Anda di halaman 1dari 3

Review : The Challenge Of International Liberalism Of Japan Rising

Muhammad Afif Gultom 16/399295/SP/27428

Perubahan pada tatanan struktur dan pembagian kekuasaan pada sistem internasional
merupakan dampak yang timbul dari perang dunia pertama. Perubahan ini sering sekali disebut
sebagai efek war of hegemony. Perang dunia pertama sendiri memunculkan dua negara dengan
kekuatan yang sangat besar yaitu, Amerika Serikat serta Jepang. Jepang melihat perubahan ini
sebagai peluang yang belum pernah ada sebelumnya, untuk memperluas ekonomi dan
wilayahnya. Konflik yang ada di Eropa ( perang dunia pertama) menjadi keuntungan yang
didapatkan oleh Jepang untuk memasuki pasar yang dulunya dikuasai Eropa. Pada waktu yang
bersamaan, situasi yang menguntungkan Jepang tersebut mendapat reaksi dari Amerika Serikat
karena Jepang juga mengejar hegemoni pada sekitar regionalnya 1. Hal ini memunculkan dan
mengawali rivalitas antara Jepang dengan Amerikat Sendiri.

Pada perjanjian perdamaian Versailles tahun 1919, Amerika Serikat memberikan sebuah konsepsi
terkait dengan tatanan internasional baru. Prinsip-prinsip Wodrow Wilson mengeai liberalism
internasional memunculkan perubahan yang besar pada kerangka power politics. Prinsip ini
kemudian diberlakukan pada wilayah Asia Timur pada tahun 1921-1922. Perubahan pada sistem
dan tatanan internasional sangat berbeda dengan norma-norma serta praktek-praktek yang telah
diserap oleh Jepang sejak beberapa ratus tahun sebelumnya. Jepang sendiri juga tidak memiliki
keahlian terhadap tatanan baru sistem internasional. Bagi Jepang yang sangat kental dengan
pemahaman realis, hal itu merupakan tantangan yang sulit, untuk menghadapi internasionalisasi
konsep liberalsime pada tatanan internasional2. Ketika kekuatan-kekuatan barat mengadakan
perjanian untuk mendesak Jepang membuka politik isolasi pada pertengahan abad ke 19, dengan
mengadopsi nilai-nilai dan aturan kebarat-baratan, praktek-praktek konstitusi, dan procedural
diplomatic, masayarakat dan elitis Jepang dapat menerima sebab mengakui prisnip-prinsip realis
1 Pyle, K. (2007). Japan Rising. New York: The Century Foundation, Chapter 5, The
Challenge Of International Liberalism, pp. 138

2 Ibid., p. 139
yang mengontrol imperialism. Tetapi pendekatan Amerika pada aturan regional di masa awal
abad 20, dengan pernyataan tegas mengenai norma-norma liberalisme. Hal ini berbeda dengan
nilai-nilai konservatif yang muncul pada Restorasi Meiji untuk ambisi dalam meningkatkan
kekuatan.

Tujuan imperialism Jepang sebenarnya mendapat tantangan dari tatanan internasional dengan
konsep liberalisme yang dibentuk oleh Amerika Serikat. Dimana pada tatanan internasional yang
dibentuk oleh Amerika Serikat mengutamakan stabilitas di Asia Timur. Yang secara langsung
mencegah dan mencoba menahan ekspansi kekuatan Jepang terhadap negara yang ada di
kontinen Asia lainnya semenjak perluasan mereka terhadap Shandong yang didapat dari
pemindahan kekuasaan yang dilakukan antara Jerman dengan Jepang. Dengan prinsip-prinsip
realis yang mereka pegang secara dalam, jepang telah dipaksa keras untuk menerima idealisme
yang mendasari ide-ide baru pada sistem internasional. Ketika mereka berusaha keras
mengakomodasi kebijakan-kebijakan serta lembaga-lembaga yang ada ke dalam sistem
imperialis, mereka sangat terganggu dengan perubahan-perubahan yang mendadak pada sistem
dan tatanan internasional yang di usulkan oleh Wodrow Wilson.

Dampak perang dunia pertama terhadap bangkitnya Jepang sebagai salah satu kekuatan
politik dan militer dunia pada abad ke 19 sangat signifikan. Sebab Jepang dapat memperluas
kekuatan serta pengaruh di kawasan Asia. Jepang menjadikan kekacauan keseimbangan kekuatan
yang muncul sebagai akibat perang dunia pertama sebagai kesempatan bagi mereka dalam
mewujudkan cita-cita imperialisme. Tetapi pada pasca perang dunia pertama, Amerika Serikat
sebagai salah satu negara dengan kekuatan besar pada masa itu memunculkan tatanan
internasional baru yang berkonsep liberalisme. Konsep ini sebenarnya sangat bertentagan dengan
konsep yang dianut oleh Jepang sendiri.
Referensi :

Pyle, K. (2007). Japan Rising. New York: The Century Foundation, Chapter 5, The Challenge
Of Liberalism.

Anda mungkin juga menyukai