................... ........................ Tanggal Terbit Ditetapkan, (SPO) ...................... Direktur RSU Asy-Syaafi Pamekasan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Drg. Primada Kusumaninggar, M. Kes NIP PENGERTIAN Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (immediately) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving). TUJUAN Sebagai acuan dalam pelayanan gawat darurat pasien di RSU Asy- Syaafi Pamekasan sehingga mampu mencegah risiko kecacatan dan kematian. PROSEDUR 1. Setiap pasien yang datang ke IGD RSU Asy-Syaafi dilakukan triage dan ditetapkan label kegawatdaruratannya. 2. Pembagian pasien a. Prioritas I (label merah dan biru): Emergency. Pasien gawat darurat; mengancam nyawa/ fungsi vital; penanganan dan pemindahan bersifat segera, antara lain: syok oleh berbagai kausa; gangguan pernapasan; perdarahan eksternal massif; gangguan jantung yang mengancam; problem kejiwaan yang serius; b. Prioritas II (label kuning): Urgent Pasien dalam kondisi darurat yang perlu evaluasi secara menyeluruh dan ditangani oleh dokter untuk stabilisasi, diagnosa dan terapi definitif, potensial mengancam jiwa/fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat, antara lain: pasien dengan resiko syok; fraktur multiple; fraktur femur/ pelvis; luka bakar luas; gangguan kesadaran/trauma kepala; pasien dengan status yang tidak jelas; c. Priotas III (label hijau): Non Emergency Pasien gawat darurat semu (False emergency) yang tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera. d. Prioritas IV (label hitam): Death, Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal 3. Pasien dengan label merah dan biru (prioritas 1) segera dilakukan tindakan resusitasi. 4. Pasien dengan label kuning (prioritas 2) diperiksa dan diberi penanganan yang sesuai setelah mendahulukan pasien dengan label merah dan biru stabil apabila dating bersamaan. 5. Paien dengan label hijau (prioritas 3) diarahkan ke poli/ rawat jalan. 6. Keluarga / pengantar pasien mendaftar sesuai prosedur yang ditentukan. 7. Dilakukan informed consent sebelum melakukan setiap tindakan. 8. Setelah kondisi stabil, pasien ditetapkan dalam kategori infeksius atau non-infeksius. 9. Jika pasien MRS, perawat menghubungi rawat inap untuk memesan kamar. 10. Jika kamar di rawat inap dalam kondisi penuh, pasien non- infeksius dapat dirawat sementara di IGD. Sedangkan untuk pasien infeksius dirujuk ke rumah sakit lain. 11. Jika pasien pulang, diberikan obat untuk 3 hari dan dianjurkan kontrol ke poli sesuai penyakitnya. UNIT TERKAIT 1. IGD 2. Rawat Inap 3. Poli/ Rawat Jalan