Anda di halaman 1dari 17

ANALISA JURNAL

Peningkatan Suhu bayi dengan Terapi Sentuhan

Dosen Pengampu: Ns. Trimawati, S.Kep., M.Kep.

KELOMPOK 5
1. Sisca Dwi Asri 010216A050
2. Sumaryati 010216A052
3. Tissa Opilaseli 010216A054
4. Diah Ambar Ningtyas 010216A068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017

LITERATUR REVIEW: Peningkatan Suhu bayi dengan Terapi Sentuhan


ABSTRAK

Tujuan: Studi literature ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi sentuhan
pada bayi premature.
Metode: Tinjauan ini dilakukan dengan pencarian jurnal dan artikel publikasi
terkait melalui google scholar (Google Cendekia), Ebsco. Pencarian terbatas pada
publikasi tahun 2007-2017 dengan format full PDF. Pencarian menggunakan kata
kunci: terapi sentuhan, bayi premature,
Hasil: Studi pustaka dari berbagai sumber jurnal dan artikel menunjukkan
peningkatan rata-rata suhu bayi premature secara signifikan
Kesimpulan: Dari beberapa jurnal terkait dapat disimpulkan bahwa terapi
senuhan dapat meningktakan suhu bayi premature.
Kata kunci: bayi premature, nadi, suhu, terapi sentuhan

A. LATAR BELAKANG
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia gestasi atau
kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan rendah (Wong &
Hockenberry, 2004). Pada bayi prematur, kematangan semua organ tubuh
bayi belum tercapai dengan baik. Keadaan ini menyebabkan perawatan
bayi prematur harus dilakukan dengan baik terutama menjaga kestabilan
suhu dan frekuensi denyut jantung. Apabila semua sistem diperhatikan
dengan baik maka bayi dapat bertahan dan tumbuh kembang dengan baik.
Menurut Wong dan Hockenberry (2004), bayi yang dilahirkan dengan
berat badan kurang dari 2500 gram, duapuluh kali lebih besar akan mengalami
kematian di bulan pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang lahir
dengan berat badan yang normal. Risiko akan meningkat lebih tinggi pada
bayi yang di lahirkan dengan berat badan kurang dari 1500 gram.
Gangguan yang t er jadi pada bayi pr emat ur disebabkan belum
matangnya semua organ bayi, diantaranya yaitu gangguan susunan saraf pusat.
Gangguan ini sering mengakibatkan perdarahan otak, leukomalasia
(pengapuran) otak dan henti nafas. Henti nafas adalah bayi secara mendadak
berhenti nafasnya karena pengaturan nafas di otak dan otot bantu nafas pada
bayi prematur belum sempurna.
Bayi yang lahir prematur juga mempunyai paru- paru yang belum
berfungsi dengan baik, salah satunya karena produksi surfaktan yang masih
sedikit, sehingga pengembangan paru pada bayi prematur belum berkembang
dengan baik dan biasanya bayi mengalami sesak nafas. Jantung pada bayi
prematur sering mengalami ketidaksempurna- an penutupan pembuluh
darahnya atau yang sering disebut Patent Ductus Arteriosus (PDA) yang dapat
menyebabkan denyut jantung semakin cepat, sindroma gawat nafas dan gagal
jantung (Wong & Hockenberry, 2004).
Kualitas hidup bayi prematur harus ditingkatkan. Perawat di ruang
perinatologi sebaiknya dapat melakukan perawatan dengan memperhatikan
konservasi energi bagi bayi dan mencari metode perawatan terhadap bayi
prematur sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini, salah satunya adalah
memberikan terapi sentuhan pada bayi prematur.
Efek terapi sentuhan pada bayi premature adalah adanya kenaikan berat
badan secara signifikan dan perawatan dirumah sakit lebih cepat dibandingkan
dengan bayi yang tidak dilakukan terapi sentuhan. Kenaikan berat badan ini
dihubungkan karena bayi premature yang mendapatkan terapi sentuhan
hormone insulinnya meningkat, sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
baik (Field, et al., 1986).
Hasil penelitian Ema ikmah (2011) tentang Peningkatansuhu bayi
premature dengan terapi sentuhan menunjukkan pengujian rata-rata suhu dan
nadi pada kelompok kontrol dan 15 bayi pada kelompok intervensi
menggunakan t-test. Hasil penilitian menunjukkan peningkatan rata-rata suhu
bayi premature secara signifikan pada kelompok intervensi (p=0,000,
=0,05), sehingga terapi sentuhan dapat meningkatkan suhu bayi premature.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang terapi sentuhan pada bayi prematur
2. Tujuam khusus
Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
karakteristik bayi premature terhadap suhu dan nadi pada terapi
sentuhan.

C. METODE
Tinjauan ini dilakukan dengan pencarian jurnal dan artikel publikasi
terkait melalui google scholar (Google Cendekia), Ebsco. Pencarian
terbatas pada publikasi tahun 2007-2017 dengan format full PDF.
Pencarian menggunakan kata kunci: terapi sentuhan, bayi premature,
Table 1. Jurnal terkait

Tujuan dan mulai Hasil statistik signifikansi/


Peneliti Judul Metode Deskripsi tekhnik Variabel utama
kondisi kesimpulan yang ditemukan

Deddy Pengaruh quasi Penelitian ini Sampel dibagi menjadi dua kelompok Terapi sentuhan Terapi sentuhan selama 3
Satriya Terapi experim bertujuan untuk secara konsekutive sampling; nomor urut minggu tidak
Putra Sentuhan ental mengetahui ganjil sebagai kelompok yang mendapat memperlihatkan penurunan
Badriul terhadap efektifitas terapi terapi sentuh dan nomor urut genap frekuensi dan volume
Hegar kejadian sentuhan terhadap sebagai kelompok kontrol. Sebelum regurgitasi yang lebih
regurgitasi kejadian penelitian dimulai, ibu bayi diberikan efektif dibanding kelompok
pada bayi regurgitasi pada pelatihan terapi sentuh selama 3 hari. kontrol. Walaupun tidak
bayi Terapi sentuh dilaksanakan pada pagi dan mempengaruhi durasi tidur,
sore hari setelah mandi dengan lama jumlah bayi yang terbangun
terapi 15 menit setiap kalinya selama 3 malam hari pada kelompok
minggu. Ibu mengisi lembar isian tentang terapi lebih rendah secara
frekuensi regurgitasi, volume regurgitasi, bermakna dibanding
durasi tidur bayi pada malam hari (pukul kelompok kontrol.
18:00 sampai 06:00) dan gangguan tidur
(keadaan yang menyebabkan bayi
terbangun pada malam hari) pada
seminggu sebelum penelitian dan selama
3 minggu penelitian. Instrumen yang
digunakan timbangan digital baby untuk
mengukur Berat badan bayi ditimbang
pada hari ke 1, 8, 15, dan 22 dengan
menggunakan scale dengan ketepatan 50
gram (MBE Focal, Tokyo).

Nadia Therapeutic quasi Untuk Sampel termasuk 40 bayi yang baru lahir Dalam penelitian -Tanda- tanda vital (suhu,
Christin touch: experim membandingkan dikirim ke NICCU.Sebelum melakukan ini ada jantung dan tingkat
Oliveira influence on ental tanda-tanda vital terapi sentuhan perlu dipersiapkan manipulasi pernafasan )diukur dengan
Ramada vital signs of sebelum dan lingkungan yang hangat, berventilasi baik variabel, dalam menggunakan bed side
Fabiane newborns sesudah sentuhan dan santai disediakan, dengan hal ini monitor
de terapeutik yang menggunakan musik latar belakang yang penggunaan
diamati pada bayi menenangkan dengan volume rendah . sentuhan -Angka Nyeri Nyeri Bayi
Amorim
baru lahir yang Langkah-langkah teknik di NB dijelaskan terapeutik Neonatal (NIPS), khusus
Almeid
Mariana dirawat di rumah di sini: bayi diposisikan dengan nyaman (variabel bebas), untuk neonatus, digunakan
Lucas da sakit di unit saat penyidik berdiri di belakang dan Ke dan tanda vital untuk penilaian nyeri Skor
perawatan intensif samping, menjaga posisi tangan di setiap (dependent berkisar dari nol sampai 7,
Rocha rasa sakit dipertimbangkan
Cunha neonatal. wilayah tubuh selama 3 menit, di banyak variable).
bagian, seperti kepala, dada anterior dan untuk nilai 4
. posterior, satu per satu. Sesi berlangsung
dari 20 sampai 30 menit, dan perhatian
lebih lanjut diberikan pada bagian tubuh
yang sakit

Preeti studi Mengetahui Dari tujuh penelitian eksperimental yang Sentuhan yakson bukti signifikan mengenai
Parashar, Yakson touch kuasi keefektifan ditinjau, enam dilakukan pada bayi keefektifan Yakson pada
Asir John as a part of eksperi sentuhan Yakson prematur dan satu dilakukan pada Relaksasi,tingkat manajemen nyeri pada
tidur ,energy,dan
Samuel, A mental pada manajemen neonatus yang sehat. Ukuran sampel stres neonatus, menenangkan
rpna early nyeri pada dalam penelitian ini berkisar antara 32 neonatus dan bayi,
Bansal,1 a intervention in neonatus, sampai 99. Semua penelitian telah perbaikan keadaan tidur
nd Vencita the Neonatal menenangkan menunjukkan bahwa Yakson memiliki bayi, menurunkan tingkat
Priyanka Intensive Care neonatus dan bayi, efek positif; stres
Aranka Unit: A perbaikan keadaan
systematic tidur bayi,
narrative menurunkan
review tingkat stress

Bahare Quasi untuk 90 bayi prematur berpartisipasi dalam Pada kelompok intervensi,
Bahman Gentle Human Eksperi membandingkan penelitian ini. Mereka dibagi secara acak peningkatan ditemukan
Bijari,1 Touch and ment efek Yakson dan menjadi 3 kelompok: (1) kelompok pada skor keadaan tidur
Sedigheh Yakson: The GHT terhadap Yakson, = 3 0, (2) kelompok GHT, = 3 setelah intervensi Yakson
Iranmanes Effect on reaksi perilaku 0, (3) kelompok kontrol, = 3 0. Setiap dan GHT. Nilai negara
h,2 Preterm's bayi prematur bayi menerima intervensi GHT dan mereka yang terjaga dan
Fateme Behavioral yang dirawat di Yakson dua kali sehari selama 5 hari. rewel menurun setelah
Eshghi,2 Reactions NICU di tenggara Setiap sesi berlangsung 15 menit. kedua intervensi tersebut
and Iran. Kelompok kontrol menerima asuhan terjadi. Tidak ada perbedaan
Mohamma keperawatan rutin. yang signifikan antara
d Reza kelompok Yakson dan GHT
Baneshi3 dalam nilai perilaku mereka.
Kesimpulan. Temuan
menunjukkan bahwa Yakson
dan GHT memiliki efek
menenangkan dan
menenangkan pada bayi
prematur dan dapat
bermanfaat dalam intervensi
keperawatan.
Manju Therapeutic Eksplora mengeksplorasi Modus sentuhan terapeutik : Teknik terapi Modalitas sentuhan
Chhugani1 Touch si literatur yang 1. Gentle human touch sentuhan herapeutik ditemukan
*
and Modalities and literatur mencari modalitas 2. Supporting holdingMassage memiliki beberapa hasil
Shilpi Premature berbeda dalam techniqueTactile stimulation positif. Sebagai teknik non-
3. Tactile-kinesthetic stimulation
Sarkar2 Neonates memberikan invasif, sentuhan terapeutik
4. Yakson
Health sentuhan pada salah satu modalitas
Outcome: A terapeutik dan terapeutik dapat ditafsirkan
Literature dampaknya sebagai perawatan yang
Review terhadap bayi pra- sesuai perkembangan,
kelahiran di NICU perawatan berpusat pada
keluarga dengan neonatus
prematur di NICU.
A. PEMBAHASAN
Rangsang raba adalah yang paling penting dalam perkembangan.
Sensasi sentuhan merupakan sensori yang paling berkembangsaatlahir (Liaw,
2000). Memegang mengurut, menepuk, memberikan asi, mengganti popok,
memijat dan memandikan merupakan pengalaman perabaan bervariasi.
Rangsangan atau stimulalsi yang dilakukan sejak dini, terus menerus
bervariasi dengan suasana yang menyenangkan akan memacu perkembangan
bayi dari berbagai aspek. Kulit merupakan reseptor terluas pada tubuh dan
stimulasi pada reseptor ini menjadi alat komunikasi non verbal. Ungkapan
cinta kasih orangtua pada bayinya dapat disampaikan melalui terapi sentuhan.
Pada saat lahir semua manusia memliki reseptor yang berada di
permukaan kulit yang dapat menyebabkan fisiologi eksitasi pada saat
menerima kontak personal dari manusia lainnya diteruskan ke otak melaui
jalur saraf. Keadaan ini dapat terjadi pada saat bayi premature menerima
stimulasi, salah satunya dengan terapi sentuhan. Penelitian yang dilakukan
oleh lahat et al (2007), menyebutkan bahwa bayi premature yang menerima
terapi sentuhan suhunya meningkat karena ada transfer suhu dari terapis ke
bayi dan mempengaruhi fungsi pengaturan suhu tubuh di otak.

1. Komponen dalam tindakan terapi sentuhan. Menurut Liaw (2000) ada 5


komponen dalam terapi sentuhan yaitu :
a. Durasi : merupakan lama proses sentuhan yang dilakukan pada bayi
premature. Pada beberapa penelitian durasi sentuhan pada bayi premature
adalah selama 15 menit sesuai yang dilakukan oleh penelitian Dieter et al.
(2003).
b. Lokasi : merupakan bagian tubuh pada bayi premature yang mendapatkan
stimulasi sentuuhan. Lokasi sentuhan ini adalah kepala, punggung,bahu,
lengan, kaki dan bokong.
c. Pelaksanaan : pada saat pelaksanaan terapi sentuhan ini memerlukan
tindakan secara bertahap. Pada saat bayi merasa nyaman ketika
mendapatkan terapi sentuhan ini maka pelaksanaan terapi sentuhan ini
dapat diteruskan.
d. Intesitas: merupakan kekuatan pada saat sentuhan. Pada saat sentuhan pada
bayi premature harus dilakukan dengan lembut karena tubuh pada bayi
premature ini sangat rentan dan rapuh.
e. Frekuensi : merupakan jumlah sentuhan yang dilakukan pada setiap
harinya. Frekuensi dari terapi sentuhan ini adalah 3x sekali sesuai yang
dilakukanoleh Lahat et al. (2007), Dieter et al. (2003) dan Diego et al.
(2008).

2. Manfaat dari terapi sentuhan yang dilakukanpada bayiprematur (Roesli, 2001)


a. Sentuhan akan menguatkan
Bayi premature biasanya akan dirawat di dalam incubator, karena
pengauran suhu pada bayi premature masih belum stabil. Seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi dan semakin banyak penelitian yang
terkait dengan bayi premature, maka perawatan bayi di dalam incubator
tetap mendapatkan sentuhan dari luar seperti adanaya perawatan metode
kanguru dan terapi sentuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Lahat et al.
(2007), Dieter et al. (2003) dan Diego et al 2008), terapi sentuhan
memberikan hasil yang positif terhadap perkembangan bayi seperti
terhadap kenaikan berat badan, suhu tubuh, pola tidur dan penggunaan
energy. Manfaat dari terapi sentuhan ini sudah disadari oleh beberapa
rumah sakit dalam merawat bayi premature di ruang perinatology. Namun
demikian tindakan terapi sentuhan ini tetapharus dilakukan dengan hati-
hati, dengan tidak memberikan rangsangan yang berlebihan.
b. Manfaat terapi sentuhan pada fungsi fisologis
Penelitian tentang terapi sentuhan ini telah banyak dikaitkan dengan
manfaat secara fisiologis dandapat dibuktikan secara ilmiah. Manfaat itu
antara lain :
1) Dampak biokimia positif : penurunan kadar hormone stress
(cathecolamine)0, peningkatan kekebalan terutama IgG, IgA, dan IgM
b).
2) Dampak klinis yang positif yaitu : peningkatan jumlah sel dan daya
toksin dari sistem imunitas, mengubah gelombang otak secra positif,
memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan, merangsang fungsi
pencernaan danpembuangan, menaikkan kenaikan berat badan,
mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan,
membuat tidur terlelap, mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung
dan kolik, meningkatkan hubungan orangtua dan bayi, meningkatkan
volume air susu ibu.
3. Cara memberi sentuhan pada bayi prematur :
a. Stimulasi taktil yaitu gerakan harus lambat dan lembut, tetapi jangan
terlalu halus, juga harus diingat jangna memberikan sentuhan yang
berlebihan karena bayi premature telah banyak mengalami sentuhan
peralatan yang menyakitkan.
b. Rangsangan taktil / raba yaitu bayi dalam posisi di tengkurapkan. Tiap
gerakan dilakukan dalam waktu 2x5 detik. Tiap derakan diulang 6 kali.
Dikerjakan selama 5 menit. Untuk area kepala dengan menggunakan
kedua telapak tangan, usap kepala dari puncak kepala sampai leher,
kemudian kembali lagi ke puncak kepala. Daerah bahu dengan dua jari
tangan kanan dan kiri Usap kedua belah bahu dari pertengahan punggung
ke pangka; lengan, kemudian kembali ke pertengahan. Punggung : dengan
da jari kedua tanagn usaplah leher kepantat, lalu kembali lagi ke leher.
Kaki : dengan dua jarikedua tangan usapkan kedua kaki secara
bersamaaan, dari pangkal paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali
lagi ke pangkal paha. Lengan : dengan dua jari kedua tangan usapkan
kedua lengan secara bersamaan, dari pangkal bahu ke pergelangan tangan,
kemudian kembali kepangkal bahu.
c. Rangsangan kinestetik yaitu bayi dalam keaaan dielentangkan. Tiap
gerakan dilakukan dalam wakt 2x5 detik. Tiap gerakan diulang 6 kali
dikerjakan selama 5 menit. Pada bagianlengan dilakuakn 6 gerakan pada
tiap lengan, kemudian tekuklahpada sikut. Pada bagian kaki dilakukan 6
gerakan tiap kaki, dikerjakan satu persatu, pegang aerah pergelangan kaki,
kemudian tekuk sidaerah lutut dang pinggul. Selanjutnya 6 gerakan,
dikerjakan pada kedua kai secara bersamaan, pegang daerah pergelangan
kaki, kemusian tekuk di daerah lutut, tekan kedua kaki ke arah perut.
Tengkurapkan bayi kembali dan diulangi bagian 1.
d. Protokol Gentle Human Touch (GHT) menurut Harrison (1996) :
1) Bayi dalam posisi tengkurap
2) Tangan sampai pergelangan tangan terapisdibersihkan selama 3
menit menggunakan cairan antiseptic dengan air hangat, kemudian
diukur denga thermometer elektrik. Suhu tangan terapis 34oC pada
saat memulai GHT.
3) Posisi terapis berada dibagian wajah bayi sehingga dapat
mengidentifikasi adanya pola tidur rapid eye movement (REM).
Terapis tidak boleh berbicara pada bayi saat melakukan GHT karena
akan memberikan stimulus yang berlebihan.
4) Terapis menempatkan tangannya dengan lembut di bagiankepala
bayi dan tangan lainnya di bagian punggung belakang atau bokong
bayi, harus dengan hati-hati tanpa menyentuh selnag infus atau skin
sensors. Sentuhan dilakukan Selama 15 menit. Terapis menempatkan
sikunya sejajar dengan mtras bayi, sehingga berat lengan terapis
tidak menekan bayi. Setiap 40 detik tangan terapis diistirahatkan,
sehingga tekanan tangan terapis pada psisi tangan yang relaks.

4. Aplikasi teori konservasi (Levine) dengan tindakan terapi sentuhan pada bayi
premature
Pada umumnya bayi baru lahir akan menyesuaikan dan beradaptasi terhadap
perubahan kondisi lingkungan intrauterine dengan ekstrauterin. Pada keadaan
normal bayiakan mampu berdaptasi secara cepat dengan perubahan tersebut.
Tapi pada keadaan tertentu jika terjadi abnormalitas atau immaturitas dari
organ tertentu akan menyebabkan bayi mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan luar Rahim sehingga bayi menghadapi
masa-mamsa kritis dan beresiko tinggi menderita kecacatan atau kematian.
Perawatan neonates resiko tinggi membutuhkan antisipasi, intervensi, dan
strategi perencanaab efektif untuk mengatasi masalah bayi yang beresiko
tinggi.
Levine menggambarkan keperawatan sebagai intervensi yang bersifat suportif
dan terapeutik yang berdasarkan ilmu pngetahuan (sains) dan pada ilmu
terapeutik. Asuhan keperawatan berdasarkan pada 4 prinsip : konservasi
energy, integritas structural, integritas personal dan integritas social (Tomey &
Alligood, 2006).
a. Konservasi energy
Individu membutuhkan keseimbangan energy dan pembaharuan energy
yangkonstan untuk mempertahankan aktivitas kehidupan. Konservasi
energy tergantung dari pertukaran energy bebas dengan lingkungan dalam
sistem kehidupan yang dapat secara konstans memberikan energy (Tomey
& Alligood, 2006).
Konservasi energy ini adalah informasi tentang aktifitas fisik, nutrisi,
pertukaran oksigen dan suhu tubuh. Pada bayi baru lahir terutama bayi
premature, prinsip dari konservasi energy ini sangat dibutuhkan. Bayi
prematur memerlukan perlindungan yang lebih dibandingkan bayi yang
lahir matur dikarenakan semua organ tubuhnya engalami gangguan karena
perkembangan belum matang.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka perawatan bayi
premature harus dikaitkan dengan prinsip konservasi energy menurut
Levine misalnya, memberrikan tactile stimulation / terapi sentuhan
akanmebuat bayi lebih tengan dan nyaman, penelitian yang dilakuakna
oleh Field et al. (1986) mengungkapkan bahwa bayi yang mendapat terapi
sentuhan mempunyai pola tidur yang baik maka energy bayi banyak
disimpan sehngga bayi tersebut dapat tumbuh dan berkembang lebih baik.
Penelitian sama juga dilakukan oleh Dieter et al. (2003), bahwa bayi
premature yang dilakukan terapi sentuhan dapat meningkatkan berat badab
dibandingan dengan bayi premature yang tidak dilakukan terapi sentuhan.
b. Konservasi intergitas struktur
Konservasi intergitas struktur tergantung dari sistem pertahanan tubuh
yang mendukung perbaikan dan peyembuhan sebai respon terhadap
perubahan lingkungan internal dan eksternal. Konservasi ini melibatkan
integritas kulit, mskuloskeletal, imunitas dan proses inflamasi.
Peyembuhan merupakan proses perbaikan dari integritas struktur.
Pada bayi premature sistem pertahanan tubuh masih rendah karena
kandungan IgG dan IgA belum terbentuk dengan baik, maka merawat bayi
premature harus menggunakana alat-alat yang steril. Alat-alat tersebut
sebaiknya diperuntukan satu alat untuksatu bayi, sehingga mencegah
resiko terjadinya infeksi nasokomial.
Terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi premature dakan
berdampakpada fungsi fisiologis, salah satunya adalah dampak biokimia
positif yaitu penurunan kadar hormone stess (cathecolamine), peningkatan
kekebalan terutama IgG, IgA dan IgM (Roesli, 2001).
c. Konservasi intgritas personal
Menyatakan bahwa setiap individu adalah makhluk yang holistic dalam
berespon terhadap lingkungan. Individu akan berusaha untuk dikenal,
dihormati, dihargai, dimanusiakan, merdeka, tidak ketergantungan dan
mempunyai identiras diri. Perawat yang merawat bayi termasuk bayi
premature harus menghargai dan menghormati meskipun masih bayi tetap
mereka adalah manusia. Setiap tindakan yang dilakuakn harus
dikomunikaksikan sehingga rangsangan suara yang diberikan dapat
mebuat bayi premature tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sentuhan yang diberikan pada bayi premature akan membuat bayi merasa
lebih aman dan nyaman karena secara emosi ada respon yang diterima.
Melalui terapi sentuhan ini perawat atau orangtua yang melakukannya
dapat memberikan kebutuhan emosional yang dibutuhkan oleh bayi
premature. bayi premature juga mempunyai kebutuhan emosi yang
ditunjukkan oleh kegelisahan dan ketegangan yang pada kahirnya dapat
berdampak pada kegagalan pertumbuhan dan perkembangan (Maryunani,
2009).
d. Konservasi integritas social
Konservasi integritas social mengakui fungsi individu sebagai makhluk
social. Kehidupan menjadi tambah berarti melalui masyarakat yang social.
Integritassosial diciptakan oleh keluarga dan teman, tempat bekerja dan
sekolah, agama dan budaya (tomey & Alligood, 2006).
Orangtua yang mempunyai bayi premature yang dirawat di incubator harus
diberikan kesempatan untuk dapat menyentuh dan merawat bayinya.
Sentuhan dan belaian oarangtua baik ibu maupun bapak dapat
meningkatkan bounding attachment antara bayi dengan orangtuanya.
Sentuhan dan eluan yang hangat dari orangtua dapat memberikan rasa
nyaman pada bayi, sehingga bayi mulai dikenalkan denganlingkungan
social terdekatnta yaitu orangtuanya (Roesli, 2001).
Tindakan terapi sentuhan ini harus dilakukan dengan lembut dan penuh
kasih sayang. Seorang terapis ketika akan melakukan terapi sentuhan ini
sebelumnya harus menatap dengan lembut dan dengan penuh kasih saying,
sehingga ada ikatan yang baik antara bayi dengan terapis sehingga bayi
akan merasa nyaman. Kenyamanan ini akan berdampak apada turunya
hormone kathekolamin dan dapat meningkatkan sistem imunitas pada bayi
premature (Roesli, 2006).
Dalam penelitian ini, analisis perbedaan dilakukan untuk melihat adanya
perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi sentuhan sebelum
dan sesudah intervensi dan untuk melihat adanya perbedaan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan suhu
bayi premature setelah dilakukan terapi sentuhan pada kelompok
intervensi dengan suhu bayi premature sebelum intervensi 0,18(p value =
0,000, = 0,05).dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi
sentuhan efektif dapat meningkatkan suhu bayi premature.

B. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terapi sentuhan efektif dalam
meningkatkan suhu bayi prematur.Terapi sentuhan dapat memerikan manfaat
diantaranya dapat menguatkan dan bermanfaat secara fisologis untuk
penurunan kadar hormone stress, peningkatan kekebalan terutama IgG, IgA,
dan IgM, dapat meningkatan jumlah sel dan daya toksin dari sistem imunitas,
mengubah gelombang otak secra positif. Keberhasilan terapi sentuhan dalam
meningkatkan suhu bayi prematur ini dipengaruhi oleh adanya konservasi
energy, integritas structural, integritas personal dan integritas social yang
diberikan langsung dari terapis ke bayi. Cara pemeberian sentuhan pada bayi
prematur adalah dengan menggunakan stimulasi taktil, rangsangan taktil raba,
rangsangan kinestetik, dan harus sesuai dengan protokol Gentle Human
Touch (GHT) menurut Harrison (1996). Apabila dilakukan dengan cara,
durasi, lokasi, intesitas dan frekuensi yang tepat maka terapi sentuhan ini akan
menghasilkan manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan bayi prematur.
DAFTAR PUSTAKA

(SDKI) 2007. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI.

Diego, M.A., Field, T.M., & Reif, M.H. (2008).

Temperature increase in preterm infant during massage therapy.


Diperoleh dari http://www. ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2262938/.

Dieter, J., Field, T.M., Reif, M.H., Emory, E.K., & R edzep i, M. (2 0 03 ).
Sta b le p ret er m i n f an t gain more weight and sleep less after five
days of ma ssage ther aphy. Diperoleh dari htt p:// jpe-
psy.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/
28/6/403.
Glass, L., Lala, R.V., Jaiswal, V., & Nigam, S.K. (1975). Effect of thermal
environment and caloric intake on head growth of low birthweight infants
during late neonatal period. Arch Dis Child, 50 (7), 571-573.

Harrison, L., Olivet, L., Cuningham, K, et al. (1996).

E f f e ct o f g e n t l e h u m a n t o u c h o n p re t er m i n f a n t s : Pi
l o t s t u d y res u l t . Dip er oleh da r i htt ps:// www. c ebp . nl / va u l t _ p
ub lic / f il es ys t em/
?ID=1948.

Harrison, L., et al. (2000). Effect of developmental, health status, and


environmental available on preterm infants responses to a gentle of
human t o u ch i n t er vent i o n . Ala b a ma : J ohns on a nd Johnson
Institute.

Lahat, S., et al. (2007). Energy expenditure in growing preterm infan ts recei
ving mas sage therapy. Diperoleh dari http://www.ja cn. org/ cgi/cont ent /
abstract/26/4/356.

Modricin-McCarthy, M.A. (1992). The physiological a n d b eh a vi o r a l ef


f ect s o f a g en t l e h u ma n touch nursing intervention on preterm
infants (Doctoral Dissertation, University of Tennesse, Knoxville).
Dissertation Abstracts International,
54B (3), 1336.
Wong, D.L., & Hockenberry, M.J. (2004). Wongs clinical manual of
pediatric nursing (6th Ed.). St. Louis: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai