Anda di halaman 1dari 12

Maspari Journal, 2014, 6 (1), 1-12

http://masparijournal.blogspot.com

Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut
Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty

Fadilah1)*, Suripin2) dan Dwi P Sasongko3)


1)
Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
3)
Staf Pengajar Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
*
Email : nisha_fadilah@yahoo.com

Received 8 November 2013; received in revised form 17 November 2013;


accepted 16 Desember 2013

ABSTRAK

Pengelolaan wilayah pantai sangat penting untuk mempertahankan fungsinya sebagai


pelindung (barrier) antara lautan dan daratan, karena wilayah ini berperan khusus dalam
bidang pelabuhan, navigasi, rekreasi, dan sebagainya. Pasang surut merupakan faktor utama
yang mempengaruhi keberadaan peran-peran wilayah pantai tersebut sehingga perlu
diperhitungkan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di wilayah pantai.
Setiap wilayah memiliki kondisi pasang surut yang berbeda-beda. Studi perhitungan dan
penentuan kondisi pasang surut telah banyak dilakukan baik secara konvensional maupun
menggunakan metode admiralty. Penelitian ini bertujuan menentukan komponen dan tipe
pasang surut di Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu menggunakan metode
admiralty. Hasil yang diperoleh bahwa perairan di Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi
Bengkulu memiliki pasang surut Tipe Campuran Condong Ganda (Mix Tide Prevailing
Semidiurnal) dengan tinggi rata-rata muka air laut berkisar 70 cm.

Kata kunci : tipe, pasang surut, pantai, admiralty

ABSTRACT

Coastal zone management is very crucial to maintain its function as the barrier of the sea and the
land, because this area have a special role for harbour, navigation, recreation, etc. Tidal are the main
factors that affect the roles of coastal zone so it need to be considered well before doing activities in coastal
areas.
Each region has different tidal conditions. The study of calculation and determination of tidal
condition has been conducted, either by conventionally or using admiralty method. This study aims to
determine the components and types of tidal in Central Bengkulu using admiralty method. The results
obtained that the tidal types in Central Bengkulu is Mix Tide Prevailing Semidiurnal with mean sea level
is about 70.

Key words : type, tidal, coastal, admiralty

Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62711581118


E-mail address: jurnalmaspari@gmail.com
Copyright 2014 by PS Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI, ISSN: 2087-0558
2 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

I. PENDAHULUAN

Perairan pantai meliputi perairan di daerah laut yang disebabkan oleh gaya tarik
paparan benua dan perairan semi tertutup benda-benda di langit, terutama matahari dan
(Mihardja, 1989). Pasang surut di daerah pantai bulan terhadap massa air laut bumi. Meskipun
merupakan pasang surut yang menjalar dari massa bulan jauh lebih kecil dari massa
laut yang terbuka/ lepas, sehingga di daerah ini matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi
komponen pasang surutnya seperti elevasi dan jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik
arus pasang surut mengalami perubahan jika bulan terhadap bumi lebih besar daripada
dibandingkan dengan perairan dalam pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan
(Ongkosongo, 1989). Biasanya magnitudo yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2
bertambah bahkan terkadang dengan faktor kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
yang besar apabila terjadi resonansi antara (Triatmodjo, 1999). Menurut Setiadi (1988),
perioda pasut dan perioda alami perairan darat. pasang surut adalah perubahan gerak relatif
Arus pasut di paparan benua dapat menjadi dari materi suatu planet, bintang dan benda
lebih besar (Mihardja, 1989). angkasa lainnya yang diakibatkan oleh aksi
Pasang surut adalah fluktuasi muka air gravitasi benda-benda di luar materi itu berada.

Gambar 1. Distribusi Gaya Pembangkit Pasang Surut Sistem Bumi Bulan


(Sumber : Triatmodjo, 1999)

Gaya-gaya pembangkit pasang surut dengan orbitnya berbentuk elips,


ditimbulkan oleh gaya tarik menarik bumi, periode yang diperlukan adalah
bulan dan matahari (Triatmodjo, 2012). Gaya 365,25 hari.
tarik menarik antara bumi dan bulan 3. Perputaran bumi terhadap
tersebut menyebabkan sistem bumi-bulan sumbunya sendiri, periode yang
menjadi satu sistem kesatuan yang beredar diperlukan untuk gerakan ini adalah
bersama-sama sekeliling sumbu perputaran 24 jam.
bersama (common axis of revolution). Perkataan pasang surut biasanya
Pembentukan pasang surut air laut sangat dikaitkan dengan proses naik turunnya paras
dipengaruhi oleh gerakan utama matahari laut (sea level) secara berkala yang
dan bulan,(Ongkosongo, 1989), yaitu : ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari
1. Revolusi bulan terhadap bumi, benda-benda angkasa terutama matahari dan
dimana orbitnya berbentuk elips dan bulan, terhadap massa air di bumi (Pariwono,
memerlukan periode untuk 1989). Proses pasang surut ini dapat dilihat
menyelesaikan revolusi itu selama di daerah pantai sehingga dapat berguna
29,5 hari. bagi kegiatan manusia yang hidup di
2. Revolusi bumi terhadap matahari perairan pantai seperti pelayaran dan
Fadilah et al, Menentukan Tipe Pasang .... 3

penangkapan/ budidaya sumberdaya hayati oleh pembangunan wilayah pesisir buatan


perairan. dalam skala besar.
Kabupaten Bengkulu Tengah di Provinsi Faktor-faktor non astronomi yang
Bengkulu melewati jalan lintas barat (jalinbar) mempengaruhi tunggang air (interval antara
Pulau Sumatera, dan memiliki panjang air tinggi dan air rendah) dan waktu
pantai sekitar 15 km. Diketahui berdasarkan datangnya air tinggi atau waktu air rendah
penelitian terdahulu oleh Suwarsono (2011), adalah morfologi pantai, kedalaman perairan
sepanjang pesisir pantai pengikisan mulai dan kedalaman meteorologi serta faktor
terjadi dan perubahan garis pantai terjadi hidrografi lainnya (Setiadi, 1988), sehingga
sebesar 1,5 meter pertahun. Hal itu dapat dikatakan bahwa pasang surut selain
dikarenakan terjangan ombak lantaran angin fenomena gerakan paras laut yang periodik
musim, arah angin yang cenderung berubah secara vertikal, juga gerakan arus pasang
dipengaruhi oleh komponen surut yang periodik secara horizontal.
hidro-oseanografi antara lain pasang surut Pengetahuan tentang waktu, ketinggian dan
sehingga mengakibatkan penyebaran ombak arus pasang surut sangat penting bagi
ke arah tidak tentu, beranda pantai pun keperluan navigasi, pekerjaan rekayasa
terkadang terkikis menyerong. kelautan seperti pelabuhan, bangunan
Variasi permukaan laut secara umum penahan gelombang, dan sebagainya, juga
terbagi 2 (dua), yaitu : non astronomi dan untuk keperluan lainnya seperti militer,
astronomi berkala perubahan permukaan penangkapan ikan, dan olahraga bahari.
laut (Byun, 2004). Perubahan non-astronomi, Studi numerik dinamika pasang surut
hasil dari variasi massa air laut yang telah banyak dilakukan. Metode perhitungan
disebabkan oleh perubahan iklim dunia dan yang dipakai untuk pasang surut erat
efek meteorologi (misalnya atmosfer, kaitannya dengan tujuan pengamatan (Djaja,
tekanan, angin, arus, dan penguapan dan 1989). Pada umumnya dikenal 2 (dua) cara
presipitasi. Efek ini menyebabkan perubahan perhitungan pasang surut, yakni :
permukaan laut seperti permukaan laut yang 1. Cara Konvensional, yaitu dengan
signifikan. Kenaikan (100 m) pada periode mengambil harga rata-rata dari semua
postglacial, mengarah ke perubahan pasang data pengamatan, dimana harga
surut (Uehara et al., 2002 dalam Byun, 2004). tersebut menyatakan kedudukan
Sebaliknya, perubahan permukaan laut permukaan air laut rata-rata (MLR); dan
secara berkala terutama terkait untuk pasang 2. Metode Admiralty, dimana permukaan
astronomi. Perubahan permukaan laut air laut rata-rata diperoleh dengan
tersebut, yang dapat merujuk pada menghitung konstanta-konstanta
perubahan dalam kisaran pasang surut, pasang surut (komponen dinamik
dapat terjadi akibat variabilitas dalam pasang surut).
karakteristik pasang surut yang disebabkan

II. METODOLOGI

2.1. Lokasi Penelitian kurun waktu 2 (dua) bulan, yaitu bulan Mei
Penelitian dilakukan di perairan dan bulan Juni 2013 dengan koordinat
Kabupaten Bengkulu Tengah dengan stasiun pengamatan pada 03 47' 30" S - 102
panjang garis pantai sekitar 17 km dimulai 15' 04" T, terletak di stasiun Pulau Baai. Data
dari perbatasan Kabupaten Bengkulu Tengah diperoleh dari instansi Badan Meteorologi
dengan Kota Bengkulu. Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bengkulu,
berupa data sekunder. Peta lokasi wilayah
penelitian, dan data lainnya yabng diperluka
2.2. Data juga dihimpun dari instansi-instansi terkait.
Data berupa data pasang surut dalam Kajian penelitian sebelumnya juga
4 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

diperlukan sebagai tambahan pengetahuan Data pasang surut yang diperoleh


dan referensi. dihitung dengan metode admiralty dengan
tahapan seperti pada Gambar 2.
2.3. Pengolahan Data

III. HASIL DAN DISKUSI

Analisis pasang surut di daearah tiap komponen harmonik.


Bengkulu Tengah ditujukan untuk Data yang dianalisis merupakan data
mengetahui tipe pasang surut dan pasang surut selama 2 (dua) bulan yaitu
menentukan permukaan laut yang bisa bulan Mei dan Juni yang dapat digunakan
dijadikan acuan vertikal bagi kegiatan sebagai pembanding hasil analisis pasang
bangunan perlindungan pantai. Jadi akan surut. Dari data tersebut dilakukan
ditentukan chart datum (muka surutan), mean penyusunan secara time series ke bawah
sea level (duduk tengah dari permukaan laut), untuk memudahkan dalam analisis grafik
dan tinggi air rata-rata. Untuk itu akan awal pasang surut. Dari tabel tersebut dapat
dilakukan terlebih dahulu analisa harmonik diperoleh grafik awal pasang surut sebagai
untuk mendapatkan amplitudo dan fase dari berikut :

Gambar 3. Grafik Awal Analisis Pasang Surut

3.1. Komponen Harmonik Pasang Surut matahari jauh lebih besar daripada bulan.
Matahari dan bumi akan menghasilkan Gaya penggerak pasang surut dapat
fenomena pasang surut yang mirip dengan diuraikan sebagai hasil gabungan sejumlah
fenomena yang diakibatkan oleh bumi dan komponen harmonik pasang surut, dan data
bulan (Pariwono, 1989). Perbedaan yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian
utama adalah gaya penggerak pasang surut komponen, yaitu : tengah harian, harian, dan
yang disebabkan oleh matahari hanya periode panjang. Beberapa komponen
separuh dari kekuatan yang disebabkan oleh harmonik yang penting dan perbandingan
bulan, dikarenakan jarak bumi dan bulan relatif kekuatannya dapat dilihat dalam
yang jauh lebih dekat dibanding jarak Tabel 1.
matahari dan bumi, meskipun massa
Fadilah et al, Menentukan Tipe Pasang .... 5

Data

Data disusun
menurut Skema 1
2
Tabel 2

3
Skema 2

4
Tabel 3

5
Skema 3

Skema 4
7
Tabel 4

8
10
Skema 5 & 6

9
Tabel nilai f, u, w

11

Keterangan :
: hasil pekerjaan Skema 7 & 8
: tabel
: garis kerja
: garis konfirmasi dengan tabel
7 : tahapan pekerjaan ke-7

Gambar 2. Diagram Pengolahan Data


(Sumber : Hidayat, 2010)
6 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

Tabel 1. Komponen harmonik pasang surut yang penting (Sumber : Pond and Pickard, 1981)
Nama Komponen Simbol Periode Perbandingan
(jam matahari) (relatif)
Tengah Harian (Semi-diurnal)
- Principal lunar M2 12,4 100
- Principal solar S2 12,0 47
- Larger lunar elliptic N2 12,7 19
- Luni-solar semi-diurnal K2 11,97 13
Harian (Diurnal)
- Luni-solar diurnal K1 23,9 58
- Principal lunar diurnal O1 25,8 42
- Principal solar diurnal P1 24,1 19
- Larger lunar elliptic Q1 26,9 8
Periode Panjang (Long-period)
- Lunar fortnightly Mf 238,0 17
- Lunar monthly Mm 661,0 9
- Solar semi-annual Ssa 2.191,0 8

a. Skema 1 Tabel 2 pada masing-masing harinya. Tabel 2


Sebelum melakukan pengolahan data berisi deretan bilangan 1 dan -1, kecuali
pasang surut disusun menurut Skema 1 untuk X4 ada yang berisi bilangan 0 dan
terlebih dahulu. Kolom Skema 1 tidak dimasukkan dalam perkalian.
menunjukkan waktu pengamatan dari pukul Kemudian dilakukan perhitungan dengan
00.00 sampai 23.00, dan ke bawah menjumlahkan bilangan yang dikalikan
menunjukkan tanggal selama 29 piantan, dengan 1 dan diisikan dibawah kolom
yaitu bulan Mei dan Juni tahun 2013. bertanda (+) untuk masing-masing X1, Y1, X2,
b. Skema 2 Y2, X4, Y4. Hal yang sama juga dilakukan
Skema 2 diisi dengan mengalikan data untuk penjumlahan dari perkalian dengan
pasang surut dengan nilai pengali pada bilangan -1.

Tabel 2. Konstanta Pengali Untuk Menyusun Skema 2


Waktu (jam)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
- - - - - - - - - - - -
X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - - - - - - - - -
Y1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - - - - - - - - -
X2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - - - - - - - - -
Y2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - - - - -
X4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - - - - - - - - -
Y4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

c. Skema 3 masing-masing tanda (+) dan (-).


Skema 3 diisi dengan prosedur sebagai Agar tidak ada nilai yang negatif,
berikut : maka hasilnya ditambahkan dengan
 Untuk kolom X0 (+) diperoleh 2000.
dengan menjumlahkan X1 (+) dengan
X1 (-), tanpa melihat tanda (+) dan (-). d. Skema 4
 Untuk kolom X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 Pengisian kolom-kolom pada Skema 4
diperoleh dengan menjumlahkan dibantu dengan Tabel 3. Nilai X00 yang
Fadilah et al, Menentukan Tipe Pasang .... 7

diisikan pada kolom X (tambahan) seterusnya.


merupakan penjumlahan dari nilai X0 dari Arti indeks pada Skema 4, contohnya :
Skema 3 yang telah dikikan dengan faktor - Indeks 00 untuk X, artinya X0 pada
pengali dari Tabel 3 kolom 0, dimana Skema 3 dan indeks 0 pada Tabel 3
perkalian dilakukan baris per baris. Faktor 29 - Indeks 00 untuk Y, artinya Y0 pada
menunjukkan berapa kali harus dikurangin Skema 3 dan indeks 0 pada Tabel 3
dengan bilangan tambahan 2000. Begitu

Tabel 3. Daftar Konstanta Pengali Skema 4


Indeks kedua 0 2 b 3 c 4 d
Konstanta perkalian untuk 29 hari -29 -1 0 -1 0 -1 0
Konstanta perkalian untuk 15 hari -15 1 0 5 0 1 0
Konstanta perkalian untuk X+B dan
1 1 0 -1 1 1 0
Y+B
1 1 -1 -1 1 1 -1
Untuk 29 hari 1 1 -1 1 1 -1 -1
1 1 -1 1 1 -1 -1
1 -1 -1 1 1 -1 1
1 -1 -1 1 -1 1 1
1 -1 -1 1 -1 1 1
Untuk 15 hari digunakan
1 -1 0 -1 -1 1 0
pertengahan 15 baris
1 -1 1 -1 -1 1 -1
1 -1 1 -1 -1 -1 -1
1 -1 1 -1 1 -1 -1
1 1 1 -1 1 -1 1
1 1 1 1 1 -1 1
1 1 1 1 1 1 1
Hari tengah-tengah 1 1 0 1 0 1 0
1 1 -1 1 -1 1 -1
1 1 -1 1 -1 -1 -1
Untuk 15 hari digunakan
1 1 -1 -1 -1 -1 -1
pertengahan 15 baris
1 -1 -1 -1 -1 -1 1
1 -1 -1 -1 1 -1 1
1 -1 -1 -1 1 1 1
1 -1 0 -1 1 1 0
1 -1 1 1 1 1 -1
Untuk 29 hari 1 -1 1 1 1 1 -1
1 -1 1 1 -1 -1 -1
1 1 1 1 -1 -1 1
1 1 1 1 -1 -1 1
1 1 1 -1 -1 1 1
1 1 0 -1 -1 1 0

e. Skema 5 dan Skema 6 seterusnya diisi dengan hasil perkalian


Skema 5 dan Skema 6 diisi dengan kolom 2 dengan faktor pengali yang ada
bantuan Tabel 4. Pada Tabel 4, kolom kedua pada Tabel 4.
diisi terlebih dahulu. Kolom ketiga dan
8 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

Tabel 4. Faktor Analisa Untuk Pengamatan 29 hari (29 piantan)

MS
S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4
4
Untuk 1.00
X00
Skema V 0
1.00 -0.08
X10
0 0
0.07 -0.0 1.00 0.02
X12 - Y1b
0 20 0 0
X13 - Y1c
-0.0 1.00 -0.0
X20
30 0 30
1.00 0.01 0.03 0.00 -0.05 -0.0
X22 - Y2b
0 5 8 2 8 35
-0.0 1.00
X23 - Y2c
60 0
0.03 1.00
X42 - Y4b
0 0
1.00 0.08
X44 - Y4d
0 0

Untuk 1.00 -0.08


Y10
Skema VI 0 0
Y12 + 0.07 -0.0 1.00 0.03
X1b 0 20 0 0
Y13 +
X1c
-0.0 1.00 -0.0
Y20
30 0 30
Y22 + 1.00 0.01 0.03 0.00 -0.05 -0.0
X2b 0 5 8 2 8 35
Y23 + -0.0 1.00
X2c 60 0
Y42 + 0.03 0.01 1.00
X4b 0 0 0
Y44 + 1.00 0.08
X4d 0 0

f. Skema 7 dan Skema 8 beberapa format isian. Hasil pengisian


Pengisian Skema 7 dan Skema 8 Skema 7 dan Skema 8 sebagai berikut :
memerlukan tahapan yang panjang dengan

Tabel 5. Hasil Penyusunan Skema 7 Untuk Data Pasang Surut Bulan Mei 2013

MS
So M2 S2 N2 K1 O1 M4 4

PR 4871 7166. -485 -200 175 346 224.


V cos r 1.7 4 7.0 2.6 2.4 8.5 6 8.9
PR -173 -291 472 -745 -83 -46 -42.
V I sin r 86.7 8.2 0.0 8.2 8.9 6.3 6
P 4871 1880 5666 512 766 356 517.
R 1.7 5.7 .2 7.2 1.3 8.6 6 43.5
Daftar 3a :P 696. 448. 566. 439. 565. 507. 535.
0 559.0 0 0 0 0 0 0
Fadilah et al, Menentukan Tipe Pasang .... 9

Hasil hitung :f 1.0 1.0 1.0 0.9 0.9 1.1 1.0


:1+
Hasil Hitung W 1.0 0.9 1.1 1.2 1.0 1.0 0.9
-118. 142. -59 -118
Hasil Hitung V 4 0.0 36.9 9 98.7 6.8 .4
Hasil Hitung u 1.6 0.0 1.6 7.2 -9.3 3.1 1.6
Hasil Hitung w 0.0 10.8 -9.4 16.3 0.0 0.0 10.8
Daftar 3a 345. 327. 173. 160. 307. 318.
(3b) : p 333.0 0 0 0 0 0 0
Hasil 211. 113. 283. 346. 295. 281.
Hitung :r 292.4 0 0 2 4 7 8
566. 469. 622. 595. 493.
Jumlah :s 508.6 8 0 6 8 9.1 8
206. 109. 262. 235. 133.
g 148.6 8 0 6 8 9.1 8
PR / [P X f X (1
+ W)] = A 70.0 32.8 14.4 8.2 15.8 7.2 1.0 0.1

Sehingga diperoleh nilai pada Skema 8. masing-masing komponen harmonik pasag


Skema 8 merupakan nilai akhir untuk surut, sebagai berikut :

Tabel 6. Nilai Komponen Harmonik Pasang Surut Bulan Mei 2013

HASIL TERAKHIR
So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4
A cm 70 33 15 8 3 16 7 5 1 0
20
g 124 72 207 263 210 263 320 109
7

3.2. Formzahl tunggal utama yang disebabkan oleh gaya


Dengan komponen pasang surut di atas tarik bulan dan matahari
dapat ditentukan tipe pasang surut, melalui M2 : amplitudo komponen pasang surut
perhitungan nilai Formzahl. Formzahl adalah ganda utama yang disebabkan oleh gaya
bilangan untuk menentukan tipe pasang tarik bulan
surut, menggunakan rumus : S2 : amplitudo komponen pasang surut
(O1 + K1 ) ganda utama yang disebabkan oleh gaya
F= tarik matahari
(M 2 + S 2 )
Keterangan :
Bilangan formzahl memiliki range tertentu
F : bilangan Formzahl
untuk menentukan tipe pasang surut suatu
O1 : amplitudo komponen pasang surut
wilayah. Range formzahl dijelaskan dalam
tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
Tabel 3, sebagai berikut.
tarik bulan
K1 : amplitudo komponen pasang surut
10 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

Tabel 7. Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzahl

Nilai Formzahl Tipe Pasang Surut Keterangan


0,00 < F 0,25 Setengah Harian (Semidiurnal/  Dalam sehari terjadi dua kali
Ganda) pasang dan dua kali surut.
 Bentuk gelombang simetris.

0,25 < F 1,50 Campuran dengan tipe ganda  Dalam sehari terjadi dua kali
lebih menonjol (Condong pasang dan dua kali surut.
Ganda)  Bentuk gelombang pasang
pertama tidak sama dengan
gelombang pasang kedua
(asimetris) dengan bentuk
condong semi diurnal.

1,50 < F 3,00 Campuran dengan tipe tunggal  Dalam sehari terjadi dua kali
lebih menonjol (Condong pasang dan dua kali surut.
Tunggal)  Bentuk gelombang pasang
pertama tidak sama dengan
gelombang pasang kedua
(asimetris) dengan bentuk
condong diurnal.

F > 3,00 Harian (Tunggal)  Dalam sehari terjadi sekali


pasang dan sekali surut.

Dengan menggunakan rumus di atas, d. Muka air rendah rerata (mean low water
diperoleh nilai Formzahl sebagai berikut : level, MLWL), adalah rerata dari muka
 Bilangan formzahl Bulan Mei = 0,4818. air rendah selama periode 18,6 tahun.
 Bilangan formzahl Bulan Juni = 0,4771. e. Muka air laut rerata (mean sea level,
Maka dapat diketahui bahwa tipe pasang MSL), adalah muka air rerata antara
surut di Bengkulu Tengah adalah Tipe muka air tinggi rerata dan muka air
Campuran Condong Ganda (Mix Tide rendah rerata.
Prevailing Semidiurnal) f. Muka air tinggi tertinggi (highest high
water level, HHWL), adalah air tertinggi
3.3. Elevasi Muka Air Rencana pada saat pasang surut purnama atau
Elevasi muka air rencana diperlukan bulan mati.
untuk pengembangan dan pengelolaan g. Muka air rendah terendah (lowest low
daerah pantai. Mengingat elevasi muka air water level, LLWL), adalah air terendah
laut selalu berubah setiap saat, maka pada saat pasang surut purnama atau
diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan bulan mati.
berdasarkan data pasang surut, beberapa h. Higher high water level, adalah air
elevasi tersebut adalah sebagai berikut : tertinggi dari dua air tinggi dalam satu
a. Muka air tinggi (high water level), muka hari, seperti dalam pasang surut tipe
air tertinggi yang dicapai pada saat air campuran.
pasang dalam satu siklus pasang surut. i. Lower low water level, adalah air
b. Muka air rendah (low water level), terendah dari dua air rendah dalam satu
kedudukan air terendah yang dicapai hari.
pada saat air surut dalam satu siklus
pasang surut. Elevasi yang cukup penting yaitu muka
c. Muka air tinggi rerata (mean high water air tinggi tertinggi dan muka air rendah
level, MHWL), adalah rerata dari muka terendah. Muka air tinggi tertinggi sangat
air tinggi selama periode 18,6 tahun. diperlukan untuk perencanaan bangunan
Fadilah et al, Menentukan Tipe Pasang .... 11

pantai, sedangkan mua air rendah terendah - MSL = 70 cm


sangat diperlukan untuk perencanaan - HHWL = 158 cm
pembangunan pelabuhan. - MHWL = 135 cm
Elevasi muka air rencana dapat - LLWL = -18 cm
ditentukan menggunakan komponen pasang - MLWL = 41 cm
surut melalui perhitungan rumus-rumus
sebagai berikut :  Bulan Juni 2013 :
MSL = S 0 - MSL = 70 cm
HHWL = S 0 + Z - HHWL = 158 cm
- MHWL = 136 cm
MHWL = Z 0 + ( M 2 + S 2 )
- LLWL = -18 cm
LLWL = S 0 ( M 2 + S 2 + N 2 + K 1 + O1 + P1 + M 4 + MS 4 )
- MLWL = 40 cm
MLWL = Z 0 ( M 2 + S 2 )
Z 0 = M 2 + S 2 + N 2 + K 2 + K 1 + O1 + P1 + M 4 + MS 4 Dari nilai muka air rencana diperoleh grafik
pasang surut Bengkulu Tengah seperti
Sehingga diperoleh nilai MSL, HHWL, berikut ini :
MHWL, LLWL, dan MLWL sebagai berikut :
 Bulan Mei 2013 :

Gambar 4. Elevasi Muka Air Rencana Bengkulu Tengah ; a) Bulan Mei b) Bulan Juni

Nilai muka air rencana yang diperoleh pergeseran titik tanjak orbit bulan yaitu
di atas masih sangat fluktuatif, dikarenakan selama 18,6 tahun. Selain itu, panjang data
panjang data yang digunakan hanya 2 (dua) pasang surut 18,6 tahun untuk memastikan
bulan. Secara teoritis, panjang data yang bahwa pada saat surut astronomis terendah
dibutuhkan untuk nilai yang lebih valid selang waktu 18,6 tahun berada dalam satu
adalah 18,6 tahun yang merupakan periode periode gelombang (Hasibuan, 2009).
ulang pasang surut, dengan menggunakan
proses pengolahan data pasang surut yang
sama. Hal ini berkaitan dengan periode
12 Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari 2014: 1-12

IV. KESIMPULAN

Kabupaten Bengkulu Tengah terletak di pelabuhan dan bangunan pelindung pantai.


sebelah barat Pulau Sumatra yang Berdasarkan data pasang surut selama 2 (dua)
berbatasan langsung dengan Samudera bulan, diperoleh tinggi rata-rata muka air
Hindia, sehingga kondisi perairan laut di laut di Bengkulu Tengah adalah 70 cm.
daerah ini sangat berpengaruh terhadap Rata-rata muka air tinggi tertinggi untuk
perencanaan dan pengelolaan wilayah bulan Mei dan bulan Juni adalah 135 dan
pesisirnya, seperti kondisi pasang surut. muka air rendah terendah untuk buan Mei
Salah satu cara untuk menganalisa tipe dan dan bulan Juni adalah -18.
kondisi pasang surut perairan laut adalah Nilai elevasi muka air rencana
menggunakan metode admiralty. Tipe pasang membutuhkan data yang lebih panjang,
surut di Bengkulu Tengah adalah Tipe yaitu 18,6 tahun. Hal ini untuk memastikan
Campuran Condong Ganda (Mix Tide bahwa pada saat surut astronomis terendah
Prevailing Semidiurnal). selang waktu 18,6 tahun berada dalam satu
Elevasi muka air rencana dibutuhkan periode gelombang.
untuk perencanaan wilayah pantai seperti

DAFTAR PUSTAKA

Byun, D.S., Wang, X.H., Holloway, P.E., 2004. dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta.
Tidal characteristic adjustment due to dyke Pariwono, I., John, 1989. Makalah : Gaya
and seawall construction in the Mokpo Penggerak Pasang Surut, Lembaga Ilmu
Coastal Zone, Korea, Estuarine, Coastal Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian
and Shelf Science 59 (2004) : 185-196 dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta.
Djaja, Rochman, 1989. Makalah : Cara Triatmodjo, B., 1999. Teknik Pantai. Penerbit Beta
Perhitungan Pasut Laut Dengan Metode Offset, Yogyakarta.
Admiralty, PASANG-SURUT, Lembaga Pond, S and G.L Pickard, 1981. Introductory
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Dynamic Oceanography, Pergamon Press,
Penelitian dan Pengembangan 241 pp.
Oseanologi, Jakarta. Setiadi, R., Mihardja, K., Dadang, 1988. Makalah :
Hasibuan, P., Gading, 2009. Skripsi : Analisis Analisis Pasang-Surut di Daerah Cilacap
Surut Astronomis Terendah Di Perairan dan Surabaya, PASANG-SURUT,
Sabang, Sibolga, Padang, Cilacap, Dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Benoa Menggunakan Superposisi Komponen Pusat Penelitian dan Pengembangan
Harmonik Pasang Surut, Program Studi Oseanologi, Jakarta.
Ilmu Dan Teknologi Kelautan, Fakultas Suwarsono, 2011. Zonasi Karakteristik Kecepatan
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Abrasi Dan Rancangan Teknik Penanganan
Pertanian Bogor Jalan Lintas Barat Bengkulu Bagian Utara
Hidayat, S., 2010. Analasis Harmonik Pasang Surut Sebagai Jalur Transportasi Vital, Makara,
dengan Metode Admiralty, Institut Teknologi, Vol. 15 (1) : 31-38.
Pertanian Bogor Triatmodjo, B., 2012. Perencanaan Bangunan
Mihardja, K., Dadang, Hadi, S., 1989. Makalah : Pantai. Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.
Dinamika Pasang Surut Perairan Pantai,
PASANG-SURUT, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta.
Ongkosongo, S.R., Otto, Suyarso, 1989. Project 1 :
Tides and Tidal Phenomena,
PASANG_SURUT, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian

Anda mungkin juga menyukai