Cairan PBL Skenario 1
Cairan PBL Skenario 1
Cairan Intrasel
Cairan Intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volumenya lebih kurang
33% berat badan (dua pertiga dari air tubuh total / 60% air tubuh total). Kandungan air intrasel
lebih banyak dibanding ekstrasel. Dalam CIS, kation utama adalah kalium, sedangkan anion
utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+, dan PO42- merupakan solut yang dominan untuk
menimbulkan efek osmotic pada CIS. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik. Konsentrasi
ion Ca2+ CIS sangat rendah.
Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri
dari:
Cairan interstisium atau cairan antar-sel, yang berada di antara sel-sel
Cairan intra-vaskular, yang berada di dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air
dari plasma darah
Cairan trans-sel, yang berada pada rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor
serebrospinal), bola mata, sendi, getah pencernaan*. Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit
Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma melalui sistem
limfe, tempat cairan tersebut disaring melalui kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan
imun* (*Sherwood, L, 2001, dan UPK-PKB FKUI. 2008)
LO 1.2. Fungsi Cairan
Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi
serta proses perbaikan sel. Selain itu, CIS juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai
fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas
CES.
Sedangkan CES berperan sebagai:
Pengantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan
regulator hormon / molekul)
Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami
detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel
LI 2. Memahami dan menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi)
LO 2.1. Definisi Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya
elektrolit (natrium) atau berkurangnya jauh melebihi berkurangnya natrium di CES. Akibat dari
keadaan ini akan terjadi peningkatan natrium dalam CES sehingga CIS akan masuk ke CES
(volume CIS berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan CIS dan CES secara
bersamaan (pengurangan volume suhu tubuh total); 40% dari cairan yang hilang berasala dari CES
dan 60% berasal dari CIS. (UPK-PKB FKUI. 2008)
LO 2.2 Etiologi Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat berlebihan, muntah, diare
(walaupun dalam keadaan-keadaan tersebut baik air dan zat terlarut keluar, namun jumlah air yang
keluar relatif lebih banyak, sehingga zat terlarut yang tertinggal menjadi lebih pekat), penguapan
dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), atau diuresis osmotik; yang
kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat juga terjadi
pada keadaan masuknya CES ke CIS secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan
berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. (UPK-PKB FKUI. 2008 dan
Sherwood, L, 2001)
LO 2.3. Klasifikasi Dehidrasi
Dewasa (70 kg)
Dehidrasi Ringan 4% BB (2,8 kg)
Sedang 6% BB (4,2 kg)
Berat 8% BB (5,6 kg) (Leksana, E. 2004)
LO 2.4. Patofisiologi Dehidrasi
Pada keadaan dehidrasi, akan terjadi hipernatremia karena cairan yang hilang atau keluar
adalah cairan yang hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan keluarnya air melalui keringat,
penguapan dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), diuresis
osmotik yang ke semanya disertai oleh rasa haus dengan gangguan akses cairan. Atau dapat terjadi
bila CES masuk ke CIS secara berlebihan pada kejang hebat atau setelah melakukan latihan berat.
Atatu dapat terjadi juga bila asupan cairan natrium hipertonik yang berlebihan.
Makan dan minum menggunakan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri
Dari Jabir bin Aabdillah radhiyallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga
makan dengan tangan kiri. (HR Muslim no. 2019)
Dari Umar radhiyallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika
salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan
tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan
kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan
menggunakan tangan kirinya. (HR Muslim no. 2020)
Imam Ibnul Jauzi mengatakan, karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang
hal-hal yang najis dan tangan kanan untuk makan maka tidak sepantasnya salah satu tangan
tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain. (Kasyful Musykil, hal
2/594)