Anda di halaman 1dari 6

Teladan

Peran Kepala Sekolah dalam Memberi


Contoh Keteladanan
1

Peran Kepala Sekolah dalam Memberi Contoh Keteladanan

Arista Dwi Kusumawati, 12746017; Suwartini, 12746026

Apa itu memberi contoh bagi kepala sekolah ?

Sebagai pemimpin kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin yang dapat di contoh
perilaku dan tindakannya. Pemimpin menjadi transeter atau intertainmen di dalam pendidikan.
Jadi segala sesuatu tindakan dari pemimpin atau kepala sekolah harus dapat di pertanggung
jawabkan. Karena, kepala sekolah lah yang menjadi contoh utama di sekolah. Apabila sekolah
memiliki manajemen yang bagus, maka apa yang dikatakan kepala sekolah dapat menjadi contoh
bagi bawahaan. Pemimpin harus mempunyai dan memiliki berbagai macam syarat yang dapat
dikatakann menjadi pemimpin. Jadi yang dimaksud dengan memberi contoh adalah dapat
menjadi orang yang terdepan, tauladan dan segala perilakunya yang positif dapat ditiru oleh
bawahan serta lingkungan kerja. Dalam hal ini guru, siswa dan staf.

Apa contoh nyata tindakan memberi contoh?

Memberi contoh atau melakukan sebelum orang bawahannya melakukan, tidak hanya sekedar
berbentuk tulisan namun harus diwujudkan. Jadi sebelum seorang dapat melakukan maka kepala
sekolah harus selalu memiliki ide bagus untuk diwujudkan. Seorang pemimpin akan bisa
disegani oleh bawahan apabila perilakunya dapat kita tauladani. Hal ini dengan sendirinya
bawahan akan segan dan menjadikan kepala sekolah contoh baik untuk ditiru. Meskipun hal ini
sulit dan butuh waktu untuk melakukannya, akan tetapi kepala sekolah tetap harus memberi
contoh positif untuk ditiru bawahan. Baik dalam prilaku, tutur kata maupun pribadinya. Di dalam
sekolah, kepala sekolah ibarat intertainmen atau artisnya. Sehingga segala yang dilakukan akan
menjadi pembicaraan atau dijadikan contoh. Disinilah kepala sekolah harus memiliki sifat-sifat
yang yang layak dijadikan contoh dan tidak sembarangan dalam mengambil keputusan.

Tindakan apa yang dilakukan dalam memberi contoh?

Kepala sekolah harus mampu perfeksional atau sempurna dan diharapkan mampu cekatan
dalam pengambilan keputusan. Selalu ceria dan profesional akan dijadikan contoh dan
membangun kenyamanan sekolah. Kepala sekolah yang ekstropet adalah kepala sekolah yang
sering dijadikan idola dan contoh bagi bawahan.
Misal dengan datang setiap pagi sebelum siswa atau guru datang, maka apabila ada guru
yang terlambat, besokknya akan memperbaiki diri karena segan dengan kepala sekolah.

Membantu staf kebersihan memungut sampah yang berserakan di sekolah, dari contoh
seperti ini maka anggota atau penghuni sekolah perlahan akan mengikuti sikap kepala sekolah
tersebut.

Selalu keliling dari kelas ke kelas dan memastikan proses KBM berjalan lancar, apabila
ada kelas kosong kepala sekolah tidak marah, tetapi mengajak siswa masuk kelas dan bercerita
banyak hal sambil menunggu guru datang.

Kepala sekolah tidak membatasi siswa, guru, kepala sekolah untuk saling berkomunikasi
sebagai keluarga atau teman, dengan syarat kewibaan dan sopan satun harus tetap ada.

Dan masih banyak contoh lain yang dapat dilakukan kepala sekolah sebagai contoh bagi
bawahan dan pengghuni sekolah. Dengan adanya sikap dan contoh seperti itu maka sekolah akan
berjalan lebih baik dan rasa kekeluargaan akan tercipta dengan sndirinya. Apabila semua berjalan
lancar maka sekolah ini akan menjadi contoh, tidak hanya dalam lingkungan sekolah tersebut
tetapi dapat ditiru oleh sekolah lain juga.

Kepala Sekolah sebagai Motor Penggerak

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor atau daya penggerak daripada sumber-
sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu kelompok organisasi. Pemimpin harus mempunyai sifat
yang baik yang dapat dijadikan contoh dalam lingkungan sekolah. Salah satunya harus rendah
hati atau sederhana, sabar atau mempunyai kesetabilan emosi, suka menolong, percaya diri, jujur
dan ahli dalam jabatannya. Kepala sekolah harus menjadi teladan atau contoh bagi karyawannya
mengenai perilaku yang baik, juga dalam hal kedisiplinan atau dalam bidang akademik. Sebagai
contoh dalam hal kedisiplinan kepala sekolah dapat menyampaikan peraturan. Dalam
kedisplinan maka kepala sekolah juga dapat melakukan kedisplinan itu, dalam hal akademik.
Sebagai contoh setelah melakukan pengecekan atau evaluasi dalam administrasi pembelajaran.
Setelah itu dilakukan evaluasi dalam proses pembelajaran. Apabila ada seorang guru ada yang
kurang berhasil dalam melakukan proses pembelajaran, dapat dilihat pada hasil penilaian yang
dicapai oleh anak didiknya. Kepala sekolah memberi contoh pada saat pembuatan rencana
pembelajaran lengkap dengan metode dan media yang digunakan sesuai keadaan siswa dan
sarana prasarana yang ada disekolah tersebut.

Akan tetapi fakta yang terjadi dilapangan sebagian besar kepala sekolah tidak bisa
melaksanakan secara maksimal. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kemauan dari dalam diri kepala
sekolah tersebut atau karena waktu yang memang belum direncanakan. Seharusnya kepala
sekolah dapat menerapkan hal itu. Jika pengawas dapat benar-benar melakukan sesuai dengan
tugasnya sehingga kepala sekolah dapat melaksanakannya.

Best Practices Kepala Sekolah dalam Memberi Contoh


Misal sekolah swasta kekurangan dana oprasional sekolah maka kepala sekolah harus
memiliki ide dan solusi dalam masyalah tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu meminta
bantuan dari departemen-departemen pendidikan. Akan tetapi, hal ini bukan termasuk ke dalam
best practices memberi contoh. Memberi contoh nyatanya seperti kepala sekolah dapat membuat
pemberdayaan tanaman pangan atau tanaman obat yang dapat bernilai jual. Tidak perlu membeli
lahan akan tetapi dapat memanfaatkan lahan kosong atau taman sekolah sebagai lahannya.
Contoh seperti ini tidak perlu dilakukan kepala sekolah sendiri. Akan tetapi dapat mengajak
partisipasi siswa dan guru untuk saling bekerja sama membuat lahan pertanian. Setelah tanaman
mengasilkan uang maka sekolah akan mendapat pemasukan lain untuk membantu biaya
oprasional sekolah. Jadi peran dari kepala sekolah adalah memberi contoh atau bertindak
langsung kelapangan. Tidak hanya memerintah saja.

Contoh lain kepala sekolah mencanangkan kepada guru untuk memasukkan mata
pelajaran SBK (Seni Budaya dan Ketrampilan) atau muatan lokal seperti yang ada pada
kurikulum. Siswa diajarkan berkreasi nyata atau berimajinasi membuat suatu karya yang
kemudian dapat dijual. Dari hasil penjualan ini akan membatu sekolah mendapatkan dana. Misal
(gantungan kunci, tamplak meja, tas dari plasti bekas dll).

Prinsip-prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai pemimpin pendidikan


Kepala sekolah harus memiliki dan memahami prinsip-prinsip sebagai pemimpin
pendidikan, agar dalam kepemimpinannya dapat berjalan dengan harmonis sesuai
dengan yang diinginkan.Adapun mengenai prinsip kepala sekolah menurut
Burhanuddin dalam bukunya Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan sebagai berikut :1. Prinsip Konstruktif, yaitu di dalam prinsip
konstruktif ini yang terpenting dari seorang pemimpin adalah kemampuannya
dalam membina, membimbing setiap personel yang dipimpin ke dalam aktifitas-
aktifitas yang dapat mendorong mereka untuk bertumbuh dan berkembang. Bukan
sebaliknya kearah yang merugikan individu.
2. Prinsip Kreatif, yaitu pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi sangat
tergantung juga pada kreativitas para anggota staff dan pemimpin organisasi
tersebut. Oleh sebab itu, pemimpin haruslah pandai-pandai menciptakan suasana
yang dapat mendorong usaha kreatif dari personel yang terlibat secara
keseluruhan, Pemimpin harus dapat memberikan motivasi dan layanan sedemikian
rupa sehingga semua orang turut berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan
organisasi. Maka dari itu sebagai seorang pemimpin pendidikan yang baik
hendaknya mau menghargai prestasi dan ide-ide staffnya yang menuju
peningkatan pelaksanaan tugas yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut.
3. Prinsip Partisipatif, yaitu dalam suatu kepemimpinan yang demokratis, masalah
partisipasi dari setiap anggota dan lembaga tersebut merupakan suatu hal yang
penting. Maka dari itu, sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus
berusaha membangkitkan dan memupuk kesadaran pada setiap anggotanya agar
mereka ikut bertanggung jawab, dan selanjutnya ikut aktif dalam memikirkan serta
memecahkan masalahmasalah yang menyangkut perencanana, program
pendidikan dan pembelajaran, Karena keberhasilan dalam memperoleh keputusan
yang tepat maupun pemecahan masalah di suatu lembaga pendidikan secara
memuaskan hanya dapat dicapai melalui usaha pemimpin dengan mengikut
sertakan anggota-anggotanya.
4. Prinsip Kooperatif, yaitu dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah
hendaknya mementingkan kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya,
karena dalam prinsip kooperatif ini partisipasi harus ditingkatkan menjadi kerjsama
yang dinamis. Dimana setiap anggota disamping bertanggungjawab terhadap
tugasnya masing-masing, juga harus merasa berkepentignan pada masalah yang
menyangkut sukesnya pekerjaan anggota-anggota yang lain. Dengan adanya
perasaan dan kesadaran semacam itu, mungkin mereka akan saling bantu-
membantu serta bekerja sama dalam setiap usaha serta dalam memecahkan
masalah- masalah yang timbul dalam lembaga kerjanya, yang mungkin bisa
menghambat keberhasilan dalam mencapai tujuan dari lembaga kerja tersebut.
5. Prinsip Delegasi yang Baik, yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah
harus menyadari bahwa kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas,
sehingga perlu mendelegasikan kekuasan, wewenang dan tanggung jawabnya
kepada anggoga staffnya menurut kemampuan masing-masing, supaya proses kerja
tersebut secara keseluruhan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Pembinaan
kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk pendelegasian merupakan salah satu
cara yang cukup praktis bagi kepentingan peningkatan mutu pendidikan di masa
yang akan datang. Ini berarti bahwa sebernanya keberhasilan dalam memimpin itu
tergantung pada kemampuan dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
kepada bawahan secara efektif.
6. Prinsip Kapasitas Integratif, yaitu prinsip kapasitas integratif adalah prinsip
yang sangat penting bagi seorang pemimpin Karena hanya dengan kapasitas yang
demikianlah administrasi dan organisasi dapat digerakkan sebagai suatu total
sistem ke arah perncapaian tujuan yang telah ditentukan.
7. Rasionalitas dan Obyektivitas, yaitu sebagai pemimpin tidak akan berhasil
apabila menggerakkan organisasinya dengan cara emosional. Artinya jika emosi
merajai cara berpikir seorang pemimpin, maka rasionalitas dan obyektivitas akan
berkurang dan yang pada gilirannya keputusan yang dibuat tidak akan tepat.
8. Prinsip Pragmatisme, yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus
dapat membuat keputusang yang akurat sesuai dengan kemampuan dan sumber-
sumber yang tersedia. Ini merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik.
9. Prinsip Adaptabilitas dan Fleksibilitas, yaitu jika ada pendapat yang
mengatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan,
maka sikap kaku dan apriori akan merugikan seseorang dalam menjalankan
peranannya selaku pemimpin. Maka dari kefleksibelan suatu organisasi akan
menjamin hubungan kerja dan tata kerja yang sesuai denagn kenyataan dan
masalah baru yang muncul dan selalu berubah. Perubahan tersebut tidak bisa
terlepas dari berbagai hubungan kemanusiaan diantara anggota staf. Dengan
demikian prinsip fleksibilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
organisasi.
B. Tugas Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-
fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang
memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah
pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar
terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja
sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang
memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Menurut (Dirawat,
1986 : 80) tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua
bidang, yaitu:1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat
digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
1) Pengelolaan pengajaran Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan
dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
ini antara lain:
Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program
pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas,
Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
Menyusun jadwal pelajaran,
Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
Mengatur kegiatan penilaian,
Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
Mengkoordinir program non kurikuler,
Merencanakan pengadaan,
Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat
pelajaran.
2) Pengelolaan kepegawaian Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan
urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan
pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian
tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan
ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah
penerapan kode etik jabatan.
3) Pengelolaan kemuridan Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah
perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-
tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan keluar
masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special
services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang
kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi,
dan sebagainya.
4) Pengelolaan gedung dan halaman Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha
perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan,
rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta
kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan
sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah,
alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat
permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah,perlengkapan bagi
penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi.
5) Pengelolaan keuangan Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa
gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan
uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi
penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
6) Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat Untuk memperoleh simpati dan
bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat
menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi Kepala Sekolah bertugas
memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara
lain :
Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan
pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas
pengajaran dengan tujuan-tujuan.
Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang
persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.
Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru
sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya
mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan
kemampuannya.
Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-
standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.
Dasar-dasar Kepemimpinan Pendidikan1. Pengertian Kepemimpinan
PendidikanKepemimpinan (dalam hal ini kepala sekolah) merupakan suatu
kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Bahkan secara sederhana dapta disebut sebagai layanan bantuan yang diberikan
kepala sekolah terhadap penetapan dan pencapaian tujuan. Atau dengan kata lain
Kepemimpinan adalah pemberian layanan atau bimbingan terhadap staf dalam
rangka penetapan dan pencapaian tujuan.2. Unsur-unsur
KepemimpinanProses kepemimpinan dapat berjalan jika memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut: Ada yang memimpin Ada yang dipimpin Ada kegiatan
pencapaian tujuan Ada tujuan / target sasaranSyarat dan Prinsip Proses
Kepemimpinan Pendidikan Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian
yanng terpuji antara lain: periang, ramah, bersemangat, pemberani, murah hati,
spontan, percaya diri, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Paham dan
menguasai tujuan yang hendak dicapai (termuat dalam RKS) dan mampu
mengkomunikasikan kepada bawahan dan stakeholder. Berwawasan lebih luas
dibidang tugasnya dan bidang-bidang lain yang relevan. Bepegang pada
prinsip-prinsip umum kependidikan yang meliputi: Konstruktif Kreatif
Partisipatif Kooperatif Pendelegasian yang baik/proporsional3. Tipe-
tipe dasar kepemimpinan Kepemimpinan otoriter : sangat mengandalkan
kedudukannya / kekuasaannya sebagai pemimpin Kepemimpinan laizes-faire :
pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai lambang Kepemimpinan
demokratis : mengutamakan kerjasama antara atasan dan bawahan
Kepemimpinan pseudo-demokratis : nampak seperti demokratis tetapi semu karena
tetap otoriter dan demi kepentingan kelompok tertentu saja

Anda mungkin juga menyukai