Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Pertemuan 10

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


TRAUMA THORAX DAN TRAUMA ABDOMEN
Dosen : Ajat Sudrajat, S.Kep.,Ners
Tanggal : 24 Maret 2017

Isi Rangkuman

A. Pengkajian
1. Survei Primer ( Primary Survey)
a. Airway (Jalan Napas)
Trauma laring dapat bersamaan dengan trauma
thorax.walaupun gejala kinis yang ada kadang tidak jelas,
sumbatan airway karena trauma laring merupakan cidera laring
yang mengancam nyawa. Trauma pada dada bagian atas, dapat
menyebabkan dislokasi ke area posterior atau fraktur dislokasi
dari sendi sternoclavicular. Penanganan trauma ini dapat
menyebabkan sumbatan airway atas. Trauma ini diketahui
apabila ada sumbatan napas atas (stridor), adanya tanda
perubahan kualitas suara dan trauma yang luas pada daerah
leher akan menyebabkan terabanya defek pada regio sendi
sternoclavikula. penanganan trauma ini paling baik dengan
reposisitertutup fraktur dan jika perlu dengan intubasi
endotracheal.
b. Breathing (Pernapasan)
Dada dan leher penderita harus terbuka selama dilakukan
penilaian breathing dan vena-vena leher. Pergerakan pernapasan
dan kualitas pernapasan pernapasan dinilai dengan diobservasi,
palpasi dan didengarkan. Gejala yang terpenting dari trauma
thorax adalah hipoksia termasuk peningkatan frekuensi dan
perubahan pada pola pernapasan, terutama pernapasan yang
dengan lambat memburuk. Sianosis adalah gejala hipoksia yang
lanjut pada penderita.
c. Circulation (Sirkulasi)
Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas, frekuensi dan
keteraturannya. Tekanan darah dan tekanan nadi harus diukur
dan sirkulasi perifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit
untuk warna dan temperatur. Adnya tanda-tanda syok dapat
disebebkan oleh hematothorax masif maupun tension
pneumothorax. Penderita trauma thorax didaerah sternum yang
menunjukkan adanya disritmia harus dicurigai adanya trauma
miokard.
d. Disability (Defisit Neurologis)
Pada pasien open pneumotoraks memang mungkin akan
mengalami penurunan kesadaran tapi GCS nya sekitar 12-14
e. Exposure And Environmental
Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang
mengancam jiwa, maka Rapid Trauma Assessment harus segera
dilakukan:
a) Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada
pasien
b) Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam
nyawa pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada
pasien yang berpotensi tidak stabil atau kritis.
f. Folley Catheter
Pada klien dengan trauma toraks akan dilakukan pemasangan
folley catheter karena pada klien kontusio paru dalam
penatalaksanaan diberikan diuretic untuk mencegah atau
mengurangi edema. Karena diuretic dapat mengurangi
penimbunan cairan, dan pembengkakan jaringan.
g. Gastric Tube
-
h. Heart Monitor
Transtorasik dan transesofagus sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa adanya kelainan pada jantung dan
esophagus. Hemoperikardium, cedera pada esophagus dan
aspirasi, adanya cedera pada dinding jantung ataupun sekat
serta katub jantung dapat diketahui segera. Pemeriksaan ini bila
dilakukan oleh seseorang yang ahli, kepekaannya meliputi 90%
dan spesifitasnya hampir 96%. Sangat membantu dalam
menentukan adanya komplikasi yang terjadi akibat trauma
tumpul toraks, seperti kontusio jantung pada trauma.
2. Secondary Survey
a. Pengkajian
a) Aktivitas istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b) Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi
apical berpindah, tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi
; DVJ.
c) Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d) Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau
regangan, tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat
oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu
dan abdomen.
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah.
f) Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk
keganasan.
g) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ;
adanya bedah intratorakal/biopsy paru.
b. Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa
didapat dari pasien dan keluarga
c. Data Penunjang
a) Ro. Thoraks
b) Gas Darah Arteri (GDA)
c) Torasentesio
d) Hb
e) Fosfat serum
3. Terapi Definitive
a. Gawat Darurat / Pertolongan Pertama
a) Pemeriksaan dan Pembebasan Jalan Napas
b) Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Usaha Napas
c) Pemeriksaan dan Penanganan Masalah Siskulasi
d) Tindakan Kolaboratif
b. Konservatif
a) Pemberian Analgetik
b) Pemasangan Plak / Plester
c) Jika Perlu Antibiotika
d) Fisiotherapy
c. Invasif / Operatif
a) WSD (Water Seal Drainage)
b) Ventilator

Anda mungkin juga menyukai