Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS PENELITIAN TESIS

Desain Lanskap Agrowisata Pertanian Terpadu Berbasis Desa: Kasus Desa


Pangulah Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang
Oleh: Eduwin Eko Franjaya

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam


menyumbang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi
saat ini belum sejalan dengan perkembangan lahan pertanian serta kesejahteraan
petani. Lahan pertanian sekarang yang berproduksi baru sekitar 13 juta hektar
(BPS, 2011). Jika dibandingkan dengan penduduk yang berjumlah sekitar 237 juta
jiwa, jumlah lahan yang 13 juta belum ideal untuk memenuhi kebutuhan dan
cadangan pangan nasional. Apalagi dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat setiap tahun dan adanya konversi lahan pertanian menjadi permukiman
atau industri, mengakibatkan terjadinya penurunan produksi pertanian.
Berdasarkan angka sementara dari produksi padi tahun 2012 yang
diterbitkan oleh BPS (2013a), terjadi penurunan produksi padi yang relatif besar
di Provinsi Jawa Barat meskipun secara nasional terjadi peningkatan produksi
sebesar 5,00% jika dibandingkan dengan tahun 2011. Dari sisi kemiskinan,
jumlah penduduk miskin kota pada Provinsi Jawa Barat merupakan yang terbesar
di antara provinsi lainnya, dengan jumlah penduduk miskin terhitung pada
September 2012 mencapai 2.576.100 jiwa. Jumlah penduduk miskin desa di
provinsi ini juga mencapai 1.861.460 jiwa (BPS, 2013b). Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) menjadi penyumbang Garis Kemiskinan (GK) terbesar, yakni
73,50% dengan komoditi utama adalah beras (BPS, 2013b). Nilai Tukar Petani
(NTP) pada bulan Februari 2013 secara nasional juga mengalami penurunan pada
semua subsektor pertanian. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat
(BPS, 2013c).
Penurunan produksi pertanian dan nilai tukar petani serta masih tingginya
garis kemiskinan terutama di perdesaan dapat berimbas pada kesejahteraan petani.
Padahal, kesejahteraan petani merupakan hal yang harus diperjuangkan. Upaya
pengembangan sektor pertanian dalam arti luas yang melibatkan petani
merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dapat dilakukan. Pada
pengembangan sektor pertanian ini, petani dilibatkan dalam upaya multiusaha di
samping usaha menanam. Multiusaha itu dilakukan dengan diversifikasi usaha di
lahan pertanian. Melalui program ini, produksi berbagai komoditas pertanian
secara nasional dapat ditingkatkan.
Peningkatan produksi secara nasional perlu diikuti oleh peningkatan
pendapatan keluarga tani. Untuk meningkatkan sumber pendapatan keluarga tani,
sistem pertanian terpadu sebagai bagian dari usaha diversifikasi pertanian
merupakan pilihan yang tepat karena dalam sistem pertanian terpadu terdapat
integrasi seperti padi dengan ternak atau ikan yang dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam penggunaan energi. Menurut Mugnisjah, Solihin, dan Tiyar
(2004), integrasi ini dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan
petani. Hal tersebut disebabkan oleh adanya faktor produksi yang dapat dipenuhi
dari sistem produksi lainnya meskipun harus dilakukan secara bermitra dengan
sesama petani yang lahannya berdekatan atau bersebelahan (Mugnisjah, Suwarto,
dan Solihin, 2000). Adanya keterkaitan antarsistem produksi dapat mengurangi
penggunaan dan kebergantungan pada input produksi eksternal, berupa pupuk,
obat-obatan, dan benih, lebih khususnya lagi kebergantungan pada input
inorganik. Berkurangnya input produksi eksternal terutama input produksi
inorganik ini dapat mendatangkan nilai tambah yang menjadi pendapatan petani
(Reijntjes et al., 1999). Selain itu, peningkatan pendapatan rumah tangga petani
dapat lebih ditingkatkan melalui proses agroindustri di perdesaan, salah satunya
adalah pengolahan lebih lanjut produk pertanian. (empat paragraf awal ini
adalah latar belakang penelitian yang saya ajukan disertai tujuan yang
disampaikan secara tersirat)
Upaya penerapan dalam memperkenalkan pertanian terpadu telah dimulai
dari penelitian awal yang berlokasi di Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kota
Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Luas area pada penelitian awal tersebut
adalah 3 ha yang mencakup pengembangan mina padi, ternak kambing, dan
longyam dengan menerapkan konsep agrowisata. Penelitian lanjutan direncanakan
mengambil area yang lebih luas, yakni Desa Pangulah Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian lanjutan ini adalah metode spasial-deskriptif. Metode
ini dilakukan dengan pengamatan langsung di tapak, sekeliling tapak, dan
pengamatan melalui sumber citra landsat. Konsep agrowisata tetap menjadi
konsep utama pada penelitian lanjutan. Konsep agrowisata ini akan lebih
dikembangkan agar dapat memberdayakan potensi desa yang ada. Adanya
agrowisata ini diharapkan mampu mengembangkan dan memperkenalkan
pertanian terpadu kepada masyarakat. Bahkan, objek wisata tersebut dapat
digunakan untuk kegiatan penyuluhan pertanian terpadu yang pada saat ini
pelaksanaannya tidak segiat penyuluhan pertanian konvensional (tujuan secara
tersurat). Konsep agrowisata pada penelitian lanjutan diharapkan juga dapat
memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Hal ini dapat dicapai salah satunya
dengan menerapkan bentuk ecological design. Bentuk desain ini menurut
VanderRyn dan Cowan (1996), merupakan bentuk desain yang meminimalkan
dampak kerusakan lingkungan dengan mengintegrasikan dirinya terhadap proses
kehidupan. Hasil dari penelitian ini adalah master plan lanskap agrowisata
pertanian terpadu.

DAFTAR PUSTAKA
(penggunaan pustaka terutama data terkini dapat memperkuat rencana
penelitian anda)
BPS. 2011. Tabel luas panen, produktivitas, produksi tanaman padi seluruh
Indonesia [internet]. [diunduh 2012 Apr 18]. Jakarta (ID): BPS. hlm
subfile tanaman pangan padi. Tersedia pada: http://www.bps.go.id
/tnmn_pgn.php.
BPS. 2013a. Produksi padi, jagung, dan kedelai 2012 [internet]. [diunduh 2013
Maret 26]. Jakarta (ID): BPS. hlm berita resmi statistik. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id
BPS. 2013b. Profil kemiskinan di Indonesia September 2012 [internet]. [diunduh
2013 Maret 26]. Jakarta (ID): BPS. hlm berita resmi statistik. Tersedia
pada: http://www.bps.go.id
BPS. 2013c. Perkembangan Nilai Tukar Petani, harga produsen gabah, dan
upah buruh [internet]. [diunduh 2013 Maret 26]. Jakarta (ID): BPS. hlm
berita resmi statistik. Tersedia pada: http://www.bps.go.id
Mugnisjah WQ, Solihin AS, Tiyar. 2004. Kinerja pertanian terpadu yang
menerapkan konsep LEISA: studi kasus pada usaha tani padi-ikan-itik.
Buletin Agronomi, X (2): 189-193
Mugnisjah WQ, Suwarto, Solihin AS. 2000. Agribisnis terpadu bersistem LEISA
di lahan basah: Model hipotetik. Buletin Agronomi 28 (2): 49-61.
Reijntjes C, Haverkort B, Waters-Bayer A. 1999. Pertanian Masa Depan:
Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah
(terjemahan).Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
VanderRyn S, Cowan S. 1996. Ecological Design. Washington DC (US): Island
Press.

Anda mungkin juga menyukai