Anda di halaman 1dari 4

A.

Arbitrase
cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan
para pihak setuju pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang
bersengketa
Indonesia masih dianggap terlalu nasional terkait dengan arbitrase dan dianggap sulit
untuk dapat melaksanakan putusan arbitrase internasional.
1. Arbiter
Arbiter adalah seorang seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase,
untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase. Tetapi arbiter dapat mengambil suatu keputusan
tentang mana yang salah dan mana yang benar, kemudian mengintrusikan pada para
pihak untuk menaati segala keputusan yang diambil kemudian didaftarkan kepada
Pengadilan Negeri untuk pelaksanaan eksekusi. Yang dapat bertindak sebagai arbiter
di atur dalam Pasal 12 ayat 1 Undang undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa mengenai syarat pengangkatan arbiter harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Cakap melakukan tindakan hukum.
Berumur paling rendah 35 tahun.
Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai
dengan derajat kedua dengan salah satu pihak bersengketa.
Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas
putusan arbitrase.
Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bindangnya
paling sedikit 15 tahun.
2. KELEBIHAN ARBITRASE
Kerahasiaan sengketa
Terdapat win-win solution
Prosen dan penyelenggaraan Arbitrase yang ditempuh telah dipilih oleh para
pihak
Putusan Final dan Binding
3. KELEMAHAN ARBITRASE
Bergantung pada kemampuan Arbiter
Memerlukan perintah Pengadilan untuk mengeksekusi putusan arbite bagi
pihak yang tidak mau melaksanakan putusan tersebut
Pelaksanaan putusan asing masih sulit
Tidak preseden putusan terdahulu
B. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan proses penyelesaian sengketa alternatif dan melibatkan pihak
ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan sengketa. Konsiliator dalam proses
konsiliasi harus memiliki peran yang cukup berarti. Konsiliator berkewajiban untuk
menyampaikan pendapat-pendapatnya mengenai duduk persoalannya. Dalam
menyelesaikan perselisihan, konsiliator memiliki hak dan kewenangan untuk
menyampaikan pendapat secara terbuka dan tidak memihak kepada yang bersengketa.
Selain itu, konsiliator tidak berhak untuk membuat putusan dalam sengketa untuk dan
atas nama para pihak, sehingga keputusan akhir merupakan proses konsiliasi yang
diambil sepenuhnya oleh para pihak dalam sengketa yang dituangkan dalam bentuk
kesepakatan antara para pihak.
KO NSILIASI M ediasi

H ukum acara lebih Tidak ada


form al; ketentuan m engikat
Ada tahapan- m engenai hukum
tahapan tertentu acara m ediasi,
yang harus dilalui; sehingga
M em iliki dasar pelaksanaannya
hukum sehingga lebih fleksibel
lebih rigid; dibandingkan
konsiliasi.

KONSILIATOR MEDIATOR

Terdapat syarat- Tidak ada syarat


syarat tertentu yang formal. Seseorang
harus dipenuhi untuk yang belum pernah
menjadi konsiliator; mengikuti pelatihan
Konsiliator pada mediasi pun boleh
umumnya adalah menjadi mediator
seorang ahli yang apabila para pihak
bersertifikasi dan yang bersangkutan
memiliki keahlian di menerimanya.
bidang tertentu.

C. Mediasi
Mediasi sendiri memiliki arti sebagai upaya penyelesaian konik dengan melibatkan
pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan
yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian dalam bentuk
solusi.

PERMA 1 TAHUN 2016


proses penyelesaian sengketa di pengadilan melalui perundingan antara pihak yang
berperkara, dilakukan oleh para pihak dan dibantu oleh seorang mediator yang
berkedudukan dan berfungsi sebagai pihak ketiga yang netral dan tidak memihak
(imparsial) dan berfungsi sebagai pembantu atau penolong (helper) yang mencari
berbagai kemungkinan atau alternatif penyelesaian sengketa yang terbaik dan saling
menguntungkan kepada para pihak.
1. Unsur penting
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan.
Mediator terlibat dan diterima para pihak yang bersengketa didalam
perundingan.
Mediator bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian.
Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan selama
perundingan berlangsung.
Tujuan mediasi adalah untuk mencapai atau menghasilkan
kesepakatan yang diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri
sengketa

D. Negosiasi
Tegantung itikad baik para pihak, karena kebanyakan kedudukan tidak seimbang
misal dalam pabrik, pasti ada salah satu pihak yang lebih tinggi kedudukannya
1. Mekanisme Negosiai
Persiapan
Melakukan konsolidasi dengan pihak lawan; Mempersiapkan agenda atau
materi atau persoalan apa yang perlu dinegosiasikan; Menetapkan tujuan
dan target yang akan dicapai; Mempelajari siapa pihak lawan (kepribadian,
sifat, karakter, reputasi); Alasan mengapa negosiasi diperlukan;
Kualitas hubungan di antara para pihak.
Berlangsungnya Negosiasi
Pernyataan pembuka dari negosiator; Menetapkan persoalan;
Menetapkan posisi awal (opening gambits); Memberikan argumentasi;
Menyelidiki kemungkinan respon pihak lawan; Pemberian konsesi;
Menetapkan proposal; Menetapkan dan menandatangani persetujuan.
Tahap Akhir
Mengambil kesimpulan apa saja yang telah disepakati dalam tahap kedua
dalam bentuk tertulis; Menindaklanjuti atau menjalankan kesepakatan;
Membentuk tim monitoring/evaluasi pelaksanaan.
2. Prinsip Negosiasi
Pisahkan antara pelaku dengan masalah
Fokus pada kepentingan, bukan posisi
Ciptakan pilihan untuk hasil yang mutual
Tekankan pada kriteria yang bersifat objektif
3. Teknik Negosiasi
lima teknik negosiasi:
Teknik negosiasi kompetitif:
Teknik negosiasi kooperatif:
Teknik negosiasi lunak (soft):
Teknik negosiasi keras (hard):
Teknik negosiasi interest based:
E. Konsultasi
Boleh lebih dari 1 konsultan yang didatangi, hasil konsultasi tidak mengikat, jadi
tergantung sama orangnya sendiri. Kekuranganya apabila menggunakan pendapat
konsultan tidak ada perlindungan hukumnya
1. Mekanisme Konsultasi
Adanya kasus atau isu dari salah satu atau kedua belah pihak yang
membutuhkan penyelesaian sengketa
Advokat menerangkan terlebih dahulu pola penyelesaian, alternatif
penyelesaian sengketa, dan konsekuensi bagi para pihak.
Advokat mulai mengambil langkah hukum yang adil bagi parap pihak
seperti memperjelas posisi kasus dan kaitannya saksi-saksi yang ada.
Advokat memberikan jalan keluar pilihan dan penyadaran hukum agar
sengketa tidak sampai meja hijau.
Keputusan penyelesaian sengketa tetap ada di tangan para pihak yang
bersengketa tersebut.
2. Kedudukan Legal Opinion
Legal Opinion adalah suatu dokumen tertulis yang dibuat oleh advokat untuk
kliennya dimana advokat tersebut memberikan/ menuangkan pandangan atau
pendapat hukum sebagaimana yang diterapkannya terhadap suatu fakta hukum
tertentu dan untuk tujuan tertentu.
Legal opinion yang dibuat oleh advokat tidak mengikat klien atau pihak-pihak
yang meminta Legal opinion untuk melaksanakan sebagian atau seluruh isi dari
Legal opinion.
Keputusan untuk mengambil atau tidak mengambil tindakan berdasarkan
Legal opinion, sepenuhnya tergantung dari klien yang bersangkutan dan menjadi
tanggung jawab dari pengambil keputusan.
3. Fungsi Legal Opinion
Fungsi Legal Opinion pada intinya memberikan edukasi kepada klien,
menjelaskan posisi hukum di dalam kasus yang diajukan klien yang tujuannya
adalah untuk meminimalisir kerugian yang akan timbul di kemudian hari
4. Perbedaan dengan APS lainnya
Konsultasi :
suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu (klien)
dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana pihak konsultan
memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan
kliennya.
Negosiasi : Upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui
proses pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar
kerja sama yang lebih harmonis dan kreatif
Konsiliasi :penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan
kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima
Mediasi : cara penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu
oleh mediator.
Penilaian Ahli :pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis
dan sesuai dengan bidang keahliannya

Anda mungkin juga menyukai