Anda di halaman 1dari 20

Perawatan dan Pemantauan Kelahiran Neonatus Spontan

Teguh Tirto Katon

102013550

Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Terusan arjuna no.6 Jakarta Barat 11510 ayen_aling@yahoo.com

Pendahuluan
Bayi baru lahir (neonates) adalah bayi usia 0-28 hari. Periode neonatal adalah periode
yang sangat penting dalam kehidupan. Dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50%
kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelianan-kelainan yang
dapat mengakibat cacat seumur hidup, bahkan kematian misalnya sebagai akibat hipotermi pada
bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat menyebabkan hipoksemia
atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak, akibat selanjutnya adalah perdarahan
otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.
Pencegahan asifiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), pemberian air susu ibu (ASI), pencegahan terhadap infeksi,
dan pemantauan kenaikan berat badan merupakan tugas pokok bagi pemantauan kesehatan bayi
dan anak. Menolong kelahiran bayi terampil dan memberikan asuhan yang seksama akan
membantu bayi melalui proses adaptasi dengan baik sehingga akan menjadi bayi yang sehat
sebagai curahan harapan orang tua , bangsa dan Negara.

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan
cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang
ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien.
Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi tentang pasien
dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya.

Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu :

Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat hamil, pernah sakit atau tidak,
komplikasi, ANC atau tetanus toxoid. Apakah bayi pertama dan berapa anaknya.
Riwayat kelahiran, yaitu :
o Tanggal & tempat lahir,
o Dibantu oleh siapa,
o Cara kelahiran,
o Masa kehamilan, bayi cukup bulan dengan usia gestasi 37-42 minggu.
o Berat badan lahir, BBL normal 2500-4000 gram, 5 bulan (2x BBL), 12 bulan
(3x BBL), 24 bulan (4x BBL).
o Panjang badan lahir, panjang badan lahir normal 44-53 cm
o Lingkar kepala lahir, lahir (31-36 cm), 1 tahun (47 cm), 2 tahun (50 cm).
Riwayat tumbuh kembang, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar,
motor halus, dan sosial-personal.
Riwayat imunisasi, yaitu imunisasi apa saja yang sudah diberikan kepada bayi dan
waktu/tanggal pelaksanaan imunisasinya.
Riwayat makanan, yaitu apakah pemberian ASI lancar, apakah menggunakan susu
formula, apakah sudah mulai diberikan makanan tambahan.
Riwayat penyakit sekarang dan dahulu yang pernah diderita, yaitu penyakit apa saja
yang sedang atau pernah diderita oleh bayi.
Riwayat keluarga, yaitu apakah keluarga memiliki penyakit keturunan
Data perumahan, yaitu apakah daerah rumahnya bersih, apakah rumahnya tipe RSS
(Rumah Sangat Sederhana).1,2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik anak dibagi menjadi 3 macam yaitu:

a. Keadaan Umum
Keadaan sakit : berat, sedang atau ringan
Kesadaran : kompos mentis (sadar penuh, respon sangat baik), apatik (sadar tapi tak
acuh, masih ada respon), somnolen (mengantuk, responsif akan stimulus kuat tapi tidur
lagi), sopor (sedikit responsif terhadap stimulus kuat, refleks pupil +), koma (tidak
responsif terhadap stimulus, refleks pupil -), delirium (kesadaran menurun, halusinasi).
b. Tanda-tanda Vital
Pada pemeriksaan Tanda Vital kita melakukan pengukuran

Suhu tubuh
Umumnya suhu tubuh diukur secara rektal. Pengukuran suhu tubuh secara oral hanya dilakukan
pada anak yang berumur lebih dari 6 tahun dan telah mengerti maksud pemeriksaan. Suhu
normal 36-37 C. Hipertermia (>41 C), hipotermia (<35 C).

Tekanan darah
Sebaiknya diukur jika anak sedang tenang dan tidak menangis. Tekanan darah usia 6-12 bulan,
untuk tekanan sistolik 90 mmHg, sedangkan tekanan diastolik 60 mmHg.

Pernapasan
Tipe pernapasan yang normal adalah pernapasan abdminal/diafragmatikal dan semakin besar
maka akan menjadi torakal. Laju napas 30-60x/ menit (1 bulan-1 tahun).

c. Antropometri
Pengukuran antropometrik terdiri atas:

1. Berat badan
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:

Parameter yang baik dan mudah


Memberi gambaran status gizi sekarang dan pertumbuhan
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum

Cara penimbangan berat badan untuk usia kurang dari 2 tahun adalah:

Timbang bayi dengan menggunakan timbangan khusus bayi atau anak


Timbanglah bayi atau anak tanpa baju atau dengan popoknya saja.
Berat badan dicatat dengan ketelitian 0,1 kg dan penimbangan dilakukan sebanyak 2 kali.
2. Panjang badan/Tinggi badan
Mengukur tinggi badan dilakukan pada anak yang berusia lebih dari 2 tahun atau
anak tersebut dapat berdiri dengan sempurna. Pengukuran panjang badan dilakukan pada
bayi atau anak di bawah umur 2 tahun.

3. Lingkar kepala
Lingkar kepala harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak. Yang
diukur adalah lingkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakan pita yang melingkari
kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian belakang kepala bayi
yang paling menonjol yang disebut protuberantia ocipitalis.

4. Lingkar lengan
Laju tumbuh lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm padaumur 1 tahun.
Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.

5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleks
tumbuh kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi
lebih, khususnya pada kasus obesitas.3,4

Skor Apgar

Virginia Apgar menemukan system pengukuran yang sederhana dan handal untuk derajat
stress intrapartum saat lahir.Kegunaan utama system skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa
memeriksa anak secara sistematis dan untuk mengevaluasi nerbagai factor yang mungkin
berkaitan dengan dengan masalah kardiopulmonal.Skor 0,1,atau 2 diberikan pada masing-masing
dari kelima variable,1 dan 5 menit setelah lahir.Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi
berwarna merah muda dan memiliki tanda vital normal,sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi
apnea dan tidak memiliki denyut jantung.Terdapat hubungan terbalik antara skor Apgar dengan
derajat asidosis serta hipoksia.Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan
peningkatan insidensi asidosis,sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan
hidup yang normal.Skor 4 atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi
asidosis,distress pernapasan,serta kematian.Meskipun demikian,banyak neonates yang lahir
dengan skor Apgar rendah ternyata tidak asidotik.Pada beberapa kasus,asfiksia terjadi
sedemikian akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah.Selain itu,proses lain selain
asfiksia (prematuritas ekstrem sendiri,anestesi atau sedasi ibu,dan patologi ssp) dapat
menghasilkan skor yg rendah.Terlepas dari factor penyebabnya,skor Apgar yang tetap rendah
memerlukan resusitasi.Penentuan skor Apgar harus diteruskan setiap 5 menit,sampai skor
mencapai nilai 7.3

Frekuensi Denyut Jantung


Frekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit.Denyutan
diatas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.
Upaya Bernapas
Bayi normal akan megap-megap saat lahir,menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik,dan
mencapai pernapasan yang menetap pada frekuensi 30-60 kali pee menit pada usia 2 sampai
3 menit Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai
sebab,termasuk asidosis berat,asfiksia,infeksi janin,kerusakan system saraf pusat ,atau
pemberian obat pada ibu (barbiturate,narkotik,dan trankuilizer).
Tonus Otot
Semua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera
setelah lahir.Bayi yang tidak dapat melakuka hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang
lemah biasanya asfiksia,mengalami depresi akibat obat,atau menderita kerusakan system
saraf pusat.
Kepekaan Refleks
Respons normal pada pemasukan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung
adalah menyeringai,batuk,atau bersin.
Warna Kulit
Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir.Mereka berubah menjadi merah muda setelah
tercapai ventilasi yang efektif.Hamoir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna
merah muda,tetapi sianotik pada tangan serta kakinya (akrosianosis) 90 detik setelah
lahir.Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang
rendah,methemoglobinemia,polisitemia,penyakit jantung congenital jenis sianotik,perdarahan
intracranial,penyakit membrane hialin,aspirasi darah atau mekonium,obstruksi jalan
napas,paru-paru hipoplastik,hernia diafragmatika,dan hipertensi pulmonal
persisten.Kebanyakan bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi
perifer.Vasokonstriksi biasanya disebabkan oleh asfiksia,hipovolemia,atau asidosis berat.3,4

Tabel 2. Skor Apgar

Tanda 0 1 2

Warna kulit Seluruh tubuh biru/ Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


pucat ekstremitas biru kemerahan

Laju jantung Tidak ada <100 >100 x/ menit

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Tonus otot Tidak ada pergerakan Ekstremitas fleksi Gerakan aktif


sedikit

Usaha napas Tidak ada Lambat Menangis kuat

Skor Apgar 8-10 pada usia 1 menit

Kebanyakan bayi yang lahir hidup mempunyai skor Apgar 8-10 pada usia 1 meit dan jarang
memerlukan tindakan resusitasi kecuali pengisapan jalan napas.Neonatus yang sangat premature
atau yang mengalami stress intrauterine yang tidak lazim,pada awalnya dapat tampak sehat,tetapi
memerlukan resusitasi beberapa menit setelah lahir.Oleh karena itu,semua bayi harus dievaluasi
ulang secara cermat pada usia 5 menit,setelah stimulasi kelahiran berhenti.Terlepas dari skor
Apgar 5 menit,semua bayi harus diobservasi secara cermat selama 12 jam pertama setelah lahir
untuk memastikan bahwa mereka telah beradaptasi dengan baik pada kehidupan ekstrauterin.3

Skor Apgar 5-7 pada Usia I Menit


Bayi-bayi ini mengalami asfiksia ringan, tetapi biasanya berespons terhadap pemberian oksigen
dan pengeringan dengan handuk. Mereka tidak boleh dirangsang dengan memberi tepukan pada
kaki atau bokong. Jika bayi tersebut gagal mempertahankan pernapasan yang ritmis saat
rangsangan dihentikan, ulangi pemberian rangsangan dan teruskan pemberian oksigen mdalui
hidung serta mulut Tentukan obat apa yang telah diterima ibu dan kapan ia memakan obat itu.
Jika ibu menerima narkotik 30-60 menit sebelum kelahiran, pertimbangkan pemberian nalokson
intra- muskular (0,1 mg/kg) kepada bayinya jika ventilasi tidak adekuat.

Skor Apgar 3-4 pada Usia 1 Menit

Bayi-bayi ini biasanya berespons terhadap ventilasi kantong serta sungkup. Jika tidak,
bayi harus ditangani sebagai bayi dengan skor 0-2. Selain itu, pertimbangkan juga pemberian
nalokson jika ibu meminum narkotik.

Skor Apgar 0-2 pada Usia 1 Menit

Bayi-bayi ini mengalami asfiksia berat, memerlukan ventilasi segera, dan mungkin
memerlukan pemijatan jantung serta bantuan sirkulasi. Jika ventilasi menggunakan sungkup
serta kantong tidak segera berhasil, lakukan intubasi trakea dan kembangkan serta ventilasikan
paru dengan oksigen yang cukup (biasanya 80-100%) untuk mempertahankan Pa02 atau saturasi
oksigen yang normal (87-92% untuk bayi prematur dan 92-97% untuk neonatus cukup bulan).
Pengembangan yang sama di antara kedua apeks dada saat inspirasi menunjukkan ventilasi
kedua paru; ini merupakan tanda yang lebih baik daripada auskultasL Bunyi napas bilateral
tidak memastikan bahwa kedua paru mendapat ventilasi karena bunyi napas dihantarkan dengan
baik pada dada yang kedl, bahkan bila ada atdcktasis atau pneumotoraks. Bila ventilasi adekuat,
frekuensi denyut jantung meningkat dan sianosis menghilang, kecuali terdapat acidosis
metabolik yang berat. Pengukuran pH arteri, PaC02 dan PaC^ adalah satu-satunya cara yang
handal dalaro menilai ventilasi yang adekuat. Untuk mulai mengembangkan paru, mungkin
diperiukan tekanan sebesar 30-40 an H2(\ tetapi tekanan sebesar 20-30 cm HzO biasanya sudah
mencukupl Begitu para mengembang, ventilasi yang adekuat biasanya dapatdicapai dengan
tekanan kurang dari 20 cm H2Q. Pada 2 menit pertama resusitasi, tekanan inflasi
(pengembangan) haras dipertahankan seJama 1-2 detik pada setiap napas kesepuluh untuk
mengembangkan alveoli seita meredis tribusi ventilasi dari segmen paru yang terventilasi baik
ke segmen yang terventilasi buruk. Tekanan akhir-ekspirasi positif (PEEP, positive end-expiratory
pressure) sebesar 3-5 cm H20 mungkin perlu dipertahankan untuk mempertahankanoksigenasi
yang adekuat.

Ventilasi kantong-dan-sungkup tidak seefektifventilasi melalui pipa endotrakea,


khususnya bila terdapat penyakit paru bermakna. VentOasi kantong-dan-sungkup sering
mendistensi lambungdengan udara, yang mengangkat diafragma dan membatasi ventilasi. Oleh karena
itu, lambung harus didekompresi menggunakan pipa orogastrik seJama ventilasi kantong-dan-
sungkup. Keputusan untuk melanjutkan dengan intubasi trakea didasarkan pada temuan klinis
serta keterampiJan orang yang mdakukan intubasi.4

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Keadaan pertumbuhan anak dilihat dari 4 aspek:

1. Corak/pola pertumbuhan
Pada umumnya dengan pemeriksaan fisik dapat dilihat corak/pola pertumbuhan yaitu
Corak yang normal
Corak yang tidak normal :
Kelainan kepala : mikro/makrosefali
Kelainan anggota gerak : kelumpuhan akibat polio
Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan lainya seperti kretin,
akromegali.
2. Proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik
secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu
penyimpangan dari arah kurva yang normal. Adalah suatu indikator terhadap kelainan
akibat penyakit/hormonal/gizi kurang.
3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu
Menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil ke beberapa untuk suatu
ukuran antropometrik pertumbuhannya. Sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut
terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola
pertumbuhan.
4. Keadaan status gizi
Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan dilapangan
dipakai cara penilaian yang dispakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya
maupun baku patokan yang menjadi bahan bandingannya.

Faktor Lingkungan Prenatal

Berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:

1. Gizi ibu pada waktu hamil


Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,
lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat
bawaan. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin
maka akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badanya kurang.
2. Mekanisme
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
yang dilahirkan. Posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul,
tortikolis kongenital, palsi facialis atau kraniotabes.
3. Toksin atau Zat Kimia
Ibu hamil yang perokok berat atau peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat
badan lahir rendah, lahir mati, cacat atau retardasi mental.4
4. Endokrin
Hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon
plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip insulin.
5. Radiasi
Pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrohepali, atau cacat bawaan lainnya.
6. Infkesi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah torch. Sedangkan
infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
coxsackie ochovirus, malaria, HIV, polio, campak, leptospira, mikoplasma, virus
influenza dan virus hepatitis.
7. Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO incomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis atau lahir
mati.
9. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat
menyebabkan berat badan lahir rendah.

Faktor Lingkungan Postnatal

Perbedaan lingkungan intrauterin dan ekstrauterin

Sebelum lahir Sesudah lahir

1. Lingkungan fisik Cairan Udara

2. Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah

3. Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau Bermacam-macam stimuli


vibrasi

4. Gizi Tergantung pada zat-zat gizi Tergantung pada tersedianya


yang terdapat dalam darah bahan makanan dan
ibu kemampuan saluran cerna

5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin Berasal dari paru-paru ke


melalui plasenta pembuluh darah paru-paru

6. Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui paru-


metabolisme peredaran darah ibu paru, kulit, ginjal dan saluran
pencernaan.

Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:

1. Lingkungan biologis antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2. Faktor fisik antara lain: Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi.
3. Faktor psikososial antara lain: Stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak
orang tua.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain: Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, adat istiadat/norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik
dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-
lain.

Tumbuh Kembang Anak

a. Definisi Anak
Menurut UU RI no 4 1979 , yang disebut anak adalah usia 0-21 tahun dan belum
menikah. Namun , menurut UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002, anak yaitu usia 0-
18 tahun, termasuk janin dalam kandungan.
a. Ciri Khas Anak
o Bertumbuh dan berkembang secara kontinyu sejak konsepsi sampai
dengan akhir masa remaja
o Pola khas dan teratur yaitu sefalo-kaudal, proksimo-distal
o Tahap nya berurutan ,deferensiasi dan integrasi : inner to outer, simple to
complex
b. Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai
akibat pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari
perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Istilah Perkembangan
meliputi pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi, emosi dan perilaku
sosial.

c. Kebutuhan Dasar Anak


o Kebutuhan fisik biomedik (ASUH) meliputi :
- Asupan nutrisi seimbang
- Perawatan kesehatan dasar (ASI, imunisasi)
- Sandang, pangan, hygiene sanitasi.
o Kebutuhan emosi (ASIH) meliputi :
- Kasih sayang yaitu ikatan batin (bonding) dan rasa percaya
(basic trust)
o Kebutuhan stimulasi mental (ASAH)
- Proses pendidikan, pelatihan, rekreasi.5

d. Tahapan Tumbuh Kembang


1. Neonatus (lahir 28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.
2. Bayi (1 bulan 1 tahun)
Umur 0-3 bulan
o Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
o Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
o Melihat dan menatap wajah orang lain
o Mengoceh sponta atau bereaksi dengan mengoceh
o Suka tertawa keras
o Bereaksi terkejut terhadap suara keras
o Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum
o Mengenal ibu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
kontak

Umur 3-6 bulan

o Berbalik dari telungkup ke terlentang


o Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
o Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
o Menggenggam pensil
o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
o Memegang tangannya sendiri
o Berusaha memperluas pandangan
o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
o Tersenyum ketika melihat gambar atau mainan yang menarik saat
bermain sendiri
Umur 6-9 bulan
o duduk tanpa dibantu
o tengkurap dan berbalik sendiri
o merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
o memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
o memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
o bergembira dengan melempar benda-benda
o mengeluarkan kata-kata tanpa arti
o mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
o mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Umur 9-12 bulan
o berdiri sendiri tanpa dibantu
o berjalan dengan dituntun
o menirukan suara
o mengulang bunyi yang didengarnya
o belajar menyatakan satu atau dua kata
o mengerti perintah sederhana atau larangan
o minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
o ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke
mulutnya
o berpartisipasi dalam permainan

3. Todler (1-3 tahun)

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.

Anak usia 12-18 bulan :

o mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling


rumah

o menyusun 2 atau 3 kotak

o dapat mengatakan 5-10 kata


o memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan :

o mampu naik turun tangga

o menyusun 6 kotak

o menunjuk mata dan hidungnya

o menyusun dua kata

o belajar makan sendiri

o menggambar garis di kertas atau pasir

o mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

o menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih
besar

o memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan


mereka

Anak usia 2-3 tahun :

o anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

o membuat jembatan dengan 3 kotak

o mampu menyusun kalimat

o mempergunakan kata-kata saya atau aku

o bertanya

o mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

o menggambar lingkaran

o bermain dengan anak lain


o menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya5,6

Pemberian makanan sehat untuk bayi dan balita


- Usia 0-6 bulan
Pada usia ini , bayi hanya diberikan ASI eksklusif. ASI diberikan sedini mungkin
dan tanpa jadwal serta tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi
berumur 6 bulan.
- Usia 6-8 bulan
Setelah melewati usia 6 bulan, maka bayi dapat diberikan makanan tambahan
yang lumat seperti bubur tepung kacang hijau, bubur beras merah,susu,biscuit dicampur
susu, buah-buahan matang yang mudah dilumat seperti pisang, alpukat, pepaya, dan
sebagainya . namun ASI masih tetap diberikan
- Usia 8-12 bulan
Dapat diberikan makanan lembek seperti bubur nasi, nasi tim, buah-buahan
matang yang mudah dilumat. Seperti pada usia-usia sebelumnya ASI harus tetap
diberikan.
- Usia 12-24 bulan
Memberikan ASI sesuai keinginan anak. Sudah dapat diberikan nasi lembek yang
ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/wortel/bayam dan diberikan 3 kali sehari.
Diberikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur
kacang hijau, pisang, dan biskuit.
- Usia >2 tahun
Diberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri
dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Diberikan juga makanan selingan 2 kali sehari
diantara waktu makan.6

Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Vitamin dan mineral
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar yaitu vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C.
Vitamin B mencakup B1,B2, dan B12.Vitamin B1diperlukan tubuh untuk metabolism
karbohidrat. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh mudah lelah,kurang nafsu
makan. Vitamin B2 penting dalam metabolisme tubuh.Kekurangan vitamin B2akan
mengakibatkan tubuh terasa lelah.Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat
menyebabkan anemia.Selanjutnya vitamin C penting bagi tubuh untuk menigkatkan daya
tahan tubuhdan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus.AKG untuk vitamin C pada usia
0-6 bulan adalah 40mg/hari dan untuk usia 6-12 bulan 50mg/hari.

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E, dan K.Vitamin A mempunyai
peranan peranan penting dalam penglihatan.Vitamin D penting untuk penyerapan dan
metabolisme kalium dan fosfor,pembentukan tulang dan gigi.Vitamin E sebagai
antioksidan.AKG untuk vitamin E untuk usia 0-6 bulan 4 mg/hari dan usia 6-12 bulan 5
mg/hari.Sedangkan vtamin K penting untuk proses pembekuan darah. AKG untuk vitamin K
untuk usia 0-6 bulan 2,0 mg dan usia 6-12 bulan 2,5 mg dan mineral yang di butuhkan untuk
tubuh adalah mineral makro yaitu: Ca AKG untuk usia 0-6 bulan 400mg/hari, Mg AKG
untuk usia 0-6 bulan 40mg/hari dan usia 6-12 bulan 5 mg/hari,Na, dan K.Dan mineral mikro
yaitu: Fe.

Kriteria Fisis Neonatus Normal

Cukup Bulan : 37 - 42 minggu

Berat Lahir : 2500 - 4000 gram (SMK)

Panjang Badan : 44 - 53 cm

Lingkar Kepala : 31 - 36 cm

Skor APGAR : 7 10

Tanpa Kelainan Bawaan

Nilai Normal Darah Neonatus Normal

Hemoglobin : 14 20 g/dL

Hematokrit : 43 - 63%
Eritrosit : 4,2 6 juta/uL

Retikulosit : 3 7%

Trombosit : 150.000 350.000/uL

Volume Darah : 85 mL/kgBBPENCEGAHAN

b. Non Farmakoterapi
Imunisasi dasar
Imunisasi dasar terdiri atas:

a. BCG
Dosis 0.05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak lebih dari 1 tahun.
Vaksinasi BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio
Musculus deltoideus sesuai anjuran WHO.
b. Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi Hepatitis B
merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan
melalui transmisi maternal dari ibu ke anaknya.
c. DPT
DPT adalah produk polivalen yang mengandung toksoid Korinebakteri difteri,
Bordetela pertusis, dan Clostridium tetani yang dimatikan.Dosis DTwP atau DTaP
adalah 0,5 ml, diberikan secara intramuskular.
d. Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio-1, 2, dan 3 yaitu:

Oral Polio Vaccine (OPV)


OPV merupakan vaksin yang berasal dari virus polio yang dilemahkan. OPV
diberikan dengan cara ditetes atau peroral.
Sabin Inactivated Polio Vaccine (S-IPV)
Efek samping dari S-IPV yang dilaporkan hanya berupa reaksi lokal. Oleh karena
itu, banyak yang menganjurkan untuk memberikan vaksinasi IPV-OPV secara
berurutan.
Dosis imunisasi polio yaitu :

OPV diberikan 2 tetes peroral


IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuskular.
e. Campak
Vaksin campak rutin diberikan dalam satu dosis 0,5 mlsecara sub-kutan dalam pada
umur 9 bulan.Imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program school based
catch-up campaign yaitu secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1 dalam program
BIAS.6

Jadwal Pemberian Imunisasi

Edukasi

Edukatif terhadap orang tua bayi yang bersangkutan. Informasi tersebut dapat berupa info
gizi, peran imunisasi, dan pentingnya kasih sayang orang tua terhadap tumbuh kembang bayi.7

Kesimpulan
Perawatan pada bayi tersebut sama seperti pada bayi normal lainnya, kita bersihkan bayi,
hitung apgar dan ballard score. Kemudian lihat gestational weeknya lalu berikan pada ibu untuk
asi dini. Dan di pantau sampai untuk mengetahui ada tidaknya kelainan terjadi pada bayi
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting. Pertumbuhan
dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000.
2. Rudolph AM, Hoffman JI, Rudolph CD. Pediatri vol I. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2006.
3. Hassan R, Alatas H, editor. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-4. Jakarta: Infomedika; 2007.
h. 1051-165.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh kembang anak. Edisi I. Moersintowarti Narendra,
editor. Jakarta: Sagung seto; 2002.hl 3-37.
5. Abdoerrachman MH, Affandi M.B, Alatas H, etc. Ilmu kesehatan anak 3. Jakarta: FK
Universitas Indonesia; 2009. h.1149
6. Arif M. Kapita selekta kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius; 2000.
7. Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi 2. Jakarta:
CV Sagung Seto; 2003.

Anda mungkin juga menyukai