I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Yuliawati
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SLTP
Status Pernikahan : Janda
Alamat : Kuncen WB I/639 Yogyakarta RT 29/6 Kel. Pakuncen,
Wirobrajan, Kota Yogyakarta
No. Rekam Medis : 00060950
A. Keluhan Utama
Keluyuran sejak 1 bulan lalu
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis
Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan keluyuran sejak 1 bulan lalu,
pasien keluyuran ke warung untuk jajan jajanan anak kecil. Pasien juga terkadang
bicara sendiri dengan pembicaraan yang melantur.
Pasien sudah menikah dua kali atas keinginannya sendiri, namun bercerai. Suami
pertama cerai pada tahun 1992, dan suami kedua cerai pada tahun 2005. Pasien
cerai atas keinginannya karena merasa tidak cocok dengan kedua suaminya. Pasien
tidak memiliki anak dari kedua pernikahannya, namun pasien memiliki anak
angkat bersama suami keduanya, pasien merasa memiliki beban untuk mengurusi
anak angkatnya ini sebagai single parent.
Pasien mengatakan dirinya tidak suka dengan adiknya karena tidak bekerja,pasien
mengatakan dirinya suka dipukul oleh adiknya, dan pasien juga pernah
membalasnya. Pasien juga mengatakan sering dimarahi adiknya.
Pasien merasa perceraian dirinya dengan kedua suaminya tersebut merupakan
hukuman Allah karena saat SMP pasien pernah dicium oleh temannya.
Pasien yakin dirinya adalah keturunan kerajaan Yogyakarta, di dalam diri pasien
ada roh kerajaan, dan kerajaan Yogyakarta adalah milik pasien. Pasien juga
mengatakan bahwa di dalam dirinya ada dua roh yaitu adiknya yang meninggal
saat dikandung oleh ibu pasien di usia kandungan 6 bulan.
Pasien mengatakan bahwa Indonesia akan hancur menjadi tiga seperti piring yang
pecah yang pernah dia lihat. Dan pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang
yang dapat mengatasi Indonesia.
Pasien merasa ada psikolog yang mengejar-ngejar dirinya dan suka berkomunikasi
dengan pasien lewat SMS, pasien mengatakan pernah diberi hadiah oleh
psikolognya tersebut.
Pasien merasa dirinya banyak disukai orang dan banyak yang mengejar-ngejar
pasien, pasien mengatakan dirinya dikejar-kejar karena dirinya cantik
Pasien sudah tidak minum obat sejak 5 bulan lalu, karena menurut pasien jika
pasien minum obat makan dirinya tidak akan sembuh.
Sosialisasi dengan lingkungan sekitar berkurang, pasien masih mau bekerja, rawat
diri masih baik tanpa perlu diperintah, nafsu makannya berkurang, dan sulit tidur.
Komunikasi
Tidak ada data yang valid mengenai apakah pasien memiliki teman
yang cukup banyak saat sekolah dan mudah bergaul dengan teman-
teman sebayanya.
Emosional
Tidak ada data yang valid tentang adaptasi pasien di bawah tekanan,
setiap insiden mengompol tidak diketahui.
Kognitif
Tidak ada data yang valid pada pencapaian pasien di sekolah, seberapa
baik pasien dalam kemampuan membaca dan nilai mata pelajaran
lainnya.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas) dan Remaja (11-18 tahun)
Pasien mengalami menstruasi pada usia 12 tahun disertai dengan
pertumbuhan rambut pada daerah ketiak dan rambut pubis.
5. Riwayat Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan SD sampai SMP.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai penjahit di tempat teman SD nya.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum.
Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum timbul gangguan, hubungan social baik.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien rajin beribadah.
Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang perempuan dan selama ini
berpenampilan dan berperilaku sebagaimana seorang perempuan dan
tidak memiliki ketertarikan terhadap laki-laki.
Riwayat Situasi Hidup
Saat ini pasien tinggal bersama ibu kandungnya, adik pertama beserta
istrinya dan ketiga anak dari adiknya tersebut.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Di keluarga tidak ada yang
mengalami riwayat keluhan seperti ini .
Keterangan :
= Pasien
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Satu Rumah
G. Taraf Kepercayaan
Autoanamnesis : dapat dipercaya
H. Progresi Penyakit
Grafik Perjalanan Penyakit
Gejala
Fungsi Peran
Bermusuhan :-
Labil :-
Rigid :-
Negativisme pasif : -
Stereotipik :-
Katalepsi :-
6. Kontak psikis : Mudah ditarik, Mudah dicantum
B. Alam Perasaan
1. Mood
Disforik :-
Eutimik :-
Elevated :+
Hipertimik :-
Hipotimik :-
Euforia :-
Ekspansif :-
Irritable :-
Elevated :-
2. Afek
Serasi :+
Tidak serasi : --
Sempit :-
Tumpul :-
Datar :-
Labil :-
C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi
Visual :-
Auditorik :-
Olfaktorik :-
Gustatorik :-
Taktil :-
2. Halusinasi
Visual :-
Auditorik :-
Olfaktorik :-
Gustatorik :-
Taktil :-
Kinestetik :-
3. Depersonalisasi :-
4. Derealisasi :-
D. Proses Pikir
1. Isi pikir
Idea of reference :-
Preokupasi :-
Obsesi :-
Fobia :-
Waham
Kebesaran :+
Berdosa :-
Kejar :-
Curiga :-
Cemburu :-
Somatik :-
Magicmistik :-
Kacau (Bizzare) :-
Thought echo :-
Rujukan :-
Thought insertion or withdrawal :-
Thought broadcasting :-
Delusion of control :-
Delusion of influence :-
Delusion of passivity :-
Delusional perception :-
2. Arus pikir
a. Kuantitas
Logorrhea :-
Remming :-
Blocking :-
Mutisme :-
Talkactive :+
b. Kualitas
Koheren :+
Inkoherensi :-
Konfabulasi :-
Asosiasi longgar :-
Sirkumtansial :-
Asosiasi bunyi :+
Word salad :-
Jawaban irelevan :-
Flight of idea :-
Neologisme :-
Tangensialitas :-
Perseverasi :-
Verbigerasi :-
Ekolalia :-
3. Bentuk pikir
Realistik :-
Non-realistik :+
Dereistik :-
Autistik :-
F.Pengendalian Impuls
Selama pemeriksaan : cukup
Respon terhadap pemeriksa : cukup
G. Tilikan
True insight
Intellectual insight
Impaired insight
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum :Tampak sakit ringan
2. Kesadaran :Compos mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi :86 kali/menit
Respirasi :20 kali/menit
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang Page 9
[Type the document title]
Suhu :36,5 C
4. Kepala (Mata dan THT)
Kepala :Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia/normotia, sekret -/-
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Hidung : Cavum nasi lapang/lapang, sekret -/-
5. Thorax
a. Jantung :Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Paru-paru :Pergerakan dada simetris, bunyi napas dasar
vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
6. Abdomen : Perut tampak datar, bising usus (+) 6 kali/ menit,
supel, timpani, nyeri tekan (-)
7. Ekstremitas : Tonus dan pergerakan normal, akral hangat,
(-), CRT < 2
B. Pemeriksaan Neurologis
1. GCS E4M6V5 = 15
2. Rangsang meningeal : tidak dilakukan
3. Nervus cranialis : tidak dilakukan
4. Refleks fisiologis : tidak dilakukan
5. Refleks patologis : tidak dilakukan
IV. RESUME
Pasien perempuan, 46 tahun, rawat diri cukup datang diantar keluarga dengan keluhan
keluyuran sejak 1 bulan lalu, pasien keluyuran ke warung untuk jajan jajanan anak kecil.
Pasien juga terkadang bicara sendiri dengan pembicaraan yang melantur. Pasien sudah
menikah dua kali atas keinginannya sendiri, namun bercerai atas keinginannya karena
merasa tidak cocok dengan kedua suaminya. Pasien memiliki anak angkat bersama suami
keduanya, pasien merasa memiliki beban untuk mengurusi anak angkatnya ini sebagai
single parent. Pasien mengatakan dirinya tidak suka dengan adiknya karena tidak bekerja,
pasien mengatakan dirinya suka dipukul oleh adiknya, dan pasien juga pernah
membalasnya. Pasien yakin dirinya adalah keturunan kerajaan Yogyakarta, di dalam diri
pasien ada roh kerajaan, dan kerajaan Yogyakarta adalah milik pasien. Pasien juga
mengatakan bahwa di dalam dirinya ada dua roh yaitu adiknya yang meninggal saat
dikandung oleh ibu pasien di usia kandungan 6 bulan. Pasien mengatakan bahwa
Indonesia akan hancur menjadi tiga seperti piring yang pecah yang pernah dia lihat. Dan
pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang dapat mengatasi Indonesia. Pasien
merasa dirinya banyak disukai orang dan banyak yang mengejar-ngejar pasien, karena
dirinya cantik. Pasien sudah tidak minum obat sejak 5 bulan lalu, karena menurut pasien
jika pasien minum obat makan dirinya tidak akan sembuh.
Sosialisasi dengan lingkungan sekitar berkurang, pasien masih mau bekerja, rawat diri
masih baik tanpa perlu diperintah, nafsu makannya berkurang, dan sulit tidur.
Status Mental
Penampilan :Tampak seorang wanita, sesuai usia, rawat
diri cukup, cara berpakaian rapi, kebersihan
cukup.
Kesadaran psikiatri : Jernih
Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hiperaktif
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, kontak mata (+)
Pembicaraan
Kuantitas : Meningkat
Kualitas : Menurun
Tingkah laku : Hiperaktif
Sikap : Kooperatif
Kontak psikis : Mudah ditarik, Mudah dicantum
Mood : Elevated
Afek : Serasi
Gangguan persepsi : Halusinasi (-), ilusi (-)
Arus Pikir : Koheren (+), talk active, asosiasi longgar
Isi pikir : Waham kebesaran (+)
Bentuk pikir : Non realistik
Tilikan : Impaired insight
Sindrom yang didapat :
Sindrom skizofrenia : waham kebesaran
Manik : hiperaktif, elevated, talkactive
Terpenuhi
satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang Terpenuhi (adanya waham
khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, kebesaran)
F20.- pedoman diagnostic (a) sampai dengan (d)).
VII. PENATALAKSANAAN
A. Farmakologis
1. Antipsikotik tipikal : Haloperidol 2 x 5 mg
Indikasi : Obat ini diberikan pada gangguan psikotik dengan gejala positif
yang menonjol (waham, halusinasi)
KI : depresi endogen tanpa agitasi, gangguan neurologis dengan gejala
pyramidal atau ekstrapiramidal, koma, depresi SSP, hipersensitivitas,
anak < 3 tahun.
ES : hipertonia otot dangemetar, tidak bisa istirahat, gerakan mata tak
terkoordinasi, hipotensi ortostatik, galaktore, anxietas, tardive
dyskinesia.
IO :irthium, methyldopa. Antikonvulsa, SSP depresan, opicit.
Sediaan : tablet selaput 2 mg dan 5 mg
Amp 5 mg/ml
Drop 2 mg/15 ml
B. Non farmakologis
1. Terapi Suportif
Terapi suportif diberikan oleh terapis dengan tujuan agar pasien
mempunyai kepercayaan diri dan mau meningkatkan kemampuan untuk
menjalani kehidupannya, mendapat dukungan untuk sembuh, dan
bersemangat dalam menghadapi tantangan kehidupan di waktu-waktu yang
akan datang. Kepada pasien juga disarankan untuk melakukan kegiatan yang
menenangkan atau membuat santai misalnya mengembangkan hobi.
Diperlukan adanya motivasi dari pasien untuk sembuh, minimal sembuh
sosial dan adanya kemampuan pasien untuk dapat bekerja sama secara aktif
dengan dokter sehingga tercapai tujuan terapeutik. Terapi berorientasi
terhadap masalah sekarang dan pemecahannya. Ditekankan pengertian pada
pasien bahwa terapi ini juga digunakan bersama-sama dengan obat.
2. Edukasi Keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien
dan rencana terapi yang akan diberikan kepada pasien.
Meminta keluarga untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada
pasien dalam menghadapi masalah.
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara
berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah
yang dihadapi
Memberikan penjelasan mengenai obat yang akan diminum, waktu
pemberian dan efek samping, agar pemberian obat dapat secara teratur
oleh keluarga serta memotivasi pasien agar minum obat dengan teratur
dan mau kontrol secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
Meminta keluarga untuk tidak mengucilkan pasien, melainkan harus
terus mendukungnya, dan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang
ringan agar dapat dikerjakannya.
VIII. PROGNOSIS
Premorbid
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga: (-) Baik
Dukungan keluarga dan lingkungan: (-) Buruk