Gelombang I
Gelombang I
Gelombang I
(D10C.4002)
I Made Joni
Camellia Panatarani
Darmawan Hidayat
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
2013
KATA PENGANTAR
Gejala gelombang merupakan gejala fisis yang paling penting dalam alam
semesta. Semua hal yang dapat kita dengar ataupun kita lihat tidak lepas dari fenomena
gelombang. Karena itu matakuliah gelombang menjadi mata kuliah dasar di jurusan fisika
dan merupakan matakulaih prasyarat mata kuliah lain (antara lain: listrik magnet, fisika
optik dan magnetotellurik).
Untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah proses belajar-mengajar mata
kuliah gelombang, maka penulis mencoba membuat suatu catatan kuliah ini. Catatan
kuliah ini disusun sebagai suplemen bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah
gelombang I di Jurusan Fisika FMIPA Unpad. Catatan ini adalah pengembangan dari
catatan kuliah yang telah dikembangan sebelumnya.
Harapan penulis semoga sajian catatan kuliah ini dapat bermanfaat untuk
pemenuhan kebutuhan kita dalam memahani fenomena gelombang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
2
3. TRANSFORMASI FOURIER .............................................................................. 51
4. PAKET GELOMBANG DAN KECEPATAN PENJALARANNYA ................. 51
5. DELTA DIRAC ..................................................................................................... 51
6. KONVOLUSI ........................................................................................................ 51
BAB V .............................................................................................................................. 53
3
BAB I
1. PENDAHULUAN
Gejala gelombang adalah gejala yang ditimbulkan oleh suatu gangguan lokal
pada besaran fisis tertentu yang disertai oleh perambatan gangguan itu pada ruang di
sekitarnya. Gangguan lokal ini dapat berupa osilasi kedudukan partikel, osilasi tekanan
atau rapat massa, osilasi arus listrik atau magnet. Dalam bab ini akan dibahas sistem
osilasi harmonis sederhana.
4
a) b)
c) d)
2x
e) f)
c
I
Dalam bagian ini akan di bahas persamaan gerak dari beberapa sistem osilator
harmonis sederhana.
2.1. Pegas Elastis
Benda bermassa m berosilasi di bawah penguruh tunggal
gaya pegas elastis. Kendur F=0
Teregang
F k x x o
jika di tarik ke kanan, gaya ke kiri
juga jika didorong ke kiri ada gaya ke kanan (restoring
force)
F kx
5
Persamaan gerak:
d 2x
F m
dt 2
d2 X
kX m
dt 2
Persamaan osilator harmonik:
d2 X k
2
2 X 0 dengan
dX m
Catatan: bentuk persamaan ini merupakan bentuk persamaan umum untuk osilasi.
mgl sin
Hukum Newton: I
d 2
mgl sin I persamaan non
dt 2
linear
6
Momen inersia terhadap O:
I ml 2
mgl g
ml 2 l
Q dI
L (*)
C dt
dQ
tetapi I , maka
dt
d 2Q 1
2
2 Q 0 dengan
dt LC
Atau boleh juga dengan mengambil turunan terhadap waktu dari persamaan (*):
1 dQ d 2I
L 2
C dt dt
1 d 2I
I L 2
C dt
d 2I 1
2
2 I 0 dengan
dt LC
7
3. SOLUSI PERSAMAAN OSILATOR HARMONIS SEDERHANA
Bila diperhatikan, persamaan untuk ketiga sistem di atas memiliki bentuk yang
sama, yaitu:
d 2
2
2 0 dimana merupakan konstanta yang bergantung pada jenis
dt
sistem.
Dengan:
k
X , simpangan pegas,
m
mgl
, simpagan bandul,
I
1
Q , muatan pada rangkaian LC,
LC
1
I , arus pada rangkaian LC,
LC
d 2
2
2 0
dt
2 Ae t 2 Ae t 0
8
2 2 0 persamaan ini merupakan persamaan karakteristik,
dengan
2 i
Jadi solusinya:
Ae it Be it
Atau
( A B) cos t i( A B) sin t
D1 cos t D2 sin t
dalam hal ini ada dua konstanta yang tidak diketahui (A dan B) atau (D1 dan D2).
Atau
C cos(t )
C cos t cos C sin t sin
C cos D1
C sin D2
C D12 D22
D2
tan
D1
Catatan:
Jika dan C diketahui, maka D1 dan D2 dapat diketahui.
Jika D1 dan D2 diketahui maka A dan B dapat diketahui, demikian sebaliknya.
9
4. DISPLACEMENT DALAM OSILATOR HARMONIS
SEDERHANA
solusinya:
(t ) A cos(t o )
A adalah amplitudo, yaitu nilai maksimum (t )
adalah frekuensi sudut
o adalah fasa awal
t o adalah sudut fasa
A cos(t o )
(t )
10
Oleh karena itu perioda T dirumuskan sebagai:
2
T karena kembali lagi ke titik awal.
(t) T
Jadi fungsi gelombang (t ) merupakan fungsi periodik
A
2
dengan perioda T adalah waktu untuk menempuh
1 osilasi.
Kebalikan dari perioda adalah frekuensi, f (banyaknya osilasi dalam satuan detik).
1
f 2f
T 2
Gerak harmonis sederhana sering dihubungkan dengan gerak melingkar karena besaran
masing-masing perpindahan dapat direpresentasikan oleh proyeksi dari suatu radius
vector dari panjang jari-jari lingkaran A, dimana ujung vector berotasi dengan arah
kebalikan jarum jam.
o=0 o
1 A 1
(t)=Acos(t+)
t
2 2
3 3
Kecepatan osilasi
d
A sin(t o )
dt
A 2 A 2 cos 2 (t o )
A 2 2 (t )
11
Percepatan Osilasi
d 2
2 A cos(t o )
dt 2
2 (t )
d 2
Jadi pada (t ) A , maksimum.
dt 2
Pada saat maksimum, kecepatannya harus nol
d
0
dt
0 1.5 kg
12
k 6
a. 2rad / det ik
m 1.5
b. x(t ) A cos(2t o )
2 A cos o
x (0) 2 A sin(0 o )
2 3 A sin o
A2 cos 2 A2 sin 2 4 12
A 2 16
A 4cm
A sin o 2 3
tan o 3
A cos o 2
o 60 o atau240 o
c. persamaan gerak
untuk o 240 o , x(t ) 4 cos(2t 240 o ) .
Persamaan gerak ini salah sebab hasilnya negatif (bila dimasukkan harganya tidak
sesuai).
Jadi persamaan gerak yang sesuai adalah:
x(t ) 4 cos(2t 60 o )
13
5. TINJAUAN OSILATOR SEDERHANA DENGAN KONSEP
ENERGI
Bila dipilih acuan untuk energi potensial di titik setimbang, maka x = 0, U(o)=0
Maka:
1 2
U ( x) 0 kx 0
2
1 2
U ( x) kx
2
catatan: kita bisa mengambil titik acuan di mana saja.
Energi total system:
E K U
1 2 1 2
mv kx
2 2
d 2x k
mv( 2
2 x) dengan
dt m
0
Gerak osilator harmonic menjamin hukum kekekalan energi.
Bila persamaan gerak dipenuhi maka:
d 2x
2
2x 0
dt
14
dE
sehingga: mv(0) 0 jadi E kekal
dt
d 2x
E kekal 2
2x 0
dt
Total energy E = K + U
E
energy
E/2 E/2
-A -A/2 A/2 A
Bila ada gaya disipasi (gaya yang menghilangkan energi, mis. gesekan), energi tidak
kekal (bukan konservatif).
Misalkan:
Fdisipasi = -bv
zat cair kental/terjun bebas dengan gaya gesekan sebanding dengan v atau v2 dsb.
Laju kehilangan energi:
dE
Fdisipasi.v bv 2
dt
Persamaan energi:
d 2x
bv 2 mv( 2 x)
dt 2
d 2 x b dx
2x 0
dt 2 m dt
d 2x
turunan ke dua 2 menyatakan keadaan osilasi.
dt
dx
turunan pertama menyatakan redaman (tidak berosilasi)
dt
15
Keduanya saling bersaing.
Catatan:
Berosilasi sambil meluruh (turunan ke dua lebih kuat dari
turunan pertama):
Persamaan karakteristik:
2 2 2 0
2 42 4 2
2 2
2
2 2
i 2 2
Solusinya:
i 2 2 t i 2 2 t
X (t ) Ae
Be
16
2 2 t 2 2 t
e t ( Ae i Be i )
e t C cos( 2 2 t o )
Catatan:
Dalam persamaan umum, e menyatakan peluruhan.
Dalam persamaan di atas, e t C menyatakan amplitudo peluruhan dan
2 2 menyatakan frekuensi getaran.
Critical damped ( = )
Akan berosilasi tetapi tenaganya sudah habis.
Overdamped ( > )
17
6. ANALISA GANGGUAN UMUM
dU 1 d 2U
U ( x) U ( xo ) ( x xo ) 2 ( x xo ) ...
U 2
dx xo 2 dx
xo
x dU
F
dx
dU 1 d 2U
U ( x) U ( xo ) ( x xo ) 2 ( x xo ) ...
2
dx xo 2 dx
dU
0 (saling menghilangkan di setiap titik).
dx
1 d 2U
U ( x) U ( xo ) 2 ( x xo ) 2
2 dx
1 2
U ( xo ) 0 , U ( x ) x , osilasi harmonic
2
d 2U
k
dx 2 xo
18
Contoh:
a b
Fungsi potensial dwiatom U ( x) 12
6 , a, b > 0
x x
dU
Potential
energy x Titik minimum: 0 , maka
dx
1
xo
2a 6
x
xo
b
Repulsive Attractive d 2U b2 b
forces forces 2 k 18 3
dx xo a 2a
ANALISA FOURIER
Sembarang gelombagn periodik dengan perioda T dapat dituliskan sebagai deret
Fourier.
ao
(t ) (an cos nt bn sin nt ) Cneint
2 n 1 n
T
2 2
an (t ) cos(nt )dt
T T 2
T
2 2
bn (t ) sin(nt )dt
T T 2
19
Untuk fungsi yang tidak periodik, digunakan Transformasi Fourier.
1
g ( )e
it
(t ) d
2
g ( ) (t )e it d
K k
k k K
12 , 2
2
m m
x1 x2
Persamaan gerak:
d 2 x1
m 2 K ( x2 x1 ) kx1 (k K ) x1 Kx2
dt
(1).
d 2 x1 k K
K
x1 x2 1 2 x1 2 x2
2 2 2
m
2
dt m
d 2 x2
m K ( x1 x2 ) kx2 Kx1 (k K ) x2
dt 2
(2)
d 2 x2 k k K 2
x1 x2 2 x1 1 2 x2
2 2 2
m
2
dt m
Pecahkan kedua persamaan:
2
d 2 x1 1 2
2
2 2 x1
dt 2 x2 2 2
2
1
2 2
x
2
Coba solusi dalam bentuk:
20
x1 a t
e
x2 b
Persamaan karakteristik:
a t 1 2
e
2 2
2 2 a t
e
2
22 2
2 2 b
b 1
a
X , vector eigen
b
M
12 2 2 2 2
, harga eigen
2 2
21
2 2
M X 2 X
M X 2 I X
a. M 2 I X 0 , sehingga harga X tidak boleh nol (harus dicari determinannya)
det M 2 I X 0
1 2 2
2 2
2 2
0
2 2 1 2 2
2 2
1
2
2 2
2
2
2 0
4
2 2
2
22 1 2 1 2 2 0
2 2 2
4
2
2 1 2 2 2
4 1
2
2
2
4 1
2 2
2 4 2
4
2
2 12 2 2 2 2
2 12 i1
Atau
2 1 2 22 2 i 1 2 2 2
21
Mencari vector eigen:
M X 2 X
Untuk 2 1
2
1 2 2 2 2 2 a a
1 2
2 2
1 2
2 2
b
b
2 2
1 2 a 2 b 1 a
2 2
2 2 a 2 2 b a b
Demikian pula dengan persamaan bagian bawah:
2 2 a 12 2 2 b 1 2 b a b
22
BAB II
GELOMBANG ELASTIK PADA TALI
Asumsi:
Tali bersifat lentur, tidak kaku (hanya dapat menimbulkan tegangan
tangensial sepanjang tali).
Distribusi massa pada tali merata
Panjang tali tidak berubah dan simpangan tali kecil
Tali cukup ringan (gaya berat dapat diabaikan)
Tali cukup panjang (effek ujung dapat diabaikan)
T2
Karena tali hanya bergerak dalam arah
T1 transversal, maka:
F x 0
x x + dx T2 cos 2 T1 cos 1 To
F y ma
2
T2 y T1 y m
t 2
2
T2 sin 2 T1 sin 1 m
t 2
2
T2 cos 2 tan 2T1 cos 1 tan1 m
t 2
23
Dimana T2 cos 2 T1 cos 1 To
2
To tan 2 To tan1 m (tan = garis singgung)
t 2
2
To To L 2
x x dx x x t
Persamaan gelombang:
2 1 2 To
dengan v
x 2 v 2 t 2 L
Solusi umum:
f x vt g x vt
Bukti:
misalkan x vt
f dF df
.1 f
x d x d
2 f f
f
d
f f .1
x 2
x x x d x
f df
f (v)
t d t
2 f
d
vf v 2 f
t 2
d t
1 2 f 2 f
f 2
v 2 t 2 t
Artinya f f x vt adalah solusi.
24
Jadi baik f maupun g dan kombinasinya adalah solusi (memenuhi persamaan
gelombang).
Bentuk solusi paling sederhana dapat diperoleh dengan memberikan eksitasi lokal
berupa osilasi harmonik.
A cosk x vt o
x, t A coskx t o , kv
Fungsi dapat ditinjau secara temporal (tinjauan osilasi terhadap waktu di suatu
tempat tertentu) maupun spatial (tinjauan osilasi di berbagai tempat pada suatu waktu
tertentu).
25
Temporal:
Misalnya pada x = 0
0, t A cos t o
2
Bila t ditambah dengan , simpangan tetap
2
A cos t o A cos t 2 o A cos t o
2
Jadi fungsi harmoniknya periodik dengan perioda T
Dimana:
T = waktu untuk satu osilasi
F = frekuensi = banyaknya osilasi tiap satuan waktu
1
f
T 2
2f , frekuensi sudut.
Spatial
Misalnya pada t = 0
x,0 A coskx o
2
Bila x diatambah dengan , nilai tetap sama
k
2
A cos k x o A coskx 2 o A coskx o
k
2 2
periodik dalam ruang dengan perioda , atau k adalah bilangan
k
gelombang atau vector gelombang.
= panjang gelombang
1
= banyaknya gelombang tiap satuan panjang = bilangan gelombang
2
Karena k , maka v Tv
v
26
Jadi satu panjang gelombang () adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam
satu perioda.
V
FL TL sin TL cos tan To
x
X x
27
P FR
t
To
x t
T
2
v t
Tanggapan suatu medium terhadap gangguan luar sebanding dengan , dan
t
T
konstanta pembandingnya (impedansi, Z ).
v
T
FR
v t
F Z
t
To
Z x To
v
t
Dinyatakan dalam impedansi daya gelombang dapat ditulis:
1
2 2
P Z T
t Z x
Khusus untuk gelombang harmonik
A coskx t o
kAsin kx t o
x
A sin kx t o
t
To
x T T
Z ok o
v
t
To
2 2
P Z Lv A sin kx t o
2 2 2
t v t
28
Daya rata-rata:
P Lv 2 A2 sin 2 kx t o
1
L v 2 A2 (1)
2
Mengingat A , maka energi tiap satuan panjang
t max
1 1
2
L L
2 2
2 t 2
1
2
L max
2 t
1
L 2 A2 (2)
2
Cat: osilator:
KP
1 2 1 2
mv kx
2 2
1 2 1
mv m 2 x
2 2
1 2
mv max 0
2
Sehingga:
P v
29
4. GEJALA PERBATASAN
i 2
t
r
1
x
0
1 x, t oei kx t r oei k r x r t
(gelombang tali merambat ke arah x negative)
2 x, t t oei k x t
t t
r 2 2
Karena v1 , maka kr k atau
k kr r
2
v2
k2
30
To
1 kt
v1 2 kt
k
v2 2 To k1 1 k1
k2 2
Syarat
a. o e it r o e it t oe it 1 r t
kt
c. ik oeit ik r r oeit ikt t oeit 1 r t
k
k k kt
2 t 1 t t
2 k
2k
t bila t 0 maka tidak ada pergeseran fasa.
k kt
k kt
r t 1
k kt
k kt
Bila 0 bila k kt (tali 1 lebih berat dari tali 2 atau 1 2 ) maka tidak ada
k kt
pergeseran fasa.
k kt
0 bila k kt (tali 1 lebih ringan dari tali 2). Persamaan ini bisa juga di tulis
k kt
sebagai:
k k t i
e artinya ada pergeseran fasa sebesar .
k kt
k1
menuju tak hingga jika nilai k2 hampir nol (jika disambung dengan ruang
k2
kosong)
31
To To
v1 v2
1 2
To To
Z1 Z2
v1 v2
Persamaan gelombang pada tali 1:
x0 1 x, t o cosk1x t r o cos k1x r
x0 2 x, t t o cosk2 x t
k1 k2 Z Z2
r 1 r 0 bila 1 2
k1 k2 Z1 Z 2
r bila 1 2
2k1 2Z1
t
k1 k2 Z1 Z 2
Kasus khusus:
a. Impedansi Matching
Z1 Z 2 (massa jenis sama/seolah-oleh tidak ada sambungan)
Z1 Z 2
r 0 tidak ada yang dipantulkan
Z1 Z 2
t=1
b. Infinite drag
Z1
0 , Z 2 (massanya berat sekali, misalnya tembok)
Z2
Z1
1
Z1 Z 2 Z 2
r 1 loncatan fasa sebesar r
Z1 Z 2 Z1 1
Z2
32
2 Z1
2Z1 Z2
t 0
Z1 Z 2 Z1 1
Z2
Loncatan fasa artinya dibalik/dicerminkan
kx = -
bergerak naik dan turun, sehingga
kx = -2
gelombang hanya berdiri (tidak ada yang
dirambatkan)
x
Letak nodenya setiap 1
2
c. zero drag
Z1 Z2
Z2
0 tali di kanan kosong/ringan sekali
Z1
Z2 0
Z1 Z 2 Z 0
r 1 1
Z1 Z 2 Z1 0
33
2Z1
t 2 (dipantulkan, amlitudonya sebesar 2)
Z1 Z 2
2
1
Pi Z1 i Pi Z1 2 A2
t 2
2
1
Pr Z1 r Pr Z1 2 r A2
2
t 2
Daya gelombang transmisi
amplitudo besar tetapi Z2 kecil (hampir nol) sehingga dayanya kecil.
Reflektansi:
Pr
R r
2
Pi
Transmitansi:
Pt Z 2
T 2t
Pi Z1
34
Hukum kekekalan energi:
Pr Pt Pi
R T 1
Bukti:
2
Z Z2 Z 2Z1Z 2 Z 2
2 2
R r 1 1
2
Z1 Z 2 Z1 Z 2 2
2
Z 2 2 Z 2 4Z1 4Z1Z 2
T t
Z1 Z1 Z1 Z 2 2
Z1 Z 2 2
sehingga
Z 2Z1Z 2 Z 2
2 2
R T 1 1
Z1 Z 2
2 2
terbukti menjamin hk kekekalan energi (meskipun
35
BAB III
GELOMBANG DALAM MEDIUM ELASTIK
1. PENDAHULUAN
x F z
Jadi hanya ada 3 gaya yang bebeas, masing-masing gaya mempunyai 3 komponen.
Jadi ada 9 komponen.
Komponen stress:
36
Fxx Fyx
y xx xx zx
yz zx
Fxy Fxy Fyy
Fx xy yy zy
Fxx yz xz
Fxz
x Fxz Fyx
xz yz zz
yz zx
z
supaya tidak ada percepatan sudut yang tidak hingga maka resultan momen gaya
harus nol I
Fxy
Fxy x Fyx y
Fyx
xy yzx yx xzy
Fyx xy yx
Fxy
2. REGANGAN/STRAIN
37
du dr dr
u u u
dx dy dz
x y z
dr u
Besaran u disebut tensor deformasi (gradien dari vektor hasilnya adalah tensor).
D u uxi uy j uz k
i j k u x i i j k u y j i j k u z k
x y z x y z x y z
Dij i u j
1
i u j j ui 1 i u j j ui
2 2
Dij ij Rij
ij i u j j ui tensor regangan
38
Interpretasi:
dx
dUx
u x
xx perubahan panjang realtif dUy
x
u y
yy
y
u z dUx
zz
z
dUz
Bila ketiga rusuk mengalami perubahan dalam arah normal (strain normal).
Volume mula-mula V dxdydz
Volume akhir: V dx du x dy du y dz du z
dxdydz 1 xx 1 yy 1 zz
V 1 xx yy zz xx yy xx zz yy zz xx yy zz
Ilustrasi:
u x
1. XX perubahan panjang relatif terhadap panjang semula
x
u y
yy
y
dx dUx u z
zz
z
2. dUy Perubahan volume relatif:
V V
xx yy zz u
V
dUx
dUz
39
1 u y u x 1
2 1 sudutrotasi
1
3. Rxy
2 x y 2 2
Perhatikan bahwa:
dUx
2
Rxy
1
xu z curl menyatakan sudut rotasi
2
dy
1 1 u y u x
dUy
yy regangan
dx 2 x y
Elastis hubungan antara stress dan strain adalah linear (hk. Hooke)
xx A1 xx A2 xy A3 xy A4 yx A5 yy .... A9 zz
xy B1 xx B2 yy ...
40
Contoh:
1. kompresi isotropik
11 22 33 p kompresi (semua tegak lurus
permukaan)
ij 0 , i j
3 2
p p 1 2
B
3e 3 3
catatan: bila modulus bulk kecil, artinya material mudah dikompresi.
Gas dan fluida encer tidak dapat menahan gaya geser (dalam hal ini =0 dan B=)
2. Regangan Tarik
11
11
ij 0 , i, j 0
bila dalam arah x panjangnya bertambah, dalam arah lateral akan terjadi penyusutan.
11 0
41
22 22 0
ij 0 , i, j 0
0 11 2 22 33 (2)
0 11 22 2 33 (3)
Bila dijumlahkan, hasilnya menjadi:
3 11 22 33 2 11 22 33
11 22 33 tidak lain adalah peubahan volume relatif ().
Sehingga:
3 2
kita harus tahu konstanta dan bahan tersebut.
3 2
11 22 33 , maka
11
22 33
2
bila dikurangkan, persamaan (1) dan (2), maka
2 11 2 22
2 11 1
2
maka:
3 2
11
Modulus Young
teganganta rik
Y
11 regangangeser
42
3 2
Y
Modulus Penyusutan
2 3 2
G
22
Poisson Ratio
Y
G 2
Sehingga dan dapat dinyatakan dalam Y dan .
Y Y
21 1 1 2
z
Resultan gaya dalam arah x:
xy xz
F xx dxdydz
x y z
x
x
dengan mengingat xy 2 xy dst
y
xx 2 xx yy zz dst
diperoleh:
xx yy zz xy xz
F 2 2 2 dxdydz
x y z y z
x
u x
xx
x
u y
yy
y
43
... dst
1 u y u x
xy
2 x y
maka dapat dituliskan:
2
2 2 2u x 2u y 2u z 2u y 2u z
x x 2 y 2 z 2 x
F u dxdydz
x 2
x y xz x y x y
F u u dxdydz
2
Hukum Newton:
F ma
u u dxdydz dxdydz 2
2 d 2u
dt
u u 2
2 d 2u
dt
5. PERSAMAAN GELOMBANG P
44
Dan u adalah perubahan relatif volume lokal
Karena itu gelombang P disebut juga dilalatimal vawe.
Untuk gelombang yang merambat dalam arah z,
u x u y u z
.u
x y z
Hanya u z yang berperan (artinya dalam arah z hanya simpangan z yang berperan).
Sehingga .u adalah gelombang longitudinal.
6. GELOMBANG S
2
2 u .u u
t 2
Curl kedua ruas:
2 2
2 u 0 u karena 0
t 2
2
2
persamaan gelombang S dengan laju rambat v s dan u
t 2
Karena , dan adalah konstanta positif, maka v p v s , v p lebih cepat datang dari v s .
45
7. GELOMBANG BUNYI DI UDARA
2 B
2
laju rambat v
B t 2
dx Volume parsial Adx d Adx1
x x
Tekanan P Po Px
Kerapatan o 1 s
dx Karena massa parsial tidak berubah, maka:
o Adx Adx1
x
Sehingga:
1 1 s 1 persamaan kontinuitas
x
1
1
1 s x
46
1
Untuk gangguan kecil s<<1, 1 s
1 s
1 s 1
x
s
x
Perubahan volume relatif:
Adx
V V x
V Adx x
tidak lain dari gradien simpangan.
x
Bila ditulisakan o 1 s o 1 1 o x
x
d 2 2
dx 2 B t 2
d2 2
. .
dx 2 B t 2
d2 2
x x kerapatan gelombang
dx 2 B t 2
B t 2
V V
dx V V
x V x
o o 1 s o 1
x
Po P Po Px
dx
47
2 2
x 2 B t 2
2 2
2
x x x B t 2
2 2
adalah persamaan gelombang simpangan
x 2 B t 2
Po Px
1
Po x
P x
1 1 Px Po
Po x x
Jadi persamaan gelombang untuk P(x):
2 o 2 P
P x
x 2 B t 2
B Po
Semua merambat dengan laju v
o o
Persamaan gas ideal:
o
P RT Po RT
M M
48
Po RT
v
o M
Po
3,32 m cepat rambat bunyi di udara
o s
8. PERAMBATAN ENERGI
49
Maka:
B
ZA t B B
v
o
1
2 2
P2
I ZA B
t Z A x ZA
Jadi intesitas merupakan tekanan kuadrat dibagi impendansinya.
Intensitas sering dinyatakan dengan tingkat intensitas (satuan Bel atau dB).
10 log 10
I
dB
Io
Io adalah intensitas acuan, biasanya diambil pada ambang pendengaran (10-12 w/m2).
50
BAB IV
ANALISIS FOURIER
1. PENDAHULUAN
2. DERET FOURIER
3. TRANSFORMASI FOURIER
5. DELTA DIRAC
6. KONVOLUSI
51
52
BAB V
MODULASI dan DEMODULASI GELOMBANG
1. PENDAHULUAN
Komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena mau
bentuk komunikasi yang paling umum. Bentuk komunikasi tidak terbatas pada suara saja
tetapi dapat berupa bentuk lain, misalnya gambar, simbol atau gerakan-gerakan.
Dari sekian banyak bentuk dan macam komunikasi, tujuan utamanya hanyalah
untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain. Informasi yang diberikan
komunikasi data, informasi yang diterima dapat diperlakukan dan ditanggapi penerima
sebagai apa saja, baik hanya sebagai tulisan biasa, perintah, gambar atau yang lainnya.
Suatu sistem komunikasi paling sedikit terdiri dari tiga komponen yaitu : sumber,
informasi yang akan dikirimkan ke pihak lain. Dalam hal komunikasi data
sebagai sumber ini dapat berupa instrumen yang menghasilkan data, misalnya
alat ukur atau dapat juga berupa pemroses data seperti komputer.
2. Penerima (Receiver), yaitu sasaran dari informasi yang disampaikan oleh sumber.
53
3. Media, yaitu sarana bagaimana suatu informasi itu dapat disampaikan dari
melalui kabel-kabel konduktor, hal ini berarti data yang dikirim berupa sinyal
listrik. Atau melalui udara, yang berarti data yang dikirim berupa gelombang
radio. Dari segi media transmisi ini banyak sekali yang menjadi bahan
DATA
Komunikasi baru akan terjadi jika komponen minimal di atas tersedia dan diantara
berjalan lancar. Pada komunikasi data ketentuan ini mengatur juga bagaimana
memperlakukan data yang diterima, sebagai berita, perintah, atau apa saja. Ketentuan-
ketentuan ini juga akan membatasi ruang lingkup dari komunikasi. Pihak yang tidak
Komunikasi data sudah banyak dimanfaatkan pada berbagai bidang. Secara umum
54
1. Pengumpulan Data (Data Collection). Data dari bebarapa tempat (remote
program atau file. Data yang dikirimkan ke sistem komputer ini langsung
diproses dan hasilnya segera dapat diterima. Mungkin juga terjadi dialog dengan
program yang sama secara bersama-sama dengan pemberian jatah waktu pada
masing-masing pemakai.
program atau data untuk disimpan di pengolah pusat. Program atau data tersebut
6. Pemrosesan dan Kontrol (Real Time Data Processing and Control Process).
Hasil proses dikehendaki dalam waktu yang sesuai dengan kepentingan proses
tersebut.
7. Pertukaran Data
Komunikasi data sering dihubungkan sebagai komunikasi mesin ke mesin. Pada saat
ini mesin-mesin banyak memanfaatkan energi listrik sehingga proses kerja mesinnya
55
juga adalah proses listrik atau elektronik. Demikian pula, data-data diungkapkan
Ada dua cara untuk mengungkapkan data dalam bentuk besaran listrik yaitu cara
2. MODULASI GELOMBANG
Proses modulasi dilakukan terhadap sinyal informasi karena keterbatasan dari sinyal
informasi tersebut. Sinyal informasi yang dilewatkan langsung melewati suatu media
(transmisi) akan banyak dipengaruhi oleh keadaan media yang bersangkutan bahkan pada
= A Sin (t + )
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang menjadi dasar dari
disesuaikan dengan sutu pola tertentu, maka pola tersebut akan selalu berada dalam
Dari tiga variabel di atas yang dapat diubah-ubah tersebut terkenal tiga macam
56
MODULASI AMPLITUDO
amplitudo gelombang pembawa tidak tetap, berubah-ubah sesuai pola yang mengubahnya
(gelombang modulasi).
c(t) = A1 Sin 1t
m(t) = A2 Sin 2t
dimana,
A(t) = A1 [1 + m (t)]
Terlihat dari persamaan gelombang modulasi amplitudo di atas ada satu suku yang
tidak mengandung informasi. Hal inilah yang menjadikan modulasi amplitudo memiliki
57
Modulasi Gelombang Kotak Modulasi Gelombang Sinusoid
MODULASI FREKUENSI
pembawa akan diubah-ubah sesuai dengan pola dari gelombang modulasi. Dari segi
teknik modulasi ferkwensi adalah lebih sulit dibanding modulasi amplitudo, tetapi dari
Dalam hal ini modulasi frekuensi salah satu modulasi sudut merupakan proses
pengubahan sudut fasa dari gelombang pembawa (carrier) menurut gelombang modulasi.
Oleh karena itu modulasi bersifat non-linear dan tidak dapat diuraikan dengan prinsip
i = c + K(t)
58
dengan : c = frekuensi pembawa tanpa modulasi
K = suatu konstanta
matematika akan lebih sulit ditentukan karena disini hanya dapat membahas mengenai
frekuensi gelombang sinus jika frekuensi adalah konstan dan gelombang sinus
berlangsung untuk seluruh waktu. Walau demikian akan dicoba pula membahas frekuensi
yang berubah-ubah.
Misalkan sinyal pembawa yang tidak dimodulasi dinyatakan sebagai suatu fungsi
sinusoid :
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa sesungguhnya yang dibahas hanya mengenai
sinus atau cosinus dari suatu sudut. Artinya jika sudut berubah-ubah secara linear dengan
waktu, maka frekuensi juga akan berubah-ubah secara linear. Jadi dapat secara khusus
d
dt
Akan tetapi jika sudut (t) tidak berubah secara linear dengan waktu persamaan
diatas digunakan dalam bentuk standar dengan suatu suku frekuensi tertentu. Untuk
mengatasi kesulitan ini perlu didefinisikan suatu frekuensi sudut sesaat yang merupakan
59
d (t )
i c K m (t )
dt
(t ) ( c K m (t )dt c t K m (t )dt
FM (t ) ACos ( c t K m (t )dt )
Hal ini berhubungan dengan suatu sistem modulasi fasa dimana gelombang
pembawa berubah-ubah secara linear dengan sinyal pemodulasi yang hasil modulasinya
disebut modulasi sudut. Modulasi fasa dan modulasi sudut dapat dipandang sebagai
kasus-kasus istimewa dari modulasi sudut. Dalam modulasi fasa maka fasa pembawa
frekuensi maka frekuensi pembawalah yang akan berubah-ubah dengan integral sinyal
pemodulasi
MODULASI FASA
60
Secara garis besar modulasi fasa hampir sama bentuknya dengan modulasi frekuensi.
Bentuk gelombang termodulasi fasa akan terlihat sebagai gelombang yang berubah-ubah
pembawa tidak terbatas, tetapi pada modulasi fasa terbatas karena sudut fasa tidak dapat
3. DEMODULASI FREKUENSI
memberikan tegangan atau arus yang amplitudonya berbanding lurus atau linear dengan
Dalam proses modulasi frekuensi dengan pembeda frekuensi ada dua tipe yaitu :
61
FM (t ) ACos (t ) ACos ( c t k m (t )dt )
dengan :
(t ) c t k m (t )dt
i = c + Km(t)
Selanjutnya jika mengimbangi suku konstan c maka akan diperoleh keluaran m(t)
yang diinginkan. Dari kedua persamaan diatas tampak bahwa i dapat dibangkitkan
dd (t ) d
ASin (t )
dt dt
A c k (t )Sin (t )
Maka ungkapan ini memberikan bentuk yang sama dengan sinyal AM, yang
selubungnya adalah :
k (t )
Ac k (t ) Ac 1
c
k (t )
dimana simpangan frekuensi = k(t) << c jadi dapat diabaikan, maka :
c
dc (t )
A c Sin (t )
dt
0 (t ) A c Sin ( c t 0 )
ACos ( c t 0 )
ACos (t )
62
Artinya selubung tidak pernah menuju nol, yang pada kenyataannya berubah-ubah
hanya sedikit di sekitar kuantitas rata-rata Ac. Dengan demikian akan diperoleh (t)
dc (t )
dengan penemuan selubung seperti ditunjukkan gambar 2-7 di bawah ini :
dt
1V
-1 V
fi MHz
100,09
100,00
99,91
1 mS
63
DAFTAR PUSTAKA
1. M. O. Tjia, Gelombang Untuk Universitas, 1993
2. H. J. Pain, The Physics of Vibrations and Waves, Wiley, England, 1992
64