Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Berkembang biak adalah salah satu fungsi luhur dari manusia. Seluruh makhluk hidup

termasuk manusia berkeinginan untuk menjaga kelangsungan garis keturunannya dengan cara

berkembang biak. Salah satu gangguan kesehatan reproduksi yang terjadi pada usia subur adalah

infertilitas. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung sampai melahirkan bayi

hidup setelah satu tahun melakukan hubungan seksual yang teratur dan tidak menggunakan alat

kontrasepsi apapun atau setelah memutuskan mempunyai anak.

Kegagalan pasangan suami istri dalam memperoleh keturunan, disebabkan oleh masalah

pada pria dan atau wanita. 40% kesulitan mempunyai anak terdapat pada wanita, 40 % pada pria

dan 30% pada keduanya. Anggapan bahwa kaum wanitalah yang lebih bertanggung jawab

terhadap kesulitan mendapatkan anak adalah kurang tepat. WHO juga memperkirakan sekitar 50-

80 juta pasangan suami istri (1 dari 7 pasangan) memiliki masalah infertilitas, dan setiap tahun

muncul sekitar 2 juta pasangan infertil.

Pemeriksaan dan pengobatan masalah infertilitas merupakan hal yang kompleks. Dalam

pelaksanaanya melibatkan berbagai dislipin ilmu. Dalam hal ini selain ahli ginekologi dilibatkan

pula ahli endokrinologi reproduksi, andrologi biologi, radiologi, psikologi, dan lain-lain. Oleh

karena sifatnya yang multi kompleks, maka pada pelaksanaan pemeriksaan dan pengobatan

infertilitas ini membutuhkan tahapan waktu yang relatif lama dan berbagai macam pengobatan

tergantung penyebabnya. Penanganan infertilitas ini harus dilakukan secara cepat dan tepat,

sebab keterlembatan penanganan dapat semakin memperburuk prognosis infertilitas pada

pasangan suami istri.


Definisi

Definisi Klinis

Infertilitas adalah sebuah penyakit dari sistem reproduksi yang didefinisikan sebagai

kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih setelah melakukan

hubungan seksual yang regular tanpa menggunakan pelindung (WHO-ICMART glossary).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk aktif secara seksual, pada pasangan yang tidak

melakukan kontrasepsi untuk memperoleh kehamilan pada kurun waktu satu tahun. Pihak pria

dapat dievaluasi untuk keadaan infertilitas atau subfertilitas menggunakan intervensi klinis yang

bervariasi, dan juga melalui pemeriksaan laboratorium pada cairan semen (semen manual, 5 th

edition)

Definisi demografis

Infertilitas adalah ketidakmampuan pada mereka yang berada di usia reproduksi (15-49

tahun) untuk menjadi atau tetap hamil dalam 5 tahun dalam pajanan terhadap kehamilan (DHS).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk menjadi hamil dengan kelahiran hidup, dalam 5 tahun

terhadap pajanan, tidak menggunakan alat-alat kontrasepsi, tidak memiliki keinginan untuk

memiliki anak.

Klasifikasi

Jenis infertilitas ada dua yaitu

1. Infertilitas primer
Infertilitas primer yaitu jika istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan

dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Wanita yang mengalami


keguguran, ataupun wanita yang berhasil melahirkan anak namun lahir tidak dalam

keadaan hidup termasuk kedalam infertilitas primer.


2. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder yaitu jika istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi

kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan

selama 12 bulan.

Epidemiologi

Berdasarkan penelitian terakhir dari World Health Organization (WHO), sekitar 8-10%

pasangan menghadapi beberapa jenis masalah infertilitas. Secara global, ini menjelaskan bahwa

sekitar 50-80 juta orang sedang menghadapi masalah menjadi keluarga yang tidak memiliki

anak. Di Amerika Serikat, sekitar 5 juta orang memiliki masalah infertilitas, sedangkan di Eropa

insidensinya mencapai 14%.

Insidensi dari infertilitas berhubungan dengan perbedaan geografis. Sebagai contoh, di

beberapa komunitas afrika barat tingkat infertilitas mencapai 50%. Sedangkan di beberapa

Negara Eropa barat tingkat infertilitas hanya mencapai 12%. Seperti halnya dibeberapa Negara

berkembang, dimana tingkat infertilitas berkisar antara 3,5% hingga 16,7%. Penyebab perbedaan

ini diperkirakan akibat perbedaan geografis dan budaya. Pada Negara barat, faktor risiko yang

paling utama dari infertilitas adalah usia, sedangkan di Afrika adalah penyakit menular seksual.

Etiologi

Secara garis besar penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi


1. Faktor istri (40%)
a. Kondisi vagina, mulut rahim dan rahim
b. Kondisi ovarium dan rongga peritoneum
c. Kondisi saluran telur atau tuba fallopi
2. Faktor suami (40%)
a. Kelainan organ genitalia pria
b. Faal dan morfologi sel spermatozoa
3. Faktor gabungan suami dan istri (10%)
a. Frekuensi senggama
b. Antibody anti sperma
4. Faktor idiopatik (10%)

Pemeriksaan Pasangan Infertil

Setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri

saja yang diperiksa sedangkan suami tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile adalah sebagai berikut:

1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk

mendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila:
a. Pernah mengalami keguguran berulang
b. Diketahui mengidap kelainan endokrin
c. Pernah mengamalami peradangan rongga panggul atau rongga perut
d. Pernah mengalami bedah ginekologik
2. Istri yang berumur 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu

datang ke dokter.
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan

infertilitas kalau belum memiliki anak dari perkawinan tersebut.


4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota

pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau

anaknya.

Anda mungkin juga menyukai