Anda di halaman 1dari 14

SOP (STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR)

LABORATORIUM PUSKESMAS SAMAENRE


oleh I-One Analyzt pada Oktober 21, 2015

SOP (STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR) LABORATORIUM PUSKESMAS


SAMAENRE

1. Menghitung Leukosit

Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung.
jumlah leukosit dihitung dengan volume tertentu ; dengan mengenakan faktor konversi
jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan TURK digunakan sebagai larutan
pengencer, dengan komposisi : larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml, asam asetat glasial 1
ml, aquadest ad 100 ml. saringlah sebelum dipakai.

Cara :

Mengisi pipet Leukosit

1. Isaplah darah kapiler (kapiler, EDTA, atau oxalat) sampai pada garis tanda 0,5
tepat.

2. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

3. Masukkan ujung pipet kedalam larutan TURK sambil mempertahankan darah tetap
pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan TURK dihisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 11 tepat. Hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara.

4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan
karet penghisap.

5. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet
dalam posisi horizontal.

Mengisi kamar hitung

1. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.

2. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan samapai ada
cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)

3. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 4 tetes) dan kemudian
sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup
pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan
gaya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-
leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut
dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.

Cara menghitung sel

1. Pakailah lensa objektif kecil (pembesaran 10x). turunkan lensa kondensor atau
kecilkan diafragma mikroskop. meja mikroskop harus datar,

2. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-
leukosit akan jelas terlihat.

3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-
sudut seluruh permukaan yang dibagi.

4. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah
dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu
bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di
hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung.

Perhitungan

Pengenceran yang dilakukan pada pipet adalah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung
dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 ul. Kalikan angka
tersebut dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapatkan jumlah
leukosit dalam 1 ul darah. Singkatnya : Jumlah sel yang terhitung dikali 50 = jumlah leukosit
per ul darah.

Catatan :

Pengenceran yang lazim digunakan untuk menghitung leukosit adalah 20 kali, tetapi menurut
keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran dapat diubah sesuai keadaan
tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia. Sedian darah
dengan oxalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit.
Jika darah tepi banyak mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan
diperhitungkan seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus
yang dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat. misalnya
; didapatkan 10.000 leukosit per ul darah dan dari hitung jenis didapatkan tiap 100 leukosit
ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya adalah :

2. Menghitung Eritrosit
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah
eritrosit dihitung dalam volume tertentu ; dengan menggunakan faktor konversi, jumlah
eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer yang dipakai adalah larutan
HAYEM, dengan komposisi : natrium sulfat (berair kristal) 5 g; natrium klorida 1 g; merkuri
klorida 0,5 g, aquadest ad 200 ml. Juga boleh dipakai larutan GOWERS : natrium sulfat 12,5
g; asam asetat glasial 33,3 ml; aquadest ad 200 ml. Saringlah sebelum dipakai.

Mengisi pipet eritrosit

Tindakan-tindakan sama seperti mengisi pipet leukosit ; darah dihisap samapai tanda 0,5
dan larutan pengencer samapa tanda 101.

Mengisi kamar hitung

Sama dengan metoda yang digunakan untuk menghitung leukosit di atas

Menghitung jumlah sel

1. Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus dalam
posisi rata air.

2. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian
lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x), sampai garis-garis bagi dalam
bidang besar tengah jelas terlihat.

3. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang
kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di
bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung
leukosit.\

Perhitungan

Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat,
tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar
kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan
jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000

Catatan :

Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 200 x; tetapi menurut
keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. untk mengecilkan
kesalahan sekurang-kurangnya harus 400 eritrosit dihitung dalam kamar hitung. Menghitung
eritrosit dengan kamar hitung lebih sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan
dibutuhkan ketelitian yang lebih.
3. Menghitung Trombosit

Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran
kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan
endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.

Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara
tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah
eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan
asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat
plastik

Cara Langsung (Rees dan Ecker)

Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar
hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian
cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.

1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu.

2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
101. Segeralah kocok selama 3 menit.

3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.

4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup
selama 10 menit agar trombosit mengendap

5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm


kuadrat) memakai lensa objektif besar.

6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Cara tidak langsung (Fonio)

1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.

2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.

3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.

4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.

5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)

6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.


7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.

8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.

Catatan :

Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering
dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar
dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah
sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.

4. Pemeriksaan Golongan Darah

Metode : Slide Test.

Prinsip :

Antigen A, B, O, dan rhesus (anti D) akan berikatan dengan antibody


dalam sampel sehinga terjadi glutinasi.

Alat dan Bahan :

1. slide atau objek gelas

2. Batang pengaduk

3. Antisera A dan B

4. Darah kapiler

Prosedur Kerja :

1. Taruhlah di sebelah kiri kaca ebjek 1 tetes serum anti-A dan di sebelah kanan 1 tetes
serum anti-B.

2. Setetes kecil darah diteteskan kepada serum itu dan dicampur menggunakan lidi.

3. Goyangkan kaca dengan membuat gerakan melingkar.

4. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka dan benarkan pendapat itu juga
dengan memakai mikrosop.
Cara Pembacaan :

Anti A, B Golongan
Anti A Anti B
Darah

+ + A

+ + B

+ + + AB

Interpretasi Hasil :

+: Aglutinasi

: Tidak terjadi aglutinasi

5. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

6. Metode : Sahli

7. Prinsip : Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan adanya larutan
HCl 0,1 N, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan warna standar dengan
mata biasa.

8. Alat dan Bahan

9. Hemometer terdiri dari :

Gelas berwarna sebagai warna standar

Tbung Hb dengan pembagian skala putih 2-22

Pengaduk dari gelas

Pipet Hb yang merupakan kapiler yang mempunyai volume 20 ul

Selang pengisap
2. Kertas saring atau tissue

3. Darah vena atau darah kapiler

4. Aquadest

5. Larutan HCl 0,1 N

6. Pipet tetes

7. Cara Kerja

8. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2

9. Isap darah ka[iler/vena dengan pipet sahli sampai tanda 20 ul

10. Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kapas dengan
hati-hati jangan sampai darah kuar dari pipet

11. Darah dimasukkan sebanyak 20 ul kedalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa
menimbulkan gelembung udara

12. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dari dalam pipet secara
berulang-ulang (3 kali)

13. Campur isi tabung dan diamkan selama 3-5 menit untuk membentuk asam hematin

14. Asam hematin yang terbentuk diencerkan dengan aquadest setetes demi setetes sambil
diaduk dengan batas pengaduk sampai didapat warna yang sama dengan warna
standar

15. Nilai Normal

Laki-laki : 14-18 gr%

Perempuan : 12-16 gr%

Pemeriksaan Sedimen Urine

Prinsip Pemeriksaan :
Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan non-organik lebih besar daripada jenis urine
sehingga dengan sentrifugasi maka zat-zat tersebut akan mengendap
Tujuan Pemeriksaan :
Menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik dan tak organik dalam urine secara
mikroskopik.

Persiapan pasien :
Pasien dilarang mengkonsumsi obat-obat sulfa

Alat yang dipakai :


Sentrifus
Mikroskop
Kaca objek
Kaca penutup
Pipet

Prosedur Pemeriksaan :

1. Kocok urine dalam botol agar bila ada sedimen akan tercampur rata

2. Masukkan 5ml urine yan telah dicampur rata kedalam tabung sentrifus.Kemudian
sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm

3. Tuanglah cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi kira-kira 1
ml atau 1/2 ml. Kocoklah tabung untuk mencampur kembali sedimen

4. Dengan menggunakan pipet,taruhlah 1 tetes sedimen disebelah kanan dan 1 tetes


disebelah kiri kaca objek. Tutuplah masing-masing tetesan dengan kaca penutup.

5. Periksa dibawah mikroskop, mula-mula gunakan pembesaran objektif 10x (lapangan


pandang kecil,LPK), kemudian dengan pembesaran objektif 40x (lapangan pandang
besar,LPB). Diamati beberapa lapang pandang (1-10 lapang pandang)

Sedimen urine yang mungkin ditemukan :

1. Sel Epitel

Ukuran dan bentuknya bermacam-macam, tergantung dari asalnya.Ada yang berukuran besar
dan bentuknya segi empat( skuamus), berbentuk lonjong dengan ujung lancip (sel kandung
kencing), berukuran kecil dengan granula (sel ginjal ) dan lain-lain.

2. Eritrosit
Berbentuk bulan, transparan kehijau-hijauan.Tepinya dapat rata, keriput atau
menggembung.Ukuran 5-10 m.

3. Lekosit
Sendiri-sendiri atau berkelompok.Bentuknya bulat, granula terlihat jelas.Inti kadang-
kadang dapat terlihat.Tepi dapat rata atau keriput.Ukuran 10-15 m.

4. Silinder Silinder hialin :


transparan (tembus cahaya) , ujung bulat. Silinder granular : warna kuning, bergranula besar
dan ujung bulat.

5. Kristal :

Kristal oksalat : bentuknya seperti amplop (kubus) ukuran 10-20 m.


Kristal tripel phospat : bentuknya 4 persegi panjang, tidak berwarna, ukuran 30-150 m.
Kristal asam urat : bentuknya bermacam-macam (persegi panjang,kubus dan lain) , berwarna
kuning atau merah bata .Ukuran 30-150 m.

6. Jamur
Bentuknya bulat atau lonjong,kadang-kadang terlihat tonjolan. Ukuran bermacam-
macam (5-12 m)

7. Trichomonas
Berbentuk bulat dengan 4 buah flagel atau lebih.Ukuran 2x ukuran eritrosit (15 m).
Terlihat bergerak)

8. Spermatozoa
Terdiri dari kepala dan ekor. Kadang -kadang masih bergerak.

Pelaporan Pemeriksaan Sedimen Urine

1. Jumlah rata-rata lekosit dan eritrosit dilaporkan per lapangan pandang besar (LPB)

2. Untuk lain-lain unsur sedimen dilaporkan rata-rata per lapangan pandang kecil (LPK)
dengan : + (bila jumlahnya sedikit ), ++ (bila jumlahnya banyak ), +++ (bila
jumlahnya banyak sekali)

Catatan :

1. Harga normal :
Eritrosit : 0-1 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
Lekosit : 0-3 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )

2. Periksalah keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkanlah sedikit asam asetat
untuk melarutkan sebagian fosfat. Sedang jika bersifat asam maka urin dipanasi
sedikit agar sebagian asam urin dapat larut

3. Kesalahan yang sering terjadi :

Urin tidak dicampur rata terlebih dahulu sebelum dicentrifuge sehingga sedimen
ketinggalan di dasar botol penampung

Cahaya yang masuk mikroskop terlalu terang sehingga unsur halus tidak terlihat

Pemeriksaan hanya dilakukan dengan obyektif 40x

Tidak menggunakan urine segar


Cara Pemeriksaan Gula Darah

1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).

2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.

3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.

4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.

5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar glukosa darah dengan biosensornya.

Cara Pemeriksaan Asam Urat

1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).

2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.

3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.

4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.

5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar Asam Urat dengan biosensornya.
Cara Pemeriksaan Cholesterol

1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power, kemudian simbol strip dan nomor
kode akan berkedip kedip (pastikan nomor kode sama dengan nomor yang tertera
pada tabung strip).

2. Masukkan strip pada lubang alat dengan posisi sesuai dengan gambar anak panah
yang tertera pada strip sampai keluar bunyi bip dan gambar tetes darah yang
berkedip kedip.

3. Desinfeksi salah satu ujung jari yang akan ditusuk (jari 2, 3, 4) dengan kapas alkohol
70%, tunggu kering kemudian tusuk.

4. Usap darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering, kemudian letakkan tetesan
darah selanjutnyan pada strippastikan tempat sampel terisi penuh, tutup bekas tusukan
dengan kapas kering.

5. Dengan otomatis darah akan terhisap dan secara otomatis juga alat tersebut akan
membaca kadar Cholesterol dengan biosensornya.

1. Plano Test (Tes Kehamilan)

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urin.

Prinsip :

Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urin terdapat hormone HCG (human chorionic
gonodotropin).

Alat dan Bahan :

1. Wadah

2. Strip Plano test.

3. Urin

Prosedur Kerja :

1. Siapkan sampel urin pada wadah yang telah disiapkan.

2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urin sampai garis tanda panah.
3. Dibaca dalam waktu 5 menit dan bila terdapat 2 garis merah maka hasilnya adalah
positif.

Interpretasi :

( + ) : terdapat garis merah pada C dan T.

( ) : terdapat garis merah pada garis C tapi tidak pada garis T.

Invalid : terdapat garis merah pada garis T sedangkanpada garis C tidak terdapat garis merah.

2.Pemeriksaan Widal

Tujuan : Untuk membantu menegakkan pemeriksaan demam typhoid. Mengetahui adanya


antibody spesifik terhadap bakteri Salmonella.

1. Prinsip :

Adanya antibody Salmonella pada sampel serum akan bereaksi dengan antigen yang terdapat
pada reagen widal sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.

1. Dasar teori :

Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap
antigen kuman Salmonella typhi / paratyphi (reagen). Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya
dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.

Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan
vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik
(pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).

Hasil negatif palsu disebabkan antara lain : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan
adanya penyakit imunologik lain. Demam typhoid (Typhoid Fever) merupakan suatu
penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi maupun Salmonella
paratyphi A, B dan C yang masih dijumpai secara luas di negara berkembang yang terutama
terletak di daerah tropis dan subtropis.

1. Alat dan Bahan:

2. Alat :

Slide test

Clinipette
Batang pengaduk

Tissue

1. Bahan : sampel serum

2. Reagen :

antigen O

antigen H

antigen AH

Antigen BH

1. Cara Kerja :

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

3. Dipipet serum sebanyak 50 ul dan diletakkan pada slide test.

4. Ditambahkan 1 tetes antigen pada slide tersebut.

5. Kemudian goyangkan slide selama 1 menit.

6. Perhatikan adanya reaksi aglutinasi dalam 1 menit.

7. Reaksi positif bila terjadi aglutinasi.

8. Catat hasil pada buku register.

Iklan

Share this:

Twitter

Facebook2


Terkait

Cara Menghitung Sel-sel Darah

SEL DARAH PUTIH (LEKOSIT)

PENGERTIAN DARAH DAN BAGIANNYADengan 1 komentar

Posted in Uncategorized

Tinggalkan Balasan

Anda mungkin juga menyukai