Anda di halaman 1dari 10

Laju reaksi, vol 7, No 3 (2014):21-25

PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI


Ni Ketut Meidayanti Putri, 1108105013

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

2014

Abstrak
Telah dilakukan praktikum mengenai penentuan orde suatu reaksi dan penentuan
tetapan (k) laju reaksi. Digunakan sampel etilasetat dengan mengetahui bahwa reaksi
penyabunan etilasetat oleh ion hidroksida dimana larutan NaOH digunakan sebagai titran.
Variasi waktu yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pada menit ke-5; 20;50; dan 60
menit serta pemanasan. Dari hasil titrasi didapatkan volume NaOH pada masing-masing
waktu secara berturut-turut yaitu 11,05 mL; 11,65 mL; 12,55 mL; 12,75 mL; dan pemanasan
yaitu 17,95 mL. Hasil perhitungan menunjukkan nilai tetapan (k) yang diperoleh yaitu
sebesar 3,8333; 1,11; 0,6340; dan 0,6667 serta pemanasan yaitu -0,4985 secara berturut-
turut sehingga diperoleh nilai k rata-rata yaitu 1,1491. Selain penentuan nilai k, juga
x
aa x
ditentukan grafik hubungan antara (sebagai ordinat) terhadap waktu ( sebagai

absis) sehingga diperoleh grafik yang linier dengan persamaan garis y = 21,61x + 965,31
dengan nilai koefisien regresi liniernya sebesar 0,9734. Berdasarkan reaksi yang terjadi,
reaksi ini merupakan reaksi orde dua.
Keywords : Laju reaksi, orde reaksi, tetapan (k), titrasi, waktu,persamaan garis.

PENDAHULUAN maupun produk suatu system (Siregar,


2008).
Kinetika kimia disebut juga
dinamika kimia, karena adanya gerakkan Reaksi kimia adalah proses
molekul, elemen atau ion dalam berubahnya pereaksi menjadi
mekanisme reaksi dan laju reaksi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat
sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dan ada yang cepat. Contohnya bensin
dapat diramalkan dengan bantuan terbakar lebih cepat dibandingkan
pengamatan dan pengukuran besaran dengan minyak tanah. Ada reaksi yang
termodinamika suatu reaksi, dengan berlangsung sangat cepat, seperti
mengamati arah jalannya reaktan membakar dinamit yang menghasilkan
ledakan, dan yang sangat lambat adalah terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap
seperti proses berkaratnya besi. melainkan berubah terus-menerus
Pembahasan tentang kecepatan (laju) seiring dengan perubahan
reaksi disebut kinetika kimia. Dalam konsentrasi(Chang, 2005).
kinetika kimia ini dikemukakan cara Pengetahuan tentang faktor yang
menentukan laju reaksi dan faktor apa mempengaruhi laju reaksi berguna
yang mempengaruhinya (Syukri,1999). dalam mengontrol kecepatan reaksi
Cabang ilmu kimia yang khusus berlangsung cepat, seperti pembuatan
mempelajari tentang laju reaksi disebut amoniak dari nitrogen dan hidrogen,
kinetika kimia. Tujuan utama kinetika atau dalam pabrik menghasilkan zat
kimia ialah menjelaskan bagaimana laju tertentu. Akan tetapi kadangkala kita
bergantung pada konsentrasi reaktan dan ingin memperlambat laju reaksi, seperti
mengetahui mekanisme suatu reaksi mengatasi berkaratnya besi,
berdasarkan pengetahuan tentang laju memperlambat pembusukan makanan
reaksi yang diperoleh dari eksperimen oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri,
(Oxtoby, 2001). 1999).Berikut ini adalah factor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi:
Laju reaksi didefinisikan sebagai
perubahan konsentrasi persatuan waktu. Konsentrasi
Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i .
Umumnya laju reaksi meningkat dengan Kecepatan reaksi bergantung
meningkatnya konsentrasi dan dapat pada banyak factor. Konsentrasi reaktan
dinyatakan sebagai memainkan peran penting dalam
mempercepat atau memperlambat rekasi
Laju = k f (C1, C2, ., Ci) tertentu. Konsentrasi mempengaruhi laju
reaksi karena banyaknya partikel
Di mana k adalah konstanta laju, memungkinkan lebih banyak tumbukan,
juga disebut konstanta laju spesifik atau dan itu membuka peluang semakin
konstanta kecepaan, C1, C2, adalah banyak tumbukan efektif yang
konsentrasi dari reaktan-reakan dan menghasilkan perubahan.
produk-produk (Dogra, 1990).
Laju reaksi kimia terlihat dari Suhu
perubahan konsentrasi molekul reaktan Kenaikan suhu dapat
atau konsentrasi molekul produk mempercepat laju reaksi karena dengan
naiknya suhu, energy kinetic partikel mengalami perubahan kimia yang
zat-zat meningkat sehinga permanen. Jadi, katalis tidak muncul
memungkinkan semakin banyaknya dalam laju persamaan kimia balans
tumbukan efektif yang menghasilkan secara keseluruhan, tetapi kehadirannya
perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, sangat mempengaruhi hukum laju,
reaksi terjadi bila molekul bertumbukan memodifikasi dan mempercepat lintasan
dengan energy yang cukup besar, yang ada.Katalis menimbulkan efek
disebut energy aktivasi. Untuk memutus yang nyata pada laju reaksi, meskipun
ikatan dan mengawali reaksi, konsatanta dengan jumlah yang sangat sedikit.
laju dan energy aktivasi dihubungkan Dalam kimia industry, banyak upaya
oleh persamaan Arrhenius. untuk menemukan katalis yang akan
mempercepat reaksi tertentu tanpa
k = Ae-Ea/RT meningkatkan timbulnya produk yang
keterangan: tidak diinginkan (Oxtoby, 2001).

Ea= energy aktivasi Efekpelarut


T = suhu mutlak Pengaruh pelarut terhadap laju
A = frekuensi tumbukan penguraian obat merupakan suatu topic
terpenting untuk ahli farmasi. Walau
LuasPermukaan efek-efek tersebut rumit dan generalisasi
Luas permukaan mempercepat tidak dapat dilaksanakan. Tampak reaksi
laju reaksi karena semakin luas nonelektrolik dihubungkan dengan
permukaan zat, semakin banyak bagian tekanan dalam relative atau parameter
zat yang saling bertumbukan dan kelarutan dari pelarut dan zat terlarut.
semakin besar peluang adanya (Martin, 1993)
tumbukan efektif menghasilkan
perubahan.Semakin luas permukaan zat, Proses laju merupakan hal dasar
semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi yang perlu diperhatikan bagi setiap
pun akan semakin cepat. orang yang berkaitanKefarmasiaan,
mulai dari pengusaha obat sampai ke
Katalis pasien. Pengusaha obat harus dengan
Katalis ialah zat yang mengambil jelas menunjukkan bahwa bentuk obat
bagian dalamn reaksi kimia dan atau sediaan yang dihasilkannya cukup
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak stabil sehingga dapat disimpan dalam
jangka waktu yang cukup lama, dimana tersebut. Jika konsentrasi diplot
obat tidak berubah menjadi zat tidak terhadap t dan didapatkan garis
berkhasiat atau racun, ahli farmasi harus lurus, reaksi adalah orde nol.
mengetahui kestabilan potensial dari Reaksi dikatakan orde pertama
obat yang dibuatnya. Dokter dan pasien bila log (a-x) terhadap t
harus diyakinkan bahwa obat yang menghasilkan garis lurus. Suatu
ditulis atau digunakannya akan sampai reaksi orde-kedua akan
pada tempat pengobatan dalam memberikan garis lurus bila 1/(a-
konsentrasi yang cukup untuk mencapai x) diplot terhadap t (jika
efek pengobatan yang diinginkan. Ada konsentrasi mula-mula sama).
beberapa prinsip dan proses laju yang Jika plot 1/(a-x)2 terhadap t
berkaitan dimasukkan dalam rantai menghasilkan garis lurus dengan
peristiwa ini yaitu: kestabilan dan tak seluruh reaktan sama konsentrasi
tercampurkan, disolusi, proses mula-mulanya, reaksi adalah
absorbs,distribusi dan eliminasi, dan orde-ketiga.
kerja obat pada tingkat molekuler obat 3. Metodewaktu-paruh. Dal reaksi
(Martin, 1993). Orde reaksi dapat orde, waktu paruh sebanding
ditentukan dengan beberapa metode, dengan konsentrasi awal a,
waktu paruh reaksi orde-pertama
1. Metodesubstansi. Data yang tidak bergantung pada a, waktu
terkumpul dari hasil pengamatan paruh untuk reaksi orde-kedua,
jalannya suatu reaksi dimana a=b sebanding dengan
disubtitusikan ke dalam bentuk 1/a dari dalam reaksi orde-ketiga,
integral dari persamaan berbagai dimana a=b=c, sebanding dengan
orde reaksi. Jika persamaan itu 1/a2. (Martin, 1993)
menghasilkan menghasilkan Waktu paruh adalah waktu yang
harga K yang tetap konstan dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai
dalam batas-batas variasi setengahnya dari konsentrasi mula-mula.
percobaan, maka reaksi dianggap Obat yang sama dapat menunjukkan
berjalan sesuai dengan orde orde penguraian yang berbeda pada
tersebut. konsidi yang berbeda. Walaupun
2. Metodegrafik. Plot data dalam penguraian hidrogen peroksida,
bentuk grafik dapat digunakan misalnya dengan katalis ion iodine
untuk mengetahui orde reaksi adalah sau orde pertama, telah
ditemukan bahwa penguraian larutan Pangkat m dan n ditentukan dari
yang distabilkan dengan berbagai data eksperimen, biasanya harganya
pereaksi dapat menjadi orde-nol. Dalam kecil dan tidak selalu sama dengan
hal ini, di mana reaksi tidak tergantung koefisien a dan b. Semakin besar harga
pada konsentrasi obat, penguraia k reaksi akan berlangsung lebih cepat.
mungkin akibat kontak dengan dinding Kenaikan suhu dan penggunaan katalis
wadah atau berbagai faktor luar lainnya umumnya memperbesar harga k. Secara
(Martin, 1993).Tujuan dari mempelajari formal hukum laju adalah persamaan
laju reaksi adalah untuk dapat yang menyatakan laju reaksi v sebagai
memprediksi laju suatu reaksi. Hal fungsi dari konsentrasi semua komponen
tersebut dapat dilakukan dengan spesies yang menentukan laju reaksi.
hitungan matematis melalui hukum laju.
BAHAN DAN METODE
Sebagai contoh, pada reaksi:
Peralatan
a A + b B c C + d D
Adapun peralatan yang digunakan dalam
Dimana A dan B adalah pereaksi, percobaan ini adalah labu volumetris
C dan D adalah produk dan a,b,c,d 250 mL, pipet volume 1 mL ; 10 mL dan
adalah koefisien penyetaraan reaksi, 20 mL, labu erlenmeyer bertutup 250
maka hukum lajunya dapat dituliskan mL dan 100 mL, labu erlenmeyer 250
sebagai berikut: mL, buret 10 mL, botol semprot, pipet
tetes dan stopwatch.
Laju reaksi = k [A]m [B]n
Bahan
dengan, k = tetapan laju,
dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada) Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu Etil asetat p.a,
m = orde (tingkat) reaksi
larutan NaOH 0,02 M, larutan HCl 0,02
terhadap pereaksi A
M, ndikator fenolftalein, dan akuades.
n = orde (tingkat) reaksi terhadap Cara Kerja
pereaksi B Sebanyak 0,5 mL larutan etil asetat
10,165 M dipipet ke dalam labu
[A], [B] = konsentrasi dalam
volumetris 250 mL lalu diencerkan
molaritas.
sampai
tandabatasuntukmendapatkanlarutanetila
setatdengankonsentrasi 0,02 M sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN
250 mL.Larutan NaOH dengan
Reaksi kimia adalah proses
konsentrasi tepat 0,02 M disediakan
berubahnya pereaksi menjadi
sebanyak 200 mL dan Larutan HCl
hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat
dengan konsentrasi tepat 0,02 M
dan ada yang cepat. Pembahasan tentang
disediakan sebanyak 150 mL.Dengan
kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika
menggunakan pipet, sebanyak 100 mL
kimia. Dalam kinetika kimia ini
larutan NaOH 0,02 M dan 100 mL etil
dikemukakan cara menentukan laju
asetat 0,02 M dimasukkan ke dalam labu
reaksi dan faktor apa yang
erlenmeyer bertutup. Sementara itu
mempengaruhinya.
sebanyak 20 mL larutan HCl 0,02 M
Kinetika reaksi menggambarkan
dipipet ke dalam masing-masing 5 buah
suatu study secara kuantitatif tenang
labu erlenmeyer lainnya. Selanjutnya
Perubahan-perubahan kadar terhadap
larutan etil asetat ditambahkan dengan
waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan
cepat ke dalam larutan NaOH dan
reaksi di tentukan oleh kecepatan
dikocok dengan baik. Pada saat kedua
terbentuknya zat hasil, dan kecepatan
larutan tersebut bercampur, stopwatch
pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan
dijalankan. Lima menit setelah reaksi
(K) adalah vaktor pembanding yang
dimulai, 10 mL dari campuran reaksi
menunjukkan hubungan anntara
dipipet dan dimasukkan ke dalam salah
kecepatan reaksi dengan konsentrasi
satu labu yang berisi 10 mL larutan HCl
reaktan.
itu dan diaduk dengan baik. Kelebihan
Percobaan penetapan orde reaksi
HCl segera dititrasi secepat mungkin
dan tetapan laju reaksi ini bertujuan
dengan larutan standar NaOH 0,02
untuk mengetahui orde reaksi dan
M.Pengerjaan dilakukan pada waktu
tetapan laju reaksi yang terjadi pada
5,20, 50 dan 60 menit setelah waktu
reaksi penyabuan antara etil asetat
reaksi.Sisa campuran reaksi dalam
(C2H5COOH) dengan ion hidroksida
erlenmeyer bertutup dipanaskan hingga
(OH-). Adapun reaksi yang terjadi
mendidih untuk mempercepat reaksi.
adalah:
Konsentrasi OH kemudian ditentukan
dengan cara yang sama seperti
CH3COOC2H5 + OH-
sebelumnya.
CH3COO- + C2H5OH
Dari reaksi diatas, dapat NaOH yang tersisa dalam campuran
diketahui bahwa reaksi yang terlibat direaksikan dengan larutan HCl 0,02 M.
adalah reaksi orde 2. Sedangkan untuk Setelah sisa NaOH dalam campuran
mengetahui tetapan laju reaksi pada dinetralkan oleh larutan HCl, maka
reaksi penyabunan tersebut, dilakukan kelebihan HCl dititrasi dengan
percobaan dengan menggunakan metode menngunakan basa kuat yaitu larutan
titrasi. Sebelum dilakukan percobaan, NaOH 0,02. Larutan NaOH bertindak
terlebih dahulu dibuat larutan etil asetat sebagai titran, sedangkan campuran
dengan cara mengencerkan sebanyak 0,5 yang mengandung sisa HCl sebagai
mL etil asetat dalam labu ukur 250 mL titrat. Dalam proses titrasi ditambahkan
sampai tanda batas, sehingga diperoleh indikator fenolftalein yang berguna
larutan etil asetat 0,02 M. Selain larutan untuk mendeteksi titik akhir titrasi,
etil asetat 0,02 M, juga digunakan dimana akan terjadi perubahan warna
larutan NaOH 0,02 M serta larutan HCl dari bening menjadi merah muda.
0,02 M.
Pada pemanasan pada campuran
Adapun dalam percobaan ini, etil asetat-NaOH setelah selang waktu
konsentrasi awal etil asetat dengan 60 menit untuk waktu tak terhingga.
konsentrasi awal NaOH sama (a = b). Proses pemanasan ini bertujuan untuk
Dalam percobaan ini reaksi yang akan mempercepat reaksi sehingga reaksi
diamati adalah reaksi penyabunan etil penyabunan cepat selesai dan
asetat oleh ion hidroksida. Mula-mula mengetahui konsentrasi awal etil asetat
larutan etil asetat 0,02 M direaksikan dalam campuran. Etil asetat memiliki
dengan larutan NaOH 0,02 M masing- sifat yang mudah menguap, sehingga
masing sebanyak 50 mL. Larutan etil proses titrasi harus dilakukan secepat
asetat dibiarkan bereaksi dengan larutan mungkin. Demikian pula saat proses
NaOH, setelah 5 menit campuran larutan memipet maupun saat mereaksikan
direaksikan dengan 10 mL HCL hal itu larutan tersebut harus dilakukan secepat
dilakukan juga selama selang waktu 5 mungkin agar tidak terjadi penguapan
menit, 20 menit, 50 menit, 60 menit dan yang dapat menurunkan volume etil
60 menit dengan pemanasan. Selama asetat.
selang waktu tersebut, etil asetat akan
Dari proses titrasi diperoleh
bereaksi dengan NaOH, dan selanjutnya
volume larutan NaOH 0,02 M yang
setelah selang waktu yang ditentukan,
diperlukan untuk menetralkan sisa HCl
dalam campuran. Adapun volume NaOH waktu t. Adapun nilai tetapan k ini
yang diperlukan untuk menetralkan sisa dihitung dengan menggunakan
HCl selama selang waktu reaksi 5 menit, x
t a a x
persamaan : k=
20 menit, 50 menit, 60 menit, serta
setelah pemanasan (waktu tak terhingga)
Dari persamaan ini diperoleh nilai
secara berturut-turut adalah 11,05 mL ;
tetapan k untuk waktu5; 20; 50; 60 dan
11,65 mL ; 12,55 mL ; 12,75mL.
pemanasan menit secara berturut-turut
Sedangkan untuk pencampuran HCL 10
adalah sebesar 3,8333 ; 1,11 ; 0,6340;
mL pada menit ke-60 dan pemanasan
-1
0,6667 dan -0,4985 mol L s-1.
volume NaOH yang digunakan adalah
Sehingga diperoleh nilai tetapan k rata-
17,95 mL. Kondisi ini menunjukkan
-1
rata sebesar 1,1491 mol L s-1. Dari
bahwa semakin banyak sisa asam (HCl)
perhitungan, juga diperoleh harga
dalam campuran maka volume NaOH
x
yang diperlukan untuk menetralkan
aa x
yang nantinya dipergunakan
asam tersebut juga semakin banyak,
untuk membuat grafik hubungan antara
demikian pula sebaliknya.
x
aa x
Berdasarkan perhitungan dengan (sebagai ordinat) terhadap

menggunakan data yang telah diperoleh,


waktu (sebagai absis).
maka diketahui bahwa konsentrasi etil
asetat mula-mula yang akan bereaksi Dari kurva yang diperoleh

dengan NaOH adalah sebesar 0,01 M. didapatkan bahwa garis yang terbentuk

Nilai ini merupakan nilai a yang akan adalah linier, adapun grafik yang

digunakan dalam perhitungan terbentuk sebagai berikut :

selanjutnya, dimana nilai a = b. Dari


perhitungan selanjutnya, diperoleh nilai Grafik terhadap
3000
x (konsentrasi OH- bereaksi) selama t
2000
selang waktu yang ditentukan yaitu

berturut-turut sebesar 0,0092 M ; 0,0093 1000 y = 21.61x + 965.31


R = 0.9475
M ; 0,0095 M ; 0,0096 Mdan 0,01059 M 0
(untuk yang pemanasan). Dari nilai x ini 0 50 100
t (menit)
dapat dihitung tetapan laju reaksi (k)
Dalam praktikum ini ada beberapa
yang merupakan jumlah molar (M)
faktor yang dapat mempengaruhi laju
konsentrasi ion OH yang bereaksi pada
reaksi yaitu konsentrasi, luas campuran maka volume NaOH yang
permukaan, teori tumbukan, waktu serta diperlukan untuk menetralkan asam
temperatur. tersebut juga semakin banyak, demikian
Dengan bertambahnya suatu konsentrasi pula sebaliknya, fungsi penambahan
zat maka laju reaksinya akan semakin HCl yaitu untuk menghentikan reaksi
cepat pula, sehingga waktu yang dari basanya dan untuk menetralkan
diperlukan pun lebih sedikit basanya, faktor-faktor yang
dibandingkan dengan kecilnya mempengaruhi laju reaksi adalah luas
konsentrasi suatu zat. Karena zat yang permukaan, konsentrasi, temperatur,
konsentrasinya kecil atau rendah waktu dan teori tumbukan, nilai x
mengandung jumlah pertikel yang lebih (konsentrasi OH- bereaksi) selama
sedikit, sehingga partikel-partikelnya selang waktu yang ditentukan yaitu
lebih renggang dibandingkan dengan zat berturut-turut sebesar 0,0092 M ; 0,0093
yang konsentrasinya besar. Partikel yang M ; 0,0095 M ; 0,0096 M ; dan 0,01059
susunannya lebih renggang akan M (untuk pemanasan), nilai tetapan k
jarang bertumbukan sehingga kemungki untuk waktu 5; 20; 50; dan 60 menit
nan terjadi reaksi kecil. Dapat dilihat adalah3,8333 ; 1,11 ; 0,6340 ; 0,6667
-1
perbedaan antara larutan yang dan pemanasan sebesar -0,4985 mol L
dipanaskan dan lautan yang tidak s-1. Sehingga diperoleh nilai tetapan k
-1
dipanaskan atau antara yang dipengaruhi rata-rata sebesar 1,1491 mol L s-1,
oleh konsentrasi atau temperatur. dari kurva yang diperoleh didapatkan
bahwa garis yang terbentuk adalah
SIMPULAN
linier.
Simpulan
Saran
Adapun beberapa hal yang dapat
disimpulkan dari percobaan ini Dapat dilakukan dengan variasi
diantaranya reaksi penyabuan antara etil waktu yang berbeda atau dengan jenis
asetat (C2H5COOH) dengan ion larutan yang lainnya sehingga dapat
hidroksida (OH-) mengikuti orde reaksi mengetahui orde reaksi dan laju pada
dua, untuk mengetahui tetapan laju lain jenis larutan dan variasi waktu yang
reaksi pada reaksi penyabunan tersebut, berbeda.
dilakukan percobaan dengan
menggunakan metode titrasi,
semakinbanyak sisa asam (HCl) dalam
DAFTAR PUSTAKA Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2014.
Penuntun Praktikum Kimia
Achmad, Hiskia .2001. Elektro Kimia Fisika II. Jurusan Kimia F.MIPA
dan Kinetika Kimia. PT. Citra Universitas Udayana :Bukit
Aditya Bakti: Bandung. Jimbaran.

Anonim, 2013. Penuntun Praktikum www.chemistry.org//Orde reaksi dan


Farmasi Fisika I. Universitas Muslim persamaan laju reaksi
Indonesi: Makassar
www.google.com//Jurnal Laju Reaksi
Penyusun:Dra. Utiya Azizah, M.Pd.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika untuk
Universitas. Gramedia: Jakarta.
Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid
2.Erlangga :Jakarta
Ditjen POM. 1979. Farmakope
Indonesia Edisi III. Departemen
Kesehatan RI: Jakarta

Dogra, S.K dan S.Dogra.1990.Kimia


Fisik dan soal-soal.Jakarta: Universitas
Indonesia
Karlohadiprodjo, Irma. 1990. Kimia
Fisik Jilid 1, Edisi Keempat.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Keenan, CW.1991. Ilmu Kimia Untuk
Universitas Jilid 1, edisi
keenam. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Martin, Alfred, dkk, 1993, Farmasi
Fisik. Dasar-dasar Farmasi Fisik
Dalam Ilmu Farmasetik, Universitas
Indonesia Press, Jakarta

Oxtoby, dkk.2001.Prinsip-prinsip
Kimia Modern edisi keempat jilid
1.Jakarta: Erlangga

Siregar, Tirena Bahnur. 2008. Kinetika


Kimia Reaksi Elementer. Medan. Usu
press.

Syukri S, 1999. Kimia Dasar jilid 2.


ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai