Contoh0 Conto Sop
Contoh0 Conto Sop
1. Menghitung Leukosit
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung.
jumlah leukosit dihitung dengan volume tertentu ; dengan mengenakan faktor konversi
jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan TURK digunakan sebagai larutan
pengencer, dengan komposisi : larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml, asam asetat glasial 1
ml, aquadest ad 100 ml. saringlah sebelum dipakai.
Cara :
1. Isaplah darah kapiler (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai pada garis tanda 0,5
tepat.
3. Masukkan ujung pipet kedalam larutan TURK sambil mempertahankan darah tetap
pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan TURK dihisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 11 tepat. Hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara.
4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan
karet penghisap.
5. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet
dalam posisi horizontal.
1. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.
2. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan samapai ada
cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
3. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 4 tetes) dan kemudian
sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup
pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan
gaya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-
leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut
dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
1. Pakailah lensa objektif kecil (pembesaran 10x). turunkan lensa kondensor atau
kecilkan diafragma mikroskop. meja mikroskop harus datar,
2. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-
leukosit akan jelas terlihat.
3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-
sudut seluruh permukaan yang dibagi.
4. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah
dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu
bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di
hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung.
Perhitungan
Pengenceran yang dilakukan pada pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung
dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 ul. Kalikan angka
tersebut dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapatkan jumlah
leukosit dalam 1 ul darah. Singkatnya : Jumlah sel yang terhitung dikali 50 = jumlah leukosit
per ul darah.
Catatan :
Pengenceran yang lazim digunakan untuk menghitung leukosit adalah 20 kali, tetapi menurut
keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran dapat diubah sesuai keadaan
tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia. Sedian darah
dengan oxalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit.
Jika darah tepi banyak mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan
diperhitungkan seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus
yang dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat. misalnya
; didapatkan 10.000 leukosit per ul darah dan dari hitung jenis didapatkan tiap 100 leukosit
ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya adalah :
2. Menghitung Eritrosit
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah
eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan faktor konversi, jumlah
eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer yang dipakai adalah larutan
HAYEM, dengan komposisi : natrium sulfat (berair kristal) 5 g; natrium klorida 1 g; merkuri
klorida 0,5 g, aquadest ad 200 ml. Juga boleh dipakai larutan GOWERS : natrium sulfat 12,5
g; asam asetat glasial 33,3 ml; aquadest ad 200 ml. Saringlah sebelum dipakai.
Tindakan-tindakan sama seperti mengisi pipet leukosit ; darah dihisap samapai tanda 0,5
dan larutan pengencer samapa tanda 101.
1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus dalam
posisi rata air.
2. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian
lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), sampai garis-garis bagi dalam
bidang besar tengah jelas terlihat.
3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang
kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di
bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung
leukosit.\
Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat,
tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar
kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan
jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000
Catatan :
Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 200 x; tetapi menurut
keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. untk mengecilkan
kesalahan sekurang-kurangnya harus 400 eritrosit dihitung dalam kamar hitung. Menghitung
eritrosit dengan kamar hitung lebih sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan
dibutuhkan ketelitian yang lebih.
3. Menghitung Trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran
kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan
endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.
Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara
tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah
eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan
asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat
plastik
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar
hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian
cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
101. Segeralah kocok selama 3 menit.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup
selama 10 menit agar trombosit mengendap
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
Catatan :
Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering
dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar
dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah
sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.
Prinsip :
2. Batang pengaduk
3. Antisera A dan B
4. Darah kapiler
Prosedur Kerja :
1. Taruhlah di sebelah kiri kaca ebjek 1 tetes serum anti-A dan di sebelah kanan 1 tetes
serum anti-B.
2. Setetes kecil darah diteteskan kepada serum itu dan dicampur menggunakan lidi.
4. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka dan benarkan pendapat itu juga
dengan memakai mikrosop.
Cara Pembacaan :
Anti A, B Golongan
Anti A Anti B
Darah
+ + A
+ + B
+ + + AB
Interpretasi Hasil :
+: Aglutinasi
6. Metode : Sahli
7. Prinsip : Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan adanya larutan
HCl 0,1 N, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan warna standar dengan
mata biasa.
Selang pengisap
2. Kertas saring atau tissue
4. Aquadest
6. Pipet tetes
7. Cara Kerja
10. Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kapas dengan
hati-hati jangan sampai darah kuar dari pipet
11. Darah dimasukkan sebanyak 20 ul kedalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa
menimbulkan gelembung udara
12. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dari dalam pipet secara
berulang-ulang (3 kali)
13. Campur isi tabung dan diamkan selama 3-5 menit untuk membentuk asam hematin
14. Asam hematin yang terbentuk diencerkan dengan aquadest setetes demi setetes sambil
diaduk dengan batas pengaduk sampai didapat warna yang sama dengan warna
standar
Prinsip Pemeriksaan :
Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan non-organik lebih besar daripada jenis urine
sehingga dengan sentrifugasi maka zat-zat tersebut akan mengendap
Tujuan Pemeriksaan :
Menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan tak organik dalam urine secara
mikroskopik.
Persiapan pasien :
Pasien dilarang mengkonsumsi obat-obat sulfa
Prosedur Pemeriksaan :
1. Kocok urine dalam botol agar bila ada sedimen akan tercampur rata
2. Masukkan 5ml urine yan telah dicampur rata kedalam tabung sentrifus.Kemudian
sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
3. Tuanglah cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi kira-kira 1
ml atau 1/2 ml. Kocoklah tabung untuk mencampur kembali sedimen
1. Sel Epitel
Ukuran dan bentuknya bermacam-macam, tergantung dari asalnya.Ada yang berukuran besar
dan bentuknya segi empat( skuamus), berbentuk lonjong dengan ujung lancip (sel kandung
kencing), berukuran kecil dengan granula (sel ginjal ) dan lain-lain.
2. Eritrosit
Berbentuk bulan, transparan kehijau-hijauan.Tepinya dapat rata, keriput atau
menggembung.Ukuran 5-10 m.
3. Lekosit
Sendiri-sendiri atau berkelompok.Bentuknya bulat, granula terlihat jelas.Inti kadang-
kadang dapat terlihat.Tepi dapat rata atau keriput.Ukuran 10-15 m.
5. Kristal :
6. Jamur
Bentuknya bulat atau lonjong,kadang-kadang terlihat tonjolan. Ukuran bermacam-
macam (5-12 m)
7. Trichomonas
Berbentuk bulat dengan 4 buah flagel atau lebih.Ukuran 2x ukuran eritrosit (15 m).
Terlihat bergerak)
8. Spermatozoa
Terdiri dari kepala dan ekor. Kadang -kadang masih bergerak.
1. Jumlah rata-rata lekosit dan eritrosit dilaporkan per lapangan pandang besar (LPB)
2. Untuk lain-lain unsur sedimen dilaporkan rata-rata per lapangan pandang kecil (LPK)
dengan : + (bila jumlahnya sedikit ), ++ (bila jumlahnya banyak ), +++ (bila
jumlahnya banyak sekali)
Catatan :
1. Harga normal :
Eritrosit : 0-1 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
Lekosit : 0-3 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
2. Periksalah keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkanlah sedikit asam asetat
untuk melarutkan sebagian fosfat. Sedang jika bersifat asam maka urin dipanasi
sedikit agar sebagian asam urin dapat larut
Urin tidak dicampur rata terlebih dahulu sebelum dicentrifuge sehingga sedimen
ketinggalan di dasar botol penampung
Cahaya yang masuk mikroskop terlalu terang sehingga unsur halus tidak terlihat
1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).
2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.
3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.
4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.
5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar glukosa darah dengan biosensornya.
1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).
2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.
3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.
4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.
5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar Asam Urat dengan biosensornya.
Cara Pemeriksaan Cholesterol
1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).
2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.
3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.
4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.
5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar Cholesterol dengan biosensornya.
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urin.
Prinsip :
Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urin terdapat hormone HCG (human chorionic
gonodotropin).
1. Wadah
3. Urin
Prosedur Kerja :
2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urin sampai garis tanda panah.
3. Dibaca dalam waktu 5 menit dan bila terdapat 2 garis merah maka hasilnya adalah
positif.
Interpretasi :
Invalid : terdapat garis merah pada garis T sedangkanpada garis C tidak terdapat garis merah.
2.Pemeriksaan Widal
1. Prinsip :
Adanya antibody Salmonella pada sampel serum akan bereaksi dengan antigen yang terdapat
pada reagen widal sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.
1. Dasar teori :
Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap
antigen kuman Salmonella typhi / paratyphi (reagen). Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya
dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan
vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik
(pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).
Hasil negatif palsu disebabkan antara lain : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan
adanya penyakit imunologik lain. Demam typhoid (Typhoid Fever) merupakan suatu
penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi maupun Salmonella
paratyphi A, B dan C yang masih dijumpai secara luas di negara berkembang yang terutama
terletak di daerah tropis dan subtropis.
2. Alat :
Slide test
Clinipette
Batang pengaduk
Tissue
2. Reagen :
antigen O
antigen H
antigen AH
Antigen BH
1. Cara Kerja :
Iklan
Share this:
Facebook2
Terkait
Posted in Uncategorized
Tinggalkan Balasan