Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mata merupakan suatu aspek yang penting dan harus dijaga demi

memperoleh informasi yang diperlukan. Namun, banyak manusia yang

mengabaikan bahkan tidak peduli pada kesehatan mata, sehingga dapat

menimbulkan gangguan pada mata.1

Lensa kontak sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat modern masa

kini. Lensa kontak sangat terkenal terutama dikota-kota besar. Banyak orang

terutama kaum wanita menggunakan lensa kontak bukan sekedar alat bantu

penglihatan (kacamata) tetapi juga dipakai sebagai alat kosmetika untuk

mempercantik bagian mata dengan berbagai warna yang menarik.2

Berdasarkan data NCBI, secara keseluruhan pengguna contact-lens di dunia

mencapai 140 juta orang, baik contact-lens untuk kepentingan koreksi ataupun

untuk kosmetik. Pengguna terbanyak terdapat di benua Asia dan Amerika, dimana

38 juta pengguna berasal dari Amerika Utara kemudian 24 juta pengguna berasal

dari Asia dan 20 juta pengguna berasal dari Eropa.Untuk lama pemakaian, sekitar

60% pengguna contact-lens menggunakan extended wear contact-lens, dan 40%

pengguna contact-lens menggunakan daily wear contact-lens.1

Dari data di atas, contact-lens lebih menjadi pilihan masyarakat dalam

menangani gangguan mata, khususnya dalam hal kelainan refraksi. Lensa kontak

umumnya dipakai seseorang yang tidak mau repot menggunakan kacamata.

Apalagi kini penggunaan lensa kontak tidak hanya sebagai alat bantu penglihatan,

juga untuk mempercantik penampilan dengan banyak pilihan warna yang menarik.

1
Meski praktis dan memperindah mata, lensa kontak dapat menimbulkan dampak

negatif. Jika mengabaikan cara yang tepat dalam memilih dan memakai lensa

kontak, kemungkinan mata terkena komplikasi dan gangguan semakin tinggi.3

Persoalan kepraktisan juga menjadi penentu utama penggunaan lensa

kontak, terutama saat menjalankan aktivitas. Saat memilih lensa kontak, bergantung

pada kondisi mata. Kebutuhan pengguna lensa kontak juga perlu diperhatikan.

Apakah hanya digunakan saat kondisi tertentu saja atau memang dipasang

seterusnya sepanjang hari.3

2
BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi

Lensa yang langsung menempel pada kornea. Lensa kontak kaca pertama

kali dipakai pada tahun 1888 oleh Adolf Fick dan kemudian dipakai untuk

mengobati keratokonus oleh Eugene Kalt. Hasil yang di dapat masih buruk hingga

tahun 1945, saat Kevin Touhy dari Los Angles membuat lensa prakornea plastik

dengan diameter 11 mm. Sejak itu perkembangan teknologi lensa kontak telah

menghasilkan berbagai jenis lensa, yang secara garis besar dibagi dalam dua jenis:

lensa kaku dan lunak. Syarat dasar agar lensa kontak berhasil baik adalah dengan

mengatasi efek suplai oksigen pada kornea saat memakai lensa yang oklusif.4

2.2 Jenis Lensa Kontak

Jenis lensa kontak dibagi dua yakni berdasarkan bahan penyusun dan lama

pemakaian. Berdasarkan bahan penyusun, terdapat dua jenis lensa kontak yaitu soft

contact lens dan rigid gas permeable (RGP) contact lens.7

Soft contact lens dibuat dari silikon-hidrogel yang mengandung air sehingga

lunak, fleksibel, dan memudahkan oksigen mencapai kornea. Pengguna lensa

kontak untuk pertama kali lebih mudah menyesuaikan diri dengan soft contact lens

karena lebih nyaman dipakai. Lensa silikon-hidrogel merupakan tipe lensa kontak

yang paling sering digunakan dan dianjurkan untuk pengguna yang memerlukan

pemakaian setiap hari.8

3
RGP contact lens dibuat dari plastik yang kurang fleksibel, namun masih

memungkinkan oksigen mencapai kornea. Dapat mengoreksi astigmat karena

adanya

lapisan yang terbentuk oleh air mata yang berada diantara permukaan posterior

lensa kontak dan kornea. Dapat digunakan untuk kondisi dry eye. Lensa kontak

RGP tidak menyebabkan adanya deposit karena sifatnya yang water demanding.

Mudah dipakai dan di lepas serta lebih ekonomis. Umumnya digunakan untuk

pasien astigmat sedang, keratokonus dan pasca keratoplasti.7

Berdasarkan lama penggunaan, lensa kontak diklasifikasikan menjadi

disposable dan extended wear. Tipe disposable hanya digunakan untuk satu kali

pemakaian. Tipe extended wear dapat digunakan berulang kali sampai waktu

tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Tipe extended wear dikembangkan

menjadi tipe overnight continuous wear sehingga lensa kontak dapat dipakai

sepanjang hari hingga malam tanpa perlu dilepas saat tidur. Lensa kontak tipe

extended dan overnight continuous wear memiliki risiko infeksi lebih tinggi karena

mikroorganisme dapat melekat dan berpindah ke permukaan mata. Oleh karena itu

hanya dianjurkan bagi individu dengan gangguan penglihatan derajat berat yang

memerlukan koreksi penglihatan sepanjang hari.7

2.3 Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Lensa Kontak

1. Keuntungan dan kerugian pemakaian lensa kontak rigid gas permeable

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Lensa Kontak Rigid Gas Permeable

Keuntungan Kerugian

Transmisi oksigen sangat tinggi. Dk/t tinggi. Dk/t adalah perbandingan

4
proporsional antara kemampuan

transmisi lensa kontak yang berhubungan

langsung dengan ketebalan lensa kontak.

Lebih nyaman. Permukaannya hidrofobik.

Waktu adaptasinya pendek. Mudah timbul deposit.

Waktu pemakaiannya lama. Mudah pecah.

Dapat untuk koreksi astigmat tinggi. Fitting dengan fluoresen.

Dapat digunakan untuk kondisi dry Waktu adaptasi pemakaian lensa kontak

eye dan gangguan lapisan air mata. RGP lebih lama daripada lensa kontak

lunak.

2. Keuntungan dan kerugian pemakaian lensa kontak lunak

Tabel 2.3 Keuntungan dan Kerugian Lensa Kontak Lunak

Keuntungan Kerugian

Adaptasi baik. Visus kurang stabil.

Sangat nyaman. Insidensi infeksi sangat tinggi.

Transmisi oksigennya tinggi. Life span pendek.

Stabil. Dapat menyerap zat toksik.

Dapat untuk pemakaian terputus. Tidak dapat untuk koreksi astigmat tinggi.

Dapat sebagai lensa kontak terapi. Maintainance mahal.

Dapat untuk bayi. Sangat mudah terbentuk deposit.

(Budiono et al, 2013).

5
2.4 Skrining Pemakaian lensa kontak

Untuk pemakaian lensa kontak harus memiliki kriteria / syarat-syarat agar

mencapai keberhasilan dan tidak mengalami kesulitan atau komplikasi. Skrining

pemakaian lensa kontak berdasarkan;

1. Keadaan anatomi dan fisiologi

Struktur, bentuk dan kejernihan segmen anterior harus normal.

2. Psikologis

Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi success rate

pemakai lensa kontak.

3. Patologis

Berdasakan anamneses; kesehatan umum, kesehatan mata, obat-obat yang

digunakan, penyakit mata, visus dan kacamata.

4. Faktor umur, pekerjaan olah raga

5. Pemeriksaan refraksi.

2.5 Indikasi Pemakaian Lensa Kontak

Indikasi pemakaian lensa kontak yaitu :

1. Indikasi optik

Lensa kontak diletakkan di depan kornea sehingga dapat berfungsi

sebagai media refraksi tambahan untuk media refraksi yang sudah ada yaitu

kornea, aqueos humor, lensa, dan bada kaca, untuk koreksi ametropia sama

dengan kacamata, dan untuk koreksi anomali refraksi yang tinggi dan

anisometropia lebih dari 3 dioptri untuk mencegah terjadinya aniseikonia.

1.Indikasi medik

6
Lensa kontak sebagai alat medik dapat diberikan sebagai alat

oklusi/terapi ambliopia, alat pelindung kornea yang berhubungan dengan

pekerjaan dan kelainan seperti koloboma iris, aniridia, alat yang

mempercepat penyembuhan luka kornea/bandage contact lense pada kasus

Bullous keratopati, Sindrom Steven Johnson dan sebagainya, juga sebagai

alat diagnostik.

2. Indikasi kosmetik

Yaitu untuk menggantikan kebutuhan kacamata yang berfungsi

sebagai koreksi untuk kelainan refraksi sepeti myopia, hipermetropia dan

astigmatisme. Lensa kontak sebagai kosmetik pada umumnya digunakan

setiap hari, maka dari itu pemakaian lensa kontak seperti ini harus dijaga

kebersihannya untuk mengurangi resiko infeksi.5

2.6 Kontra Indikasi Pemakaian Lensa Kontak

Pemakaian lensa kontak tidak dianjurkan pada keadaan sindroma

mata kering, infeksi pada mata luar seperti konjungtivitis, hordeolum,

kalazion, ektropion, blefaritis, pada penyakit seperti diabetes mellitus atau

pada kehamilan.6

2.7 Pemeriksaan Lensa Kontak

Pemeriksaan Lensa Kontak

2.7.1. Pemeriksaan mata luar

Pemeriksaan mata luar menggunakan slit-lamp biomikroskop

diperiksa mulai dari palpebra, konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris,

pupil, dan lensa.

2.7.2 Pemeriksaan dimensi mata

7
Pengukuran dimensi mata meliputi tiga parameter, yaitu :

1. Base curve atau kelengkungan kornea sentral anterior dengan keratometer

atau ophtalmometer, dinyatakan dalam mm atau dioptri.

2. Power, yaitu didapat dari hasil refraksi atau over refraksi, yaitu

penambahan lensa coba pada mata yang sudah dipasang lensa kontak

sampai tercapai visus terbaik.

3. Diameter, yaitu diameter untuk lensa kontak lunak 13,50-15,00 mm,

sedangkan untuk lensa kontak keras 9,20-9,40 mm

2.7.2 Tabel Konversi untuk Pengguna Lensa Kontak

2.7.3 Pemeriksaan Kualitas dan Kuantitas Air Mata

Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 nano meter yang

menutupi eepitel kornea dan konjungtiva. Fungsi lapisan ultra tipis ini adalah

(1) membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin dengan meniadakan

ketidak teraturan minimal dipermukaan epitel, (2) membasahi dan melindungi

permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang lembut; (3) menghambat

8
pertumbuhan mikroorganisme dengan pembilasan mekanik dan efek

antimikroba; (4) menyediakan kornea berbagai substansi nutrient yang

diperlukan.

Air mata yang terletak di antara permukaan posterior lensa kontak

dan permukaan anterior dari kornea merupakan faktor penting dalam

pemasangan lensa kontak. Beberapa pemeriksaan air mata yang dapat

dilakukan :

a. Uji schirmer

Uji ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan

strip schirmer (kertas saring whatman no 41) ke dalam cul-de-sac

konjungtiva inferior diperbatasan antara bagian sepertiga tengah dan

temporal palpebral inferior. Bagian basah yang terpapar diukur 5 menit

setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10 mm tanpa

dianastesi dianggap abnormal.

Bila dilakukan tanpa anastesi, uji ini mengukur fungsi kelenjar lakrimal

utama yang aktifitas sekresinnya dirangsang oleh iritasi kertas saring. Uji

schrimer yang dilakukan setelah anastesi topical berfungsi untuk mengukur

fungsi kelenjar lakrimal aksesorius. Dengan hasil dikatakan abnormal <

5mm dalam 5 menit.

9
b. Tes Break up time

Pemeriksaan ini berguna untuk memperkirakan kandungan musin dalam

cairan air mata. Kekurangan musin mungkin tidak akan mempengaruhi uji

schrimer tetapi dapat berakibat tidak stabilnya film air mata. Hal ini yang

menyebabkan lapisan itu cepat pecah.

Dapat diukur dengan meletakkan secarik kertas berfluoresin yang sedikit

dilembabkan, pada konjungtiva bulbaris dan meminta pasien berkedip.

Filter air mata ini kemudian diperiksa dengan bantuan filter kobalt pada

slitlamp, sementara pasien diminta agar tidak berkedip. Waktu sampai

munculnya bintik kering yang pertama pada lapisan fluoresin biasannya

lebih dari 15 detik tanpa anastesia.

c. Uji fearning mata

10
Sebuah uji untuk meneliti mukusa konjungtiva dilakukan dengan

mengeringkan kerokan konjungtiva diatas kaca objek bersih. Percabangan

seperti pohon ( fearning) yang tampak secara mikroskopis terlihat pada

mata normal. Pada pasien konjungtivitis yang menimbulkan parut,

percabangan mucus tersebut berkurang atau hilang.

d. Penilaian lisozim air mata

Penurunan kadar lisozim air mata umumnya terjadi pada awal perjalann

sindrom sjorgen dan berguna untuk mendiaknosis penykit tersebut. Air

mata ditampung pada kertas schrimer dan dinilai kadarnya. Cara paling

umum adalah penilaian secara spektrofotometris.

e. Osmolaritas air mata

Hiperosmolaritas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca

dan pemakaian lensa kontak, dan diduga sebagai akibat berkurangnya

sensitivitas kornea. Berbagai laporan menyebutkan bahwa

hiperosmolaritas adalah uji yang paling spesifik bagi keratokonjungtivitis

sicca. Keadaan ini bahkan dapat ditemukan pada pasien dengan uji

Schrimer dan pemulasan Bengal rose yang normal.

f. Laktoferrin

Laktoferrin dalam air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi

kelenjar lakrimal.

2.7.3 Pemeriksaan Berkala Pengguna Lensa Kontak

Pengguna lensa kontak perlu mengunjungi dokter minimal sekali setahun

untuk memeriksa kondisi mata. Gejala yang harus diwaspadai adalah:

1. Rasa tidak nyaman di mata

11
2. Pengeluaran air mata atau kotoran mata yang berlebihan

3. Mata merah, bengkak, atau nyeri

4. Lebih sensitif terhadap cahaya (silau berlebihan saat melihat cahaya)

5. Rasa gatal atau seperti terbakar

6. Pandangan kabur

Jika terdapat salah satu gejala tersebut, segera lepaskan lensa kontak dan periksa

mata ke dokter. Pengguna lensa kontak extended wear dianjurkan untuk memeriksa

gejala di atas secara berkala setiap pagi. Pada prinsipnya mata yang sehat tidak

menunjukkan kelainan, tidak merah, terasa nyaman, dan memiliki penglihatan yang

baik (look good, feel good, and see well). Jika terdapat gejala namun tidak

dihiraukan, maka risiko infeksi bahkan kebutaan dapat meningkat hingga empat

kali lipat.7

2.8 Komplikasi

Komplikasi lensa kontak disebabkan oleh iritasi mekanik jangka panjang

terhadap struktur kelopak mata, antara lain kelenjar meibomian. Kelenjar

meibomian menghasilkan lapisan lemak yang berfungsi menghambat penguapan

lapisan air mata sehingga kelembaban permukaan mata terjaga. Gangguan fungsi

kelenjar Meibomian menyebabkan tirai air mata cepat menguap. Lensa kontak

menurunkan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks produksi tirai air mata

menurun. Peningkatan penguapan disertai penurunan produksi tirai air mata

menyebabkan sebagian besar (50-75%) pengguna lensa kontak mengalami mata

12
kering. Keluhan utama adalah rasa seperti terbakar, iritasi, rasa kering atau

pandangan kabur setelah menggunakan lensa kontak selama beberapa saat.7

Bahan pengawet di cairan perendam lensa kontak atau sabun pencuci tangan

yang tidak dibilas bersih bersifat toksik dan iritatif sehingga dapat memicu reaksi

inflamasi. Reaksi tersebut ditandai dengan mata merah yang membaik setelah

penghentian pemakaian lensa kontak dan bahan kimia yang memicu keluhan. Bila

mata merah disertai rasa gatal dan bengkak, mungkin terjadi reaksi alergi terhadap

lensa kontak dan/atau bahan kimia yang disebut konjungtivitis alergi. 8

Mekanisme utama kelainan kornea akibat lensa kontak adalah hipoksia.

Lensa kontak di permukaan kornea menghambat distribusi oksigen yang jika

berlangsung lama menyebabkan permukaan kornea tidak beraturan dan menipis.

Selain itu, akumulasi debris, mikroorganisme, serta debris sekresi kelenjar air mata

dan kelopak mata menumpuk di permukaan lensa kontak. Sebanyak 90%

permukaan lensa kontak ditutupi debris setelah pemakaian 8 jam. Hipoksia dan

akumulasi debris menyebabkan kornea rentan mengalami iritasi dan infeksi.7

2.9 Perawatan Lensa Kontak

Perawatan lensa kontak dimulai dengan memilih cairan perendam,

menyimpan, dan merawat kotak penyimpan lensa kontak dengan tepat. Cairan

perendam bermanfaat untuk membersihkan lensa kontak dari kotoran dan

mikroorganisme sehingga menurunkan risiko infeksi. Cairan perendam menjaga

lensa kontak tetap lembab sehingga tidak kering dan nyaman digunakan. Air kran

tidak boleh digunakan membersihkan lensa kontak karena air tidak steril dapat

mengandung Achantamoeba sp yang dapat menyebabkan keratitis. Jenis cairan

13
perendam lensa kontak bermacam-macam. Cairan yang paling mudah digunakan

adalah multipurpose solutions yang dapat dipakai untuk membersihkan, membilas,

dan menyimpan lensa kontak. Lensa kontak harus direndam 4-6 jam untuk

menjamin disinfeksi yang optimal. Jenis cairan perendam lainnya yang

mengandung hidrogen peroksida sebagai disinfektan yang membunuh patogen

dengan proses oksidasi. Hidrogen peroksida toksik terhadap kornea sehingga harus

dinetralkan sebelum lensa kontak dipakai. Untuk disinfeksi optimal, lensa kontak

perlu direndam selama 6 jam. Lensa kontak yang direndam dalam hydrogen

peroksida harus dibilas dengan cairan lain (umumnya salin steril) sebelum

digunakan karena pembilasan yang tidak baik akan merusak kornea dan rasa tidak

nyaman seperti sensasi disengat, lakrimasi, serta hiperemis.7

2.10 Memasang dan Melepas Lensa Kontak

Kebersihan jari tangan adalah hal utama yang harus diperhatikan baik pada

saat memasang maupun melepaskan lensa kontak. Oleh sebab itu, pasien harus

mencuci kedua tangannya dengan sabun antiseptik yang tidak mengandung parfum

atau lotion kemudian dikeringkan menggunakan linen bersih sebelum menyentuh

lensa kontak (Gambar 1). Untuk memasang, lensa kontak diambil dan diletakkan di

telapak tangan (Gambar 2) lalu dibersihkan dengan menggosok dan membilas.

Berikan 2-3 tetes cairan kemudian lensa kontak digosok ringan menggunakan jari

telunjuk dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar selama 15 detik di kedua sisi.

Setelah itu, lensa

kontak dibilas dengan cairan garam fisiologis steril yang mengalir lalu diletakkan

di ujung jari telunjuk tangan dominan pasien. Pastikan permukaan lensa kontak

yang akan bersentuhan dengan bola mata telah benar (Gambar 3). Jari tengah di

14
tangan yang sama digunakan untuk menarik dan menahan kelopak mata bawah

(Gambar 4). Untuk menarik dan menahan kelopak mata atas, dapat digunakan jari

telunjuk tangan lainnya (Gambar 5). Selanjutnya pandangan mata diarahkan ke atas

dan lensa kontak dipasang di bagian bawah bola mata yang berwarna putih lalu

pegangan terhadap kelopak mata atas dan bawah dilepaskan (Gambar 6).

Pandangan diarahkan ke bawah dalam keadaan mata tertutup dan mata dipejamkan

beberapa saat, maka posisi lensa kontak akan berada di tengah bola mata. Untuk

melepas lensa kontak, pandangan mata diarahkan ke atas, kemudian kelopak mata

ditarik ke bawah menggunakan jari tengah tangan dominan. Jari telunjuk tangan

yang sama diletakkan di batas bawah lensa kontak dan lensa kontak digeser

perlahan ke bawah (Gambar 7). Lensa kontak dapat diambil menggunakan jari

telunjuk dan ibu jari. Setelah terlepas dari mata, lensa kontak dicuci

dengan cara yang sama seperti saat memasang lensa kontak. Lensa kontak harus

dilepaskan sesuai jenisnya. Lensa kontak jenis continuous wear harus dilepas

setidaknya satu malam dalam seminggu. Lensa kontak harus selalu dilepas saat

berenang atau berendam di air panas.

15
Cara Menyimpan Lensa Kontak

Setelah dilepaskan, lensa kontak disimpan di dalam kotak penyimpanan

khusus. Kotak tersebut harus diisi dengan cairan perendam lensa yang baru sampai

16
seluruh permukaan lensa terendam. Cairan perendam lensa kontak hanya boleh

digunakan untuk satu kali pemakaian. Lensa kontak sebaiknya direndam selama 4-

6 jam untuk mencapai disinfeksi optimal. Perhatikan lama penyimpanan lensa

kontak yang diperbolehkan sesuai dengan jenis lensa kontak. Lensa kontak tipe

extended wear dapat

digunakan untuk jangka panjang, namun tidak dibolehkan merendam dan

membiarkannya di dalam kotak penyimpanan untuk jangka panjang. Kotak

penyimpanan yang tidak bersih merupakan sumber infeksi tersering sehingga harus

selalu dibersihkan. Untuk membersihkannya, kotak penyimpanan harus digosok

dan dibilas dengan cairan perendam lensa kontak. Setelah itu, cairan perendam

dibuang dan kotak harus dibiarkan sampai kering di udara terbuka sebelum

disimpan. Kotak penyimpanan dapat dipakai selama 1-3 bulan tergantung merknya.

Oleh sebab itu, pasien harus membaca petunjuk penggunaan kotak penyimpanan

lensa kontak.8

17
Bab 3

Ringkasan

Lensa kontak adalah benda kecil yang diletakkan di kornea dan akan
melekat dengan baik karena adanya tearfilm yang menutup permukaan anterior
mata dan tekanan dari palpebra.
Skrining Penggunaan Lensa Kontak harus memiliki kriteria / syarat-syarat
agar mencapai keberhasilan dan tidak mengalami kesulitan atau komplikasi yang
ditentukan berdasarkan berdasarkan;
a. Keadaan anatomi dan fisiologi
b. Psikologis
c. Patologis
d. Faktor umur, pekerjaan olah raga
e. Pemeriksaan refraksi.
Dalam penggunaan kontak lensa ada indikasi dan kontaindikasi yang harus
dipahami, diantarannya :
Indikasi lensa kontak :
1. Indikasi medik
2. Indikasi kosmetik
Pada penggunaan lensa kontak diperlukan pemeriksaan untuk mendapatkan ukuran
kontak lensa yang nyaman setar tepat dalam penggunaanya yaitu :
3. Pemeriksaan mata luar
4. Pemeriksaan dimensi mata
a. Base curve atau kelengkungan kornea sentral
b. Power
c. Diameter
5. Tabel konversi untuk Pengguna Lensa Kontak
Pemeriksaan kualitas dan kuantitas air mata yaitu,
a. Uji schirmer
b. Tes Break up time
c. Uji Fearning mata
d. Uji lisozim air mata

18
e. Uji osmolaritas air mata
6. Uji laktoferin

Ada berbagai jenis konta lensak, dimana setiap jenis memiliki keuntungan
dan kerugian yang berbeda beda. Diantarannya tipe lensa kontak yaitu :
1. Lensa kontak lunak (Soft lenses)
2. Lensa kontak keras (rigid lenses) :
Komplikasi Pemakaian Lensa Kontak :
a. Komplikasi pada okular
a. Sindroma Mata Kering
b. Konjungtivitis Alergi
c. Iritasi kornea karena hipoksia kornea

19
Daftar Pustaka

1. Paulus Rocki Wakarie, Laya Rares. 2014. Perbandingan Produksi Air Mata
pada Pengguna Lensa Kontak dengan yang Tidak Menggunakan Lensa
Kontak. E- journal Unsrat. Universitas Sam Ratulangi Manado

2. Dina, Permitasiwi. 2013. Konstruksi Budaya pada Tren Penggunaan Lensa


Kontak di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta. Thesis. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Pietersz, E, et al. 2016. Penggunaan lensa kontak dan pengaruhnya terhadap


dry eyes pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi. E-
Journal Unsrat. Universitas Sam Ratulangi Manado

4. Riordan, Paul-Eva; Whitcher, John P. 2007. Vaugan and Asburys General


Opthalmology. Jakarta: EGC. Bab 6 Halaman 145-146.

5. Weissman Barry A, 2010, Care of the Contact Lens Patient, American


Optometric Association.

6. Budiono S et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. 2013. Surabaya:


Airlangga University Press.

7. Sitompul R. 2015. Perawatan Lensa Kontak Untuk Mencegah Komplikasi.


Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia RSCM. Vol.3. No.1. pp.78-82.

8. Wahyuni I. 2007. Fitting Lensa Kontak RGP. Jurnal Oftalmologi Indonesia.


Vol. 5, No. 3. pp. 195.

20

Anda mungkin juga menyukai