Disusun oleh :
Raqin Maraya Ekaputra
20130210064
Oleh:
Raqin Maraya Ekaputra
20130210064
Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Pada tanggal 27 Februari 2017
Komisi Magang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
dengan judul Budidaya Dan Pascapanen Tanaman Bayam Jepang (Spinacia
Oleraceae L.) Secara Organik. Laporan magang ini dibuat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi di Fakultas Pertanian, Jurusuan
Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Magang ini dilaksanakan di
PT. FAMILI EKO Kultura FAM Organik Bandung, mulai tanggal 19 September
sampai dengan 28 Oktober 2016.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
laporan magang ini. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya dan penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan
iii
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan magang ini
Atas perhatian dan kerjasamanya yang diberikan oleh semua pihak yang
mendukung terselenggaranya program magang ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................4
2. Pembuatan Kascing.......................................................................................14
v
1. Penyemaian Benih........................................................................................21
2. Pengolahan Tanah.........................................................................................22
3. Penanaman....................................................................................................25
4. Pemeliharaan.................................................................................................26
5. Panen.............................................................................................................29
6. Pascapanen....................................................................................................30
7. Pemasaran.....................................................................................................34
IV. PENUTUP........................................................................................................36
A. Kesimpulan.......................................................................................................36
B. Saran.................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................37
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembekalan.........................................................................................................14
vii
Gambar 20. Pemberian urin kelinci.......................................................................................25
Gambar32.Pengemasan supermarket.....................................................................................33
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sayuran merupakan komoditas yang dikonsumsi sehari hari oleh masyarakat
sebagai sumber gizi. Permintaan sayuran yang dikonsumsi masyarakat akan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk saat ini. Berdasarkan
Sensus penduduk (SP) tahun 1971 2010, jumlah penduduk Indonesia mengalami
kenaikan menjadi dua kali lipat selama hampir 40 tahun dari sekitar 118 juta pada
tahun 1971 menjadi 237 juta pada tahun 2010 (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Jakarta, 2013). Peningkatan jumlah penduduk Indonesia ini akan
secara langsung mempengaruhi konsumsi sayuran di Indonesia. Berdasarkan
Departemen Pertanian (2006) konsumsi sayur sayuran per kapita masyarakat
Indonesia pada tahun 2002 adalah 32,89 Kg, pada tahun 2003 adalah 34,52 Kg, pada
tahun 2004 konsumsi sayur sayuran masyarakat Indonesia mencapai 33,49 Kg,
tahun 2005 mencapai 35,30 Kg, dan tahun 2006 konsumsi sayur sayuran
masyarakat Indonesia mencapai 34,15 Kg. Anjuran yang diberikan FAO untuk
konsumsi sayur masyarakat Indonesia adalah 75 Kg, dengan demikian konsumsi
sayur masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan.
1
2
Sistem pertanian organik sudah banyak digunakan oleh para petani. Produsen
sayuran organik pun telah banyak bermunculan, salah satunya adalah PT FAM
Organik. FAM Organik didirikan pada tahun 2009. Nama FAM berasal dari singkatan
nama anggota keluarga pendiri FAM Organik. FAM Organik terletak di Desa
Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat dengan luas 3500
meter2, selain itu FAM Organik juga memiliki cabang yang berada di Tenjolaya,
Gunung Salak, Bogor. Pada PT. FAM Organik ini terdapat beberapa jenis sayuran dan
tanaman obat. Jenis sayuran yang berada pada FAM Organik adalah Lettuce Mix,
Lettuce Red Lollorosa, Lettuce Green Romaine, Salad Bowl Red, Salad Bowl Green
Lettuce, Lettuce Green, Red Lettuce, Kale Toscano, Kale Curly, Swisschard, Spinach
atau Horenzo, Endive Frisee, Endive, To Pa Cai, Pakcoy, Radish Leaf, Chinese Kale
leaf, Green Amaranth, Arugula, dan Rocket.
tekun, dan jujur, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Perusahaan akan mendapatkan
sumbangan ide baru atau saran untuk meningkatkan kualitas perusahaan baik dari sisi
manajemen maupun aplikatif di lapangan. Selain itu, dalam jangka panjang SDM
yang sudah berkualitas akan meningkatkan kinerja perusahaan sebagai user para
akademisi.
b. Tujuan
1. Mempelajari teknik budidaya tanaman bayam jepang (Spinacia Oleraceae
L.) pada PT. FAM Organik
2. Mempelajari teknik panen dan pascapanen tanaman bayam jepang (Spinacia
Oleraceae L.) yang ada di PT. FAM Organik
3. Meningkatkan kemampuan Teamwork dan menambah wawasan lebih luas
dalam dunia kerja.
II. PROFIL PT. FAMILI EKO KULTURA FAM ORGANIK
Pada tahun 2010 FAM Organik membuat Halaman Organik atau the edible
organik garden. Lokasi dibuat halaman organik adalah didaerah Sarijadi, Bandung
Utara, Jawa Barat tepatnya di rumah pemilik FAM Organik. Halaman Organik
merupakansalah satu jenis pertanian perkotaan, dengan konsep menciptakan keluarga
yang sehat dan lingkungan yang sehat. Pada tahun 2013 FAM Organik resmi diterima
sebagai anggota IFOAM (International Federation of Organik Agriculture
Movement). IFOAM merupakan salah satu sumber utama inspirasi dan pengetahuan
5
6
Pimpinan
Divisi Produksi Divisi Toko Online Divisi Sales & Divisi Divisi Penelitian
& Fisik Marketing Keuangan & &
Administrasi Pengembangan
PT. FAMILI EKO Kultura Fam Organik dipimpin oleh seorang pimpinan
yang ditempati oleh pendiri PT. FAMILI EKO Kultura Fam Organik yaitu bapak
Soeparwan Soeleman. Pimpinan tersebut membawahi lima divisi yaitu divisi
produksi, divisi toko online & fisik, divisi sales & marketing, divisi keuangan &
administrasi, divisi penelitian & pengembangan. Pimpinan memiliki tugas untuk
mengontrol, mengawasi, dan memberikan arahan pada tugas dan tanggung jawab dari
setiap divisi. Tugas dari setiap divisi adalah sebagai berikut :
1. Divisi Produksi
Divisi ini memiliki tugas untuk memikirkan bagaimana cara yang baik
untuk memasarkan produk yang dihasilkan dari PT ini dan sekaligus
memasarkan produk yang dihasilkan tersebut kepada konsumen
bulannya sehingga sangat efisien untuk dilakukan. Akan tetapi, mengingat perusahaan
ini tidak menerapkan konsep panen satu-go sehingga dalam manajemen perusahaan
yang dilakukan dilihat dari semua varietas yang dibudidayakan.
III. HASIL MAGANG
11
12
pupuk dan pestisida anorganik yang dalam jangka waktu lama akan merusak tanah.
Sehingga pertanian yang dianjurkan adalah pertanian organik.
Gambar 1. Pembekalan
dapat memperbaiki sifat biologi tanah karena kascing mengandung banyak mikroba
dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman seperti giberelin, sitokinin dan auksin.
16
Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat
mineralisasi atau pelepasan unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang
tersedia bagi tanaman (Mulat, 2003).
Cara pembuatan kascing di Fam Organik adalah awalnya sisa kascing yang
telah digunakan diambil dan dimasukan kedalam karung atau ember dengan berat 5
kg. Pada sisa kascing tersebut terdapat sisa cacing tanah yang digunakan untuk
membuat kascing sebelumnya. Kascing dibuat dengan cara menggunakan kolam
dengan luasan 1,5 x 1 m (Gambar 2). Kolam tersebut diisi dengan 8 karung kotoran
sapi, setiap karung beratnya adalah 30 Kg, sehingga diperoleh berat kotoran sapi yang
dimasukan kedalam kolam tersebut adalah 240 Kg. Kotoran sapi tersebut dimasukan
kedalam kolam dengan cara membuka ikatan pada karung dan setelah itu
ditumpahkan kedalam kolam (Gambar 3). Kotoran sapi tersebut diperoleh dari
peternak sapi di sekitar lahan Fam Organik. Kotoran sapi yang ada dikolam kemudian
diratakan. Proses meratakan kotoran sapi ini menggunakan skop, tujuannya agar tidak
ada ruang kosong yang terdapat pada kolam tersebut. Kotoran sapi yang sudah rata
kemudian ditaburi sisa kascing yang sudah dimasukkan dalam karung atau ember
dengan merata (Gambar 4). Posisi sisa kascing yang sudah jadi berada diatas karena
cacing tanah akan mencari makanannya kebawah sehingga posisi kascing yang sudah
jadi akan selalu berada diatas. Penggunaan kascing untuk pupuk pada Fam organik
digunakan sedikit demi sedikit atau tidak langsung digunakan satu kolam penuh,
posisi kascing yang sudah jadi berada diatas akan memudahkan pemanenan kascing
tersebut sedikit demi sedikit dangan kata lain tidak harus menunggu kotoran sapi
mantang dan menjadi kascing 100%. Sisa kascing yang sudah ditaburkan rata
menggunakan skop kemudian kolam tersebut ditutupi dengan bambu dan terpal,
tujuannya adalah agar kascing tersebut tidak terkena oleh air. Kascing yang terkena
air akan berakibat pada kandungan air yang ada pada kascing tersebut berlebihan
sehingga proses pengomposan akan berjalan lebih lama. Proses pembuatan kascing
ini memerlukan waktu 1,5 bulan apabila kascing tersebut telah jadi sepenuhnya.
17
Spinach (Spinacia oleraceae L.) atau yang dikenal dengan sebutan bayam jepang
termasuk dalam kingdom Plantae, sub kingdom Tracheobionta, Super divisi
Spermatophyta, Division Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Subclass
Caryophylladae, Ordo Caryophyllales, famili Chenopodiaceae, Genus spinacia dan
Species Spinacia oleracea L. Spinach termasuk sayuran dataran tinggi tetapi dapat
hidup di dataran rendah. Bayam jepang ini cocok ditanam pada wilayah beriklim
sedang dengan kondisi tanah yang subur dan gembur. Derajat kemasaman (pH) yang
diperlukan berkisar 6 7. Tanah yang pHnya lebih tinggi atau lebih rendah akan
menyebabkan tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik. Suhu yang baik untuk
tanaman ini adalah berkisar 180C 200C, pada suhu 100C pertumbuhan tanaman ini
akan berjalan lambat (Pierce, 1987).
Bayam jepang ( Spinacia Oleracea L.) adalah tanaman setahun yang ditanam
diwilayah beriklim sedang, khusus untuk diambil daunnya. Sistem perakaran bayam
jepang terdiri atas banyak akar serabut lateral dangkal, berkembang dari akar
tunggang gemuk yang memiliki beberapa akar lateral besar. Segera setelah fase
kecambah, tanaman mencapai pola pertumbuhan roset dengan banyak daun berdaging
yang melekat pada batang pendek. Jarak tanam dan kondisi lingkungan berpengaruh
terhadap jumlah dan ukuran daun. Bentuk lebar daun berkisar dari bulat telur atau
mendekati segitiga hingga panjang dan bentuk kepala panah sempit, bentuk yang
terakhir adalah panah yang berbentuk primitif. Sembir daun rata atau bergelombang
dan permukaan daun rata, agak keriput, hingga sangat keriput. Penampakan melepuh
jaringan keriput disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan jaringan parenkim diantara
vena daun. Tangkai daun biasanya sama panajng dengan lebar daun, dan sering
menjadi berongga ketika daun telah berkembang penuh. Pola pertumbuhan daun
beragam dimulai dari merayap hingga tegak, sebagian dipengaruhi oleh jarak tanam,
kemiringan dan kerapatan (Rubatzky dan Masamaguchi, 1998).
22
1. Penyemaian Benih
Penyemaian adalah kegiatan dimana benih di tanam di suatu media yang
bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal, benih yang melalui persemaian bisa
terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bayi tanaman. Media semai yang
digunakan pada Fam Organik adalah sekam bakar dan kascing dengan perbandingan
2 : 1, dolomit secukupnya, nutrisi mikro organik 5 ml, trico-g satu sendik makan dan
urin kelinci 1 liter dilarutkan dalam air 10 liter. Cara pembuatan media semianya
adalah sekam bakar dan kascing dicampur rata menggunakan skop, tujuannya agar
unsur haranya merata. Sekam bakar dan kascing yang telah rata kemudian di taburi
dolomit kemudian disiram dengan larutan campuran nutrisi mikro organik, trico-g,
urin kelinci dan air, setelah itu di aduk menggunakan skop dan media semai siap
digunakan (Gambar 13). Jumlah bayam jepang yang disemai ditentukan dari Fam
Home yang berada di Sarijadi dan dibungkus dengan plastik (Gambar 12).
Penyemaian bayam jepang dilakukan di wadah sterofoam atau para para bambu.
Penyemaian yang dilakukan menggunakan jarak yaitu 1 2 cm untuk tanaman bayam
jepang (Gambar 14). Pembuatan jarak ini menggunakan bambu yang telah dipotong
kecil, setiap lubang di isi 1 benih bayam jepang (Gambar 15). Penyemaian dilakukan
dengan jarak agar benih tidak barsaing untuk mendapatkan unsur hara sehingga
pertumbuhan benih lebih baik dan didapatkan benih yang berukuran maksimal.
Penyemaian juga memudahkan untuk pemeliharaan yang optimal, dan tanaman yang
masih kecil tentu akan merasa kaget apabila langsung berada pada lingkungan yang
ekstrim dengan adanya persemaian tanaman akan mudah beradaptasi dengan
lingkungan eksternal yang ekstrim. Tanaman bayam jepang yang telah disemai
selama tiga minggu dengan ciri ciri memiliki 3-4 daun termasuk daun kotiledon
berarti siap untuk ditanam dibedengan.
23
Gambar 12. Benih bayam Jepang Gambar 13. Pembuatan media semai
1. Bedengan yang telah selesai ditanami maka sisa sisa tanaman yang
jelek dan gulma yang ada dibedengan tersebut dibuang terlebih
dahulu. Tujuan dari pembersihan gulma dan sisa tanaman yang tidak
bisa dipanen karena gulma dan sisa sisa tanaman tersebut bisa saja
membawa penyakit sehingga harus dibuang agar tidak menyerang
tanaman berikutnya yang akan ditanam, selain itu apabila sisa sisa
tanaman dikembalikan ketanah lagi maka proses dekomposisi sisa
sisa tanaman tersebut akan mengganggu tanaman berikutnya yang
akan ditanam. Pembersihan ini dilakukan menggunakan cangkul
ataupun manual menggunakan tangan.
iii. Penanaman
Bibit yang telah berumur tiga minggu dan memiliki ciri ciri berdaun 3 4
maka bibit tersebut siap ditanam pada bedengan. Pertama bibit diambil dari tempat
semai dengan cara manual menggunakan tangan (Gambar 21). Pengambilan bibit ini
sekaligus diambil media yang ada di sekitar zona perakaran tanaman, hal ini
dilakukan agar akar tidak patah saat tanaman dicabut dari media semai. Bibit yang
telah diambil kemudian diletakkan pada sterofoam dan dibawa kebedengan untuk di
tanam.
Jarak tanam yang digunakan untuk menanam bayam jepang ini adalah 10 x 10
cm. Pembuatan lubang tanam dibuat dengan cara manual menggunakan tangan.
Dalam satu bedengan bisa didapatkan lubang tanam sebanyak 400 lubang tanam.
27
Setiap lubang tanam diisi dengan satu tanaman (Gambar 22). Cara menanam yang
dilakukan di Fam Organik adalah tanaman dimasukan kedalam lubang tanam dan
ditutup dengan tanah, saat menutup tanaman menggunakan tanah diusahakan tidak
membuat cekungan diatas tanaman, karena jika terdapat cekungan di atas tanaman
tersebut maka saat hujan air akan menggenang dan menyebabkan tanaman menjadi
busuk. Kebun Fam Organik juga menerapkan sistem rotasi tanaman, tujuannya adalah
untuk menyehatkan tanah dan mengendalikan hama tanaman.
iv. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman.
Tanaman yang sudah ditanam apabila tidak dipelihara dengan baik maka hasilnya
tidak akan maksimal, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tanaman bayam jepang yang dilakukan
di Fam Organik meliputi penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah, dan
pengendalian hama.
a. Penyiraman
b. Penyiangan
c. Penggemburan tanah
d. Pengendalian hama
v. Panen
Tanaman bayam jepang apabila telah mencapai umur tiga minggu setelah
tanam maka bayam jepang ini dapat dipanen, dan lama tanaman bayam jepang ini
dibedengan adalah satu minggu, jadi total lama tanaman bayam jepang dibedengan
adalah 4 minggu, jika melebihi itu maka tanaman bayam jepang sudah tidak layak
dijual dan akan dibuang. Panen dilakukan pada pagi hari dan siang hari tergantung
pada pesanan. Jumlah bayam jepang yang dipanenpun tergantung pada pesanan yang
ada. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bayam jepang sekaligus dengan
akarnya, hal ini dilakukan agar tanaman tidak cepat layu. Tanaman yang dipanen
harus dalam keadaan yang baik yaitu ukuran tanaman bayam jepang yang tingginya
sekitar 15 20 cm, daunnya boleh berlubang asalkan lubangnya kecil dan tidak
banyak. Bayam jepang yang telah dipanenkemudian diletakan pada sterofoam atau
keranjang plastik untuk dilakukan proses pascapanen (Gambar 27).
31
vi. Pascapanen
Penananganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan
pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh
konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri. Penanganan pascapanen hasil
pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap hasil
pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk meningkatkan mutu hasil
pertanian agar mempunyai daya simpan daya guna yang lebih tinggi.
vii. Pemasaran
Sayuran yang telah dikemas kemudian didistribusikan ke supermarket
maupun perorangan. Pendistribusian sayuran ini menggunakan banyak sarana, seperti
motor, jasa pengiriman barang (JNE), dan travel (Gambar 37). Pendistribusian
sayuran yang berada di daerah Bandung menggunakan motor dan dilakukan pada
pagi hari. Sayuran yang telah dikemas dan diletakan pada sterofoam kemudian diikat
dengan tali diatas motor dan dikirim kepemesan. Sayuran yang dikirim ke
supermarket daerah Jakarta, Bekasi, Depok dan Bintaro dikirm menggunakan travel.
Pesanan supermarket daerah Bogor di pasok dari kebun Fam Organik yang berada di
Tenjolaya. Harga jual yang ditetapkan untuk bayam jepang ini adalah Rp. 55.000,00
untuk satu kg sayuran. Sayuran yang dibayar oleh supermarket adalah sayuran yang
terjual, jadi jika ada sayuran yang tidak terjual maka tidak menjadi tanggung jawab
supermarket. Sayuran yang sisa biasanya hanya dibuang karena sudah dalam keadaan
buruk atau tidak bisa dikonsumsi. Berikut adalah tabel 2. kerjasama FAM Organik
dengan supermarket :
36
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktik umum yang telah dilaksanakan di PT. Famili
Ekokultura FAM Organik Bandung dapat disimpulkan :
1. Tanaman bayam jepang (Spinacia Oleraceae L.) pada PT. FAM Organik
dibudidayakan secara organik menggunakan input organik tanpa pemberian
input pupuk anorganik dan pestisida, proses budidaya bayam jepang yang
dilakukan di PT. Famili Ekokultura FAM Organik dilakukan berdasarkan
prinsip prinsip organik yang diterapkan oleh IFOAM meliputi prinsip sehat,
ekologi, keadilan, dan perlindungan.
2. Panen bayam jepang (Spinacia Oleraceae L.) pada PT. FAM Organik
dilakukan dengan cara manual. Proses pascapanen yang dilakukan meliputi
pencucian, pengeringan, sortasi, penimbangan, pengemasan, dan pelabelan.
b. Saran
Saran yang dapat disampaikan kepada FAM Organik yaitu:
2. Merenofasi green house yang telah rusak sehingga tidak terjadi kerusakan
tanaman akibat green house yang berlubang.
37
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jakarta. 2013. Profil
kependudukan tahun 2013. Jakarta. 108 hal.
Departemen Pertanian. 2006. Tanaman Sayuran. Jakarta : Departemen Pertanian. 285
hal.
Kartika, Juang Gema. 2006. Pemanfaatan kompos berbahan dasar limbah substrat
jamur pada budidaya horenso. Laporan Penelitian Dosen Muda IPB.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 103 hal
38
Wahyuni, Yulia Tri. 2007. Analisis Cabang Usahatani Sayuran Organik di Mega
Surya Organik Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor. Skripsi.
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 16 hal.
39
LAMPIRAN
40
41
42
43
44
45
46
Lampiran 2. Borang Penilaian
47
48
49
Lampiran 3. Surat Keterangan Magang
50
51