Anda di halaman 1dari 18

Jarak Fokus Lensa Cembung (O4)

Kelompok 1

Awang Krisnha T. P. 1111 100 066


Nadhilah Savetri 1112 100 107
Novia Dwi Lestari 1113 100 023
Badri Gigih S. 1113 100 100
Lutfia Fitria Ningsih 1114 100 028
M. Rifki Hidayat 1115 100 012

Jurusan Fisika
FMIPA, ITS, Surabaya
2017
Teori

Gambar 1. Pembentukan bayangan lensa cembung


Teori

Gambar 2. Prinsip pengukuran spherometer


Teori

Bayangan yang dihasilkan lensa cembung dengan fokus f pada layar:


Jika objek pada jarak antara sumber dan f, bayangannya nyata, terbalik,
dan diperkecil

Jika objek pada jarak antara 2 kali f, bayangannya nyata, terbalik, dan
diperbesar.

Gambar 3. Bayangan objek saat objek di antara sumber dan f Gambar 4. Bayangan objek saat objek di antara 2 kali f
Metodologi

Tujuan percobaan:
Menentukan jarak fokus lensa cembung (konveks).

Percobaan:
1) 1 lensa dengan bayangan diperbesar dan diperkecil
2) 2 lensa dengan bayangan diperkecil.
Serta untuk mengetahui apakah benar nilai f yang didapat dari
percobaan, dilakukan pengukuran lensa menggunakan Sperometer.
Metodologi

Gambar 5. Flowchart percobaan lensa


Metodologi

Gambar 6. Skema Percobaan 1 dan 2

Gambar 7. Skema Percobaan 3


Metodologi

Gambar 8. Flowchart percobaan sperometer Gambar 9. Pengukuran f lensa dengan sperometer


Data
Data

Contoh perhitungan dari data yang diperoleh, misal pada lensa 1:

Menghitung f pada 1 lensa


Diketahui: Jarak objek ke lensa (S0) = 50,2 cm Ditanya: Fokus (f) = ?
Jarak lensa ke layar (Si) = 34 cm
Penyelesaian :
1 1 1 1706,8
+ = =

0 84,2

1 1 1
+ = = 20,27078.
50,2 34

50,2+34 1
=
1706,8
Data

Menghitung f pada 2 lensa


Diketahui: Jarak objek ke layar (D) = 32,3 cm Ditanya: Fokus (f) = ?
Jarak layar ke lensa (d) = 19 cm
Penyelesaian :
2 2 782,9
= = 129,2
4

32,32 192 = 5,3


= 432,3

1043,29361
= 129,2
Pembahasan

Perolehan data percobaan 1 terdapat satu data yang nilai


perbandingan perbesarannya tidak sama. Secara teori harusnya
sama, pada praktiknya hal ini dapat terjadi karena kurangnya
ketelitian dalam melakukan pengukuran.
Pada perolehan data percobaan 2 nilai jarak fokus yang dihasilkan
dari setiap pengukuran dengan pengukuran yang lain tidak sama.
Hal ini dikarenakan saat melakukan percobaan nilai dari D dibuat
tetap padahal nilai d dirubah-rubah. Dengan begitu maka nilai akan
berubah-ubah pula.
Pembahasan

Seharusnya bayangan paling terang dan jelas didapatkan ketika 2


lensa sama-sama digeser akan tetapi nilai d atau jarak antar lensa
haruslah tetap sama meskipun posisi lensa berubah.
Lalu ketika dibandingkan antara jarak fokus yang dihasilkan dengan
menggunakan percobaan 1 dan 2, diperoleh nilai focus berbeda
karena berdasarkan spirometer nilai fokus dari lensa 1 dan lensa 2
adalah berbeda .
Pembahasan
Simpulan

Nilai dari jarak fokus dengan sistem satu lensa perbesaran dan
perkecilan yaitu 20,1 untuk perbesaran dan 19,96 untuk perkecilan
Nilai fokus berdasarkan percobaan sistem dua lensa yaitu 4,5 cm
Nilai fokus lensa dengan menggunakan sperometer yaitu 22,4 cm
untuk lensa 1 dan 27,23cm untuk lensa kedua.
Daftar Pustaka

[1] Ganjanti, Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optik . Jakarta: Salemba.
[2] Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Gelombang & Optik. Bandung : ITB.
[3] Purwoko dan Fendi. 2009. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
[4] Serway.2010.Physics For Scientist and Engineers with Modern Physics Eight Edition.USA: Brooks/Cole.
[5] Anderson, E. E. (2005). Introduction To Modern Physics. New York: Saunders College Publishing.
[6] Jati, Bambang Murdaka. 2000. Fisika Dasar Listrik Magnet, Optika dan Fisika Modern. Yogyakarta: CV ANDI.
[7] Bueche, Frederick J. 1989. Fisika Edisi VIII. Jakarta: Erlangga.
[8] Meschede, Dieter. 2004. Optics, Light and Lasers. WILEY-VCHVelbg GmbH &CO,KgaA.
[9] Soeharto.1992. Fisika Dasar II. Jakarta: Gramedia.
[10] Halliday. Resnick. 1996. Fisika Dasar Jilid II. Jakarta : Erlangga.
[11] Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
[12] Sutisna. 2001. Fisika Dasar 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
[13] Arkundato. 2007. Fisika Dasar 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
[14] Giancoli, Douglas C.2001.Fisika jilid 2. Jakarta : Erlangga.
[15] Yong, Freedom. 2003. Fisika Universitas jilid 2. Jakarta : Erlangga.
[16] Alonso,M.1992.Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua.Jakarta : Erlangga.
[17] Soedojo,P.1992.Azas-Azas Fisika Jilid Tiga Optika. Yogyakarta:Gjah Mada University Press.
[18] Yulianti,N.1997.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember :Universitas Jember.
[19] Zemansky,S.1994.Fisika Untuk Universitas Mekanika Panas,Bunyi.Jakarta: Binacipta.
ASDFGHJ

Anda mungkin juga menyukai