Tutor k3
Tutor k3
Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga istilah di atas memiliki pengertian,
arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah :
Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera,
penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah
keadaan darurat.
Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Pengertian (Definisi) Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Pengertian (Definisi) Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang
memerlukan penanganan segera supaya tidak terjadi kecelakaan/kefatalan.
Pengertian/definisi tempat kerja dalam K3 secara umum bisa ditemukan di Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health
& Safety Management System.
1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di
udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat,
alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran ataupun peledakan.
3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang
dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun
bersuhu tinggi.
6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di
dalam bumi ataupun di dasar perairan.
7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui
terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.
8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun,
ataupun gudang.
13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda,
terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar.
K3 KONSTRUKSI
Prinsip=Prinsip K3 Konstruksi
Kelengkapan Administrasi K3
Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang
panduan K3
di proyek, misalnya:
Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja
pada proyek bangunan gedung
Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
finishing luar
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
mekanikal dan
elektrikal
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
finishing dalam
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
bekisting
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembesian
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
sementara
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
rangka baja
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
struktur khusus
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembetonan
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pondasi pile dan
strutting
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan
pembongkaran
Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal
proyek dan di
tengah periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran,
dengan
peserta seluruh petugas yang terkait dalam pengawasan
proyek,
dengan materi tentang pengetahuan umum tentang K3
atau Safety plan
proyek yang bersangkutan
Perlengkapan dan Peralatan K3
Perlengkapan dan peralatan
penunjang program K3,
meliputi:
promosi program K3; yang
terdiri dari:
pemasangan bendera K3,
bendera RI, bendera perusahaan.
Pemasangan sign-board
K3 yang berisi antara lain
slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya be-kerja
dengan selamat
dari
kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi
seluruh
kaki dari bagian tuas sampai jari
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan
penguat dari
besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia
dan
memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada
permukaan
yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan
membantu
berjalan di tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam,
alkali,
garam, air dan darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan,
oli, dan
bahan kimia
benda
yang tajam dan melindungi tangan dari terpotong
b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang
kasar.
listrik
e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang
tajam,
bergelombang dan kotor.
f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan
api
g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri
dan
kuman
C. Pengertian-Pengertian
1. K3 Konstruksi, meliputi;
a. Pekerjaan penggalian
Perlunya pemeriksaan terhadap pipa gas, pipa air dan
konduktor listrik yang melalui area pekerjaan.
Perlu dinding-dinding penahan
Parit yang di gali pada daerah yang berpenduduk dan daerah
ramai lalin harus diberi pagar.
b. Pekerjaan Pondasi
Mesin pancang (piling)
Pemeriksaan dan pemeliharaan mesin
c. Pekerjaan Konstruksi Beton
Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan
Menara bak muatan yang harus disediakan oleh seorang ahli
dan diperiksa setiap hari.
d. Pekerjaan Konstruksi Baja
Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan
Bangunan konstruksi baja tidak boleh dikerjakan pada saat
angina kencang dan keadaan licin/hujan.
G. Perancah Bangunan
Adalah platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai
penyangga untuk tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja.
Sifat pekerjaan perancah berada pada tempat ketinggian di atas
tanah dan permukaan lantai. Potensi bahaya yang mungkin
timbul adalah; terjatuh, roboh, tertimpa jatuhan benda,
terperosok. Sebelum dipakai atau digunakan, perancah tersebut
harus diperiksa/diuji oleh Pengawas Spesialis K3 Konstruksi
dan memiliki pengesahan penggunaan.
H. Pekerjaan Plambing
Adalah suatu instalasi untuk mendistribusikan air bersih ke
tempat-tempat yang dikehendaki atau membuang air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lain. Setiap
instalasi plambing yang digunakan harus memiliki pengesahan
penggunaan instalasi dan harus dilakukan pemeriksaan dan
pengujian sesuai dengan ketentuan.
I. Penanganan Bahan
Pada pekerjaan penanganan bahan banyak mengandung resiko
kecelakaan kerja yang tinggi. Pekerjaan tersebut meliputi;
mengangkat, memindahkan, menggunakan dan menyimpan
bahan yang dapat menggunakan tenaga manusia atau dengan
bantuan mesin (hardware devices). Dengan penanganan bahan
yang baik dapat dicapai penghematan waktu dan mengurangi
atau meminimalkan terjadinya kecelakaan. Jenis-jenis dan alat
yang digunakan untuk penanganan bahan adalah dengan;
1. Tenaga manusia (Manual Handling)
Pekerja harus mengetahui cara-cara mengangkat dan membawa
secara tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja
adalah; Kapasitas fisik, sifat beban/bentuk, keadaan lingkungan
kerja, latihan mengangkat/membawa material
J. Peralatan Bangunan
A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan jasa konstruksi bangunan dilaksanakan bertahap
yaitu mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan
tahapan memelihara dan pembongkaran.
Pada tahapan pelaksanaan jasa konstruksi bangunan pada
seluruh proyek di Indonesia mempunyai ciri-ciri tempat kerja
proyek :
1. Selalu berpindah-pindah dalam waktu yang relatif singkat.
2. Terbuka dan tertutup, mempunyai temperatur panas, dingin,
lembab, kering, angin kencang serta berdebu dan kotor.
3. Pekerjaan dilaksanakan secara komprehensif.
4. Menggunakan pesawat/peralatan manual dan modern sesuai
dengan bekas proyek.
Pada tahapan pelaksanaan jasa konstruksi bangunan pada
seluruh proyek di Indonesia menggunakan tenaga kerja sebagai
berikut : musiman atau tidak tetap, pendidikan rendah,
pengetahuan keselamatan kerja masih kurang, fasilitas yang
sangat minim. Dari data kecelakaan (Ref ILO) dibandingkan
dengan kecelakaan kerja di tempat lain :
Konstruksi : 31,9%
Industri : 31,6%
Transport : 9,3%
Pertambangan : 2,6%
Kehutanan : 3,8%
Lain-lain : 20%
Sedangkan penyebab kecelakaan pada sektor
konstruksi (Ref ILO) :
Jatuh : 26%
Terbentur : 12%
Tertimpa : 9%
Mesin dan alat : 8%
Alat kerja tangan : 7%
Transport : 7%
Lain-lain : 6%
Di dalam upaya mencegah kecelakaan kerja konstruksi
bangunan diperlukan pengawasan yang terus menerus dan
terpadu, baik dari ahli K3 konstruksi maupun Departemen
Tenaga Kerja dan Transportasi.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan pembelajaran umum
Setelah mempelajari modul ini peserta dapat memahami dan
mampu menjelaskan tentang ketentuan peraturan perundangan
konstruksi bangunan.
2. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat :
2.1. Latar belakang K3 Kontruksi Bangunan
2.2. Dasar hukum K3 Kontruksi Bangunan
2.3. Pengertian K3 Kontruksi Bangunan
2.4. Ruang lingkup K3 Kontruksi Bangunan
2.5. K3 Kontruksi Bangunan
2.6. Pengawasan K3 Kontruksi Bangunan.
C. RUANG LINGKUP
Yang akan dipelajari dalam modul ini adalah :
1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan
2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan
3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan
4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan
5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan
6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek kontruksi bangunan
7. Sertifikasi
8. Inspeksi rutin internal.
BAB II
DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN
A. DASAR HUKUM
Sebagai dasar hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :
1. Undang-undang No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan
3. Undang-undang No. 18/1999 tentang jasa kontruksi
4. Peraturan No. 01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi
5. Instruksi Menaker No. 01/1992 tentang pemeriksaan,
keberadaan unit organisasi K3.
6. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No.
104/KPTS/1986 tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi
beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan
konstruksi.
7. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte
pengawasan proyek konstruksi bangunan.
8. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib
lapor pekerjaan proyek konstruksi.
B. PENGERTIAN
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan
seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.
Tempat kerja kegiatan konstruksi bangunan ialah tempat kerja
sebagaimana dimaksud pasal (1) dan ayat (2) huruf c, k, l,
Undang-undang No. 1 Tahun 1970.
2. Kontraktor ialah pelaksana kontruksi.
3. Sub-konstruktor ialah bagian dari pelaksanaan konstruksi yang
mempunyai bidang khusus.
4. Pekerjaan konstruksi beton adalah tahapan pekerjaan konstruksi,
yang menggunakan bahan-bahan, semen, pasir, batu split, batu
belah, batang belah, batang besi ulir.
5. Pekerjaan kontruksi baja
Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang menggunakan
bahan-bahan; konstruksi baja, rangka, baut, mur, pengelasan
baja.
6. Pekerjaan penggalian yaitu tahapan pekerjaan konstruksi
bangunan pada tanah (soil), pekerjaan tanah seperti galian,
rembesan, parit timbunan.
7. Pekerjaan pondasi
Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan untuk membuat bagian-
bagian struktur yang memikul beban struktur sampai ketanah.
8. Wajib lapor pekerjaan / proyek konstruksi bangunan : kewajiban
administrasi K3 konstruksi bangunan dari pelaksanaan
konstruksi / kontraktor.
9. Kepala proyek : orang yang memimpin langsung tempat kerja
konstruksi bangunan (pemimpin pelaksana konstruksi).
10. Safety officer : petugas / pekerja dan pelaksana konstruksi
untuk melaksanakan K3 di bidang konstruksi.
11. Ahli K3 konstruksi ialah ahli / expert dari pelaksanaan
konstruksi yang ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
Kedaulatan Kerja.
BAB III
POKOK BAHASAN
118. Audit K3
Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan
dengan jangka waktu kegiatan proyek. Audit K3 berfungsi untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam
proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya.
Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam memberikan
penghargaan K3.
BAB V
PENUTUP
(filter).
b. Saringan Cartridge
Pemakaian saringan cartridge bila jalannya pernafasan mendapat
pengotoran dari embun cairan berracun yang berukuran 0,5
mikron. Saringan cartridge diberi tanda oleh pabrik guna
menerangkan kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat sesak
segera saringan diganti. Yakinlah bahwa melekatnya alat ini
pada bagian kulit muka benar-benar melekat dengan baik. Agar
tidak meragukan cobalah dengan melekatkan lembaran kertas
atau ditutup telapak tangan pada lubang udara, kemudian
dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, berarti tidak ada
kebocoran, ini menunjukkan perlekatan pada bagian kulit muka
baik.
b. Pakaian pelindung
Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit,
maka pakaian biasa akan terhindar dari percikan api terutama
pada waktu mengelas dan menempa. Lengan baju jangan
digulung, sebab lengan baju akan melindungi tangan dari sinar
api.
9. Pakaian dan cara berpakaian
Pada umumnya pakaian yang patut dipakai ketika bekerja
adalah baju kerja yang dalam keadaan rapi dan baik. Bagian
pakaian yang sobek dapat menyebabkan tersangkutnya pada
bagian-bagian mesin yang bergerak. Menggunakan dasi
samahalnya dengan menggunakan pakaian sobek yang dapat
mengakibatkan tersangkutnya pada mesin yang berputar.
Melipat lengan baju adalah salah satu cara menghindarkan
tersangkutnya lengan baju atau lebih baik lengan baju dibuat
pendek diatas siku.
Sumber :
http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/dasar-hukum-k3.html
Modul Alat Pelindung diri SMK Probolinggo
Pengertian, Dasar Hukum dan Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
D Hebbie Ilma Adzim { Dasar-Dasar K3 | s Jumat, Agustus 28, 2015
Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee 1995 ialah penyelenggaraan dan
pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja di
semua pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya, dan sebagai kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
manusia kepada pekerjaannya.
melakukan pekerjaan).
o Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).
masa pensiun).
3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan Gizi Kerja.
o Kantin (50-200 tenga kerja wajib menyediakan ruang
o Beban Kerja :
Kelelahan.
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil
mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja.
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam bentuk piagam dan plakat yang
ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
2.
Kaki dan Jari Kaki (hari)
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang Ibu Jari Jari-Jari Lainnya
Ruas ujung 150 35
Ruas tengah - 75
Ruas pangkal 300 150
Telapak (antara jari-jari dan pergelangan) 600 350
Kaki sampai pergelangan 2400
3.
Lengan (hari)
Tiap bagian dari pergelangan sampai siku 3600
Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu 4500
4.
Tungkai Kaki (hari)
Tiap bagian dari atas mata kaki sampai lutut 3000
Tiap bagian dari atas lutu sampai pangkal paha 4500
5.
Kehilangan Fungsi (hari)
Satu mata 1800
Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan kerja 6000
Satu telinga 600
Kedua telinga dalam satu kasus kecelakaan kerja 3000
6.
Lumpuh Total & Kematian (hari)
Lumpuh total permanen 6000
Kematian 6000
7. *catatan : untuk setiap luka ringan dimana tidak terdapat amputasi tulang, maka kerugian
hari kerja ialah jumlah sesungguhnya selama tenaga kerja tidak mampu bekerja.
prosedur pelaporan.
6. Hasil penilaian dilaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia untuk selanjutnya
ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia.
7. Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diserahkan
oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia ataupun pejabat lain yang ditunjuk.
8. Biaya yang timbul sebagai akibat pemberian penghargaan
zero accident (kecelakaan nihil) menjadi beban perusahaan
bersangkutan.
9. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pemberian
penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan saran-saran dari
perusahaan bersangkutan.
1. Jamur.
2. Virus.
Faktor Bahaya Biologi 3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.
1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
Faktor Bahaya Kimia
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.
1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik 6. Kebisingan.
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10. Getaran.
11. Radiasi.
1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
Faktor Bahaya Biomekanik
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.
1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.