Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENDIRIAN APOTEK SWB

DISUSUN OLEH :

Iqlima Swandi 1408010131

Sir Sefti Anggi D 1408010132

Nike Intan N 1408010133

Ibnu An Nafis 1408010134

Rosyana Eka R 1408010136

Elmalana 1408010137

Zahra Muftia 1508010113

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
SWB PHARMA
Jl. Raya Karanganyar-Bobotsari, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2003,
definisi apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan
perbekalan kesehatan lainnnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang
apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan kesehatan
kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan
swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah
apotek.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaannya mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan ( patien oriented) dan unit bisnis
(profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek
adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi fungsi apotek sebagai institusi bisnis,
apotek bertujuan bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasional nya juga
tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang fokus pada
pasien yang bertujuan pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan
aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu
menempatkan profesinya diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat.
Dalam mendirikan sebuah apotek, keberadaan apotek sangat penting. Saat ini
jumlah jumlah apotek yang berdiri di kecamatan-kecamatan masih terbatas sehingga
masyarakat sulit untuk mendapatkan obat, informasi obat serta pelayanan kesehatan
yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan didirikannya
apotek dapat memperluas akses obat murah dan terjamin kepada masyarakat serat
bertujuan juga untuk menerbitkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta
memberikan kesempatan kepada apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian.

B. TUJUAN
Tujuan pendirian apotek antara lain :
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan informasi akan pembekalan
farmasi (obat, bahan obat dan alat kesehatan) termasuk memberikan edukasi dan
konsultasi kesehatan kepada pasien.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional
dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).

C. VISI DAN MISI


1. Visi
Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,
berkualitas dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan karyawan.
2. Misi
a. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Melaksanakan Pharmaceutical Care secara profesional.
c. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.
d. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien.
e. Melaksanakan sistem manajemen yang efektif dan efisien.
D. STRATEGI
Strategi dari apotek antara lain :
1. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat sehingga mampu meningkatkan
pendapatan dan mempercepat tercapainya keuntungan yang besar.
2. Menjamin terapi obat yang diberikan kepada pasien tepat, efektif, nyaman dan
aman.
3. Membuka praktek Apoteker bagi masyarakat yang membutuhkan informasi obat
yang digunakan secara khusus.
4. Memberikan KIE kepada pasien.
5. Meningkatkan kualitas kinerja karyawan dan memberlakukan sistem reward dan
punishment bagi seluruh karyawan.
6. Merancang standar operasi prosedur dan standar organisasi kerja.
7. Melakukan efisiensi biaya pengobatan.
8. Melakukan sosialisasi dan edukasi peranan apoteker kepada masyarakat serta
informasi obat.

E. ASPEK-ASPEK APOTEK
1. Nama dan Alamat Apotek
Apotek yang akan didirikan bernama SWB Pharma terletak di Jl. Raya
Karanganyar-Bobotsari, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, lokasi apotek yang
strategis dan akan mendukung keberhasilan apotek dan kaitannya dengan profit.
2. Denah Lokasi: terlampir
3. Data-data pendukung:
a. Kepadatan Penduduk
Apotek SWB Pharma berada di daerah dengan kepadatan penduduk
yang lumayan tinggi, berada di daerah pasar, dekat dengan perumahan warga
dan sekolah.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Apotek SWB Pharma berada di lingkungan yang tingkat pendidikan
masyarakatnya sedang, mengingat penduduknya sebagian besar petani,
pegawai, siswa, mahasiswa dan wiraswasta. Tingkat kesadaran akan kesehatan
masyarakat sedang. Tingkat ekonomi & konsumsi penduduk secara umum
cenderung menengah kebawah.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat Praktek
dokter umum, mantri, bidan, Puskesmas Karanganyar.
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek ada 1 jaraknya 5 km. Dengan melihat lokasi yang
strategis maka diharapkan apotek dapat berkembang degan cepat.
e. Situasi dan Kondisi Apotek
Lingkungan Apotek SWB Pharma relatif ramai karena berada di
daerah perumahan penduduk. Serta mudah dijangkau karena terletak di jalur
ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk berangkat bekerja maupun
mengantar anaknya sekolah dan memiliki area parkir luas.

F. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai di
bidangnya, oleh karenanya diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif
dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Apotek SWB merekrut 3
karyawan dengan susunan sebagai berikut :
Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
Apoteker pendamping : 1 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :
1. Jam kerja 08.00-22.00, dibagi menjadi 2 shift masing-masing 7 jam, yaitu jam
08.00-15.00 dan jam 15.00-22.00 (hari Minggu dan hari libur tutup).
2. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)
3. Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri. Kerjasama
antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang
kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya
diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa
memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Untuk itu kemampuan manajerial
dari Apoteker sangat diperlukan.
A. Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek

Tugas dan kewajiban apoteker pengelola apotek :

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek.


2. Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek
yang meliputi beberapa bidang antara lain :
a Pelayanan kefarmasian
b Administrasi dan keuangan
c Ketenagaan atau personalia
d Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
3. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas
apotek

Tanggung jawab apoteker pengelola apotek : APA bertanggung jawab atas


kelancaran segala bidang kegiatan dalam apotek serta bertanggung jawab
terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.
b. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban apoteker pendamping :
1 Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
2 Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting yang
mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.

Tanggung jawab dan wewenang apoteker pendamping : Apoteker pendamping


bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai apoteker pendamping. Berwenang mengelola seluruh kegiatan di apotek
sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.

c. Asisten Apoteker
Tugas dan kewajiban asisten apoteker :
1. Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi :
a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep)
sesuai petunjuk pimpinan apotek.
b. Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan meracik.
c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
d. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (Narkotika,
Psikotropika, Statistika resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluwarsa.
e. Mendata kebutuhan obat dalam buku defekta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian.
f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,
mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar
harga tetap up to date.
g. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan dan
peracikan obat.
h. Mengelompokkan dan menata obat sesuai indikasinya.
2. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain
sebagainya.

Tanggung jawab dan wewenang asisten apoteker : Bertanggung jawab kepada


pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang diselesaikannya. Berwenang
melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan
apotek.
B. Standard Operating Procedure (SOP)
SOP PELAYANAN OTC
1. Pasien datang.

2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan.
3. Tanyakan terlebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
4. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan meliputi (nama obat, jumlah obat).
6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, dan cara
penggunaan, bila perlu efek samping yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat.
7. Untuk pelayanan obat keras tanpa resep dokter, lakukan pencatatan nama
pasien dan alamat serta nomor telepon pasien.

SOP PELAYANAN OWA


1. Pasien datang.

2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan.
3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya.
4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah).
5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan, maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien.
6. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas.
8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat.
9. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
10. Buat catatan khusus tentang pasien.
SOP PELAYANAN RESEP

1. Menerima resep pasien.


2. Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetik, dan klinik.
3. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
4. Pasien diberi no antrian.
5. Tulis no struk pada resep dan satukan resep dengan no struk.
6. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan no struk.
7. Siapkan obat sesuai dengan resep.
8. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat.
9. Buat etiket dan cocokkan dengan resep.
10. Teliti kemSumber resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan
resep dan kuitansi.
11. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah pemakaian obat.
12. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
13. Buat catatan khusus tentang pasien.

SOP MERACIK OBAT


1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik.
2. Buatlah instruksi meracik meliputi no resep, nama pasien, jumlah dan cara
pencampuran.
3. Siapkan etiket dan wadah obat lalu sertakan bersama obat dan instruksinya
untuk diracik.
4. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan atau masker.
5. Siapkan obat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada struknya.
6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka siapkan lebih dahulu.
7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan hati-hati.
8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
9. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian
serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
10. Bersihkan peralatan dan meja racik setelah meracik selesai.
11. Cucilah tangan sampai bersih.
SOP KONSELING OTC
1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalaminya.
2. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
3. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan.
4. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya.
5. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila ada
yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan
melengkapinya.
SOP KONSELING OWA

1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan


sudah berapa lama pasien mengalaminya
2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai
untuk pasien maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien.
3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi , cara penggunaan, bila ada yang kurang atau salah
maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya.
4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan.
6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk maka
sebaiknya pasien dirujuk ke dokter .
7. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi.
8. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
9. Buat catatan khusus tentang pasien.
10. Memberitahukan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi
dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

SOP KONSELING RESEP


1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan dengan data pasien.
2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada
pasien tentang keluhan yang dialaminya.
3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut.
4. Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat meliputi
dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan.
5. Menanyakan kemSumber tentang semua informasi yang telah disampaikan
untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan
penggunaan obat.
6. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara
penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien
7. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter apabila dirasa ESO cukup berat
dan mengganggu.
8. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi.
9. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
10. Buat catatan khusus tentang pasien.

SOP PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN BARANG


1. Saat barang datang dari PBF.
2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED).
3. Cek kondisi barang (rusak/pecah, tersegel atau tidak).
4. Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dilengkapi dengan
no. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek.
5. Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek.
6. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer.
7. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak.
8. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer.
9. Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya.
10. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.

G. PELUANG DAN PROSPEK PEMASARAN


Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan
mandiri masyarakat (Swamedikasi), maka pendirian Apotek SWB Pharma
mempunyai prospek pemasaran yang cukup bagus karena:
1. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman penduduk,
Komplek pemukiman warga (Kecamatan Karanganyar), komplek pendidikan
(SMA Maarif NU Karanganyar, SMP N 1 Karanganyar, SD N 2 Karanganyar),
Bank BRI, Bank Surya Yudha, Kantor Pos Kecamatan, Kantor Kecamatan
Karanganyar serta Pukesmas Karanganyar.
2. Letak apotek yang strategis di dekat dengan jalan raya dan perempatan jalan pusat
keramaian.
3. Lingkungan calon Apotek relatif aman.
4. Penerapan staretegi pemasaran yang mengedepankan citra apotek yang lebih
ekonomis, informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan kenyamanan
bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di Apotek.
5. Menyediakan pelayanan kesehatan seperti : pelayanan dan konsultasi obat dengan
apoteker (konseling), menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB dan gula
darah).

H. ANALISIS SWOT
a. Strength (Kekuatan)
1 Ketersediaan obat, bahan obat di apotek SWB Pharma relatif lengkap sesuai
kebutuhan masyarakat yang mampu mencapai kepuasan pelanggan sehingga
akan meningkatkan omset apotek.
2 Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
3 Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat, cermat
dan cepat.
4 Letak/lokasi apotek mudah dijangkau (denah terlampir)
5 Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan
pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
6 Apoteker SWB Pharma menerapkan konsep pelayanan kefarmasian No
Pharmacist No Service
7 Jarak apotek SWB lebih dekat dengan Puskesmas Karanganyar jika
dibandingkan apotek-apotek pesaing dan mudah dijangkau dari segala arah.
8 Jalan di depan apotek merupakan jalur alternatif menuju beberapa sekolah.
9 Apotek dekat dngan tempat praktek bidan.
10 Apotek dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan dan bank.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Karena apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai
langganan yang loyal.
2. Pelayanan agak lama karena apoteker masih baru.
3. Membutuhkan waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk memperoleh
pelanggan yang loyal dan tingkat ekonomi dan konsumsi yang cukup rendah
(menengah kebawah).
c. Opportunities (Kesempatan)
1. Potensi daerah
Jumlah penduduk tinggi karena merupakan daerah pemukiman penduduk dan
pusat pemerintahan kecamatan. Komplek perumahan, komplek pendidikan
(SMA Maarif NU Karanganyar, SMP N 1 Karanganyar, SD N 1
Karanganyar), kantor pos, kantor kecamatan, bank, puskesmas Karanganyar.
2. Lokasi daerah
Calon lokasi apotek SWB Pharma strategis karena terletak di Sebelah jalan
raya yang merupakan akses utama masyarakat untuk ke kantor kecamatan
sehingga mempermudah masyarakat untuk mengakses obat, yang dulunya
susah karena hanya ada 1 apotek pesaing lainnya sehingga masyarakat tidak
perlu jauh-jauh untuk memperoleh obat lagi apabila di apotek pesaing tidak
terdapat obat yang diinginkan karena dekat dengan puskesmas serta praktek
bidan.
d. Threats (Ancaman)
Ada 1 Apotek kompetitor di daerah tersebut, dimana jarak antara Apotek berada
5 km, serta beberapa toko besar.

I. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


1. Potensi pasar
karena merupakan daerah pemukiman penduduk dan pusat pemerintahan
kecamatan. Komplek perumahan, komplek pendidikan (SMA Maarif NU
Karanganyar, SMP N 1 Karanganyar, SD N 1 Karanganyar), kantor pos, kantor
kecamatan, bank, puskesmas Karanganyar.
2. Perkiraan konsumen:
a. Resep
b. Konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain.
3. Market Share
a. Jumlah pesaing terdekat di sekitar apotek SWB Pharma : 1 apotek yang
berjarak 5 km.
b. Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek SWB Pharma setiap hari sebanyak
7 pembelian resep, 50 pembelian OWA dan 150 obat bebas

J. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN


Strategi dari Apotek SWB Pharma antara lain:
1. Penetapan harga yang kompetitif dengan apotek yang ada di sekitar
2. Kerja sama dengan dokter dalam pelayanan kesehatan guna meningkatkan
keberhasilan terapi yang rasional (Rencana setelah 1 tahun apotek berdiri).
3. Sosialisasi ke warga di sekitar apotek melalui penyebaran brosur atau leaflet
kesehatan dan memberikan edukasi kemasyarakat langsung tentang obat dan
peran apoteker setiap satu minggu sekali di bulan awal apotek didirikan dan 1
bulan sekali di bulan-bulan berikutnya.
4. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan komunikasi yang efektif dan elegan
untuk mendapatkan customer loyality sesuai dengan Branch image yang akan
apotek SWB bangun.
5. Memperbanyak produk yang ditawarkan dengan menyesuaikan pola kebutuhan
pasien.
6. Pada tahun pertama pendirian rutin melaksanakan penyuluhan tentang obat dan
penyakit kepada masyarakat.

K. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN


1. Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 278/MenKes/SK/V/1981
tentang persyaratan apotek tertanggal 30 Mei 1981 ditulis bahwa :
a. Luas bangunan apotek minimal 50 m2 terdiri dari :

Ruang tunggu
Ruang peracikan dan penyerahan obat
Ruang administrasi
Ruang laboratorium pengujian sederhana
Ruang penyimpanan obat
Tempat pencucian alat
Jamban/WC
b. Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Atap dari genteng/sirap/bahan lain dan tidak boleh bocor.
Dinding harus kuat, pojok tidak siku atau melengkung dan tahan air, dan
permukaan dalam usaha rata, tidak mudah mengelupas dan mudah
dibersihkan.
Langit-langit (plafon) terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
berwarna terang.
Lantai/ubin/semen/bahan lain dan tidak lembab.
Harus berventilasi dan mempunyai sanitasi yang baik.
c. Tanah dan bangunan yang digunakan sebagai lokasi Apotek Sumber Waras :
Tanah dan bangunan : Menyewa
Luas bangunan : Bangunan dengan luas 15 x 15 m2

2. Lay Out dan Interior Apotek


Lay Out apotek adalah letak susunan tata ruang di sebuah apotek, antara lain
ruang tunggu, ruang racikan, ruang apoteker, ruang penyimpanan obat-obatan
(gudang), ruang tata usaha, ruang untuk menerima para verkoper (salesman) serta
WC.
Interior apotek adalah ruang dalam apotek terutama di ruang tunggu. Dalam
ruang tunggu ini umumnya terdapat kursi-kursi tamu untuk para pasien /
konsumen menunggu sambil duduk-duduk. Sedapat mungkin ruang tunggu itu
seluas mungkin dan hanya digunakan untuk tempat pasien menunggu saja, bebas
dari keluar masukknya orang lain dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar.
Berilah ventilasi agar ada aliran udara segar atau pakailah ruang ber-AC, bila
memungkinkan.
Berilah penerangan lampu yang terang, tapi tidak menyebarkan panas.
Berilah warna menyejukkan sehingga memberi kesan, segar, bersih dan
terang.
Agar merasa nyaman, berilah tanaman-tanaman hijau yang tahan hidup dalam
ruangan dalam.
Tambahkan sound sistem dengan lagu yang sayup-sayup/nyanyian klasik.
Tambahkan TV, koran atau majalah supaya mereka merasa betah menunggu.
Sediakan tempat minum dengan gelas, bila memungkinkan.
Lay Out Apotek SWB sebagaimana terlampir.

3. Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban, sarung
tangan, kateter, spuit, dll.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi
(bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll).
e. Bahan baku obat
f. Perlengkapan
1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
2. Timbangan
3. Thermometer
4. Mortir dan stamper
g. Alat perbekalan farmasi
- Pot plastik berbagai - Lemari dan rak penyimpanan
ukuran obat
- Lemari pendingin - Lemari penyimpanan untuk
narkotika, psikotropika, dan
bahan berbahaya lainnya
h. Wadah pembungkus dan pengemas

- Etiket - Streples
- Kertas puyer - Wadah pengemas dan
pembungkus lainnya (tas
plastik)
i. Alat administrasi

- Blanko pesanan obat - Buku penerimaan


- Blanko kartu stok obat - Buku pembukuan keuangan
- Blanko copy resep - Buku pencatatan narkotik
- Blanko faktur dan nota
dan psikotropik
penjualan - Buku pesanan narkotik dan
- Blanko kuitansi
psikotropik
- Buku defecta
- Buku laporan obat narkotik
- Buku standar
- Buku pembelian dan psikotropik
- Buku pencatatan penyerahan
resep
- Alat-alat tulis dan kertas
j. Perlengkapan lainnya
- Alat pemadam kebakaran
- Alat kasir dan kertas
- Komputer

L. TENAGA KERJA
1. Struktur Organisasi

APA
PSA

APING

AsistenApoteker Administrasi
Keterangan :
Garis koordinasi
Garis instruksi

2. Jumlah tenaga kerja


a. Apoteker : 1 orang
b. Apoteker Pendamping : 1 orang
c. Asisten Apoteker : 2 orang
d. Administrator : 1 orang
M. STUDI KELAYAKAN APOTEK
Berikut adalah perkiraan modal dan gaji karyawan yang diperlukan untuk
apotek SWB.
1. MODAL
a. Perlengkapan Apotek
1.600.000 ,
Etalasekaca di depanuk 1x1 : 2x @ 800.000,- Rp.
3.200.000 ,-
Etalasekaca di depanuk 2x1 : 2x@ 1.600.000,- Rp.
375.000,-
Meja 3 x 125.000 Rp.
250.000,-
Kursi 5 x @ 50.000 Rp.
400.000,-
Kursiruangtunggu (panjang) 2x 200.000 Rp.
4.000.000,-
Komputer Rp.
6.000.000,-
Software Rp.
750.000,-
Printer Rp.
400.000,-
Telepon Rp.
4.000.000,-
Timbangan mg dan gram Rp.
120.000,-
Timbanganbadan Rp.
1.000.000,-
Lemaries Rp.
450.000,-
Lemarinarkotikdanpsikotropik Rp.
100.000,-
Alatperacikanobat (Stemper, Mortir) Rp.
Alatgelas (Beker glass, Gelasukur 50 ml,100 ml,Batang 500.000,-
Rp.
pengaduk, tabungreaksi)
Perlengkapan administrasi 500.000,-
Rp.
Buku standard kefarmasian 2.000.000,-
Rp.
Stempelapotek 150.000,-
Rp.
Kalkulator 200.000,-
Rp.
Dispenser+gallon 350.000,-
Rp.
Kipas angina 250.000,-
Rp.
Papan nama 500.000,-
Rp.
Lampu 500.000,-
Rp.
Jam dinding 100.000,-
Rp.
Alat Kebersihan 100.000,-
Rp.
Alat Makan 10.000,-
Rp.
TV 14 Inch 600.000,-
Rp.
AlatPemadamKebakaran Fire Indo 2@200.000 400.000,-
Rp.
Perlengkapan bermain anak 675.000,-
Rp.
TOTAL 29. 500.000,-
Rp.

b. Biaya Perizinan
1. Biaya Perizinan Rp. 2.500.000,-
2. Modal Operasional (obat) Rp. 50.000.000,-
3. Cadangan Modal Rp. 10.000.000,-

Total Modal (Modal + biaya perizinan) Rp 92.000.000,-


.

2. RENCANA ANGGARAN TAHUN KE 1


b. Biaya tetap perbulan tahun ke-1

1) Gaji Karyawan

APA (1 orang) Rp. 2.500.000,-

Apoteker pendamping (1 orang) Rp. 1.800.000,-

Asisten Apoteker (2 orang) Rp. 2.400.000,-

Administrator (1 orang) Rp. 1.000.000,-

Jumlah Rp. 7.700.000,-

2) Biayalain-lain:

Beban Listrik, air, telepon, bensin dan Rp. 1.500.000,-


keamanan
Lain-lain Rp. 1.000.000,-
2.500.000,-
Jumlah Rp.
10.200.000,-
Biaya Keseluruhan Rp.

Rp. 122.400.000,-
Rp.
9.200.000,-
Rp.
131.600.000,-

Biaya tetap tahun ke-1


Biaya tetap bulanan x 12
THR
Total

c. Perhitungan BEP tahun ke-1

a. Penjualan obat dari resep 1 tahun pada tahun pertama


diasumsikan resep yang masuk adalah 5 resep per hari
dengan harga rata-rata per resep adalah berkisar Rp
50.000,- maka untuk per tahunnya dapat dihitung:
7 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp 50.000,- =
(Margin 15%) Rp. 109.200.000,-
b Penjualan obat bebas
. 26 hari x 12 bulan x Rp 800.000,- = (Margin 30%) Rp. 249.600.000,-
c. Penjualan OWA
26 hari x 12 bulan x Rp 900.000,- = (Margin 25%) Rp. 280.800.000,-
d Penjualan Produk Farmasi Lain (suplemen, produk herbal,
. kosmetik, sabun, dll.)
26 hari x 12 bulan x Rp 500.000,- = (Margin 25%) Rp. 156.000.000,-
Total Pendapatan 1 Tahun Rp 795.600.000,-
.

c) Pengeluaran rutin tahun ke-1

a. Pembelian obat resep ( 85% X Rp. 78.800.000,-) Rp. 66.980.000,-


b. Pembelian obat bebas (70% X Rp. 249.600.000,-) Rp. 224.640.000,-
c. Pembelian OWA (75% X Rp. 280.800.000,-) Rp. 210.600.000,-
d. Produk Farmasi Lain (75% X Rp. 156.000.000,-) Rp. 117. 000.000,-
e. Biaya tetap 1 tahun Rp. 131. 600.000,-
Total pengeluaran 1 tahun Rp. 750.820.000,-

d) Pengeluaran Laba Rugi tahun ke-1


1. Pemasukan tahun ke-1 Rp. 795.600.000,-
2. Pengeluaran tahun ke-1 Rp. 750.820.000,-
Laba kotor Rp. 44.780.000,-
Pajak final (1% x 795.600.000,-) Rp.
7.956.000,-
Laba bersih Rp.
36.824.000,-
e) Perhitungan BEP tahun ke-1
1. Pay Back Periode
Pay Back Periode = Total Investasi
Laba Bersih
Pay Back Periode = Rp. 92.000.000,-
Rp. 36.824.000,-
= 2,4 tahun

2. ROI (Return On Investment)


ROI = Laba bersih x 100%
Total investasi
ROI = Rp. 36.824.000,- x 100%
Rp. 92.000.000,-
= 40,02%

3. Break Event Point (BEP)


1
BEP= x biaya tetap
Biaya variabel
1-
Pendapatan

Biaya Variabel = Total pengeluaran 1 tahun Biaya tetap 1 tahun

Biaya Variabel = Rp. 750.820.000 - Rp. 131.600.000,-

= Rp. 619.220.000,-

BEP = 1 X 131.600.000,-

1- Rp. 619.220.000,-

Rp. 795.600.000,- ,-
= 1 X Rp. 131.600.000,-

0,2

= Rp. 658.000.000,-/ tahun = Rp. 54.833.333,- /bulan

4. Margin
Margin = Biaya tetap X 100%

BEP

= Rp. 131.600.000,- X 100%

Rp. 658.000.000,-

= 20%

5. Prosentase BEP

% BEP= Biaya tetap X 100%

(Pendapatan-Variabel)

= Rp. 131.600.000,- X 100%

(Rp. 795.600.000 ,- Rp. 619.220.000,-)

= 74,6%

6. Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP x jumlah lembar resep/tahun

= 74,6% x (7 resep x 26 hari x 12 bulan)

= 1.630 resep/tahun

= 136 resep/bulan
LAMPIRAN

Denah Lokasi
Lay Out Apotek

Anda mungkin juga menyukai