Sken 1 - Blok 13
Sken 1 - Blok 13
102013550
Pendahuluan
Bayi baru lahir (neonates) adalah bayi usia 0-28 hari. Periode neonatal adalah periode
yang sangat penting dalam kehidupan. Dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50%
kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelianan-kelainan yang
dapat mengakibat cacat seumur hidup, bahkan kematian misalnya sebagai akibat hipotermi pada
bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat menyebabkan hipoksemia
atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak, akibat selanjutnya adalah perdarahan
otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.
Pencegahan asifiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), pemberian air susu ibu (ASI), pencegahan terhadap infeksi,
dan pemantauan kenaikan berat badan merupakan tugas pokok bagi pemantauan kesehatan bayi
dan anak. Menolong kelahiran bayi terampil dan memberikan asuhan yang seksama akan
membantu bayi melalui proses adaptasi dengan baik sehingga akan menjadi bayi yang sehat
sebagai curahan harapan orang tua , bangsa dan Negara.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan
tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan
cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang
ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien.
Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi tentang pasien
dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya.
Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat hamil, pernah sakit atau tidak,
komplikasi, ANC atau tetanus toxoid. Apakah bayi pertama dan berapa anaknya.
Riwayat kelahiran, yaitu :
o Tanggal & tempat lahir,
o Dibantu oleh siapa,
o Cara kelahiran,
o Masa kehamilan, bayi cukup bulan dengan usia gestasi 37-42 minggu.
o Berat badan lahir, BBL normal 2500-4000 gram, 5 bulan (2x BBL), 12 bulan
(3x BBL), 24 bulan (4x BBL).
o Panjang badan lahir, panjang badan lahir normal 44-53 cm
o Lingkar kepala lahir, lahir (31-36 cm), 1 tahun (47 cm), 2 tahun (50 cm).
Riwayat tumbuh kembang, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar,
motor halus, dan sosial-personal.
Riwayat imunisasi, yaitu imunisasi apa saja yang sudah diberikan kepada bayi dan
waktu/tanggal pelaksanaan imunisasinya.
Riwayat makanan, yaitu apakah pemberian ASI lancar, apakah menggunakan susu
formula, apakah sudah mulai diberikan makanan tambahan.
Riwayat penyakit sekarang dan dahulu yang pernah diderita, yaitu penyakit apa saja
yang sedang atau pernah diderita oleh bayi.
Riwayat keluarga, yaitu apakah keluarga memiliki penyakit keturunan
Data perumahan, yaitu apakah daerah rumahnya bersih, apakah rumahnya tipe RSS
(Rumah Sangat Sederhana).1,2
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan sakit : berat, sedang atau ringan
Kesadaran : kompos mentis (sadar penuh, respon sangat baik), apatik (sadar tapi tak
acuh, masih ada respon), somnolen (mengantuk, responsif akan stimulus kuat tapi tidur
lagi), sopor (sedikit responsif terhadap stimulus kuat, refleks pupil +), koma (tidak
responsif terhadap stimulus, refleks pupil -), delirium (kesadaran menurun, halusinasi).
b. Tanda-tanda Vital
Pada pemeriksaan Tanda Vital kita melakukan pengukuran
Suhu tubuh
Umumnya suhu tubuh diukur secara rektal. Pengukuran suhu tubuh secara oral hanya dilakukan
pada anak yang berumur lebih dari 6 tahun dan telah mengerti maksud pemeriksaan. Suhu
normal 36-37 C. Hipertermia (>41 C), hipotermia (<35 C).
Tekanan darah
Sebaiknya diukur jika anak sedang tenang dan tidak menangis. Tekanan darah usia 6-12 bulan,
untuk tekanan sistolik 90 mmHg, sedangkan tekanan diastolik 60 mmHg.
Pernapasan
Tipe pernapasan yang normal adalah pernapasan abdminal/diafragmatikal dan semakin besar
maka akan menjadi torakal. Laju napas 30-60x/ menit (1 bulan-1 tahun).
c. Antropometri
Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1. Berat badan
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
Cara penimbangan berat badan untuk usia kurang dari 2 tahun adalah:
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak. Yang
diukur adalah lingkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakan pita yang melingkari
kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian belakang kepala bayi
yang paling menonjol yang disebut protuberantia ocipitalis.
4. Lingkar lengan
Laju tumbuh lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm padaumur 1 tahun.
Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleks
tumbuh kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi
lebih, khususnya pada kasus obesitas.3,4
Skor Apgar
Virginia Apgar menemukan system pengukuran yang sederhana dan handal untuk derajat
stress intrapartum saat lahir.Kegunaan utama system skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa
memeriksa anak secara sistematis dan untuk mengevaluasi nerbagai factor yang mungkin
berkaitan dengan dengan masalah kardiopulmonal.Skor 0,1,atau 2 diberikan pada masing-masing
dari kelima variable,1 dan 5 menit setelah lahir.Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi
berwarna merah muda dan memiliki tanda vital normal,sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi
apnea dan tidak memiliki denyut jantung.Terdapat hubungan terbalik antara skor Apgar dengan
derajat asidosis serta hipoksia.Skor 4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan
peningkatan insidensi asidosis,sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan
hidup yang normal.Skor 4 atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi
asidosis,distress pernapasan,serta kematian.Meskipun demikian,banyak neonates yang lahir
dengan skor Apgar rendah ternyata tidak asidotik.Pada beberapa kasus,asfiksia terjadi
sedemikian akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah.Selain itu,proses lain selain
asfiksia (prematuritas ekstrem sendiri,anestesi atau sedasi ibu,dan patologi ssp) dapat
menghasilkan skor yg rendah.Terlepas dari factor penyebabnya,skor Apgar yang tetap rendah
memerlukan resusitasi.Penentuan skor Apgar harus diteruskan setiap 5 menit,sampai skor
mencapai nilai 7.3
Tanda 0 1 2
Kebanyakan bayi yang lahir hidup mempunyai skor Apgar 8-10 pada usia 1 meit dan jarang
memerlukan tindakan resusitasi kecuali pengisapan jalan napas.Neonatus yang sangat premature
atau yang mengalami stress intrauterine yang tidak lazim,pada awalnya dapat tampak sehat,tetapi
memerlukan resusitasi beberapa menit setelah lahir.Oleh karena itu,semua bayi harus dievaluasi
ulang secara cermat pada usia 5 menit,setelah stimulasi kelahiran berhenti.Terlepas dari skor
Apgar 5 menit,semua bayi harus diobservasi secara cermat selama 12 jam pertama setelah lahir
untuk memastikan bahwa mereka telah beradaptasi dengan baik pada kehidupan ekstrauterin.3
Bayi-bayi ini biasanya berespons terhadap ventilasi kantong serta sungkup. Jika tidak,
bayi harus ditangani sebagai bayi dengan skor 0-2. Selain itu, pertimbangkan juga pemberian
nalokson jika ibu meminum narkotik.
Bayi-bayi ini mengalami asfiksia berat, memerlukan ventilasi segera, dan mungkin
memerlukan pemijatan jantung serta bantuan sirkulasi. Jika ventilasi menggunakan sungkup
serta kantong tidak segera berhasil, lakukan intubasi trakea dan kembangkan serta ventilasikan
paru dengan oksigen yang cukup (biasanya 80-100%) untuk mempertahankan Pa02 atau saturasi
oksigen yang normal (87-92% untuk bayi prematur dan 92-97% untuk neonatus cukup bulan).
Pengembangan yang sama di antara kedua apeks dada saat inspirasi menunjukkan ventilasi
kedua paru; ini merupakan tanda yang lebih baik daripada auskultasL Bunyi napas bilateral
tidak memastikan bahwa kedua paru mendapat ventilasi karena bunyi napas dihantarkan dengan
baik pada dada yang kedl, bahkan bila ada atdcktasis atau pneumotoraks. Bila ventilasi adekuat,
frekuensi denyut jantung meningkat dan sianosis menghilang, kecuali terdapat acidosis
metabolik yang berat. Pengukuran pH arteri, PaC02 dan PaC^ adalah satu-satunya cara yang
handal dalaro menilai ventilasi yang adekuat. Untuk mulai mengembangkan paru, mungkin
diperiukan tekanan sebesar 30-40 an H2(\ tetapi tekanan sebesar 20-30 cm HzO biasanya sudah
mencukupl Begitu para mengembang, ventilasi yang adekuat biasanya dapatdicapai dengan
tekanan kurang dari 20 cm H2Q. Pada 2 menit pertama resusitasi, tekanan inflasi
(pengembangan) haras dipertahankan seJama 1-2 detik pada setiap napas kesepuluh untuk
mengembangkan alveoli seita meredis tribusi ventilasi dari segmen paru yang terventilasi baik
ke segmen yang terventilasi buruk. Tekanan akhir-ekspirasi positif (PEEP, positive end-expiratory
pressure) sebesar 3-5 cm H20 mungkin perlu dipertahankan untuk mempertahankanoksigenasi
yang adekuat.
1. Corak/pola pertumbuhan
Pada umumnya dengan pemeriksaan fisik dapat dilihat corak/pola pertumbuhan yaitu
Corak yang normal
Corak yang tidak normal :
Kelainan kepala : mikro/makrosefali
Kelainan anggota gerak : kelumpuhan akibat polio
Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan lainya seperti kretin,
akromegali.
2. Proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik
secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu
penyimpangan dari arah kurva yang normal. Adalah suatu indikator terhadap kelainan
akibat penyakit/hormonal/gizi kurang.
3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu
Menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil ke beberapa untuk suatu
ukuran antropometrik pertumbuhannya. Sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut
terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola
pertumbuhan.
4. Keadaan status gizi
Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan dilapangan
dipakai cara penilaian yang dispakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya
maupun baku patokan yang menjadi bahan bandingannya.
Berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1. Lingkungan biologis antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
2. Faktor fisik antara lain: Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi.
3. Faktor psikososial antara lain: Stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak
orang tua.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain: Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, adat istiadat/norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik
dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-
lain.
a. Definisi Anak
Menurut UU RI no 4 1979 , yang disebut anak adalah usia 0-21 tahun dan belum
menikah. Namun , menurut UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002, anak yaitu usia 0-
18 tahun, termasuk janin dalam kandungan.
a. Ciri Khas Anak
o Bertumbuh dan berkembang secara kontinyu sejak konsepsi sampai
dengan akhir masa remaja
o Pola khas dan teratur yaitu sefalo-kaudal, proksimo-distal
o Tahap nya berurutan ,deferensiasi dan integrasi : inner to outer, simple to
complex
b. Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai
akibat pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari
perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Istilah Perkembangan
meliputi pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi, emosi dan perilaku
sosial.
o menyusun 6 kotak
o mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
o menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih
besar
o bertanya
o menggambar lingkaran
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Vitamin dan mineral
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar yaitu vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C.
Vitamin B mencakup B1,B2, dan B12.Vitamin B1diperlukan tubuh untuk metabolism
karbohidrat. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh mudah lelah,kurang nafsu
makan. Vitamin B2 penting dalam metabolisme tubuh.Kekurangan vitamin B2akan
mengakibatkan tubuh terasa lelah.Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat
menyebabkan anemia.Selanjutnya vitamin C penting bagi tubuh untuk menigkatkan daya
tahan tubuhdan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus.AKG untuk vitamin C pada usia
0-6 bulan adalah 40mg/hari dan untuk usia 6-12 bulan 50mg/hari.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E, dan K.Vitamin A mempunyai
peranan peranan penting dalam penglihatan.Vitamin D penting untuk penyerapan dan
metabolisme kalium dan fosfor,pembentukan tulang dan gigi.Vitamin E sebagai
antioksidan.AKG untuk vitamin E untuk usia 0-6 bulan 4 mg/hari dan usia 6-12 bulan 5
mg/hari.Sedangkan vtamin K penting untuk proses pembekuan darah. AKG untuk vitamin K
untuk usia 0-6 bulan 2,0 mg dan usia 6-12 bulan 2,5 mg dan mineral yang di butuhkan untuk
tubuh adalah mineral makro yaitu: Ca AKG untuk usia 0-6 bulan 400mg/hari, Mg AKG
untuk usia 0-6 bulan 40mg/hari dan usia 6-12 bulan 5 mg/hari,Na, dan K.Dan mineral mikro
yaitu: Fe.
Panjang Badan : 44 - 53 cm
Lingkar Kepala : 31 - 36 cm
Skor APGAR : 7 10
Hemoglobin : 14 20 g/dL
Hematokrit : 43 - 63%
Eritrosit : 4,2 6 juta/uL
Retikulosit : 3 7%
b. Non Farmakoterapi
Imunisasi dasar
Imunisasi dasar terdiri atas:
a. BCG
Dosis 0.05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak lebih dari 1 tahun.
Vaksinasi BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio
Musculus deltoideus sesuai anjuran WHO.
b. Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi Hepatitis B
merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan
melalui transmisi maternal dari ibu ke anaknya.
c. DPT
DPT adalah produk polivalen yang mengandung toksoid Korinebakteri difteri,
Bordetela pertusis, dan Clostridium tetani yang dimatikan.Dosis DTwP atau DTaP
adalah 0,5 ml, diberikan secara intramuskular.
d. Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio-1, 2, dan 3 yaitu:
Edukasi
Edukatif terhadap orang tua bayi yang bersangkutan. Informasi tersebut dapat berupa info
gizi, peran imunisasi, dan pentingnya kasih sayang orang tua terhadap tumbuh kembang bayi.7
Kesimpulan
Perawatan pada bayi tersebut sama seperti pada bayi normal lainnya, kita bersihkan bayi,
hitung apgar dan ballard score. Kemudian lihat gestational weeknya lalu berikan pada ibu untuk
asi dini. Dan di pantau sampai untuk mengetahui ada tidaknya kelainan terjadi pada bayi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting. Pertumbuhan
dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000.
2. Rudolph AM, Hoffman JI, Rudolph CD. Pediatri vol I. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2006.
3. Hassan R, Alatas H, editor. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-4. Jakarta: Infomedika; 2007.
h. 1051-165.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh kembang anak. Edisi I. Moersintowarti Narendra,
editor. Jakarta: Sagung seto; 2002.hl 3-37.
5. Abdoerrachman MH, Affandi M.B, Alatas H, etc. Ilmu kesehatan anak 3. Jakarta: FK
Universitas Indonesia; 2009. h.1149
6. Arif M. Kapita selekta kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius; 2000.
7. Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi 2. Jakarta:
CV Sagung Seto; 2003.