Anda di halaman 1dari 4

KONJUNGTIVITIS

Deskripsi

1. Inflamasi konjungtiva bulbaris atau palpebra


2. Ditandai dengan hyperemia, kinjungtiva
3. Biasanya menyebar dengan cepat dari satu mata ke mata lainnya
4. Biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri
5. Jarang mempengaruhi penglihatan
6. Jika kronis, dapat menandai perubahan degenerative atau kerusakan akibat serangan
akut yang berulang
7. Konjungtivitis bacterial akut ( mata merah ) biasanya berlangsung sekitar 2 minggu
8. Inveksi konjungtiva virus lainnya berlangsung sekitar 2 3 minggu, kronis dan dapat
menyebabkan disabilitas/kecacatan berat

Patofiologi

Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci,
staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh
ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis.
Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran
dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah (Rapuano, 2008).
Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan
flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik (Visscher, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi
konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal
dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata,
mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada
mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva (Amadi, 2009).

Penyebab

1. Alargen
2. Bakteri
3. Virus
4. Iritasi kimia
5. Penularan melalui handuk, lap tubuh atau tangan orang yang terkontaminasi
6. Penyakit sistemik, seperti : eritema multiformis dan penyakit tyroid
7. Infeksi kandida

Insdidens
1. Gangguan mata yang paling sering terjadi di belahan bumi barat
2. Bertanggung jawab terhadap sekitar 30% dari semua keluhan mata

Karakteristik umum

1. Konjungtiva kemerahan
2. Edema kelopak mata
3. Nyeri pada mata
4. Peningkatan lakrimasi
5. Rasa terbakar

Komplikasi

1. Kedutan ( tic )
2. Infiltrasi kornea
3. Ulserasi kornea
4. Kerusakan mata

Pengkajian

Riwayat :

1. Nyeri pada mata


2. Fotofobia
3. Rasa terbakar, gatal dan sensi benda asing di mata
4. Sakit tenggorok dan demam pada anak

Temuan pemeriksaan fisik

1. Hyperemia konjungtiva
2. Secret
3. Meneteskan air mata
4. Secret mokofurulen dan lengket atau ( pada konjungtivitis )
5. Secret yang furulen dan banyak ( pada konjungtivitis gunokukos )

Hasil pemeriksaan

Laboratorium

1. Uji kultur dan sensitivitas dapat mengidentifikasi bakteri pathogen.


2. Ulasan konjungtiva yang diberi zat warna menunjukan paling banyak jumlah monosit
pada konjungtivitis virus, sel polimovenoklear ( neotrofil ) paling banyak
konjungtivitis bacteria, dan eosinofil paling banyak pada konjungtivitis alergi
Terapi

Umum

1. Kompres hangat
2. Bergantung pada penyebab

Pengobatan

1. Antibiotic, seperti siprofloksasin eritromisin, dan mixsoflokasasin


2. Antivirus, seperti asiklofir
3. Kortikostreoid, seperti dekxametason
4. Anatagonis reseptor histamine 1,seperti azetlastin
5. Antihistamin

Pertimbangan keperawatan

Kreteria hasil :

Pasien akan :

1. Mempertahankan status sehat saat ini


2. Tidak mengalami bahaya atau cidera
3. Tidak menunjukan tanda infeksi
4. Mendapatkan kembali fungsi penglihatan yang normal

Intervensi keperawatan

1. Gunakan kompres hangat


2. Gunakan salap terapeutik atau tetes mata, jika di programkan
3. Hindari meirigasi mata untuk mencegah penyebaran infeksi
4. Beritahukan petugas kesehatan jika hasil kultur mengidentifikasi nelserla gonorhoeae
5. Lakukan uji specimen kultur sebelum terapi antibiotic

Pemantauan

1. Respon terhadap terapi


2. Tanda dan gejala komplikasi
3. Reaksi seimbang
4. Ketajaman penglihatan

Pendidikan kesehatan pasien

Pastikan mencakup :

1. Tekhnik mencuci tangan yang benar


2. Pemberian tetes mata dan salep mata
3. Pentingnya menghabiskan antibiotic yang diprogramkan
4. Metode pencegahan penyebaran penyakit
5. Pentingnya menghindari iritan kimia
6. Pentingnya menghindari riasan mata dan lensa kontak hingga infeksi telah sembuh

Kewaspadaan

Ingatkan pasien untuk menghindari : menggosok-gosok mata yang terinfeksi sehingga psien
dapat mencegah penyebaran infeksi kemata lainnya atau ke orang lain.

Anda mungkin juga menyukai