Latar Belakang
Pati (C6H10O5)n merupakan salah satu jenis polisakarida yang dapat diperoleh
dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan, terutama singkong, jagung, ubi jalar,
kentang, padi, gandum, sorgum, dan lain lain. Meskipun bentuk kristalnya berbeda-
beda, dalam banyak hal pati dapat saling menyubstitusi. Bahan ini penting dalam
industri pangan, lem, tekstil, kertas, permen, glukosa, dekstrosa, HFS, dan lain lain.
Namun, pati alami memiliki beberapa kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang
lama dalam pemasakan, pasta yang terbentuk keras dan tidak bening, serta sifatnya
yang terlalu lengket dan tidak tahan perlakuan asam.
Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa
glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati
merupakan komponen terbesar yang terdapat pada singkong, beras, sagu, jagung,
kentang, talas, dan ubi jalar. Pemanfaatan pati sebagai bahan baku di kalangan
industri berupa produk makanan dan obat-obatan. Khusus pada industri makanan,
pati sangat penting untuk pembuatan makanan bayi, kue, pudding, bahan pengental
susu, permen, dan pembuatan dekstrin.
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus
tergantung pemakaiannya. Tepung mempunyai sifat gluten, dimana yang dimaksud
dengan gluten yaitu suatu senyawa protein yang terdapat pada tepung terigu yang
bersifat kenyal dan elastis yang di perlukan dalam pembuatan roti agar dapat
mengembang dengan sempurna. Umumnya kandungan gluten menentukan kadar
protein tepung terigu. Semakin tinggi kandungan glutennya, semakin tinggi kadar
protein tepung terigu. Gluten juga mempunyai sifat menyerap air, elastis dan plastis.
Biasanya tepung digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga dan bahan
baku industri.
Karakteristik pati dan tepung perlu diketahui untuk pembuatan produk dan
pencarian subtitusi bahan lain. Praktikum kali ini perlu untuk mengetahui proses
pembuatan pati, tepung, dan karakterisasinya dengan beberapa uji seperti uji iod,
bentuk granula, suhu gelatinisasi, kadar pati, kejernihan pasta, kelarutan, dan
swelling power.
Tujuan
Mengetahui proses pembuatan tepung dan ekstraksi pati dan karakterisasi pati
dan tepung.
METODOLOGI
Metode
Mulai
Umbi ataudengan
Dijemur pisang cahaya matahari atau dikeringkan dengan oven T= 50oC;
Dikupas
Digiling
Dipotong-potong
Tepung
Mulai
Dikeringkan
Pati dijermur dengan sinar matahari atau dikeringan dengan oven
Pati
Diayak dengan saringan 80 mesh
Ditimbang
Tepung
Selesai Selesai
Mulai Mulai
Dikupas Dikupas
Direndam
Diparut dan ditambahkan dalam
air sedikit larutan
demi sedikitsodium metabisulfit 0,2% t = 15 menit
Diparut
Dilumatkan dengan blender dan ditambah air sedikit demi sedikit
Pati
Penetralan dilakukan secara berulang
Selesai
Dikeringkan dibawah sinar matahari atau oven pengering 50C
iii. Serealia
Penetralan dilakukan secara berulang
Mulai
Selesai
Direndam 48 jam 50C dengan larutan Na-bisulfit 0,2% kemudian dicuci
iv. Leguminosa (Kacang Hijau)v. Beras dan Beras Ketan
Mulai Mulai
Ditimbang bobot pati Ditimbang bobot pati dan dihitung neraca massa
Pati
Selesai
Selesai
2. Karakterisasi Pati dan Tepung
a. Uji Iod
Diamati bentuk granula
Mulai
Digambar masing-masing
Pati, tepung
Bentuk granula
b. Bentuk Granula
Diukur tinggi volume larutan awal
Mulai
Selesai
Mulai
Volume larutan tiosulfat
Tepung
Kadar pati dihitung dengan rumus yang ada
Selesai
Dimasukkan erlenmeyer 250 ml
e. Kejernihan Pasta
Ditambah 100ml HCl 3%
Mulai
Dihidrolisis 1 jam dengan autoclave 115C
Pasta Pati
Dinetralkan dengan NaOH 40%
50 mg sampel dalam 5 ml air
Dimasukkan dalam labu ukur 250 ml dan ditera
Dicelupkan dalam air mendidih selam 30 menit
Selesai
Kejernihan %T
Selesai
Mulai
Pati
Dimasukkan dalam 100ml labu gelas yang berisi 50ml air destilata
Hasil Pengamatan
[Terlampir]
Pembahasan
Tabel 2 Karakteristi fisik dan kimia pati gadung dan ganyong sebelum
modifikasi
Kadar pati dan amilosa umbi ganyong dan gadung yang telah
dimodifikasi mengalami penurunan sedangkan kadar fosfat mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan oleh gugus OH pada amilosa diikat oleh
gugus fosfat dari senyawa POCl3, sehingga sifat amilosa mengalami
perubahan. Pengikatan gugus fosfat terhadap gugus hidroksil (OH) ini
dapat dijelaskan dengan dua alasan, yaitu secara fisik dan secara kimia
(Santoso et al 2015).
Simpulan
Tepung merupakan bahan kering yang berbentuk bubuk, termasuk
didalamnya pati, agar, karagenan, gum, dan lainnya. Tepung juga partikel padat yang
berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaiannya. Pati merupakan
cadangan bahan bakar pada tanaman yang disimpan atau ditimbun pada berbagai
jaringan penimbun, baik umbi akar, umbi rambat, umbi rimpang, empelur batang,
daging buah maupun endosperm biji. Pati disimpan dalam bentuk granula yang
kenampakan dan ukurannya seragam serta khas untuk tiap spesies tanaman.
Natrium bisulfit pada pembuatan tepung dan pati berfungsi untuk mencegah
proses pencoklatan pada bahan seperti umbi kentang sebelum diolah, menghilangkan
kotoran dan getah yang masih melekat, menghilangkan bau, dan rasa getir terutama
pada umbi serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik dan dapat ber
fungsi sebagai pengawet. Perendaman dengan NaOH pada pembuatan pati dan
tepung pada pembuatan pati serealia (jagung), leguminosa (kacang hijau) dan ketan
hitam bertujuan untuk melunakkan struktur kulit kacang, jagung, dan beras agar
mudah diproses selanjutnya juga untuk melarutkan protein yang terkandung dalam
bahan.
Faktor yang mempengaruhi rendemen antara lain mutu bahan baku (kondisi
tanaman, umur panen), penanganan pascapanen (pengeringan dan penyimpanan) dan
proses ekstraksi, penyaringan, pengeringan dan penggilingan). Perbedaan varietas
ternyata berpengaruh terhadap rendemen tepung dan pati yang dihasilkan. Pada
praktikum, tepung yang memiliki rendemen terbesar adalah ketan hitam, sedangkan
patinya adalah singkong.
Pada granula pati terdapat sifat birefringence di bawah mikroskop polarisasi.
Sifat birefringence adalah sifat yang mampu merefleksikan cahaya terpolarisasi
sehingga terlihat kontras gelap terang yang tampak sebagai warna biru-kuning. Tiap
jenis pati dan tepung memiliki bentuk dan ukuran granula yang beragam, namun jika
dilihat pada perbesaran 10x pada umumnya granula berbentuk bulat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gelatinisasi adalah kandungan amilosa dan
ukuran granula pati. Kejernihan pasta terkait dengan sifat dispersi dan retrogradasi.
Swelling power merupakan kenaikan volume dan berat maksimum pati selama
mengalami pengembangan di dalam air. Bentuk granula dari pati pregelatinisasi
terlihat memiliki granula berbentuk bulat dengan ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan granula dari pati pregelatinisasi 50oC dan pati pregelatinisasi
60oC.
Saran
Pengaturan saat pemanasan sangat memengaruhi proses gelatinisasi dan dalam
pembuatan tepung dan pati diperhatikan dari prosedur yang bersih sehingga
rendemen yang dihasilkan dapat maksimal dan karakteristik terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
2 (Pati ganyong)
3 (Pati kentang)
5 (Tepung talas)