Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(IAS 16 A)
NIM : 1511060091
I. Pendahuluan
Tujuan dari IAS 16 ini adalah untuk pengakuan dan pengukuran property,
pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment) dan menjelaskan ketentuan
pengakuan laporan keuangan. Hal ini membantu pengguna laporan keuangan untuk
melakukan penelian informasi mengenai suatu investasi entitas pada property, pabrik
dan peralatan serta perubahan di dalam investasi tersebut.
Property, Plant, and Equipment lebih sering disebut sebagai aset tetap dalam literatur
bahasa Indonesia ataupun didalam standar akuntansi keuangan Indonesia. Pengetian Aset
tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
dandiharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Dari berbagai defini di atas
dapat ditarik, kesimpulan bahwa aset dapat disebut aset tetap apabila mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. berupa wujud fisik.
2. bersifat permanen.
3. digunakan dalam operasi perusahaan.
4. tidak dimaksudkan dijual kembali.
5. memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun
IAS 16 ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna
laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan
perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan
nilai atas aset tetap.
d) hak mineral dan cadangan mineral seperti minyak , gas alam dan sumber daya
yang sama non regenerative
Akan tetapi, standar ini berlaku bagi property, pabrik dan peralatan yang
digunakan dalam me-maintain aset yang dijelaskan pada poin b-d di atas.
Standar lainnya mungkin memerlukan pengakuan dari suatu aset tetap
berdasarkan pada pendekatan berbeda dari yang di Standard ini . Sebagai contoh, IAS
17 Sewa membutuhkan suatu entitas untuk mengevaluasi pengakuan dari item
disewakan properti , pabrik dan peralatan atas dasar transfer risiko dan manfaat.
Namun, dalam kasus seperti aspek lain dari perlakuan akuntansi untuk aset ini,
termasuk depresiasi , yang diresepkan Standard ini .
II. Pengakuan
Harga perolehan dari suatu pos propeti, pabrik, dan peralatan akan diakui
sebagai suatu asset jika asset tersebut memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang
berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke dalam entitas; dan harga perolehan
dari pos tersebut dapat diukur secara andal. IAS 16 hanya berlaku ketika dua criteria
pengakuan dasar ini untuk menentukan apakah pengeluaran memenuhi syarat sebagai
asset dan tidak mempertimbangkan kriteria peningkatan utilitas atau masa manfaat.
Selama kegiatan operasionalnya, suatu entitas akan memperoleh pos-pos tersebut
myang memiliki nilai yang tidak signifikasn secara individu, tetapi akan memenuhi
syarat sebagai asset berdasakan kedua criteria pengakuan dasar ini memperbolehkan
pencatatan secara agregat asalkan asset ini memiliki sifat yang sama (cetakan,
pewarna dan lain sebagainya). Akan tetapi didalam praktiknya, entitas mengadopsi
kebijakan akuntansi untuk unit pengukur dan pengakuan dari pengeluaran sebagai
suatu beban atau suatu asset.
Walaupun kedua criteria dasar ini dapat diterapkan untuk suku cadang dan
peralatan servis, yang biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui didalam laporan
laba rugi pada saat dikonsumsi. Akan tetapi, item suku cadang yang besar dan suku
cadang dan peralatan servis yang dapat digunakan hanya berhubungan dengan pos
properti, pabrik dan peralatan.
Sama halnya, suatu entitas mungkin ada pengeluaran yang akan meningkatkan
manfaat ekonomis masa depan secara langsung dari setiap asset tertentu, pada waktu
yang bersamaan, memastikan arus manfaat ekonomis yang berkaitan dengan property,
pabrik, dan peralatan tersebut. Sebagai contoh dari pengeluaran ini adalah instalasi
system pencegahan polusi udara yang berkaitan dengan pengeluaran ini memenuhi
syarat sebagai asset karena system pencegahan polusi udara ini adalah persyaratan
penting untuk menjalankan pabrik.
Suatu entitas mungkin mengeluarkan biaya inspeksi dan pertukaran atas pos
property, pabrik dan peralatan suatu contoh dari biaya inspeksi adalah pengeluaran
yang diperlukan secara periodic untuk inspeksi kapal laut dan pesawat terbang untuk
melakukan sertifikasi kelayakan terbang dan berlayar. Juga suatu gulungan bearing
penggiling yang merupakan item utama pada pabrik semen yang harus diganti setelah
sejumlah jam tertentu dari operasional pabrik. Pengeluaran seperti ini dianggap
sebagai asset menurut standar ini.
Costdari properti, pabrik dan peralatan harus diakui sebagai aset jika:
Suku cadang dan peralatan servis biasanya dilakukan sebagai persediaan dan
diakui dalam laporan laba rugi sebagaidikonsumsi . Namun, suku cadang utama dan
stand-by peralatan memenuhi syarat sebagai properti , pabrik dan peralatanketika
entitas mengharapkan untuk menggunakannya selama lebih dari satu periode .
Demikian pula , jika suku cadang dan servisperalatan hanya dapat digunakan
sehubungan dengan suatu aset tetap , mereka dicatatuntuk sebagai properti , pabrik
dan peralatan.
Standar ini tidak menetapkan satuan ukuran untuk pengakuan , yaitu apa yang
merupakan suatu aset , pabrik dan peralatan . Dengan demikian , penilaian diperlukan
dalam menerapkan kriteria pengakuan untuk spesifik entitas keadaan. Mungkin tepat
untuk agregat item individual tidak signifikan , seperti cetakan , alat dan meninggal ,
dan untuk menerapkan kriteria untuk nilai agregat .
Entitas mengevaluasi sesuai prinsip pengakuan ini bahwa semua biaya
properti , pabrik dan peralatan yang pada saat itu terjadinya. Biaya ini meliputi biaya
yang dikeluarkan awalnya untuk memperoleh atau membangun suatu aset , tetap dan
biaya yang dikeluarkan kemudian untuk menambah , mengganti bagian dari , atau
layanan itu. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa
depan dari aset tersebut;
b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat
sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun
demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap
ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu
periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa
digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.
Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset
tetap. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan kriteria pengakuan
yang sesuai dengan kondisi tertentu entitas. Pertimbangan tersebut tepat terhadap
agregasi unit-unit yang secara individual tidak signifikan, seperti cetakan dan
perkakas, kemudian menerapkan kriteria atas nilai agregrat tersebut.
Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi
teratur terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang
signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu
penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi
yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan
pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi
dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan, estimasi
biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan dapat digunakan sebagai
indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.
CONTOH:
Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan bangunan sementara
untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar 1,2
miliar.
Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir masa sewa. Estimasi
biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta.
Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran.
200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 1.335,167 jt
Cr Kas 1.200 jt
Kewajiban diestimasi 135,1167jt
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran
satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk
semua pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu
aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat
dengan segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh
tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah
tercatat dari aset yang diserahkan.
Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan
mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan untuk mengubah
sebagai akibat dari transaksi . Transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika :
a. konfigurasi ( resiko , waktu, dan jumlah ) dari arus kas dari aset berbeda yang
diterima dari konfigurasi arus kas dari aset yang ditransfer ; atau
b. nilai - entitas tertentu dari bagian operasi entitas dipengaruhi oleh perubahan
transaksi sebagai akibat dari pertukaran ; dan
c. perbedaan (a) atau (b) relatif signifikan terhadap nilai wajar aset ditukar.
Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang sejenis,
jika:
a. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset
tersebut tidak signifikan; atau
b. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
Perolehan Gedung
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga jika
membangun sendiri
Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
Fee profesional
Ijin pendirian bangunan
Perolehan Tanah
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan
penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biay a pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan.
Perolehan Peralatan
Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik dan
peralatan lain.
Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
V. PENGHENTIAN PENGAKUAN
Jik
M