Anggi Anugrah
30146213014
Menurut analisa saya mengenai video ini adalah pihak pemohon tidak jelas apa yang
diminta, pihak (keluarga) pasien meminta ringkasan isi rekam medis atau meminta rekam medis
seutuhnya. Jika pihak (keluarga) pasien meminta rekam medis seutuhnya itu sangat tidak
diperbolehkan karena rekam medis adalah milik dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan (kepala bagian rekam medis). Jika memang benar pihak (keluarga) pasien
sudah memberikan surat permohonan sesuai dengan prosedur yang berlaku dimana surat ini
adalah surat kuasa yang ditandatangani oleh pasien itu sendiri maka pihak rumah sakit
diperbolehkan memberikan ringkasan isi rekam medis tersebut kepada pihak (keluarga) pasien.
Dilihat dari isi video yang mungkin kurang jelas bagaimana alur permasalahannya,dan
tidak diketahui akhirnya bagaimana. Saya akan bersifat netral atau tidak memihak kepada pihak
manapun hanya saja jika melihat kasus seperti ini ada beberapa aturan atau regulasi yang
mungkin tepat untuk dihadapkan pada kasus seperti ini, antara lain yaitu :
Pengaturan mengenai rekam medis dapat kita jumpai dalam pasal 46 ayat 1 undang-
undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran yang mengatakan, bahwa setiap dokter
atau dokter gigi dalam setiap menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. Arti
rekam medis itu sendiri menurut penjelasan pasal 46 ayat 1 undang-undang praktek kedokteran
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
CUSTOMER SERVICE
Hak pasien atas isi rekam medis ini juga ditegaskan dalam pasal 52 undang-undang kedokteran :
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagai mana dimaksud
dalam pasal 45 ayat 3
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
Menolak tindakan medis
Mendapatkan isi rekam medis
Rumah sakit juga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan rekam medis sebagai mana diatur
dalam pasal 29 ayat 1 huruf H undang-undang no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
Adapun mengenai isi rekam medis diatur lebih khusus dalam pasal 12 ayat 2 dan ayat 3
PERMENKES no.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis. Pasal ini mengatakan
bahwa isi rekam medis merupakan milik pasien yang dibuat dalam bentuk ringkasan rekam
medis.
Jika pihak rumah sakit menolak memberikan ringkasan rekam medis kepada (keluarga)
pasien yang berhak, usahakan untuk menyelsaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
Namun, jika pihak rumah sakit tetap menolak memberikan rekam medis tersebut, maka
(keluarga) pasien dapat menempuh langkah-langkah yang diatur undang undang rumah sakit
yaitu :
CUSTOMER SERVICE
1. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit baik secar perdata maupun pidana (lihat pasal
32 huruf q), atau
2. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Penginformasian kepada media ini kemudian akan menimbulkan kewenangan
bagi Rumah Sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab
Rumah Sakit.
Selain itu, pasien atau keluarganya juga dapat mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, kepada
lembaga yang secara khusus berwenang menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku
usaha.