan
W= weakness :kelemahan
O= opportunities :kesempatan
T = Threats :ancaman
Dari survei yang kelompok kami lakukan dapat diketahui bahwa lahan
Bapak Raji topografinya tergolong tidak begitu miring dalam kategori sedang,
maka kemungkinan adanya kendala erosi tanah jarang terjadi pada lahan tersebut
hal ini sudah sesuai dengan kesesuaian lahan.
Pada lahan padi tersebut baik dengan varietas legowo dan IR64 serta
kecocokan dalam topografi mendukung. Hal ini dapat di lihat dari penghasilan
beliau varietas legowo 6 ton dengan harga jual 4200/kg sedangkan varietas IR64
hasil panen 5 ton dengan harga jual 4400/kg. Kedua varietas tersebut
menggunakan sistem tanam konvensinal dan lahan padi tersebut menggunakan
pupuk TSP, Urea dan Za.
3.1 Analisis Kesesuaian Lokasi untuk Tanaman yang akan Ditanam berdasarkan
Komponen Biotik dan Komponen Abiotik (Eyik Marsudi)
Lokasi survey yang didapatkan yaitu pada lahan sawah. Dengan komoditas
padi yang ditanam secara monokultur dengan system konvensional yang memiliki
jarak tanam ... cmPada lokasi tersebut memang cocok ditanami padi karena pada
lokasi tersebut memiliki suhu sebesar 260C tidak memiliki naungan yang dimana
tanaman padi membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis, Hal tersebut
sependapat dengan Hasanah (2007) yang menyatakan bahwa tanman padi dapat
tumbuh dengan baik pada suhu 230C ke atas, selain itu sinar matahari diperlukan
tanaman padi untuk melakukan proses fotosintesis, terutama proses
pengembangan dan kemasakan buah padi akan bergantung pada intensitas
matahari.
Dari hasil survey yang telah dilakukan diperoleh hasil metode tanam yang
digunakan yaitu sistem tanam konvensional dengan jarak tanam cm. Pemilik
lahan juga menggunakan beberapa bahan kimia untuk menunjang budidaya padi.
Seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Pola tanam konvensional ini memiliki
beberapa kekurang seperti berdampak buruk terhadap lingkungan karena
penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang cukup banyak. Bapak Ruji
juga tidak menggunakan pupuk organic sama sekali dalam pengelolahan
lahannya, dengan alasan penggunaan pupuk organic semakin mahal dan akan
lebih mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk pengelolahan. Menurut,
Mawardi pola tanam padi konvensional, selain menimbulkan dampak negatif dari
penggunaan pupuk dan pestisida sintetis, ternyata banyak menimbulkan masalah,
terutama masalah lingkungan yang berdampak buruk terhadap tingkat kesuburan
tanah dan kesehatan manusia. Dari aspek pengelolaan air, usahatani padi sawah
pada umumnya dilakukan dengan penggenangan secara terus menerus, dilain
pihak ketersediaan air semakin terbatas.
3.3 Kearifan Lokal atau Praktek Budidaya yang Khas (Moh. Fathur Rizqi)