Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fajar Gunadi

NIM : 14304241014
Kelas : pendidikan Biologi A

RESUME
TEKNIK RADIOIMMUNOASSAY (RIA)

A. Prinsip Dasar
Teknik RIA (Radioimmunoassay) adalah suatu teknik penentuan zat-zat yang
berada dalam tubuh berdasarkan reaksi imunologi yang menggunakan tracer radioaktif.
Teknik ini dikembangkan oleh Yalow dan Berson. RIA ini digunakan sebagai teknik
pemeriksaan atau diagnosis antigen menggunakan perunut bertanda radioaktif. Teknik ini
berprinsip seperti reaksi immune pada umumnya yaitu pengikatan antigen dengan
antibody yang spesifik. Penggunaan radioaktif menjadikan teknik ini sangat peka,
sekaligus beresiko karena adanya radiasi yang terpancar. Teknik RIA didasarkan pada
prinsip pengenceran isotop, disertai penggunaan antibody spesifik untuk mengikat
sebagian substansi yang akan diukur (antigen dari sampel), berdasarkan prinsip tersebut
maka akan terbentuk kompleks antigen-antibodi.
B. Bahan
1. Antigen bertanda radioaktif (I125)
2. Antigen yang dicari (serum darah pasien) E4
3. Antibodi yang spesifik untuk antigen (E4) yang dicari
C. Alat
1. Tabung reaksi atau tabung ependorf
2. Gamma counter
3. Alat sentrifugasi
4. Gamma counter
5. Mikropipet
6. Vorteks
D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil sampel darah dari pasien yang akan diuji kadarnya, sampel ini
mengandung antigen yang akan diuji (misalkan estrogen E4)
3. Membuat antibody dari estrogen tersebut dengan cara di imunisasi pada hewan,
sampai hewan tersebut membentuk antibody spesifik E4
4. Memasukkan antibody ke dalam 100 tabung dengan jumlah/ kadar yang sama dengan
cara melapisi dinding tabung tersebut
5. Diambil 50 tabung berisi antibody lalu memasukkam antigen berlabel radioisotope
untuk menentukan kurva standar
6. Lalu menghitung dengan gamma counter sehingga dapat dibuat kurva standar dari
antigen berlabel isotop tersebut
7. Setelah diketahui kurva standarnya lalu pada 50 tabung lain yang berisi antibody
murni (antibody E4) dimasukkan serum darah atau antigen tak berlabel (E4) yang
akan dilakukan pengujian dengan jumlah/ kadar yang sama seperti pada antigen
berlabel radioisotope pada masing-masing tabung.
8. Lalukan vortex supaya homogen dan antigen tak berlabel (E4) dapat berikatan dengan
antibody. Kemudian sentrifuse supaya antigen yang tak berikatan terpisah dan
mengendap lalu buang.
9. Menambahkan Antigen berlabel isotop pada tabung yang berisi antibody dan antigen
tak berlabel sehingga bagian antibodi yang belum terikat dengan antigen tidak
berlabel terikat dengan antigen berlabel isotop.
10. Kemudian menghitung/ cacah kembali dengan menggunakan pencacah gamma
sehingga didapati jumlah antigen bertanda radioisotope yang dapat berikatan dengan
antibodi
11. Melalui kurva standar, apabila jumlah antibod dalam tabung sebanyak 100 dan
jumlah antibody yang berikatan dengan antigen bertanda radioisotope sebanyak 45,
maka jumlah antigen tak bertanda yang berikatan dengan antibodi sebanyak 55.
E. Hasil Analisis RIA
Hasil analisis teknik Radioimmunoassay (RIA) dapat digunakan untuk mengetahui
suatu zat, sel atau jaringan yang tidak normal didalam tubuh pasien. Penggunaan teknik
Radioimmunoassay ini biasa digunakan untuk mengukur kadar hormone seperti
esterogen, testosterone, progesterone atau yang lainnya. Selain itu juga dapat digunakan
untuk mendeteksi suatu penyakit seperti sel kanker. Namun adanya penggunaan
radioisotope dalam pengerjaannya, teknik ini banyak ditinggalkan karena dapat
menimbulkan radiasi dan harus dilakukan ditempat khusus seperti badan nuklir.

Anda mungkin juga menyukai