Anda di halaman 1dari 6

IMUNISASI ANAK & REAKSI YANG DITIMBULKAN

Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk
mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak.
Lalu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting
tersebut? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO


(Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi
yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi
yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari
serangan penyakit. Sedangkan 7 jenis imunisasi lainnya merupakan imunisasi
yang dianjurkan sebab hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh anak
terhadap beberapa jenis penyakit.

IMUNISASI WAJIB
Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan adalah BCG,
hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-
penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC,
Hepatitis dan Polio. Sedangkan reaksi masing-masing imunisasi juga berbeda-
beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas
tubuh tiap anak.

BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis
(TBC). BCG
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri
bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000
partikel/dosis.
Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6
minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah.
Namun jangan kautir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika
bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya
anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi
pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.

Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus
hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau
cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali
hingga usia 3-6 bulan.

Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit
ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak
yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni
vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV).
Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur
9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul
seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di
kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang
dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.
DTP
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri,
pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan
dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah
menular melalui batuk atau bersin.
Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai
dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang
dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan
kekakuan pada rahang serta kejang.
Vasin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Reaksi lokal yang mungkin timbul oleh imunisasi ini adalah rasa nyeri,
merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya
beri kompres hangat. Umumnya pasca imunisasi ini anak agak demam dan rewel.
Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum terutama ASI. Namun kini
sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun
umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya
harga untuk imunisasi ini masih tergolong mahal.

Biasanya dokter akan memberikan pilihan, jadi tegantung pada orangtua mau
memilih yang mana.
IMUNISASI YANG DIANJURKAN

Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR,


Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.

Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influenza tipe
b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis
(radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin
ini diberikan 4 kali pada usia 2,4,6 dan 15-18 bulan.
Pneumokokus (PCV)
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit paru-paru dan radang otak.
Imunisasi ini juga melindungi anak terhadap bakteri yang sering menyebabkan
infeksi telinga dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan
penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan radang paru.

Vaksin Influenza
Dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus
diberikan hingga dewasa.

MMR
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan
Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan
diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul
tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga.
Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut diperhatikan,
jangan langsung membawa pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggulah
hingga 15 menit, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.
Imunisasi varisella
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai
dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi kulit dan bisa
infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari
13 tahun 2 kali.

Tifoid
Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3
tahun.

Hepatitis A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.
SYARAT PEMBERIAN IMUNISASI

Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam
kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus
dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan
kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan).
Nah, untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Jika
anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus. Imunisasi
tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami
kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit
HIV/AIDS atau dalam penggunaan obat obatan steroid, anak diketahui mengalami
reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau komponen imunisasi tertentu.

VAKSIN KOMBINASI
Biasanya diberikan pada anak yang orangtuanya lupa pada jadwal
vaksinasi anaknya. Jadi, para orangtua tak perlu takut jika sempat
terlewat jadwal imunisiasi buah hari sebab tak ada itu istilah hangus untuk
imunisasi. Orangtua pun tak perlu harus mengulang imunisasi dari awal sebab
sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan
bila diberikan imunisasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai