Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH MACAM EKSTRAK BAHAN ORGANIK DAN ZPT TERHADAP

PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK HASIL PERSILANGAN


PADA MEDIA KULTUR

EFFECT ADDITION OF ORGANIK MATTER EXTRACT AND PGR INTO CULTURE


MEDIA TO THE GROWTH OF CROSS BREED ORCHID EXPLANTS

Sri Hartati
Fakultas Pertanian UNS

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam komposisi dengan penambahan bahan
organik (ekstrak kedelai, jagung dan minyak ikan) dan konsentrasi ZPT pada media kultur terhadap
pertumbuhan planlet anggrek hasil persilangan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan
Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian UNS mulai bulan April sampai dengan Oktober 2009 Penelitian
ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :
Faktor I adalah media bahan organik, terdiri dari 3 taraf : ekstrak kedelai, ekstrak jagung, dan minyak
ikan. Faktor II adalah konsentrasi atonik, terdiri dari 3 taraf : 0 cc/ltr, 0,5 cc/ltr, dan 1 cc/ltr. Masing-
masing kombinasi perlakuan diulang 4 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggrek hasil persilangan Phalaeonopsis pinlong
cinderela>< Phalaeonopsis joanekileup June, perlakuan bahan organic jagung memberikan pengaruh
nyata terhadap saat kemunculan akar (21,83 HST) dan jumlah akar (1,92).Perlakuan bahan organic
minyak ikan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap panjang akar (2,82 cm) dan jumlah akar
(1,92), serta memberikan hasil terbaik terhadap panjang daun. Sedangkan untuk perlakuan ZPT Atonik
dapat menambah jumlah daun dan jumlah akar.

ABSTRACT

This research aimed to study the effect of kinds of culture media composition added with organic
matter (soya bean extract, corn extract and fish emulsion) and PGR concentration to the growth of each
cross breed orchid explants. Research was conducted in Plant Physiology and Biotechnology Laboratory,
Agriculture Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta from March 2009 until the end. This research
was done in Randomized Completely Design with two factors of treatment and four replications. The first
factor was media and organic matter, consist of 3 levels: soya bean extract, corn extract and fish
emulsion. The second factor was atonik concentration, consist of 3 levels: 0 cc/l, 0.5 cc/l and 1 cc/l.
The research concluded that for the explants of crossing (Phalaeonopsis pinlong cinderela ><
Phalaeonopsis joanekileup June ) two treatment of corn extract affected significantly to the root
emergence time (21.33 ) and member of root (1,92 day after planting) The treatment of fish emulsion
affected significantly to the root length (2,82 cm), number of root (1,92) and produced the longest leaf.
The treatment of Atonik increased the number of leaf and root.

PENDAHULUAN serta tahan terhadap hama dan penyakit (Sutiyoso


dan Sarwono, 2002).
Permintaan pasar anggrek cenderung Persilangan yang berhasil akan
meningkat setiap tahunnya, namun menghasilkan buah. Biji-biji dalam buah
perkembangan produksi anggrek di Indonesia anggrek dikecambahkan dalam media tanam
masih relatif lambat (Widiastoety, 2001). berupa agar-agar yang telah diperkaya dengan
Anggrek yang diminati pasar adalah anggrek unsur-unsur hara untuk membantu
dengan kapasitas produksi bunga tinggi dengan perkecambahan. Hal ini karena biji anggrek
bentuk dan warna yang menarik, mahkota bunga ukurannya sangat kecil dan tidak memiliki
kompak, tekstur tebal, tahan lama sebagai bunga endosperm. Pada medium kultur anggrek
potong, jumlah kuntum bunga banyak, kuntum seringkali ditambahkan bahan alami. Bahan-
bunga tidak gugur dini akibat kelainan genetis, bahan alami atau zat nabati pada umumnya
merupakan sumber gula, vitamin, zat pengatur
tumbuh dan asam amino. Keberhasilan HASIL DAN PEMBAHASAN
penggunaan metode kultur jaringan sangat
tergantung pada jenis media. Media kultur tidak Saat Muncul Akar
hanya mengandung unsur hara makro dan mikro, Akar merupakan organ vegetatif utama
tetapi juga karbohidrat sebagai sumber karbon yang memasok air, mineral dan bahan-bahan
atau bahan organic lainnya. (Widiastoety dan yang penting untuk pertumbuhan dan
Purbadi, 2003). Media tumbuh yang sering perkembangan tanaman (Gardner et al., 1991).
digunakan dalam budidaya anggrek secara in Saat munculnya akar menjadi faktor yang penting
vitro adalah Vacin and Went. Sedangkan zat dalam pertumbuhan tanaman karena tanaman
pengatur tumbuh yang sering digunakan adalah akan lebih mudah menyerap unsur-unsur yang
jenis auksin. Penggunaan media dan zat pengatur terdapat dalam media kultur.
tumbuh yang tepat diharapkan pertumbuhan in Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5%
vitro anggrek menjadi lebih baik. untuk rerata saat kemunculan akar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
METODE PENELITIAN Tabel 1. Pengaruh tunggal perlakuan bahan
organic dan konsentrasi ZPT terhadap
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Saat muncul akar (HST)
Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Perlakuan Purata
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Bahan Organik
mulai bulan April sampai Oktober 2009. Bahan Kedelai 35,75 a
yang digunakan adalah eksplan anggrek hasil Jagung 21,83 b
persilangan, yaitu A2W ( Phalaeonopsis Minyak Ikan 26,25 ab
pinlong cinderela >< Phalaeonopsis
joanekileup June) media Vacint and Went Konsentrasi ZPT Atonik
(VW), ekstrak kedelai 100 gr/liter, ekstrak jagung Ao : 0 cc/l 22,67 a
100 gr/liter, minyak ikan 4 cc/liter, aquades, A1 : 0,5 cc/l 32,16 a
sabun cuci, alkohol, dan ZPT Atonik (0,5 cc/l dan A2 : 1 cc/l 29,00 a
1 cc/l). Alat-alat yang digunakan dalam Keterangan :
penelitian adalah tabung reaksi, rak tabung Angka yang diikuti huruf sama pada masing-
reaksi, laminar air flow cabinet (LAFC), masing perlakuan menunjukkan tidak berberda
autoklaf, magnetic stirrer atau hot plate stirrer, nyata pada DMRT 5 %
pH meter, petridish, gelas ukur, pipet, kapas,
tissue, kertas label, peralatan diseksi (pinset besar Dari hasil Analisis ragam didapat bahwa
dan kecil, pisau scalpel dan pemes, gunting pemberian bahan organik (ekstrak kedelai,
eksplan), timbangan analitik dan batang ekstrak jagung dan minyak ikan) memberikan
pendorong. pengaruh berbeda nyata terhadap saat
Penelitian ini dilaksanakan dengan kemunculan akar. Sedangkan untuk ZPT
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) memberikan pengaruh tidak berbeda nyata
dengan 2 faktor perlakuan, faktor I adalah bahan terhadap saat kemunculan akar. Pembentukan
organik, terdiri atas ; ekstrak kedelai, ekstrak akar memerlukan energi yang digunakan untuk
jagung, minyak ikan. Faktor II adalah pembelahan sel-sel penyusun akar. Bahan
konsentrasi ZPT atonik, terdiri atas ; 0 cc/l, 0,5 organik ekstrak jagung memberi pengaruh saat
cc/l, dan 1 cc/l. Didapat 9 kombinasi perlakuan, muncul akar yang tercepat (21,83 HST). Hal ini
dengan masing-masing kombinasi perlakuan diduga karena jagung mengandung auksin alami
diulang sebanyak 4 kali. Pelaksanaan Penelitian yang dapat merangsang munculnya akar. Auksin
meliputi sterilisasi alat, pembuatan larutan stok, alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung
pembuatan media, penanaman eksplan, serta muda yang masih berwarna kuning muda
pemeliharaan. Sedangkan untuk variabel keputihan dan isinya encer-lunak atau disebut
pengamatan meliputi saat kemunculan akar juga stadium masak susu (Anonim, 2005).
pertama plantlet, panjang daun, panjang akar, Perlakuan pemberian Zat Pengatur
jumlah daun, dan jumlah akar. Data yang Tumbuh (ZPT), semua konsentrasi memberikan
diperoleh selanjutnya dianalisis ragam dengan uji pengaruh tidak berbeda nyata terhadap saat
F pada taraf 5 %. Jika perlakuan berpengaruh kemunculan akar. Perlakuan ZPT 0 cc/l
nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak memberikan pengaruh kemunculan akar tercepat
Berganda Duncans (DMRT) pada taraf 5 %. (22,67 HST). Hal ini diduga bahwa auksin alami
yang didapat dari ekstrak jagung sudah
memberikan hasil yang optimal terhadap

102 Caraka Tani XXV No.1 Maret 2010


munculnyya akar. Settiap tanaman n mempunyaai diperrlukan dalam
m pertumbuhaan daun, sehhingga
kemampuan yang berbbeda-beda dallam menyerapp pertaambahan panjjang daun akkan semakin cepat.
ZPT untukk merangsangg pertumbuhaannya. Sedangkan aukssin lebih berperan dalam
pemb bentukan dauun dari padda pertumbuhhanya.
Panjang Daun
D Penambahan aukksin justru akana menghambat
Hassil Uji Jarak k Berganda Duncan 5% % pertuumbuhan dauun karena au uksin justru akan
bahwa perrlakuan yang diberikan, baaik pemberiann lebihh aktif membeentuk daun.
bahan organik maupu un zat penggatur tumbuhh
memberikkan hasil tidaak berbeda nyata
n terhadapp Panjang Akar
panjang daun. Kom mbinasi perlaakuan bahann Panjang akar m
merupakan hasil
organik minyak
m ikan dan ZPT atonika 0 cc//l perpaanjangan seel-sel di beelakang merristem
memberikkan pengaruhh terhadap panjang
p daunn ujungg (Dewi, 2007). Pengukuuran panjangg akar
yang palinng baik.yaitu H ini diduga
u 1,48 cm. Hal dilakkukan dengan mengukur akkar terpanjangg pada
karena miinyak ikan baanyak mengan ndung proteinn planllet. Selain unntuk menyeraap unsur haraa, akar
yang meru upakan senyaawa yang mem mbantu dalamm berfuungsi sebagaii penguat beerdirinya tannaman.
penyusunaan daun. Sedangkan unttuk perlakuann Semaakin panjanng akar diiharapkan bidang b
ZPT atonnik 0 cc/l meemberikan peengaruh yangg penyerapan unsurr hara semak kin luas, sehhingga
paling baaik karena memang
m auksiin lebih aktiif distriibusi nutrisi dari media tanam
t ke tannaman
bekerja dalam
d pembbentukan daaun. Analisiis dapatt berjalan denngan lancar. Hal ini juga dapat
ragam menunjukkan
m bahwa terdaapat interakssi memmbantu dalam m proses aklimatisasi,
a yaitu
antara keddua faktor yaaitu bahan orgganik dan ZPTT menu unjukkan pllanlet dalam m keadaan sehat
atonik. Penambahan
P bahan orrganik akann sehinngga memunngkinkan tingginya proseentase
membantu u dalam peertumbuhan daun. Bahann keberrhasilan aklimmatisasi.
organik banyak
b meng gandung unsu ur-unsur yangg

1.13a
1.2 0.95a
1.0
02 1.01a 1 7a
0.87
1 0.98aa 0.8
0.6
0.9
98 0.96a 0.4
0.9
96 0.2
0.9
94 0
0.9
92 A0 A1 A2
K J M

Gambar 1. Histogram
H rerrata pengaruh bahan organiik dan ZPT teerhadap panjaang daun

Tabel 2. Pengaruh tunggal


t perllakuan bahann Berdasarkann hasil analissis ragam diketahui
organiic dan konsen
ntrasi ZPT terrhadap bahwwa pemberian bahan organiik dan zat penngatur
Panjang akar (cm) tumbbuh berpengaaruh nyata terhadap vaariabel
Perlakuaan Puratta panjaang akar. Seddangkan interraksi antara kedua
Bahan Organik
O perlaakuan membeerikan pengaaruh tidak beerbeda
Kedelai 1,49 b nyataa terhadap pannjang akar.
Jagung 2,54 a Seperti yanng dikatakan oleh Maynerd et
Minyak Ikan
I 2,82 a al. (1991)
( dalamm Gati et al. (1993) yang
Konsentrrasi ZPT Atonnik meny yatakan bahhwa kelebihan auksin dapat
Ao : 0 ccc/l 2,75 a meng ghambat elonngasi akar. Meenurut Pelosi et al.
A1 : 0,5 cc/l 2,03 b (19955) cit. Vuylseeteker et al. (1998)
( cit. Roostiana
A2 : 1 ccc/l 2,07 b dan Seswita (20007) pemberrian auksin dapat
Keterangaan : memmbentuk akarr lebih bannyak, tetapi akan
Angka yaang diikuti huruf yangg sama pada meng ghambat proses pemanjangan akar lateral.
masing-mmasing perlak kuan menunnjukkan tidakk Hal ini sesuai deengan pendaapat Salisburyy dan
berpengarruh nyata padaa DMRT 5 % Ross (1995) bahhwa konsenttrasi zat penngatur
tumbbuh yang terrlalu tinggi untuk suatu jenis
tanaman tertentu akan mendorong sintesis etilen 1 cc/l memberikan pertambahan jumlah daun
yang kemudian menghambat pemanjangan akar. paling baik yaitu sebesar 0,92 helai daun.
Sedangkan kombinasi perlakuan paling baik
Jumlah Daun terhadap jumlah daun pada kombinasi perlakuan
Jumlah daun merupakan salah satu bahan organik ekstrak kedelai dan ZPT atonik 1
indikator pertumbuhan tanaman dan dapat cc/l yaitu sebesar 1,25 helai daun.
digunakan sebagai data penunjang untuk
menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi Jumlah akar
(Sitompul dan Guritno, 1995). Berdasarkan hasil Pembentukan akar pada plantlet
analisis didapat bahwa bahan organik dan merupakan salah satu hal yang penting karena
pemberian zat pengatur tumbuh atonik serta dapat meningkatkan pertumbuhan selama proses
interaksi kedua perlakuan tidak memberikan perbanyakan secara in vitro. Hal ini sering
pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun yang didekati melalui luas permukaan akar dan jumlah
terbentuk. Dari beberapa bahan organik yang unsur hara yang tersedia dalam media, karena
ditambahkan, ekstrak kedelai berpengaruh paling kebutuhan tanaman akan unsur hara yang tersedia
baik terhadap jumlah daun yang terbentuk (1 dalam media perakaran akan saling mengisi
helai daun). Untuk perlakuan pemberian zat (Sitompul dan Guritno,1995).
pengatur tumbuh, konsentrasi atonik 0,5 cc/l dan

Tabel 3. Purata jumlah daun pada berbagai bahan organik bahan organik dan ZPT.

Bahan ZPT Atonik


Rerata
Organik A0 A1 A2
K 0,75 1,00 1,25 1,00a
J 0,50 1,00 0,50 0,75a
M 1,00 0,75 1,00 0,83a
Rerata 0,75a 0,92a 0,92a (-)
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkan tidak
berpengaruh nyata pada DMRT 5 %

Tabel 4. Purata Jumlah akar pada berbagai bahan organik bahan organik dan ZPT.

Bahan ZPT Atonik


Rerata
Organik A0 A1 A2
K 1,75 1,00 1,50 1,42b
J 1,50 2,25 2,00 1,92a
M 1,50 2,75 1,50 1,92a
Rerata 1,58a 2,00a 1,67a (-)
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkan tidak
berpengaruh nyata pada DMRT 5 %

Hasil analisis ragam dapat ketahui bahwa sebesar 1,92. Kedua bahan organik ini banyak
bahan organik memberikan pengaruh berbeda mengandung senyawa yang dibutuhkan dalam
nyata terhadap jumlah akar yang terbentuk. pertumbuhan tanaman maupun pembentukan
Sedangkan untuk perlakuan ZPT dan interaksi akar. Seperti yang dungkapkan oleh Admin
kedua faktor memberikan hasil yang tidak (2008) bahwa, minyak ikan mengandung
berbeda nyata terhadap jumlah akar yang beberapa jenis asam lemak (asam lemak tidak
terbentuk..Perlakuan bahan organik ekstrak jenuh seperti palmitat, asam lemak tidak jenuh
jagung dan minyak ikan menghasilkan jumlah tunggal seperti oleat dan asam lemak tidak jenuh
akar yang paling banyak dari ketiga perlakuan ganda seperti linoleat, linolenat, asam

104 Caraka Tani XXV No.1 Maret 2010


eikosapentanoat (EPA), dan asam Anonim. 2009 b. Kedelai.
dokosaheksanoat (DHA). Minyak ikan juga http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai.
mengandung vitamin A dan D jenis vitamin yang Diakses tanggal 17 Maret 2009
larut dalam lemak dalam jumlah tinggi. Selain Dewi, I. R. 2007. Rhizobacteria Pendukung
itu, minyak ikan juga mengandung protein, Pertumbuhan Tanaman. Makalah. Fakultas
vitamin, mineral dan asam lemak omega-3. Pertanian Universitas Padjadjaran.
Begitu halnya dengan jagung banyak Jatinangor.
mengandung karbohidrat serta auksin alami yang Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell.
dapat merangsang terbentuknya akar. Akar 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
tanaman tumbuh dan berkembang mengikuti Universitas Indonesia. Jakarta.
respon ketersediaan unsur hara dan status zat Gati, E., I. Mariska dan D. Seswita, 1993. Daya
pengatur tumbuh yang ditambahkan, khususnya regenerasi tanaman piretrum setelah
auksin. Akar tanaman akan berkembang dengan penyimpanan melalui kultur jaringan.
pesat apabila kebutuhan unsur hara yang Prosiding Hasil Penelitian dalam Rangka
dibutuhkan oleh tanaman terbatas. (Anonim Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor: 126
,2007 cit. Angestiwi, 2007). 131.
Kusumo. S, 1984. Zat Pengatur Tumbuh
KESIMPULAN Tanaman. C.V.Yasaguna. 75 p. Pengkajian
BPTP Jawa Timur. Belum dipublikasi.
1. Pemberian ekstrak bahan organic jagung Rostiana, O dan D. Seswita. 2007. Pengaruh
mempercepat saat muncul akar (21,83 HST) Indole Butyric Acid dan Naphtaleine
dan menambah jumlah akar terbanyak Acetic Acid terhadap induksi perakaran
(1,92),pemberian ekstrak kedelai tunas Piretrum (Chrysanthemum
berpengaruh terhadap jumlah daun, cinerariifolium (Trevir.)Vis.) Klon Prau 6
pemberian minyak ikan berpengaruh secara in vitro. Bull. Littro 18 (1) : 39 48.
terhadap panjang akar terpanjang (2,82 cm) Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant
dan jumlah akar terbanyak Physiology. 4th Edition. California
2. Pemberian ZPT Atonik dapat menambah wardsworth Publ. Co.
jumlah daun dan jumlah akar. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Syamsir, Elvira. 2008. Pembuatan Susu Jagung.
DAFTAR PUSTAKA http://id.shvoong.com/exact-
sciences/1804557-pembuatan-susu-
Admin. 2008. Kandungan Gizi Minyak Ikan. jagung/. Diakses tanggal 13 Maret 2009.
http://www.sulastowo.com/2008/04/27/kan Sutiyoso, Y dan Sarwono. 2002. Merawat
dungan-gizi-minyak-ikan/. Diakses pada Anggrek. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Tanggal 28 Maret 2009. Widiastoety, D. 2001. Perbaikan genetik dan
Angestiwi, D. 2007. Pengaruh konsentrasi pupuk perbanyakan bibit secara in vitro dalam
daun dan macam media terhadap mendukung pengembangan anggrek di
pertumbuhan bibit tanaman Anthurium Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 2 (4)
(Anthurium jemanii). Skripsi S1 Fakultas : 138-143.
Pertanian UNS. Surakarta. Widiastoety, D dan Purbadi. 2003. Pengaruh
Anonim. 2005. Hormon Organik: bubur ubi kayu dan ubi jalar terhadap
http://www.iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2003/sf_ pertumbuhan plantlet anggrek
tumbuhan/zpt.html. Diakses tanggal 17 Dendrobium. J. Hort. 13 (1) : 1-5.
Maret 2009. Widiastoety, D. dan S. Kartikaningrum. 2003.
Anonim. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. Pemanfaatan ekstrak ragi dalam kultur in
http://www.anggrek.org/?p=9&page=1&cp vitro plantlet media anggrek. J. Hort. 13
=9. Diakses tanggal 17 Maret 2009. (2) : 83-86.
Anonim. 2008. kultur jaringan. Winarsih, s dan Priyono. 2000. Penagruh zat
http://id.wikipedia.org/wiki/kulturjaringan. pengatur tumbuh terhadap pembentukan
Diakses tanggal 17 Maret 2009. dan pengakaran tunas mikro pada
Anonim.,2009 a. Vanda Tricolor. asparagus secara in vitro. J. Hortikultura.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_anggrek/in 10(1) : 11-17.
dex.php?mnu=2&id=170. Diakses tanggal
17 Maret 2009.

Pengaruh Penambahan Ekstrak Bahan Organik..(Hartati) 105

Anda mungkin juga menyukai