Anda di halaman 1dari 64

BAB III

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


DAN KERANGKA PENDANAAN

Kebijaksanaan otonomi daerah melalui Undang undang Nomor 22 tahun 1999


tentang pemerintahan daerah yang kemudian direvisi dengan Undang undang nomor 32
tahun 2004 juga tentang pemerintahan daerah, memberikan otonomi yang sangat luas
kepada daerah, khususnya kabupaten dan kota. Hal ini ditempuh dalam rangka
mengembalikan harkat dan martabat masyarakat di daerah, memberikan peluang
pendidikan politik dalam rangka peningkatan kualitas demokrasi di daerah, peningkatan
efesiensi pelayanan publik di daerah, peningkatan percepatan pembangunan daerah
yang diharapkan pula terciptanya cara berpemerintahan yang baik (good governance)
yang secara simultan bermuara kepada pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat adalah salah satu tujuan utama
pemerintah, sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mewujudkan
keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan Negara yang
bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi
keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan keseimbangan
tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan berbagai
kepentingan yang ada di masyarakat.

Strategi pembangunan Indonesia, diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu


pemenuhan hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Melalui strategi ini, hak-hak dasar rakyat bebas dari kemiskinan, pengangguran,
keterbelakangan, ketidakadilan, penindasan, rasa takut, dan kebebasan mengemukakan
pikiran dan pendapatnya memperoleh prioritas untuk diwujudkan. Pemenuhan hak
dasar meliputi: (1) Hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi
kemanusiaan; (2) Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum; (3) Hak rakyat
untuk memperoleh rasa aman; (4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan
hidup (sandang, pangan,dan papan) yang terjangkau; (5) Hak rakyat untuk memperoleh
akses atas kebutuhan pendidikan; (6) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas
kebutuhan kesehatan; (7) Hak rakyat untuk memperoleh keadilan; (8) Hak rakyat untuk
berpartisipasi dalam politik dan perubahan; (9) Hak rakyat untuk berinovasi; serta (10)
Hak rakyat untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaannya. Tanpa pemenuhan hak dasar akan sulit diharapkan
partisipasi pada kebebasan dan persamaan.

Salah satu kewenangan yang diberikan kepada daerah adalah pengelolaan


keuangan. Mengatur kehidupan ekonomi daerahnya sendiri. Dengan kewenangan ini

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 1
pemerintah daerah harus memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensi
daerahnya dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakatnya. Kehidupan ekonomi dalam hal ini adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).

Tujuan daripada penganggaran: pertama, penganggaran merupakan penjabaran


dari kerangka kerja dari kebijaksanaan yang telah dilaksanakan. Kedua, penganggaran
merupakan alat implementasi kebijaksanaan dengan menerapkan standar ekonomi dan
efisiensi. Penganggaran merupakan alat manajemen dan sekaligus prosedurnya
merupakan alat kontrol administrasi. Ketiga, Penganggaran merupakan alat kontrol
hukum. Keempat, dokumen anggaran dapat merupakan sumber informasi bagi
masyarakat luas mengenai kegiatan yang telah dilakukan , keputusan yang diambil dan
gambaran yang akan datang mengenai kegiatan pembangunan. APBD harus mampu
memberikan gambaran keberpihakan pemerintah daerah kepada masyarakatnya,
bagaimana alokasi belanja diprioritaskan kearah kebutuhan primer, seperti kesehatan,
pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Dengan kata lain bahwa alokasi belanja
harus berkualitas.

Konsekuensi dari pembebanan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah


yang semakin besar, maka dibutuhkan anggaran yang lebih besar pula untuk dapat
memenuhi kebutuhan terutama untuk membiayai urusan yang menjadi kewajiban
pemerintah. Oleh karena itu, desentralisasi kewenangan tersebut, diikuti dengan
desentralisasi fiskal yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian juga
diganti dengan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, di mana Pemerintah Pusat
memberikan bagian dana bagi hasil yang lebih besar kepada Pemerintah Daerah dari
sumber-sumber penerimaan yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Selain itu, Pemerintah
juga melakukan penguatan fiskal daerah dengan menetapkan Undang-Undang Nomor
34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009. Dengan regulasi tersebut, secara
perlahan-lahan penerimaan pendapatan daerah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, sekalipun pada awalnya sempat mengalami penurunan akibat dipangkasnya
beberapa jenis pungutan pajak dan retribusi daerah yang dianggap kontraproduktif
dengan kegiatan perekonomian masyarakat.

Hasil pengelolaan pendapatan daerah yang terus membaik, harus dikelola


secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang keuangan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan Negara/Daerah. Karena itu, upaya-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 2
upaya peningkatan pendapatan daerah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi, kepentingan umum dan tidak boleh menghambat arus lalu lintas
barang/jasa/penduduk dari satu Daerah ke Daerah yang lainnya.

Selanjutnya berkaitan dengan aturan pengelolaan keuangan daerah, ditetapkan


Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
yang menegaskan bahwa Keuangan Daerah harus dikelola secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab sesuai dengan azas kepatutan dan
rasa keadilan. Peraturan Pemerintah tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari APBD
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun
2012.

Aturan pengelolaan keuangan daerah yang telah ditetapkan tersebut, ditambah


dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, merupakan
acuan didalam penetapan APBD yang merupakan instrument yang menjamin
terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan
pendapatan maupun belanja daerah. Struktur APBD Kabupaten Jeneponto terdiri dari :
(1) penerimaan daerah yang didalamnya terdapat pendapatan daerah dan penerimaan
pembiayaan daerah; dan (2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja
Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Sejalan dengan alokasi dana transfer pemerintah yang sebagian besar telah
diberikan diskresi sepenuhnya kepada pemerintah daerah, seluruh penerimaan dan
pengeluaran daerah yang menjadi hak dan kewajiban harus di administrasikan dalam
APBD. Pengelolaan keuangan daerah selain dilakukan secara efektif dan efisien yang
diharapkan dapat mendukung tata kelola pemerintah daerah yang baik bersandarkan
pada prinsip-prinsip transparansi, responsivitas, efisien, efektif, akuntabilitas,
partisipatif, terukur, berkeadilan, responsif gender dan berwawasan lingkungan.

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal


apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 3
sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan (money follow function).

Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk


menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan
keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan
daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten


Jeneponto dalam kurun waktu penganggaran 2009-2013 berjalan normatif dan
prosedural, namun dalam penjabaran dan kegiatan, cenderung keluar dari regulasi yang
berdampak kepada status/opini pemeriksaan keuangan daerah yang tidak sehat
(DISCLAIMER). Status disclaimer diberikan akibat tidak bagusnya pengelolaan aset
daerah, dimana banyak aset daerah yang tercatat sebagai milik daerah tetapi pada
kenyataannya sudah tidak menjadi milik daerah lagi. Selain itu mekanisme
pertanggungjawaban penggunaan dana masih perlu ditingkatkan. Status/opini yang
disandang oleh Kabupaten Jeneponto inilah yang memberikan motivasi tersendiri untuk
menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah yang lebih sehat, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, aplikasi dan kegiatannya sesuai dengan prosedur dan
regulasi yang baku.

Struktur APBD terdiri atas: (1) Pendapatan Daerah; (2) Belanja Daerah; dan (3)
Pembiayaan Daerah. Selanjutnya Pendapatan Daerah Terdiri atas ; Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Berikut akan
diuraikan analisis dari setiap struktur APBD untuk dapat memperoleh gambaran kinerja
pelaksanaan APBD.

A. Pendapatan Daerah

Secara garis besar, Akun Pendapatan Daerah terdiri atas 3 kelompok, yaitu Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PAD terdiri atas: (1) Penerimaan Pajak
Daerah; (2) Penerimaan Retribusi Daerah; (3) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan; dan (4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Adapun
Penerimaan Dana Perimbangan bersumber dari: (1) Bagi Hasil Pajak; (2) Bagi Hasil
Sumber Daya Alam (SDA); (3) Dana Alokasi Umum; dan (4) Dana Alokasi Khusus.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 4
Sedangkan penerimaan Lain-Lain Pendapatan yang Sah bersumber dari: (1)
Bantuan/Hibah; (2) Dana Penyesuaian; dan (3) Dana Darurat.

Dalam rentan waktu tahun anggaran 20092013, pendapatan daerah Kabupaten


Jeneponto menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu pada tahun 2009
total pendapatan daerah sebesar Rp. 459,2 milyar lebih dan meningkat menjadi Rp.
721,9 milyar lebih pada tahun 2013 (Tabel 3.1), dimana trend total pendapatan yang
terjadi setiap tahunnya selalu meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lima tahun
terakhir pendapatan daerah Kabupaten Jeneponto selalu meningkat yang
menggambarkan adanya usaha dalam dalam mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan daerah, baik yang menjadi potensi internal daerah maupun potensi
eksternal daerah.

Rata-rata pertumbuhan perolehan pendapatan daerah Kabupaten Jeneponto dalam


kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sebesar 15,61 %. Dapat dilihat pada Tabel 3.1
bahwa dari ketiga kelompok pendapatan daerah yang memberikan kontribusi terbesar
dalam pencapaian pertumbuhan pendapatan daerah adalah Dana Perimbangn, dimana
rata-rata proporsinya adalah 79,5 % selama periode 2009-2013. Sementara itu akun
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah menempati posisi kedua sebagai penyumbang
pendapatan daerah terbesar (18 %) dan Pendapatan Asli Daerah menyumbangkan porsi
terkecil (2,3 %).

Pendapatan Asli Daerah

Dari Tabel 3.1 Dapat diperoleh gambaran bahwa dalam lima tahun terakhir Pendapatan
Asli Daerah Cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun
2009 PAD kabupaten Jeneponto sebesar Rp. 9,9 Milyar lebih dan pada tahun 2013
meningkat menjadi Rp. 17,2 Milyar. Trend penurunan sempat terlihat pada tahun 2011
sebesar Rp. 12,4 milyar lebih, turun 5 % dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun
sebelumnya 2010 nilai Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 13,8 milyar lebih. Dari
keempat komponen pendapatan asli daerah yang ada, akun Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah memberikan sumbangsih terbesar dalam pertumbuhan pendapatan
asli daerah. Sementara sumbangan akun pajak dan retribusi daerah masih relatif kecil
terhadap struktur PAD. Jika dilihat secara detail tahun per tahun, pada tahun 2009
terjadi pencapaian pajak daerah yang sangat rendah dikarenakan realisasi Pajak
Penerangan Jalan (PPJ) hanya Rp. 363.407.295.- dari target Rp. 1.114.231.260.- .Pada
tahun 2010 terjadi pencapaian pajak daerah yang sangat tinggi karena Pajak
Penerangan Jalan (PPJ), yang ditargetkan hanya Rp. 2.000.000.000.- namun terealisasi
Rp. 3.210.636.416.- atau meningkat sekitar 160%. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 5
pencapaian pajak daerah yang sangat tinggi karena Pajak Penerangan Jalan (PPJ), target
Rp. 2.105.000.000.- dan terealisasi Rp. 2.747.436.932.- atau sekitar 130%.

Terkait dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang


Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memberikan keleluasaan kepada pemerintah
daerah untuk menggali potensi pajak dan retribusi daerah dengan memperhatikan aspek
potensi daerah dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh, maka PAD dapat meningkat pesat. Namun dalam kenyataannya, penarikan
pajak dan retribusi daerah masih belum optimal. Permasalahan inilah yang menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah sekarang.

Dana Perimbangan

Dalam struktur APBD, akun Dana Perimbangan mampu memberikan persentase


kontribusi rata-rata sebesar 79.9%. Tingginya kontribusi Dana Perimbangan pada
struktur pendapatan disebabkan karena masih kurang optimalnya penggalian sumber
PAD lainnya sehingga masih tergantung dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus
dan Bagi Hasil Pajak/bukan pajak dari pemerintah. Pada kenyataannya, Kabupaten
Jeneponto memiliki derajat desentralisasi yang masih rendah dibandingkan dengan
daerah-daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia secara nasional.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 6
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009-2013

TAHUN RATA-RATA
NO URAIAN PERTUMBUHAN
2009 2010 2011 2012 2013
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDAPATAN
Pendapatan Asli
1.1. Daerah 9,960,862,396.67 13,186,787,291.85 15.6112,481,649,763.00 14,947,179,265.77 17,285,226,009.00
1.1.1. Pajak Daerah 715,544,971.00 3,348,614,134.00 3,273,257,843.00 3,976,488,557.00 5,470,494,598.00 106.20
1.1.2. Retribusi Daerah 2,856,729,460.00 4,000,070,830.00 3,078,130,110.00 3,105,596,239.00 3,660,806,978.00 8.94
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
1.1.3. yang dipisahkan 3,648,923,590.67 2,941,296,821.85 4,025,684,926.00 3,958,747,743.77 3,997,694,115.00 4.20
Lain-Lain
Pendapatan Asli
1.1.4. Daerah Yang sah 2,739,664,375.00 2,896,805,506.00 2,104,576,884.00 3,906,346,726.00 4,156,230,318.00 17.60
Dana
1.2. Perimbangan 376,439,334,806.00 392,545,717,140.72 443,070,850,332.00 528,943,116,806.00 599,305,499,578.00 12.46
Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil
1.2.1. Bukan Pajak 26,225,103,806.00 34,260,940,140.72 29,596,995,332.00 29,353,410,806.00 28,923,212,578.00 3.69
Dana Alokasi
1.2.2. Umum 302,307,231,000.00 314,827,177,000.00 355,584,155,000.00 437,703,926,000.00 494,087,427,000.00 13.27
Dana Alokasi
1.2.3. Khusus 47,907,000,000.00 43,457,600,000.00 57,889,700,000.00 61,885,780,000.00 76,294,860,000.00 13.53
Lain-Lain
Pendapatan
1.3. Daerah Yang sah 72,854,973,880.00 110,751,929,544.46 153,795,872,622.41 85,642,345,740.03 105,399,116,474.25 17.41
1.3.1. Hibah 125,901,000.00 463,086,976.00 53,381,000.00 - 19.84
1.3.2. Dana Darurat - - - -
Dana Bagi Hasil
1.3.3. Pajak dari Provinsi 5,070,862,259.00 8,909,912,469.46 13,013,521,264.41 13,906,706,200.03 17,449,101,170.25 38.53

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 7
TAHUN RATA-RATA
NO URAIAN PERTUMBUHAN
2009 2010 2011 2012 2013
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8
dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian
Dan Otonomi 57,765,148,000.00 25,427,112,967.00 67,566,609,480.00 54,459,862,000.00
1.3.4 Khusus 72,061,748,904.00 30.67
Bantuan
Keuangan Dari
Provinsi Atau 9,893,062,621.00 12,895,858,000.00 14,346,220,878.00 17,275,777,540.00
Pemerintah
1.3.5 Daerah Lainnya 15,888,266,400.00 13.50
Dana Penguatan -
Desentralisasi
- 34,517,959,132.00 - -
Fiskal dan
1.3.6 Percepatan
Pembangunan
Daerah (DPDF dan
PPD)
Dana Penguatan
Infrastruktur dan
- 24,670,000,000.00 58,816,140,000.00 - -
Prasarana Daerah
1.3.7 (DPIPD)
Dana Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur - 3,868,000,000.00 - - -
Pendidikan
1.3.8 (DPPIP)
TOTAL 459,255,171,082.67 516,484,433,977.03 609,348,372,717.41 629,532,641,811.80 721,989,842,061.25 12.11
Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 8
Dana Alokasi Umum memberikan kontribusi terbesar terhadap akun dana
perimbangan secara khusus dan akun pendapatan secara umum. Pada tahun
2009 nilai Dana perimbangan sebesar Rp. 376,4 Milyar lebih dan meningkat
sampai kepada 2013 menjadi sebesar Rp. 594,9 Milyar lebih atau dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun Dana perimbangan meningkat sebesar 63,28 %.

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Berdasarkan data pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Tahun Anggaran


2009-2013 pada Tabel 3.1. Penerimaan yang bersumber dari Pendapatan Lain-Lain
yang Sah sangat fluktuatif karena penerimaan ini bukan bersumber dari potensi
yang dimiliki oleh Daerah, melainkan sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah.
Hal ini terlihat pada tahun 2009 dimana terjadi kenaikan yang sangat tinggi
diakibatkan adanya dana penyesuaian otonomi daerah dari target Rp.
56.293.523.000.- dan realisasi Rp. 57.765.148.000.-, sementara pada tahun 2010
kenaikan terjadi akibat adanya Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan
Percepatan Pembangunan Daerah dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF
dan PPD) sebesar Rp. 34.517.959.132.- dan Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah (DPID) sebesar Rp. 24.670.000.000.-, namun dana penyesuaian
otonomi daerah justru berkurang targetnya Rp. 29.888.154.600.- hanya terealisasi
Rp. 25.427.112.967.-, sementara target dana bagi hasil pajak dari provinsi
ditargetkan Rp. 94.926.994.-, terealisasi Rp. 8.909.912.469.-, sehingga angka
pencapaian sangat tinggi.

Pada Tahun 2011 ada Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPID)
sebesar Rp. 58.816.140.000.- dngan realisasi Rp. 38.800.000.000.-, serta adanya
perubahan struktur APBD dan penambahan dana bagi hasil pajak provinsi dari
Rp. 11.627.733.085.- menjadi Rp. 13.013.521.264.-

B. Belanja Daerah

Belanja Daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakat sebagai kewajiban pemerintah daerah, yang diwujudkan melalui
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak. Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009-2013, disusun dengan
pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input
yang direncanakan, dengan memperhatikan kinerja satuan kerja perangkat daerah
dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 9
meningkatkan akuntabilitas dan integrasi perencanan terhadap penganggaran
daerah, serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

Analisis Belanja Daerah adalah instrumen penting untuk mengetahui


kecenderungan belanja daerah pada periode tahun 2009-2013 dan kearah mana
yang diinginkan selama lima tahun ke depan (2014-2018) sesuai pencapaian visi,
misi pemerintah daerah.

Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013 dari akumulasi target belanja daerah
sebesar Rp. 3.099.920.949.621 terealisasi sebesar Rp. 2.718.464.469.916 atau
87,7 %, yang secara lebih terinci disajikan pada Tabel 3.2. Belanja Daerah terbagi
ke dalam dua kelompok belanja, yaitu : Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung.

a. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c)
Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi
Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan dan (h) Belanja Tidak Terduga. Selama
periode Tahun Anggaran 2008-2013 terealisasi Belanja Tidak Langsung
sebesar Rp. 1.629.465.189.705 atau 93,3 % dari target sebesar Rp.
1.747.403.991.676 sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2. Belanja Pegawai
mendominasi proporsi Belanja Tidak Langsung dengan 91,5 % pada tahun
2013. Sementara rata-rata proporsi belanja pegawai terhadap total belanja
tidak langsung mencapai 92,3 %/tahun selama periode 2009-2013.

b. Belanja Langsung

Belanja Langsung terdiri dari: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan
Jasa, serta (c) Belanja Modal. Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013,
rata-rata realisasi belanja langsung secara akumulatif mengalami
pertumbuhan sekitar 19 %. Terlihat dari data bahwa lonjakan terbesar belanja
langsung terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp. 300,359,988,192.00 dari Rp.
198,814,556,928.00 pada tahun 2012, disajikan pada Tabel 3.2. Dalam
struktur belanja langsung, belanja modal dan belanja barang dan jasa
memiliki proporsi yang lebih besar dibanding belanja pegawai. Satu fenomena
yang menjadi perhatian adalah besarnya realisasi untuk belanja barang dan
jasa dan belanja modal daripadi target yang ditetapkan di tahun 2013. Hal ini
bisa mengindikasikan besarnya hutang pemerintah daerah ke pihak ketiga.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 10
Tabel 3.2
Realisasi Belanja Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TAHUN RATA-RATA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) %


1 2 3 4 5 6 7 8
Belanja Tidak
A Langsung 233,295,799,513.00 290,859,586,432.00 330,360,784,363.00 366,873,617,500.00 408,075,401,897.00 15.13
1 Belanja Pegawai 212,015,864,013.00 262,909,526,624.00 310,759,749,784.00 347,786,289,249.00 373,210,864,165.00 15.36
2 Belanja Bunga - - - - - -
3 Belanja Subsidi - - - - - -
4 Belanja Hibah 8,917,894,500.00 8,727,151,500.00 4,536,652,519.00 1,487,700,000.00 20,614,318,400.00 292.07
5 Belanja Bantuan Sosial 2,585,424,000.00 5,605,378,332.00 2,211,368,000.00 1,489,879,332.00 720,379,332.00 -7.00
6 Belanja Bagi Hasil - - - - - -
Belanja Bantuan
7 Keuangan 8,748,040,000.00 13,445,889,976.00 12,068,580,000.00 13,965,465,000.00 13,529,840,000.00 14.01
8 Belanja Tidak Terduga 1,028,577,000.00 171,640,000.00 784,434,060.00 2,144,283,919.00 - -
B Belanja Langsung 164,739,981,253.00 182,683,439,150.00 242,401,314,688.00 198,814,556,928.00 300,359,988,192.00 19.17
1 Belanja Pegawai 25,683,450,995.00 25,175,644,200.00 55,212,954,980.00 34,279,050,670.00 44,211,931,050.00 27.10
Belanja Barang dan
2 Jasa 44,611,658,659.00 49,920,950,654.00 49,675,223,363.00 67,376,464,812.00 108,651,223,145.00 27.08
3 Belanja Modal 94,444,871,599.00 107,586,844,296.00 137,513,136,345.00 97,159,041,446.00 147,496,833,997.00 16.05
TOTAL BELANJA 398,035,780,766.00 473,543,025,582.00 572,762,099,051.00 565,688,174,428.00 708,435,390,089.00 15.98

Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Jeneponto

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 11
Selama periode Tahun 2009-2013, pelaksanaan APBD khususnya aspek Belanja
Daerah tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang terjadi antara lain :

(i) Proses perencanaan dan penganggaran APBD yang belum sesuai jadwal yang
ditetapkan, meskipun penetapan APBD masih bisa tepat waktu.
(ii) Realisasi belanja yang belum sesuai dengan target anggaran kas.
(iii) Realisasi Dana Alokasi Khusus yang masih terkendala dalam pelaksanaannya.
(iv) Proses pengadaan barang yang masih perlu pembenahan pada
SKPD/UPTD/Sekretariat daerah.
Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi suatu pelajaran bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Jeneponto untuk menjadi catatan perbaikan di masa
mendatang dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang baik.

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan suatu daerah mengenai


aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Struktur Neraca daerah
adalah aset, kewajiban dan ekuitas dana. Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa datang
diharapkan diperoleh, baik oleh pemerintah ataupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah atau budaya. Kewajiban adalah utang yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah, sedangkan ekuitas dana adalah kekayaan bersih
pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban pemerintah
daerah.

Analisa neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan


keuangan daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan
daerah. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Solvabilitas
digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, sedangkan Rasio Aktivitas digunakan
untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan pemerintah
Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 12
Tabel 3.3
Neraca Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TAHUN RATA-RATA
PERTUMBUHA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 N
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
I. ASET
I.1. ASET LANCAR
I.1.1. Kas di Kas Daerah 14,102,974,580.46 17,392,151,715.77 6,239,426,642.18 6,982,725,569.98 16,779,220,376.13
Kas di Bendahara
I.1.2. Penerimaan 454,453,213.00 15,311,120.00 9,384,500.00 168,532,327.00 -
Kas di Bendahara
I.1.3. Pengeluaran 7,617,749,473.00 789,702,266.00 1,498,365,660.00 846,691,135.00 3.403.758.247,00
I.1.4. Investasi Jangka Pendek - - - - -
I.1.5. Piutang Pajak 1,087,733,115.50 1,139,736,206.50 504,608,413.50 445,979,384.63 536.302.630,88
I.1.6. Piutang Retribusi 126,475,000.00 236,400,000.00 243,400,000.00 214,850,000.00 211.280.000,00
Piutang Transfer Dana
I.1.7. Bagi Hasil - 2,856,253,893.70 - - -
Bagian Lancar Pinjaman
I.1.8. Ke Perusahaan Negara - - - - -
Bagian Lancar Pinjaman
Kepada Perusahaan
I.1.9. Daerah - - - - -
Bagian Lancar Pinjaman
I.1.10. Kepada Pemerintah Pusat - - - - -
Bagian Lancar Pinjaman
Kepada Pemerintah
I.1.11. Daerah Lainnya - - - - -
Bagian Lancar Tagihan
I.1.12. Penjualan Angsuran - - - - -
Bagian Lancar Tuntutan
I.1.13. Ganti Rugi - - - - -
I.1.14. Piutang Lainnya 292,248,200.00 5,321,232,403.00 4,653,098,400.80 4,135,918,400.80 396.218.100,00
I.1.15. Persediaan 4,874,578,566.00 6,662,409,347.00 6,229,315,191.00 6,227,462,193.00 7.329.687.728,00
Jumlah Aset Lancar 28,556,212,147.96 34,413,196,951.97 19,377,598,807.48 19,022,159,010.41 28.656.466.632,01

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 13
TAHUN RATA-RATA
PERTUMBUHA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 N
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
INVESTASI JANGKA
I.2. PANJANG
I.2.1. Investasi Non Permanen
I.2.1.1 Pinjaman Jangka
. Panjang - - - - -
I.2.1.2 Investasi Dalam Surat
. Utang Negara - - - - -
I.2.1.3 Investasi Dalam Proyek
. Pembangunan - - - - -
I.2.1.4 Investasi Non Permanen
. Lainnya 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10.132.411.438,00
Jumlah Investasi Non
permanen 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10,132,411,438.00 10.132.411.438,00
I.2.2. Investasi Permanen
I.2.2.1 Penyertaan Modal
. Pemerintah Daerah 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12.501.000.000,00
Investasi Permanen
I.2.2.2 Lainnya - - - - -
Jumlah Investasi
Permanen 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12,501,000,000.00 12.501.000.000,00
Jumlah Investasi
Jangka Panjang 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22.633.411.438,00
I.3 ASET TETAP
I.3.1. Tanah 105,213,853,000.00 107,024,939,500.00 107,024,939,500.00 102,416,864,500.00 102.416.864.500,00
I.3.2. Peralatan dan Mesin 125,224,224,367.00 137,088,577,534.00 160,004,226,655.00 171,970,475,763.89 195.557.702.760,89
I.3.3. Gedung dan Bangunan 336,842,515,361.00 387,419,713,023.00 460,464,813,312.00 494,752,404,543.00 541.699.578.495,00
Jalan, Irigasi dan
I.3.4. Jaringan 381,852,644,888.00 419,454,945,172.00 529,995,425,893.00 580,570,364,405.00 639.459.135.455,00
I.3.5. Aset Tetap Lainnya 4,913,787,773.00 5,089,572,776.00 7,760,834,476.00 22,821,798,526.00 25.239.217.073,00
Konstruksi dalam
I.3.6. Pengerjaan 5,030,088,000.00 10,586,209,680.00 4,657,934,326.00 3,133,460,750.00 2.307.160.410,00
I.3.7. Akumulasi Penyusutan - - - - -

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 14
TAHUN RATA-RATA
PERTUMBUHA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 N
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Aset Tetap 959,077,113,389.00 1,066,663,957,685.00 1,269,908,174,162.00 1,375,665,368,487.89 1.506.679.658.693,89
I.4. DANA CADANGAN
I.4.1. Dana Cadangan - - - - -
Jumlah Dana
Cadangan - - - - -
I.5. ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan
I.5.1. Angsuran - - - - -
Tuntutan
perbendaharaan/Tuntuta
I.5.2. n Ganti Rugi (TP-TGR) 87,972,099,137.30 - - - 4.153.498.061,80
Kemitraan dengan Pihak
I.5.3. Ketiga - - - - -
I.5.4. Aset Tak Berwujud 1,678,251,408.00 1,678,251,408.00 2,936,391,408.00 3,681,204,408.00 4.267.914.408,00
I.5.5. Aset Lain-lain 1,781,773,189.00 4,209,397,186.00 4,208,922,266.00 4,363,859,980.00 4.363.859.980,00
Jumlah Aset Lainnya 91,432,123,734.30 5,887,648,594.00 7,145,313,674.00 8,045,064,388.00 1.570.754.809.213,70
KEWAJIBAN JANGKA
II.1. PENDEK
Utang Kepada Pihak
II.1.1. Ketiga - 5,643,215,566.00 9,543,028,121.00 9,899,553,810.00 9.899.553.810,00
Utang Perhitungan Pihak
II.1.2. Ketiga 508,329,963.00 173,164,420.00 152,848,507.00 - 60.265.328,00
II.1.3. Utang Bunga 741,926,810.42 634,265,942.75 613,719,908.64 663,828,437.24 83.453.343,92
II.1.4. Utang Pajak - - - - -
Bagian Lancar Utang
II.1.5. Jangka Panjang 586,812,475.66 701,143,001.07 685,983,152.39 800,313,677.79 114.330.525,40
Utang Jangka Pendek
II.1.6. Lainnya 67,159,140,707.51 56,508,318,074.12 71,765,725,464.52 25,683,875,573.66 15.625.519.347,88
Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek 68,996,209,956.59 63,660,107,003.94 82,761,305,153.55 37,047,571,498.69 25.783.122.355,20
KEWAJIBAN JANGKA
II.2 PANJANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 15
TAHUN RATA-RATA
PERTUMBUHA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 N
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Utang Dalam Negeri -
Lembaga Keuangan
II.2.1. Bank/Bukan Bank 556,492,778.33 442,245,548.80 457,322,101.61 342,991,576.18 171.495.788,08
Utang Dalam Negeri
II.2.2. Obligasi - - -
Utang Jangka Panjang
II.2.3. Lainnya - - -
Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang 556,492,778.33 442,245,548.80 457,322,101.61 342,991,576.18 171.495.788,08
III.1. EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan
III.1.1. Anggaran (SiLPA) 21,212,394,090.46 18,008,689,561.77 7,584,943,795.18 7,829,416,704.98 20.122.713.295,13
Pendapatan Yang
III.1.2. Ditangguhkan 454,453,213.00 15,311,120.00 9,384,500.00 168,532,327.00 -
III.1.3. Cadangan Piutang 1,506,456,315.50 9,553,622,503.20 5,401,106,814.30 4,796,747,785.43 1 .143.800.730,88
III.1.4. Cadangan Persediaan 4,874,578,566.00 6,662,409,347.00 6,229,315,191.00 6,227,462,193.00 7.329.687.278,00
Dana Yang Harus
disediakan untuk
Pembayaran Utang
III.1.5. Jangka Pendek -68,487,879,993.59 -63,486,942,583.94 -82,608,456,646.55 -37,047,571,498.69 22.722.857.027,20
Jumlah Ekuitas Dana
Lancar -40,439,997,808.63 -29,246,910,051.97 -63,383,706,346.07 -18,025,412,488.28 2.873.344.276,81
EKUITAS DANA
III.2. INVESTASI
Diinvestasikan Dalam
III.2.1. Investasi Jangka Panjang 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22,633,411,438.00 22.633.411.438,00
Diinvestasikan Dalam
III.2.2. Aset Tetap 959,077,113,389.00 1,061,633,869,685.00 1,269,908,174,162.00 1,375,665,368,487.89 1.506.679.658.694,00
Diinvestasikan Dalam
III.2.3. Aset Lainnya 91,432,123,734.30 5,887,648,594.00 7,145,313,674.00 8,045,064,388.00 12.785.272.449,80
Dana Yang Harus
disediakan untuk
Pembayaran Utang
III.2.4. Jangka Panjang -556,492,778.33 -442,245,548.80 -457,322,101.61 -342,991,576.18 171.495.788,08

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 16
TAHUN RATA-RATA
PERTUMBUHA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 N
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Ekuitas Dana
Investasi 1,072,586,155,782.97 1,089,712,684,168.20 1,299,229,577,172.39 1,406,000,852,737.71 1.541.926.846.793,72
EKUITAS DANA
III.3. CADANGAN
Diinvestasikan Dalam
III.3.1. Dana Cadangan - - - - -
Jumlah Ekuitas Dana
Cadangan - - - - -
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Jeneponto

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 17
Tabel 3.4
Rasio Neraca Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TAHUN
NO URAIAN
2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7
A Rasio Likuiditas
1 Rasio Lancar (current Ratio) (%) 41.39 54.06 23.41 51.35
2 Rasio Quick (Quick Ratio) (%) 34.32 43.59 15.89 34.54
B Rasio Solvabilitas
Rasio Total Hutang Terhadap Total
1 Aset (%) 6.31 5.67 6.31 2.62
Rasio Total Hutang Terhadap Ekuitas
2 (%) 6.74 6.04 6.73 2.69
C Rasio Aktivitas
1 Rata-Rata Umur Piutang 0.76 3.91 4.48 2.96
2 Rata-Rata Umur Persediaan 316.03 377.69 365.05

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Tabel. 3.5
Hasil Analisa Neraca Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 - 2013

NO URAIAN NILAI KETERANGAN

1 2 3 4
A Rasio Likuiditas
1 Rasio Lancar (current ratio) >1 Sangat Mampu memenuhi kewajiban jangka
(%) pendek

2 Rasio Quick (quick ratio) >1 Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka
(%) pendek secara cepat

B Rasio Solvabilitas
1 Rasio Total Hutang Terhadap >1 Mampu melunasi hutang dengan asset yang
Total Asset (total debt to total tersedia
asset) (%)
2 Rasio Hutang Terhadap >1 Mampu melunasi hutang dengan modal yang
Modal (total debt to equity) tersedia
(%)
C Rasio Aktivitas
1 Rata-Rata Umur Piutang >1 Dibutuhkan waktu 5,99 hari untuk merubah
(average days inventory) piutang menjadi Kas
(hari)
2 Rata-rata umur persediaan >1 Dibutuhkan waktu sekitar 15,02 hari dalam
(Average days receible) penggunaan persediaan untuk pelayanan
(hari) public

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 18
NO URAIAN NILAI KETERANGAN

1 2 3 4
A Rasio Likuiditas
A Rasio Likuiditas A Rasio Likuiditas
1 Rasio Lancar (current ratio) 150- Pengukuran kemampuan sumber daya dalam
(%) 300% bentuk asset lancar untuk menyelesaikan
setiap kewajiban jangka pendek pemerintah
daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan
12 bulan dari tanggal neraca
2 Rasio Quick (quick ratio) 100- Pengukuran kemampuan asset lancar dalam
(%) 200% bentuk kas dan setara kas untuk
menyelesaikan setiap kewajiban jangka
pendek pemerintah daerah yang telah jatuh
tempo sampai dengan 12 bulan dari tanggal
neraca
B Rasio Solvabilitas
1 Rasio Total Hutang Terhadap <1% Rasio keuangan yang menyajikan bahwa
Total Asset (total debt to total setiap kewajiban pemerintah daerah mampu
asset) didanai dengan asset pemerintah daerah
(%)
2 Rasio Hutang Terhadap <1% Rasio keuangan yang menyajikan bahwa
Modal (total debt to equity) setiap kewajiban pemerintah daerah mampu
(%) didanai dengan ekuitas dana pemerintah
daerah
C Rasio Aktivitas
1 Rata-Rata Umur Piutang Hari Pengukuran aktifitas keuangan yang
(average days inventory) menyajikan bahwa secara rata-rata piutang
(hari) dapat ditagih dalam jangka waktu beberapa
hari oleh pemerintah daerah
2 Rata-rata umur persediaan Hari Pengukuran aktifitas keuangan yang
(Average days receible) menyajikan bahwa secara rata-rata
(hari) persediaan dapat digunakan dalam waktu
beberapa hari pada kegiatan pemerintah
daerah

Sumber : Data Sekunder

Dari Data yang terurai pada Table 3.3, 3.4 dan 3.5 dapat diketahui bahwa rasio
likuiditas yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto tergolong baik
karena memiliki kemampuan dan kecepatan untuk memenuhi atau menyelesaikan
utang jangka pendeknya, demikian pula dengan rasio solvabilitasnya, bahwa dari
data yang telah diolah diketahui bahwa pemerintah Daerah Jeneponto mampu
meluanasi hutang yang dimilikinya dengan menggunakan asset dan modal yang
dimilikinya sedangkan rasio aktivitasnya tergambarkan bahwa pemerintah daerah
Jeneponto membutuhkan waktu lebih dari 7 hari untuk mengubah piutang menjadi
kas, dimana tuntutan keuangan yang sehat adalah kurang dari 7 hari.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 19
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kemampuan fiskal daerah (fiscal capacity) merupakan faktor yang sangat


krusial dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan umum
dan pembangunan daerah secara umum. Karena itu, upaya optimalisasi sumber-
sumber pendapatan daerah, perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara
terpadu dan sinergi antar-SKPD/unit kerja pengelola pendapatan daerah. Derajat
desentralisasi juga tergambar dari kemampuan fiskal daerah yang menjadi indikator
kemandirian suatu daerah untuk menjadi daerah otonom.

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang


terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,


APBD mempunyai fungsi berikut ini:

1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar


untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah


menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.

3. Fungsi pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah


menjadi pedoman untuk menilai kesesuaian kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan


untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.

5. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus


memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah


menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 20
Dalam penyusunan anggaran daerah, terdapat beberapa prinsip disiplin
anggaran, yaitu:

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara


rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.

2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah


dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
APBD.

3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang


bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam
rekening Kas Umum Daerah.

Harus diakui dengan penuh kesadaran bahwa dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto gagal dalam melakukan
pengelolaan keuangan daerah, dimana dari hasil Pemeriksaan keuangan daerah oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kabupaten Jeneponto mendapat penilaian WDP
(Wajar Dengan Pengecualian) pada tahun 2008 dan 2009, sedangkan 3 (tiga) tahun
berturut-turut selanjutnya mendapat opini status penilaian DISKLAIMER (tingkat
terburuk dari kualitas pengelolaan keuangan suatu daerah).

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Penggunaan Anggaran secara Garis besar dipergunakan se-efektif dan se-


efesien mungkin pada optimalisasi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat umum
yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan
anggaran dialokasikan pada sektor-sektor yang menjadi prioritas utama
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Selain mengacu
kepada regulasi yang telah ada mengenai proporsi dari alokasi anggaran setiap
sector , maka perlu memperhatikan visi dan misi kepemimpinan pemerintahan
Daerah.

a. Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan Pendapatan Daerah sepanjang tahun 2008-2012 diarahkan pada


upaya peningkatan pendapatan daerah dengan memaksimalkan penggalian potensi
pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan daerah, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 21
tentang pajak daerah dan retribusi daerah, aspek kewenangan, aspek potensi, aspek
keadilan dan kemampuan masyarakat.

b. Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan


pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Kebijakan belanja daerah untuk lima
tahun kedepan secara umum diarahkan pada upaya sebagai berikut :

1) Memprirotaskan pemenuhan kebutuhan belanja daerah wajib berupa gaji dan


tunjangan pegawai lainnya sekira 10-20 persen per tahun.

2) Meningkatkan terus proporsi belanja yang bersentuhan langsung dengan


layanan dasar pada masyarakat seperti; pendidikan, kesehatan, dan
infrastruktur yang pengalokasian anggarannya melalui kelompok belanja tidak
langsung dan kelompok belanja langsung. Khusus Belanja Modal pengalokasian
anggarannya disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan.

3) Memenuhi proporsi Belanja Daerah sesuai dengan Visi Misi Kepala Daerah,
Prioritas Pembangunan dan Urusan pemerintahan.

Arahan kebijakan Belanja Daerah yang dilaksanakan pada masa lalu tetap
menjadi acuan kebijakan pada periode Tahun 2013-2018, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut :

1) Prioritisasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


provinsi yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Belanja untuk memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk peningkatan


pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

3) Alokasi penggunaan dana perimbangan diperuntukkan sesuai dengan


sasarannya seperti (i) penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk
membiayai pembangunan pemukiman, irigasi, jalan, jembatan dan drainase; (ii)
dana alokasi umum diprioritaskan untuk membiayai gaji dan tunjangan pns
lainnya, alokasi anggaran fungsi kesehatan dan fungsi pendidikan, sosial,
pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan
dasar dan pelayanan umum bagi masyarakat; (iv) alokasi penggunaan dana
alokasi khusus dialokasikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 22
4) Alokasi Belanja Pegawai diperuntukkan untuk pegawai negeri sipil, pegawai
tidak tetap, belanja DPRD yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan
termasuk dialokasikan pula anggaran tambahan penghasilan bagi pegawai.

5) Penyediaan dana untuk kejadian luar biasa meliputi penanggulangan bencana


alam, penanggulangan bencana sosial, dan kegiatan tanggap darurat dalam
rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan
pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat di daerah dengan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

6) Pemberian Hibah kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan


daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menunjang
pencapaian sasaran dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat,
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan, yang bersifat tidak mengikat dan tidak wajib.

7) Belanja Bantuan Sosial kepada Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang


mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi,
politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimum serta Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan
bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,
dan/masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, dengan tujuan
untuk menunjang pencapaian sasaran dan kegiatan pemerintah daerah dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk
masyarakat, yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan
dilakukan secara selektif serta setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
urusan wajib yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, yang
bersifat tidak mengikat dan tidak wajib.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 23
Tabel 3.6
Proporsi Belanja Pemenuhan Kabutuhan Aparatur
Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TOTAL BELANJA
UNTUK TOTAL PENGELUARAN
PEMENUHAN (BELANJA + PERSENTASE
NO URAIAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
APARATUR PENGELUARAN)
(Rp) (Rp) (%)

1 2 3 4 5
1 Tahun Anggaran 2009 330,883,362,507.00 374,278,559,546.00 88.41

2 Tahun Anggaran 2010 394,673,093,500.00 435,641,109,154.00 90.60

3 Tahun Anggaran 2011 473,818,599,379.00 520,796,937,199.00 90.98

4 Tahun Anggaran 2012 481,665,379,233.00 545,057,438,282.00 88.37

5 Tahun Anggaran 2013 417,422,795,215.00 434,157,262,895.00 96.15

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

c. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang


dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja
Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih kecil dari Belanja Daerah, maka terjadi
transaksi keuangan yang defisit dan harus ditutupi dengan Penerimaan Daerah.
Jika Pendapatan Daerah lebih besar dari Belanja Daerah, maka terjadi transaksi
keuangan yang surplus dan harus digunakan untuk Pengeluaran Daerah. Oleh
sebab itu, Pembiayaan Daerah terdiri Penerimaan Pembiayaan Daerah dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya dijabarkan
dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011, Penerimaan Pembiayaan Daerah bersumber dari antara lain :

a. Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA);

b. Pencairan Dana Cadangan;

c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dispisahkan;

d. Penerimaan Pinjaman Daerah;

e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman;

f. Penerimaan Piutang Daerah;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 24
g. Penerimaan Pembayaran Askes;

h. Penerimaan Pembayaran Pihak Ketiga;

i. Penerimaan Piutang Pihak Ketiga;

Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan Daerah bersumber dari antara lain:

a. Pembentukan Dana Cadangan;

b. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah;

c. Pembayaran Pokok Utang;

d. Pemberian Pinjaman Daerah;

e. Pembayaran Utang Belanja.

3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah

Analisis Pembiayaan Daerah dimaksudkan untuk memberi gambaran atau


informasi pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun anggaran sebelumnya
terhadap surplus atau defisit belanja daerah. Gambaran ini menjadi bahan untuk
menentukan kebijakan pembiayaan pemerintah daerah Kabupaten Jeneponto
periode tahun 2014-2018 terutama terkait dengan penghitungan kapasitas
pendanaan pembangunan daerah. Untuk mengetahui besaran dari pendanaan
pembangunan, maka kondisi realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah
perlu dijelaskan tentang posisi surplus belanja dan/atau defisit belanja selama
periode pemerintahan yang lalu.

a. Surplus/Defisit

Dengan memperhatikan pendapatan dan belanja daerah periode lalu,


maka gambaran surplus/defisit dalam anggaran daerah dapat diketahui.
Kondisi anggaran defisit/ surplus tidak selalu sama dengan realisasi anggaran.
Pada periode pemerintahan sebelumnya Realisasi APBD berada posisi desifit
dan/atau surplus. Dari Tabel 3.7 dibawah dapat diperoleh gambaran
bagaimanan posisi dan kondisi anggaran pemerintah daerah kabupaten
Jeneponto. Dalam Periode waktu 2009 2013 selalu dalam kondisi surplus
walaupun dengan nominal yang fluktuatif. Hal tersebut merupakan sebuah
kewajaran sesuai dengan kemampuan daerah serta besarnya belanja yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami
penurunan berkisar 61,2 Milyar sampai 36,5 milyar dan naik pada tahun 2012
sebesar 63,8 Milyar dan menurun drastris pada tahun 2013 menjadi 13,5
milyar, namun walupun demikian seluruhnya tetap dalam kondisi surplus yang
pada gilirannya akan menentukan besarnya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran
disetiap tahunnya. Data defisit atau surplus pada tahun anggaran ditambahkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 25
dengan pengeluaran pembiayaan, sehingga pada akhirnya diperoleh defisit atau
surplus secara riil.

b. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar


kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pada Tabel 3.8 di bawah tergambarkan bahwa realisasi anggaran


pembiayaan daerah Kabupaten Jeneponto, bernilai variatif, dimana untuk
penerimaan pembiayaan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 berfluktuatif
dengan interval yang sangat besar setiap tahunnya dengan rata-rata
pertumbuhannya 526,65 %, sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan rata-
rata pertumbuhannya 13,45 % setiap tahunnya, hal ini sebagi respon atas
kondisi surplus yang dialami oleh struktur anggaran pemerintah daerah. Kedua
komponen ini melahirkan pembiyaan netto yang merupakan selisih antara
penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Sisa lebih
Perhitungan anggaran Tahun berkenaan (SILPA) merupakan sisa anggaran yang
dapat dipergunakan untuk tahun berikutnya.

Selanjutnya pada Tabel 3.9 di bawah. Dengan mencermati tabel tersebut,


komponen terbesar dalam menutup defisit masih mengutamakan penerimaan
dari SiLPA dibandingkan dengan penerimaan pembiayaan lainnya. Untuk masa
pemerintahan lima tahun kedepan, kebijakan penutup defisit diupayakan secara
bertahap pada sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya, artinya
pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto perlu terus meningkatkan upaya
untuk mencari sumber-sumber penerimaan pembiayaan lainnya. SiLPA yang
terjadi pada periode pemerintahan sebelumnya diakibatkan oleh faktor-faktor
antara lain :

(i) sisa penghematan belanja atau efisiensi anggaran belanja;

ii) sisa anggaran karena kegiatan yang tertunda yang dilanjutkan pada tahun
anggaran berikutnya;

(iii) pelampauan penerimaan pendapatn asli daerah.

Dari table 3.9 diperoleh pada periode 2009 2013, nilai defisit riil hanya
terlihat pada tahun 2011 sebesar 10,32 milyar sedangkan tahun lainnya bernilai
positif. Nilai defisit riil merupakan hasil selisih antara pendapatan dengan
akumulasi belanja daerah dengan pengeluaran pembiayaan daerah. Nilai ini
dikurangi dengan total realisasi penerimaan pembiayaan yang menghasilkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 26
Sisa lebih pembiyaan anggaran tahun berkenaan, hal ini berkenaan dengan
table 3.10 yang menguraikan komposisi penutup defisit riil Anggaran Kabupaten
Jeneponto, yang terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan anggaran sebelumnya
(SiLPA), pencairan dana cadangan, Hasil Penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan kembali pemberian
pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah dan Sisa Lebih pembiayaan
anggaran tahun berkenaan. Dimana komposisi penutup deficit riil hanya di
dominasi oleh nilai SiLPA sedangkan akun yang lainnya tidak memberikan
kontribusi, kecuali pada tahun 2009 dan 2010 adanya nilai penerimaan piutang
daerah yang masing-masing 0,70 % dan 0,83 % terhadap komposisi penutup
deficit riil.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 27
Tabel. 3.7
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TAHUN
RATA-RATA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
I PENDAPATAN DAERAH

I.1. Pendapatan Asli Daerah 9,960,862,396.67 13,186,787,291.85 12,481,649,763.00 14,947,179,265.77 17,285,226,009.00 15.61

I.2. Dana Perimbangan 376,439,334,806.00 392,545,717,140.72 443,070,850,332.00 528,943,116,806.00 599,305,499,578.00 12.46

Lain-lain Pendapatan

I.3. Daerah yang Sah 72,854,973,880.00 110,751,929,544.46 153,795,872,622.41 85,642,345,740.03 105,399,116,474.25 17.41

Jumlah Pendapatan 459,255,171,082.67 516,484,433,977.03 609,348,372,717.41 629,532,641,811.80 721,989,842,061.25 12.11


Daerah
II. BELANJA DAERAH

II.1 Belanja Tidak Langsung 233,295,799,513.00 290,859,586,432.00 330,360,784,363.00 366,873,617,500.00 408,075,401,897.00 15.13

II.2. Belanja Langsung 164,739,981,253.00 182,683,439,150.00 242,401,314,688.00 198,814,556,928.00 300,359,988,192.00 19.17

Jumlah Belanja Daerah 398,035,780,766.00 473,543,025,582.00 572,762,099,051.00 565,688,174,428.00 708,435,390,089.00 15.98

SURPLUS/DEFISIT 61,219,390,316.67 42,941,408,395.03 36,586,273,666.41 63,844,467,383.80 13,554,451,972.25 -12.23

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 28
Tabel 3.8
Realisasi Anggaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013
TAHUN RATA-RATA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penerimaan Pembiayaan 761,520,536.07 17,173,881,940.74 17,845,089,898.77 7,377,008,370.18 7,829,484,405.98 526.65

2 Pengeluaran Pembiayaan 43,395,197,039.00 40,968,015,654.00 46,978,337,820.00 63,392,059,049.00 1,380,329,448.00 -13.45

Pembiayaan Netto -42,633,676,502.93 -23,794,133,713.26 -29,133,247,921.23 -56,015,050,678.82 6,449,154,957.98 -10.25

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran


3 Tahun berkenaan (SiLPA) 18,585,713,813.74 19,147,274,681.77 7,453,025,745.18 7,829,416,704.98 20,003,606,930.23 25.62

Tabel 3.9
Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

TAHUN
NO URAIAN
2009 (Rp.) 2010 (Rp.) 2011 (Rp.) 2012 (Rp.) 2013 (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
1 Realisasi Pendapatan Daerah 459,255,177,082.67 516,484,433,977.03 609,348,372,717.41 629,532,641,811.80 721,989,842,061.25
Dikurangi realisasi
2 Belanja Daerah 398,035,780,766.00 473,543,025,582.00 572,762,099,051.00 565,688,174,428.00 708,435,390,089.00
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 43,395,197,039.00 40,968,015,654.00 46,978,337,820.00 63,392,059,049.00 1,380,329,448.00
A Defisit Riil 17,824,199,277.67 1,973,392,741.03 -10,392,064,153.59 452,408,334.80 12,174,122,524.25
Ditutup oleh Realisasi
Penerimaan Pembiayaan :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 29
TAHUN
NO URAIAN
2009 (Rp.) 2010 (Rp.) 2011 (Rp.) 2012 (Rp.) 2013 (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

4 (SiLPA) Tahun Anggaran


Sebelumnya 636,920,536.07 17,157,533,740.74 17,845,089,898.77 7,377,008,370.18 7,829,484,405.98
5 Pencairan Dana Cadangan - - - - -

6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah


Yang Dipisahkan - - - - -
7 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -

8 Penerimaan kembali Pemberian


Pinjaman Daerah - - - - -
9 Penerimaan Piutang Daerah 124,600,000.00 16,348,200.00 - - -
Total Realisasi Penerimaan
B Pembiayaan Daerah 761,520,536.07 17,173,881,940.74 17,845,089,898.77 7,377,008,370.18 7,829,484,405.98
Sisa Lebih Pembiayaan
A-B Anggaran Tahun berkenaan 17,062,678,741.60 -15,200,489,199.71 -28,237,154,052.36 -6,924,600,035.38 4,344,638,118.27
Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 30
Tabel 3.10
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013

PROPORSI DARI TOTAL DEFISIT RIIL


NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(%) (%) (%) (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1 (SiLPA) Tahun Anggaran 3.57 869.44 -171.72 1,630.61 57.36
Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan - - - - -

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah - - - - -


Yang di Pisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -

5 Penerimaan Kembali Pemberian - - - - -


Pinjaman Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah 0.70 0.83 - - -
7 Sisa Lebih Pembiayaan anggaran
104.27 970.27 -71.72 1,730.61 -0.70
tahun berkenaan
Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 31
Tabel 3.11
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Riil Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013
TAHUN
RATA-RATA
2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
NO URAIAN
% % % %
% Dari
Rp Rp Dari Rp Dari Rp Dari Rp Dari
SiLPA
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah
1 SiLPA 636,920,536.07 100.00 17,157,533,740.74 100.00 17,845,089,898.77 100.00 7,377,008,370.18 100.00 7,829,484,405.98 100.00 636.33
Pelampauan
penerimaan
2 PAD -3,196,261,363.33 -501.83 -1,487,185,208.15 -8.67 -3,803,822,437.00 -21.32 -5,527,487,534.23 -74.93 -4,341,519,691.00 -55.45 31.54
Pelampauan
penerimaan -
3 Dana -16,512,673,506.00 -2,592.58 24,254,956,615.28 -141.37 1,080,692,223.00 6.06 -6,363,625,274.00 -86.26 2,427,107,111.00 31.00 -221.14
Perimbangan
Pelampauan
penerimaan
lain-lain
Pendapatan
4 Daerah Yang 5,366,703,680.00 842.60 2,734,930,818.46 15.94 1,418,201,697.41 7.95 4,321,837,311.03 58.59 105,399,116,474.25 1,346.18 611.58
sah
Sisa
Penghematan
belanja atau
5 Akibat -1,480,447,991.50 -232.44 -4,054,860,349.72 -23.63 - - - - -
Lainnya
Pelampauan - - - -
6 Penerimaan -96,336,146,315.56 15,125.30 73,019,328,480.75 -425.58 107,126,883,318.23 -600.32 36,653,858,424.57 -496.87 -39,561,235,294.64 -505.29 -8.84
Pembiayaan

7 Sisa -18,208,442,927.14 -2,858.82 - -65.68 -7,815,108,176.00 -43.79 -6,746,959,500.75 -91.46 1,075,981,453.57 13.74 -49.59

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 32
TAHUN
RATA-RATA
2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
NO URAIAN % % % %
% Dari
Rp Rp Dari Rp Dari Rp Dari Rp Dari
SiLPA
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pengeluaran 11,269,009,469.00
Pembiayaan
Kewajiban
kepada pihak
ketiga
sampai
8 dengan akhir 67,159,140,707.51 10,544 56,508,318,074.12 329 71,765,725,464.52 402.16 25,683,875,573.66 348.16 - - -17.69
tahun belum
Terselesaikan
Kegiatan
9 Lanjutan - - - - - - - - - - -

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 33
Tabel 3.12
Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2009 2013
TAHUN
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7

1 Saldo Kas Neraca Daerah 14,102,974,580.46 17,392,151,715.77 6,239,426,642.18 6,982,752,569.98 16,779,220,376.13

Dikurangi :

Kewajiban Kepada Pihak


Ketiga sampai dengan akhir
2 tahun 67,159,140,707.51 56,508,318,074.12 71,765,725,464.52 25,683,875,573.66 9,402,212,005.95
belum terselesaikan

3 Kegiatan Lanjutan - - - - -

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan


Anggaran -53,056,166,127.05 -39,116,166,358.35 -65,526,298,822.34 -18,701,123,003.68 7,377,008,370.18

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 34
Tabel 3.11 memperlihatkan Silpa yang terjadi selama periode tahun 2009-2013
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (i) pelampauan penerimaan PAD
dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 31,54 persen pertahun; (ii) pelampauan
penerimaan dana perimbangan dengan rata-rata penurunannya sebesar -221,14
persen pertahun; (iii) pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
dengan rata-rata penurunan pertumbuhannya sebesar 611,58 persen pertahun; (iv)
sisa penghematan belanja atau akibat lainnya (v) pelampauan penerimaan
pembiayaan dengan rata-rata penurunan pertumbuhannya sebesar -8,84 persen
pertahun; dan (vi) sisa pengeluaran pembiayaan dengan rata-rata penurunan
pertumbuhannya sebesar -49,59 persen pertahun. Faktor penyumbang terbesar
dalam posisi SiLPA selama periode tahun 2009- 2013 adalah pelampauan
penerimaan lain-lain dan pendapatan Daerah yang sah dengan rata-rata
pertumbuhannya sebesar 611,58 persen pertahun, dan data terbesar adalah pada
Tahun 2013 yaitu sebesar Rp.105 Milyar lebih, selanjutnya pada Tahun 2009
sebesar Rp.5,3 Milyar lebih, dan pada Tahun 2012 sebesar Rp. 4,3 milyar lebih lalu
selanjutnya pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar rata-rata Rp. 2,7
Milyar lebih dan Rp. 1,4 milyar.

Selanjutnya pada tabel 3.12 di atas diuraikan tentang Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan
anggaran Tahun berkenaan, dimana nilainya merupakan selisih antara Saldo Kas
Neraca Daerah dengan Kewajiban Kepada Pihak ketiga sampai dengan akhir tahun
belum terselesaikan. Dari Data ini terlihat bahwa hasil yang diperoleh selalu negatif
karena dari tahun 2009 sampai 2012 nilai Kewajiban Kepada Pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum terselesaikan lebih besar dibandingkan Saldo Kas di
Neraca Daerah.

3.3. Kerangka pendanaan Tahun 2014-2018

Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan


seluruh rakyat. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah berupaya untuk
mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan
negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna
memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan
keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk menyeleraskan
berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.

Dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dinyatakan bahwa, kerangka


pendanaan adalah dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil
pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari Anggaran Pemerintah Daerah,
sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Bagian ini
menganalisis kerangka pendanaan yang bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 35
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan pembangunan jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun kedepan yakni 2014-2018.

Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah


setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan
yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, untuk mengetahui kapasitas fiskal
riil keuangan daerah, maka yang pertama dianalisis adalah seluruh pengeluaran
periodik wajib dan prioritas utama pada masa sebelumnya. Selanjutnya dilakukan
perhitungan dan analisis proyeksi pendapatan daerah dan belanja daerah dengan
terlebih dahulu melakukan proyeksi asumsi makro ekonomi daerah seperti
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran. Tujuan dari
perhitungan asumsi makro adalah untuk mengetahui besaran pendapatan dan
belanja yang diperlukan dalam lima tahun kedepan.

Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran


masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang harus
diperhatikan, antara lain:

(1) Pengalokasian Belanja Penerimaan retribusi pajak diupayakan pada atau


kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana
retribusi pajak tersebut dipungut.
(2) Pengalokasian kembali Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset
daerah yang dipisahkan untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana
dana penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian
investasi terbaik bagi kas daerah.
(3) Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai
dan operasional rutin pemerintahan daerah.
(4) Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan
dimana dana tersebut dialokasikan.
(5) Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk
perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil
didapat.

3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Belanja yang sifatnya wajib adalah belanja yang harus dianggarkan setiap tahun
anggaran. Mengikat berarti belanja yang memiliki regulasi bahwa kebutuhan dan
kegiatan tersebut harus dilaksanakan demikian pula dengan Prioritas utama bahwa
peluaran ini harus dilakukan untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas
utama dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 36
Berdasarkan uraian dan penyajian tabel 3.13 di sebelah, secara umum disimpulkan
mengenai analisi kebijakan penggunaan anggaran belanja antara lain :

(i) Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (belanja tidak


langsung) dalam APBD setiap tahunnya rata-rata 15,27 % dari total belanja
daerah yang berarti masih tergolong rendah sehingga kondisi ini masih searah
yang diinginkan oleh nasional mengenai proporsi belanja untuk pemenuhan
kebutuhan di luar belanja untuk aparatur.

(ii) Faktor penyebab yang melatarbelakangi besaran proporsi belanja untuk


pemenuhan kebutuhan aparatur (belanja tidak langsung) antara lain karena
didalam belanja tidak langsung teralokasi belanja bantuan sosial, belanja
hibah serta belum diterapkannya sistem penganggaran dengan menggunakan
Standar Analisa Belanja (SAB), belum efektifnya pola pengintegrasian antara
target capaian pada Standar Pelayanan Minimum dengan penganggarannya.
Selain itu, masih belum optimalnya pemanfaatan potensi serta rendahnya
realisasi PAD menyebabkan masih sebagian besar alokasi DAU diserap untuk
memenuhi kebutuhan belanja tidak langsung khususnya pada belanja wajib,
sehingga alokasi belanja langsung menjadi sangat terbatas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 37
Tabel 3.13
Tabel Pengeluaran Periodik, Wajib, Mengikat dan Prioritas Utama Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 2013
TAHUN
RATA-RATA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
A Belanja Tidak Langsung 232,267,222,513.00 290,687,946,432.00 329,576,350,303.00 364,729,333,581.00 408,075,401,897.00 15.27
Belanja Gaji dan
1 Tunjangan 208,571,902,632.00 256,196,046,457.00 305,598,575,672.00 341,564,936,269.00 365,238,982,489.00 15.20
Tambahan Penghasilan
2 PNS 1,435,950,000.00 5,489,524,167.00 3,169,322,000.00 3,276,234,000.00 5,054,510,000.00 74.42
Belanja Penerimaan
Lainnya Pimpinan,
Anggota DPRD
3 Serta Bupati dan Wakil 823,860,000.00 1,144,400,000.00 1,144,400,000.00 2,165,600,000.00 2,265,600,000.00 33.19
Bupati
Biaya Pemungutan Pajak
4 Daerah 1,184,151,381.00 79,556,000.00 847,452,112.00 779,518,980.00 651,771,676.00 211.89
5 Belanja Bunga
6 Belanja Subsidi
7 Belanja Hibah 8,917,894,500.00 8,727,151,500.00 4,536,652,519.00 1,487,700,000.00 20,614,318,400.00 292.07
8 Belanja Bantuan Sosial 2,585,424,000.00 5,605,378,332.00 2,211,368,000.00 1,489,879,332.00 720,379,332.00 -7.00

Belanja Bagi Hasil Kepada


9 Provinsi/Kabupaten/Kota
Dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Provinsi,
Kota/
10 Kabupaten dan 8,748,040,000.00 13,445,889,976.00 12,068,580,000.00 13,965,465,000.00 13,529,840,000.00
pemerintahan Desa 14.01
B Belanja Langsung 8,561,576,649.00 10,740,922,501.00 12,011,510,462.00 17,252,409,957.00 22,454,756,956.00 27.77

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 38
TAHUN
RATA-RATA
NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 PERTUMBUHAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Belanja Telepon 402,036,876.00 335,915,870.00 271,183,081.00 220,679,157.00 193,660,171.00 -16.65
2 Belanja air 149,819,214.00 112,181,970.00 136,218,350.00 151,404,840.00 163,562,126.00 3.87
3 Belanja Listrik 2,452,001,711.00 4,018,701,456.00 5,429,239,356.00 5,424,216,280.00 6,186,341,886.00 28.24
4 Belanja Premi Asuransi 1,744,519,480.00 3,335,159,500.00 3,615,328,730.00 7,552,023,700.00 11,325,399,563.00 64.61
Belanja Perawatan
5 kendaraan bermotor 2,788,435,868.00 2,225,945,505.00 1,835,002,945.00 2,869,065,980.00 3,334,146,210.00 8.71
Belanja Sewa
perlengkapan dan
6 peralatan kantor 713,263,500.00 713,018,200.00 724,538,000.00 1,035,020,000.00 1,251,647,000.00 16.34
Belanja Beasiswa
7 pendidikan PNS 311,500,000.00 -25.00
C Pembiayaan Pengeluaran 43,395,197,039.00 40,968,015,654.00 46,978,337,820.00 63,392,059,049.00 1,380,329,448.00 -13.45
Pembentukan dana
1 cadangan
2 Pembayaran Pokok Utang 43,395,197,039.00 40,968,015,654.00 46,978,337,820.00 63,392,059,049.00 1,380,329,448.00 -13.45
Pemberian Pinjaman
3 Daerah
4 Pembayaran Utang Pemda
TOTAL (A+B+C) 284,223,996,201.00 342,396,884,587.00 388,566,198,585.00 445,373,802,587.00 431,910,488,301.00 11.39

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 39
3.3.2. Proyeksi Data

Peningkatan efektifitas pengelolaan keuangan daerah adalah sebuah


tuntutan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam periode
2014-2018. Pengelolaan Keuangan Daerah yang dimaksudkan meliputi pengelolaan
pendapatan, pengelolaan belanja dan pengelolaan pembiayaan.Untuk menghasikan
pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan efektif terutama terkait dengan
proyeksi peningkatan pendapatan daerah, belanja pemerintah dan defisit anggaran
yang tidak melampaui ambang batas sesuai dengan peraturan yang ada, penetapan
asumsi-asumsi yang akurat sebagai dasar rencana pengelolaan keuangan daerah
menjadi prasyarat yang harus dipenuhi.

Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja


Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan
alokasi sumberdaya, sementara kebijakan keuangan daerah diarahkan pada
kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan
pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

Ada dua asumsi yang digunakan terkait dengan penyusunan rencana


pengelolaan keuangan daerah, yaitu : (i) perkembangan ekonomi makro daerah,
seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan perkapita, tingkat
pengangguran, masyarakat miskin, angka melek huruf dan tingkat inflasi; dan (ii)
pokok-pokok kebijakan fiskal Daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, seperti perkiraan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lain-
lain yang sah.

Adapun asumsi-asumsi dalam perekaan data keuangan daerah beserta


faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagi berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi berkisar setiap tahunnya dengan interval antara 7 9


persen
2. Penduduk miskin persentase penurunannya setiap tahun antara 0,03 0,07
persen
3. Pengangguran terbuka persentase penurunannya setiap tahun antara 0,01
0,02 persen
4. Pertumbuhan pegawai Negeri Sipil yang berpengaruh pada komposisi belanja
sebesar 10 persen setiap tahunnya.

Pertumbuhan pendapatan diharapkan lebih baik dibandingkan periode 5


(lima) tahun sebelumnya, dengan asumsi kegiatan ekonomi sektor riil semakin
meningkat yang akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Jeneponto.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 40
Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan
sebagai penerimaan Kabupaten Jeneponto sesuai urusannya diarahkan melalui
upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor (1) Pendapatan Asli
Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, (3) Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Adapun komposisi penerimaan pendapatan daerah dalam perencanaan jangka
menengah, yaitu :

1. 10-20% berasal dari PAD,

2. 60-70% berasal dari Dana Perimbangan.

3. 10-20% berasal dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 41
Tabel 3.14
Asumsi Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2014 2018
TAHUN
NO ASUMSI
2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7

I Ekonomi Makro Daerah

A Pertumbuhan Ekonomi (%) 7.2 - 7.91 7.5 - 8.00 7.8 - 8.3 8.00 - 8.50 8.30 8.70

B Penduduk Miskin (%) 12,7 % - 16 % 10 % 12 % 9,0 %-11% 7,5 %-9,6 % 5,7 %-7,5 %

C Pengangguran Terbuka (%) 3 %-3,5 % 2,9 %-3,2% 2,8 %-3,0 % 2,6 %-2,9 % 2,5 %-2,8 %

D Pendapatan Perkapita (Juta) 11,691,228.97 13,406,582.80 15,373,615.80 17,629,254.69 20,215,844.15

II Pokok - pokok Kebijakan Fiskal

A Pendapatan Asli Daerah 28,160,917,704.23 32,178,759,031.89 36,807,554,739.55 41,436,350,447.21 46,676,100,534.86

B Dana Perimbangan 642,699,822,495.33 702,912,795,416.26 761,125,768,337.18 819,338,741,258.11 877,551,714,179.04

Pendapatan Lain Lain Yang


C Sah 117,682,458,067.45 121,680,328,205.86 125,678,198,344.27 129,676,068,482.67 133,673,938,621.08

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 42
a. Strategi Peningkatan Pendapatan Daerah

Dalam rangka memaksimalkan penerimaan pendapatan daerah Kabupaten


Jeneponto, kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah diarahkan kepada
upaya untukmeningkatkan kapasitas fiskal daerah melalui peningkatan intensitas
dan efektifitas intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaansumber-sumber
pendapatan daerah yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan memperhatikan aspek kewenangan, potensi daerah, aspek
keadilan dan kepatutan, serta kemampuan masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk
terus meningkatkan kemandirian daerah dengan semakin memperbesar peranan
PAD sebagai sumber pembiayaan utama dalam struktur APBD Kabupaten
Jeneponto. Untuk meningkatkan kemampuan fiskal Daerah, pemerintah daerah
perlu mengedepankan sumber-sumber pembiayaan yang potensinya besar untuk
menjadi fokus.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah, beberapa strategi yang


perlu dilakukan antara lain:

(1) Penyesuaian regulasi sebagai dasar hukum pemungutan dan penguatan


pengelolaan pemungutan;

(2) Penguatan kelembagaan dan SDM petugas pemungut pajak dan retribusi.

(3) Penggalian potensi pendapatan baru sesuai kewenangan dan peraturan


perundang undangan, terutama di luar pajak dan retribusi daerah;

(4) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendapatan daerah


dengan memanfaatkan sistem informasi yang berbasis teknologi informasi;

(5) Mendorong pembentukan sistem pembayaran pendapatan daerah yang langsung


ke bank/lembaga keuangan;

(6) Meningkatkan koordinasi, kerjasama dan dukungan antar SKPD yang terkait
dengan pengelolaan pendapatan daerah;

(7) Meningkatkan evaluasi, monitoring dan pengawasan atas pengelolaan


pendapatan daerah;

(8) Meningkatkan partisipasi dan peranan Pihak Ketiga penyediaan biaya


pembangunan daerah;

(9) Khusus untuk Pajak Daerah, peningkatan pengelolaan pajak dilakukan melalui:

a) Meningkatkan intensitas dan efektivitas penagihan tunggakan pajak;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 43
b) Meningkatkan kemudahan pembayaran pajak melalui: Peningkatan
kapasitas sistem on line pembayaran pajak, penyederhanaan sistem dan
prosedur pembayaran pajak.

c) Meningkatkan informasi dan komunikasi perpajakan daerah;

d) Meningkatkan efektivitas koordinasi dan keterbukaan antar instansi yang


terkait dengan pelayanan perpajakan daerah.

e) Membentuk system pembayaran pajak melalui electronic payment (e-


payment) dan secara bertahap menghapuskan system pembayaran pajak
melalui petugas pajak.

f) Penataan struktur organisasi PPNS pajak daerah dan juru sita pajak daerah.

g) Optimalisasi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melakukan sosialisasi dan


pengawasan sampai kepada pemungutan objek pajak.

Beberapa Hal yang perlu diperhatikan sebagai strategi dalam peningkatan


Pendapatan Daerah sesuai dengan struktur Pendapatan Daerah adalah :

a) Strategi untuk meningkatkan PAD adalah:

1. Intensifikasi dan ekstensifikasi;

2. Menerapkan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak daerah;

3. Meningkatkan kiner ja Bad an Us ah a Mi li k D a e r a h ( BUMD) dalam upaya


peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;

4. Meningkatkan peran dan fungsi UPT dan Cabang Pelayanan dalam


peningkatan pelayanan dan memaksimalkan pendapatan;

5. Meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan aset keuangan daerah;

6. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem


administrasi dan efisiensi pengunaan anggaran daerah.

b) Strategi untuk meningkatkan Dana Perimbangan adalah:

1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan


PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN) dan PPh Pasal 21;

2. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan


pembagian dalam Dana Perimbangan;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam peningkatan Dana


Perimbangan;

c) Strategi untuk meningkatkan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah adalah:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 44
1. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi;

2. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non-pemerintah;

3. Menginisiasi dan mencari sumber pendapatan dari masyarakat.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan


strategi Pendapatan Daerah adalah:

a) Pendapatan Asli Daerah:

1. Penataan kelembagaan, penyempurnaan dasar hukum pemungutan dan


regulasi penyesuaian tarif pungutan;

2. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru dan


pengembangan sistem operasi penagihan atas potensi pajak dan retribusi
yang tidak memenuhi kewajibannya;

3. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap sesuai dengan


kemampuan anggaran;

4. Peningkatan layanan secara khusus untuk lebih memperhatikan masyarakat


pembayar pajak, serta memberikan kemudahan masyarakat dalam
membayar pajak melalui pemanfaatan teknologi;

5. Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang Pendapatan


Daerah dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat;

7. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat memberikan


kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara lain melalui peningkatan
sarana, prasarana, kemudahan prosedur pelayanan terhadap
konsumen/nasabah dalam meningkatkan persaingan usaha, serta
mengoptimalkan peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan
peraturan;

8. Optimalisasi pemberdayaan dan pendayagunaan aset yang diarahkan


pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah;

9. Pembinaan secara teknis fungsional dalam upaya peningkatan fungsi dan


peran SKPD sebagai unit kerja penghasil di bidang Pendapatan Daerah;

10. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan pada
tataran kebijakan, dengan POLRI dan Provinsi, serta dengan Kabupaten lain
yang berbatasan langsung dalam operasional pemungutan dan pelayanan
Pendapatan Daerah serta mengembangkan sinergi pelaksanaan tugas
dengan SKPD penghasil.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 45
b) Dana Perimbangan:

1. Sosialisasi secara terus menerus mengenai pungutan Pajak Penghasilan


dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak;

2. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun potensi


sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian Keuangan cq. Direktorat
Jenderal Pajak sebagai dasar perhitungan pembagian dana perimbangan
keuangan;

3. Pembinaan dan Optimalisasi Tim Intensifikasi PBB dan memberikan insentif


kepada Desa/Kelurahan yang menunjukan kinerja baik;

4. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan


Kementerian Teknis untuk mengupayakan peningkatan besaran DAU.

c) Lain lain Pendapatan yang sah:

1. Koordinasi dengan Kementerian Teknis dan Lembaga Non pemerintah, baik


Dalam maupun Luar Negeri

2. Inisiasi dan pengenalan sumber pendapatan dari masyarakat

3. Pembentukan lembaga pengelola dana masyarakat

Dengan mempertimbangkan kecenderungan pencapaian pendapatan daerah,


kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta kapasitas SKPD
penghasil Kabupaten Jeneponto, maka diperkirakan pendapatan daerah Kabupaten
Jeneponto rata-rata secara keseluruhan mengalami pertumbuhan sekitar 15
18 % pertahun (Tabel 3.15).

b. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013-2018

Desentralisasi fiskal pada dasarnya menekankan pada expenditure


assignment yang ditandai dengan pembagian urusan pada berbagai tingkat
pemerintahan. Pemerintah daerah memiliki 31 urusan yang terdiri dari urusan wajib
dan pilihan. Sebagai konsekuensi logis dari penyerahan kewenangan/urusan
tersebut dan sesuai dengan prinsip money follow function, pemerintah pusat
setiap tahunnya mengalokasikan dana Transfer ke Daerah kepada pemerintah
daerah. Jumlah Transfer ke Daerah memiliki tren yang meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan APBN.

Di samping itu, pemerintah pusat juga memberikan kewenangan kepada


daerah untuk memungut pajak dan retribusi daerah yang mencerminkan
kemandirian daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Untuk meningkatkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 46
kemandirian daerah, pemerintah pusat terus berupaya melakukan penguatan
kewenangan perpajakan daerah (local taxing power

Beberapa kondisi yang mempengaruhi pendapatan daerah secara langsung


adalah pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat, regulasi, iklim
usaha yang kondusif, keamanan dan stabilitas sosial politik, serta kebijakan
pemerintah daerah. Dengan asumsi semua kondisi tersebut di atas berada pada
tingkat yang optimum, dan tidak ada perubahan regulasi atau regulasi baru yang
bersifat kontraproduktif dengan kelancaran pengelolaan pendapatan daerah, maka
dipredikasi pendapatan daerah akan terus meningkat secara signifikan.

Secara agregat, rata-rata pajak yang bisa dipungut oleh pemerintah daerah,
baik provinsi maupun kabupaten dan kota hanya 2,1% dari PDRB, Hal ini berarti
selama ini optimalisasi pemungutan pajak di Kabupaten Jeneponto sangat tidak
optimal, karena dengan fakta dan agregat pungutan pajak yang telah ditentukan
diketahui bahwa pemerintah kabupaten Jeneponto dapat memperoleh pemasukan
pendapatan dari sektor pajak sebesar Rp. 21 milyar lebih, dimana dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun ini, pendapatan daerah dari sektor pajak hanya berkisar antara
3 5 milyar.

Oleh Karena itu, maka proyeksi pendapatan yang dilakukan tidak


menggunakan trend dan model persamaan untuk memproyeksi pendapatan pada
lima tahun ke depan, namun berdasarkan pada strategi dan kebijakan peningkatan
pendapatan yang diutamakan pada tahun tertentu. Pemerintah Daerah telah
memiliki regulasi yang berkaitan dengan perolehan pajak dan retribusi Daerah.
Peraturan daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pajak Daerah, Peraturan daerah
Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum, Peraturan daerah Nomor 4
Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Usaha, dan Peraturan daerah Nomor 5 Tahun
2012 Tentang Retribusi Perizinan tertentu. Peraturan daerah ini telah diperkuat
dengan peraturan bupati dan perturan pelaksanaan lainnya. Jikalau optimalisasi
pemungutan pajak berdasarkan regulasi ini dilaksanakan secara maksimal maka
usaha pemungutan pajak yang berdasar kepada agregat rata-rata pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah dapat tercapai. Hal ini seiring dengan visi misi
pemerintah daerah jeneponto periode 2013 2018 yang mengusung tema
perubahan. Salah satu perubahan yang dituntut adalah perubahan pengelolaan
keuangan daerah.

Pada Tabel 3.15 yang memberikan gambaran proyeksi Pendapatan Daerah


dari tahun 2014 sampai dengan 2019 dengan 2013 sebagai tahun dasar dapat
terlihat, secara rasional dan optimis, bahwa dengan intensifikasi sector pajak dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 47
retribusi daerah maka pada tahun 2014 pendapatan dari pajak meningkat menjadi
Rp. 7.8 milyar dan retribusi pada tahun yang sama menjadi Rp. 27,3 milyar.
Peningkatan significan retribusi daerah diakibatkan oleh dana BPJS yang masuk ke
dalam pos retribusi. Namun mulai tahun 2015, dana BPJS akan masuk ke rekening
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Dengan adanya BPJS dan dengan
optimalisasi regulasi yang ada serta memperhatikan asumsi-asumsi ekonomi makro
yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada tahun 2018 PAD kabupaten Jeneponto
menjadi Rp. 47,1 milyar.

Dengan asumsi ekonomi makro yang telah ditetapkan untuk periode 2014-
2018 dan asumsi bahwa Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah, dan PAD yang terus meningkat dari tahu ke tahun maka pada 2016
pendapatan Kabupaten Jeneponto akan menembus sedikit diatas Rp. 1 trilyun dan
pada tahun 2018 akan mencapai Rp. 1,2 trilyun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 48
Tabel 3.15
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 2018
REALISASI TARGET PROYEKSI PENINGKATAN
JENIS TAHUN 2013 2014
NO 2015 2016 2017 2018 2014-2018
PENDAPATAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 10
Pendapatan Asli
I 17.285.226.009,00 44.188.987.057,00 45.253.256.229,55 44.660.585.909,10 45.802.131.130,01 47.109.419.617,01 6,61
Daerah (PAD)
1 Pajak Daerah 5.470.494.598,00 7.861.594.417,00 9.040.833.579,55 10.125.733.609,10 11.138.306.970,01 12.252.137.667,01 55,85
2 Retribusi Daerah 3.660.806.978,00 27.392.593.000,00 27.715.022.650,00 28.037.452.300,00 28.166.424.160,00 28.359.881.950,00 3,53
Hasil Pengelolaan
3 Kekayaan Daerah 3.997.694.115,00 3.634.000.000,00 3.997.400.000,00 3.997.400.000,00 3.997.400.000,00 3.997.400.000,00 10,00
yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
4 Asli Daerah Yang 4.156.230.318,00 5.300.799.640,00 4.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 -52,84
Sah
II Dana Perimbangan 599.305.499.578,00 638.700.320.636,00 745.447.954.698,77 837.546.942.392,52 941.287.273.529,04 1.058.154.683.108,49 65,67
Dana Bagi Hasil
1 28.923.212.578,00 24.526.397.636,00 25.431.421.708,77 26.369.841.169,82 27.342.888.308,99 28.351.840.887,59 15,60
Pajak/Bukan Pajak
2 Dana Alokasi Umum 494.087.427.000,00 542.150.883.000,00 638.630.497.790,00 721.652.462.502,70 815.467.282.628,05 921.478.029.369,70 69,97
Dana Alokasi
3 76.294.860.000,00 72.023.040.000,00 81.386.035.200,00 89.524.638.720,00 98.477.102.592,00 108.324.812.851,20 50,40
Khusus
Lain-Lain
III Pendapatan Daerah 105.339.116.474,25 138.294.623.400,00 149.358.193.272,00 156.826.102.935,60 164.667.408.082,38 172.900.778.486,50 25,02
Yang Sah
TOTAL
PENDAPATAN 721.929.842.061,25 821.183.931.093,00 940.059.404.200,32 1.039.033.631.237,22 1.151.756.812.741,42 1.278.164.881.211,99

Sumber: Hasil olahan data sekunder Dinas PPKAD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 49
Tabel 3.16
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 2018

DATA TINGKAT PROYEKSI


NO URAIAN TAHUN 2013 PERTUMBUHAN 2014 2015 2016 2017 2018
(Rp) (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Saldo Kas Neraca
1 Daerah 16.779.220.376,13 636,33 16.779.220.376,13 10.276.542.155,12 9.770.851.399,68 9.265.160.644,23 8.759.469.888,79
Dikurangi :
Kewajiban Kepada
Pihak Ketiga
2 9.402.212.005,95 1.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
sampai dengan
akhir tahun belum
terselesaikan
3 Kegiatan Lanjutan
Sisa Lebih (Riil)
Pembiayaan 7.377.008.370,18 15.779.220.376,13 10.276.542.155,12 9.770.851.399,68 9.265.160.644,23 8.759.469.888,79
Anggaran

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 50
c. Belanja Daerah pada tahun 2014 - 2018

Pembangunan kedepan membutuhkan suatu perencanaan sistematis


terutama terhadap kerangka pendanaan dan bertujuan untuk menghitung kapasitas
riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan pembangunan jangka
menengah daerah selama lima tahun kedepan. Berdasarkan proyeksi penerimaan
daerah, belanja, pengeluaran pembiayaan yang wajib/ mengikat dan prioritas utama
serta belanja tidak mengikat, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan
daerah untuk membiayai /kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan (2013-2018)
dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto. Anggaran
Belanja Pemerintah Daerah digunakan dan diarahkan untuk mendukung pencapaian
target RPJMD, target pencapaian IPM, dukungan terhadap MDGs, dan Program
Prioritas Nasional untuk kepentingan publik terutama masyarakat miskin yang
kurang beruntung (pro-poor), pertumbuhan ekonomi (Pro-growth), perluasan lapangan
kerja (pro-job) dan berwawasan lingkungan (pro-enviroment).

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah


disusun melalui pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja
setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran
serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam
program/kegiatan.

Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan


yang proporsional, efisien dan optimalisasi atas berbagai kebutuhan aktual
pembangunan dan kebijakan efektif menuju pencapaian sasaran pembangunan yang
dicirikan sinergi pembangunan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota terutama
merespon 14 (empat belas) prioritas Pembangunan Nasional, serta pengarusutamaan
gender yang secara keseluruhan dilaksanakan berdasarkan kepada anggaran
berbasis kinerja, dengan berdasarkan kepada agenda-agenda pembangunan yang
secara umum dapat dicirikan melalui :

1. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2014-2018;


2. Pencapaian target IPM merujuk pada RPJPD dan RPJMD Kabupaten Jeneponto;
3. Mendukung percepatan Pembangunan Nasional (INPRES No 1/2010) dan
Program Pembangunan yang Berkeadilan (INPRES No.3/2010);
4. Mendanai kegiatan yang bersifat lanjutan (komitmen program);
5. Mendanai kegiatan yang direncanakan ke dalam tahun jamak;
6. Mendanai kegiatan yang bersifat terobosan (program baru);

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 51
7. Mendanai kegiatan yang mampu meningkatkan performance Kabupaten
Jeneponto secara signifikan dalam merespon isu dan permasalahan
pembangunan di Jeneponto.
8. Mendanai Visi Misi, Tujuan, Arah Kebijakan dan Program Janji Pemerintah
Daerah (Bupati dan Wakil Bupati).

Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan lima tahun ke depan. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah
ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi
tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga
pertanggungjawaban harus memperhatikan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas. Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :

1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran; Dana yang tersedia harus dimanfaatkan


dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat
yang harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama
yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.

2. Prioritas; Penggunaan anggaran tahun 2014-2018 diprioritaskan untuk


mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, ketersediaan
bahan pangan, peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan
ekonomi serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan.

3. Tolok ukur dan target kinerja; Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok
ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran
dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

4. Optimalisasi belanja langsung; Belanja langsung diupayakan untuk mendukung


tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung
disusun atas dasar kebutuhan masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang
memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta.

5. Transparan dan Akuntabel; Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan


dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan
berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam
mengakses informasi belanja.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 52
Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan,
tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya. Belanja daerah harus
diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan degan memperhatikan
perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi). Keluaran dari belanja
dimaksud seharusnya dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat (efektivitas).
Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala
prioritas dan kebutuhan (transparansi). Sehingga pengelolaan belanja harus
diadministrasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku (akuntabilitas).

3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah


yang akan dialokasikan untuk pendanaan pembangunan jangka menengah daerah selama 5
(lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi pendapatan daerah dan belanja serta pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama serta belanja tidak mengikat, maka
dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai
/kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan (2014-2018) dalam Rencana Pembangunan Jangka
menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto (Tabel 3.17).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 53
Tabel 3.17
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 2018

PROYEKSI
NO URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
1 Pendapatan 821.183.931.093,00 940.059.404.200,32 1.039.033.631.237,22 1.151.756.812.741,42 1.278.164.881.211,99

Pencairan Dana Cadangan


2 (Sesuai Perda) - - - - -

Sisa Lebih Riil Perhitungan


3 Anggaran 16.779.220.376,13 10.276.542.155,12 9.770.851.399,68 9.265.160.644,23 8.759.469.888,79

Total Penerimaan 837.963.151.469,13 950.335.946.355,44 1.048.804.482.636,90 1.161.021.973.385,66 1.286.924.351.100,78

Dikurangi

Belanja dan Pengeluaran


4 Pembiayaan yang Wajib dan 474.070.062.667,00 526.402.990.345,17 577.197.478.419,85 635.528.316.086,70 688.808.265.902,28
Mengikat serta Prioritas Utama

Kapasitas Riil Kemampuan


Keuangan 363.893.088.802,13 423.932.956.010,27 471.607.004.217,04 525.493.657.298,96 598.116.085.198,51

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 54
Dari Tabel 3.17 di atas diperoleh gambaran besarnya kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah dari tahun 2014-2019.
Kapasitas Riil kemampuan keuangan daerah merupakan selisih antara akumulasi
pendapatan, pencairan dana cadangan, dan sisa lebih perhitungan anggaran dengan
akumulasi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat dan prioritas
utama. Dari olahan data yang telah dilakukan diperoleh bahwa pada tahun 2014
kapasitas riil kemampuan daerah sebesar 363,8 milyar dan pada tahun 2015, 2016,
2017, dan 2018 berturut-turut pertumbuhannya adalah sebesar 423,9 milyar, 471,6
milyar, 525,9 milyar dan 595,1 milyar.

Setelah memperoleh nilai Kapasitas Riil kemampuan Daerah, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan skala prioritas pelaksanaan pembangunan yang disebut dengan
Kelompok Prioritas. Kelompok Prioritas ini di bagi menjadi 3 (tiga) kelompok prioritas,
yaitu :

1. Kelompok prioritas Pertama (KP I): Prioritas I merupakan pembangunan daerah


dengan tema unggulan (dedicated) Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan dalam
RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh
daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20%
(duapuluh persen). Prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan
publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya
ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga
diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2. Kelompok Prioritas Kedua (KP II): Prioritas II merupakan prioritas ditingkat SKPD
yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Kelompok prioritas II
berhubungan dengan kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada
masing-masing kelompok masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi, berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan
dengan itu, dan ;

3. Kelompok Prioritas Ketiga (KP III): Prioritas III merupakan prioritas yang
dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan
penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan,
belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih
dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 55
Dengan adanya nilai yang telah digambarkan pada table 3.17 dan pengklasifikasian
kelompok prioritas pembangunan maka selanjutnya membagi kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah berdasarkan kelompok prioritas yang telah diuraikan spesifikasi
pembagiannya. Untuk melihat hal ini, maka dapat dilihat pada table 3.18 berikut ini.

Berdasarkan kebijakan kapasitas riil kemampuan anggaran daerah, selanjutnya perlu


ditetapkan kebijakan alokasi tentatif dari kapasitas riil kemampuan anggaran daerah
tersebut kedalam berbagai sesuai urutan prioritas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 56
Tabel 3.18
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 2018

PROYEKSI
NO URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
Kapasitas Riil Kemampuan
I Keuangan 363.893.088.802,13 423.932.956.010,27 471.607.004.217,04 525.493.657.298,96 598.116.085.198,51
Rencana Alokasi Pengeluaran Prioritas I
II.a Belanja Langsung 411.576.756.843,00 429.452.598.210,15 479.307.185.009,42 535.156.758.609,85 582.908.911.361,77
II.b Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
Dikurangi :
II.c Belanja Langsung yang Wajib dan 36.204.952.800,00 37.671.184.355,00 39.346.032.192,05 41.248.261.955,12 43.172.296.052,05
Mengikat Serta Prioritas Utama
II.d Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Mengikat dan Prioritas Utama
II Total Rencana Pengeluaran Prioritas 375.371.804.043,00 391.781.413.855,15 439.961.152.817,37 493.908.496.654,73 539.736.615.309,72
I (II.a + II.b) (II.c - II.d)
Sisa Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah setelah menghitung -11.478.715.240,87 32.151.542.155,12 31.645.851.399,68 31.585.160.644,23 58.379.469.888,79
Alokasi Pengeluaran pada Prioritas I (I -
II)
Rencana Alokasi Pengeluaran Prioritas II
III.a Belanja Tidak Langsung 458.740.109.868,07 510.606.805.990,17 559.726.446.227,80 616.600.054.131,58 695.255.969.850,23
Dikurangi :
III.b Belanja Tidak Langsung yang Wajib dan 436.865.109.867,00 488.731.805.990,17 537.851.446.227,80 594.280.054.131,58 645.635.969.850,23
Mengikat Serta Prioritas Utama
Total Rencana Pengeluaran Prioritas
III II (III.a - III.b) 21.875.000.001,07 21.875.000.000,00 21.875.000.000,00 22.320.000.000,00 49.620.000.000,00
Surplus Anggaran Riil atau Berimbang
(I - II - III) -33.353.715.241,94 10.276.542.155,12 9.770.851.399,68 9.265.160.644,23 8.759.469.888,79
Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder dari Dinas PPKAD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 57
Tabel. 3.19
Ketentuan Umum Kelompok Prioritas Anggaran Kabupaten Jeneponto

KELOMPOK KETENTUAN UMUM


NO
PRIORITAS DAN URAIAN KEGIATAN
1 2 3
1 KELOMPOK Prioritas I merupakan pembangunan daerah dengan tema atau
PRIORITAS unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan
PERTAMA dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus
dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
(KP I)
prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). prioritas I
harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat
dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di
samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja
yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

SIPAKAADA (Reformasi dan Penguatan Kelembagaan Pemerintah


Daerah), Penguatan Kapasitas dan Peran Pemerintah Kecamatan,
Kelurahan dan Desa, peningkatan kualitas pendidikan formal
umum dan kejuruan, beasiswa pendidikan bagi siswa berprestasi,
peningkatan keterampilan dan pengetahuan pekerja sektor informal,
Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah daerah,
pengentasan buta aksara, layanan kesehatan respon cepat (health
care rapid response), peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat dan Perwujudan PHBS, peningkatan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan Perwujudan
PHBS, Peningkatan akses, kualitas dan kuantitas pelayanan
pendidikan, peningkatan kualitas layanan dan jasa public,
Peningkatan Produksi, Kualitas dan Produktifitas sektor ekonomi
produktif, pengembangan komoditas dengan menjadikan Kawasan
strategi sebagai pusat pertumbuhan, Optimalisasi Pengembangan
Komoditas Unggulan secara terpadu, pengembangan Komoditas
Kelautan dan Perikanan, Pengelolaan dan pemanfaatan Sumber
Daya Hutan berwawasan Lingkungan, Pengembangan Dunia usaha,
investasi dan lapangan kerja, Pengembangan Ekonomi kreatif dan
produktif, Pengembangan Kawasan Industri Mallasoro, pengelolaan
sumber daya mineral dan bahan galian lainnya, Pengembangan
Kawasan Pariwisata Unggulan, Peningkatan Penerimaan Daerah,
Penganggaran yang berbasis kinerja, Pengelolaan anggaran yang
transparan dan akuntabel, Menghidupkan kembali kegiatan
Perusahaan Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah, Penciptaan
iklim investasi yang kondusif dan Merevitalisasi asset investasi yang
sudah ada, peningkatan infrastruktur jalan, jembatan dan
pelabuhan, pembangunan dan penyediaan infrastruktur air bersih
dan sanitasi, Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
Partisipatif (PPSIP), peningkatan prasarana dan sarana
permukiman, peningkatan prasarana dan sarana perdagangan dan
industry, peningkatan sarana dan prasarana pertanian,
perkebunan, perikanan dan kelautan, zonasi dan pengadaan
pembangunan atau perbaikan rumah layak huni bagi rakyat miskin,
pemberdayaan rakyat miskin, bantuan dan perlindungan social,
pembinaan dan pendidikan agama pada institusi formal dan non
formal (TKA/TPA, PSI), pembinaan toleransi hidup beragama,
peningkatan kesejahteraan bagi Imam Desa, Imam Mesjid, Imam
Dusun, Guru Mengaji dan Guru Sara, pembinaan mental spritual
generasi muda, peningkatan kualitas sarana ibadah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 58
KELOMPOK KETENTUAN UMUM
NO
PRIORITAS DAN URAIAN KEGIATAN
1 2 3
2 KELOMPOK Prioritas II merupakan prioritas ditingkat SKPD yang merupakan
PRIORITAS penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan
KEDUA dengan /kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada
masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai
(KP II)
dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan
dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk
peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.

3 KELOMPOK Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi


PRIORITAS belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS,
KETIGA belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan,
belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan
(KP III)
pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana
pada prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan)
pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk
menunjukkan urutan prioritas yang benar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 59
Tabel. 3.20
KEBIJAKAN ALOKASI ANGGARAN KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2014-2018

PROYEKSI
NO. KELOMPOK PRIORITAS TARGET 2014
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7

KELOMPOK PRIORITAS I
763.292.024.013 836.203.466.542 924.963.928.183 1.022.266.284.315 1.116.109.455.387
1 PENDIDIKAN

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA & OLAHRAGA 64.465.032.600 67.943.633.904 73.379.124.616 80.247.095.832 85.016.173.832
2 KESEHATAN

1. DINAS KESEHATAN 56.330.777.596 58.647.316.476 64.512.048.123 70.782.731.977 75.029.695.895

2. KANTOR RSUD LANTO DG. PASEWANG 38.376.000.882 39.502.920.922 41.873.096.177 44.385.481.948 46.604.756.045
3 PEKERJAAN UMUM

DINAS PEKERJAAN UMUM 80.505.305.082 88.763.415.166 105.445.514.048 125.635.379.597 143.051.559.398


4 PANATAAN RUANG

DINAS TATA RUANG & KEBERSIHAN 9.260.300.000 10.173.315.000 11.190.646.500 12.309.711.150 13.048.293.819
5 PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 3.240.835.000 5.615.923.358 6.682.948.796 7.685.391.115 8.169.660.671


6 PERHUBUNGAN

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI & INFORMATIKA 5.275.908.000 5.784.185.240 6.246.920.059 6.684.204.463 7.018.414.687
7 LINGKUNGAN HIDUP

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP 3.282.863.350 3.512.663.785 3.934.183.439 4.406.285.451 4.846.913.996


8 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

DINAS KEPENDUDUKAN & CATATAN SIPIL 491.650.000 1.043.727.500 1.556.845.750 2.231.478.131 2.789.347.663
9 KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 60
PROYEKSI
NO. KELOMPOK PRIORITAS TARGET 2014
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7

BADAN KELUARGA BERENCANA & PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 2.675.761.500 2.786.436.617 2.953.622.814 3.042.231.498 3.133.498.443
10 TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI & SOSIAL

DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI & SOSIAL 1.804.000.000 2.062.256.300 2.330.349.619 2.551.067.407 2.887.070.959
11 KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL & MENENGAH 1.700.000.000 2.027.000.000 2.588.181.927 2.898.763.758 3.246.615.409
12 PENANAMAN MODAL

KANTOR PENANAMAN MODAL 238.500.000 524.700.000 577.170.000 790.722.900 869.795.190


14 PERTANIAN

1. DINAS PERTANIAN 20.167.940.513 21.579.696.349 23.737.665.984 25.636.679.263 28.436.596.874


2. BADAN KETAHANAN PANGAN & PELAKSANA PENYULUHAN
PERTANIAN
5.478.636.800 6.002.568.640 6.482.774.131 6.871.740.579 7.284.045.014
15 KEHUTANAN

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 3.608.493.000 3.975.002.580 4.332.752.812 4.766.028.093 5.250.939.360


16 KELAUTAN DAN PERIKANAN

DINAS KELAUTAN & PERIKANAN 11.707.861.614 10.708.254.695 11.779.080.164 12.839.197.379 13.994.725.143


17 PERDAGANGAN
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, PERTAMBANGAN & ENERGI
7.750.023.800 6.753.775.347 7.564.228.389 8.698.862.647 9.394.771.659
18 PELAYANAN TERPADU

KANTOR PELAYANAN TERPADU 450.000.000 930.000.000 1.292.305.698 2.012.285.343 2.414.742.412


19 PEMERINTAHAN UMUM

1. DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH


15.295.708.383 12.907.536.718 13.681.988.921 14.366.088.367 14.940.731.902

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 61
PROYEKSI
NO. KELOMPOK PRIORITAS TARGET 2014
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7

2. INSPEKTORAT 2.000.000.000 2.750.436.000 3.092.966.520 3.356.196.163 3.587.563.602


20 PEMBERDAYAAN MASY & PEMDES

BADAN PEMBERDAYAAN MASYRAKAT DAN PEMERINTAH DESA 1.947.350.000 3.335.281.500 2.968.751.205 3.265.626.326 3.494.220.168

21 GAJI DAN TUNJANGAN 427.239.075.893 478.873.420.446 526.760.762.490 576.803.034.927 631.599.323.245

KELOMPOK PRIORITAS II
75.523.808.723 79.499.094.269 87.589.870.716 95.664.694.865 103.688.995.608
I KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

1 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN LINMAS 1.000.000.000 1.100.000.000 1.378.151.382 1.743.529.548 1.952.753.094

2 KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 700.000.000 1.573.470.110 1.840.960.029 2.153.923.234 2.520.090.183

3 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 8.987.500.000 6.500.000.000 6.532.500.000 6.728.475.000 6.795.759.750


II OTONOMI DAERAH DAN PEMERINTAHAN UMUM

1 SEKRETARIAT DAERAH 41.398.060.723 43.167.963.759 47.639.444.334 51.688.797.102 55.823.900.871

2 SEKRETARIAT DPRD 14.461.118.000 15.184.173.900 16.550.749.551 17.709.302.020 18.771.860.141

3 BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH 3.400.000.000 4.065.000.000 4.471.500.000 5.052.795.000 5.457.018.600

4 KECAMATAN BINAMU 740.000.000 870.000.000 965.700.000 1.091.241.000 1.222.189.920

5 KECAMATAN TAMALATEA 500.000.000 650.000.000 721.500.000 829.725.000 954.183.750

6 KECAMATAN BANGKALA 420.000.000 600.000.000 666.000.000 765.900.000 880.785.000

7 KECAMATAN BATANG 340.000.000 500.000.000 555.000.000 643.800.000 746.808.000

8 KECAMATAN KELARA 460.000.000 600.000.000 666.000.000 765.900.000 880.785.000

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 62
PROYEKSI
NO. KELOMPOK PRIORITAS TARGET 2014
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7

9 KECAMATAN TURATEA 260.000.000 500.000.000 555.000.000 677.100.000 836.218.500

10 KECAMATAN BONTORAMBA 300.000.000 500.000.000 555.000.000 643.800.000 743.589.000

11 KECAMATAN BANGKALA BARAT 300.000.000 500.000.000 555.000.000 643.800.000 743.589.000

12 KECAMATAN ARUNGKEKE 260.000.000 500.000.000 555.000.000 682.650.000 839.659.500

13 KECAMATAN RUMBIA 260.000.000 500.000.000 555.000.000 682.650.000 839.659.500

14 KECAMATAN TAROWANG 260.000.000 500.000.000 555.000.000 682.650.000 839.659.500

15 SEKRETARIAT KORPRI 250.000.000 265.000.000 341.500.000 375.650.000 413.598.042


III PARIWISATA

16 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN 927.130.000 973.486.500 1.051.365.420 1.156.501.962 1.272.152.158


IV PERPUSTAKAAN

17 KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH 300.000.000 450.000.000 879.500.000 946.505.000 1.154.736.100

KELOMPOK PRIORITAS III


32.501.033.976 34.633.385.545 36.250.683.738 43.090.994.205 67.125.900.106

1 TAMBAHAN PENGHASILAN PNS 6.272.564.000 6.398.015.280 7.197.767.190 8.097.488.089 9.109.674.100

2 BELANJA PENERIMAAN DPRD & KDHMKDH 2.265.600.000 2.589.257.143 2.912.914.286 3.277.028.572 3.686.657.143

3 BIAYA PUNGUT PBB 757.489.672 871.113.122 980.002.262 1.102.502.545 1.240.315.363

4 BUNGA 330.380.304 - - - -

5 HIBAH 4.540.000.000 4.540.000.000 4.540.000.000 9.540.000.000 31.540.000.000

6 BANTUAN SOSIAL 1.755.000.000 2.255.000.000 2.455.000.000 2.700.000.000 3.000.000.000


7 BANTUAN KEUANGAN 14.580.000.000

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 63
PROYEKSI
NO. KELOMPOK PRIORITAS TARGET 2014
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
14.580.000.000 14.580.000.000 14.580.000.000 14.580.000.000

8 BELANJA TIDAK TERDUGA 1.000.000.000 2.400.000.000 2.585.000.000 2.793.975.000 2.969.253.500

9 POKOK PINJAMAN 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000

TOTAL BELANJA DAERAH 871.316.866.711 950.335.946.356 1.048.804.482.637 1.161.021.973.386 1.286.924.351.100


BELANJA TIDAK LANGSUNG 459.740.109.868 511.606.805.990 560.726.446.228 617.600.054.132 696.255.969.850
BELANJA LANGSUNG 411.576.756.843 438.729.140.366 488.078.036.409 543.421.919.254 590.668.381.250

TOTAL PENDAPATAN 821.183.931.093 940.059.404.200 1.039.033.631.237 1.151.756.812.741 1.278.164.881.212


TOTAL BELANJA 871.316.866.711 950.335.946.356 1.048.804.482.637 1.161.021.973.386 1.286.924.351.100

DEFISIT (50.132.935.618) (10.276.542.155) (9.770.851.400) (9.265.160.644) (8.759.469.888)

(5,75) (1,08) (0,93) (0,80) (0,68)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Jeneponto 2014 - 2018 III - 64

Anda mungkin juga menyukai