PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan masa dewasa yang meliputi kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional
yang cepat. Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi periode ini
sekunder pada sekitar usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir dengan berhentinya
cukup unik. Salah satunya adalah mereka mengalami menstruasi atau haid setiap
bulannya yang tidak dialami oleh pria. Seringkali mereka mengeluhkan sakit atau
perdarahan periodik normal uterus dan merupakan fungsi fisiologis yang hanya
terjadi pada wanita. Pada dasarnya menstruasi merupakan proses katabolisme dan
dalam dua hari pertama. Gejala tersebut antara lain ketidakstabilan emosi, sakit
1
kepala, tidak bergairah, dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang paling
umum adalah ketidaknyamanan, nyeri dan kembung di daerah perut, rasa tertekan
Gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita haid adalah dismenore.
Dismenore atau haid yang nyeri merupakan gejala yang lazim dijumpai pada
wanita sehat sampai batas tertentu mengalami rasa tidak enak selama haid. Pada
kebanyakan wanita, nyeri ringan seperti kram ini mereda setelah keluarnya darah
Biasanya terjadi pada hari pertama haid dan sering timbul dalam waktu satu atau
dua jam sejak dimulainya menstruasi. Rasa nyeri tersebut bersifat kolik yang akut
pada abdomen bagian bawah, dan kadang nyeri tersebut menjalar ke belakang
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa 51% wanita tidak hadir di sekolah
ataupun pekerjaan paling tidak sekali dan 8% wanita tidak hadir di sekolah atau
kerja setiap kali mengalami menstruasi. Lebih lanjut, wanita dengan dismenore
mendapatkan nilai lebih rendah di sekolah dan lebih susah beradaptasi dengan
lingkungan sekolah dari pada wanita tanpa dismenore ( Novia Diana, 2009).
sekunder. Dismenore primer biasanya terjadi dari mulai pertama haid kurang lebih
usia 10-15 tahun (menarke) sampai usia 25 tahun. Selain itu, mekanisme haid
yang nyeri juga masih belum jelas dan dapat bervariasi pada wanita yang berbeda.
2
Nyeri pada dismenore primer lebih dikarenakan kontraksi uterus. Sedangkan
melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada
Dismenore mempunyai derajat- derajat nyeri mulai dari derajat tanpa rasa
nyeri dan tidak mempengaruhi aktifitas sehari-hari sampai nyeri yang sangat hebat
dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat dan tidak dapat bekerja,
pendekatan multidisiplin yang meliputi medis, gaya hidup, dan intervensi gizi
3
seperti mengatur pola makan rendah lemak, vitamin E, magnesium, dan suplemen
selama menstruasi maupun lamanya hari menstruasi. Akan tetapi, pada beberapa
remaja ada yang tidak merasakan keluhan-keluhan tersebut. Hal ini dipengaruhi
oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi. Apabila status gizi baik, maka
pada saat menstruasi, remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri
B. Rumusan Permasalahan
Bagaimana Hubungan Dismenore dengan Status Gizi remaja di Fakultas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat hasil penelitian bagi institusi
Dapat dijadikan salah satu informasi bagi remaja mengenai cara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dismenore
1. Definisi Dismenore
salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami oleh wanita pada
6
dapat dirasakan beberapa hari sebelum mengalami menstruasi atau ketika
Prawirohardjo (2008) sebagai nyeri yang dialami oleh wanita selama haid
yang dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah atau di pinggang yang
dismenore tidak bisa melakukan aktivitas secara normal dan memerlukan obat.
dismenore sebanyak 10-20% wanita mengeluh nyeri berat dan tidak dapat
2. Klasifikasi dismenore
tidaknya kelainan yang dapat diamati. Menurut Calis, Popat, Devra, dan
7
spasmodik ini sangat mengganggu aktivitas para wanita. Beberapa wanita
terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga tidak
dapat beraktivitas seperti normal. Bahkan diantara mereka ada yang sampai
pingsan, merasa sangat mual dan ada juga yang sampai muntah.
b. Dismenore kongestif
mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, sakit
keseimbangan, tidurnya terganggu atau muncul memar pada paha atau lengan
atas. Simptom pegal yang menyiksa ini berlangsung selama 2 atau 3 hari
sampai kurang dari 2 minggu. Setelah hari pertama menstruasi, orang yang
sekunder.
a. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang tidak disertai kelainan pada
alat-alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah
8
tidak disertai dengan adanya rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama
selama beberapa jam atau dapat juga selama beberapa hari. Rasa nyeri dapat
disertai dengan rasa mual, muntah, sakit kepala, diare dan iritabilitas.
Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri muncul tanpa sebab yang
dapat diketahui.
wanita muda dari intensitas ringan atau sedang sampai intensitas berat dan
b. Dismenore sekunder
patologis pelvis yang spesifik dan dapat terjadi setiap saat pada masa
karena adanya kelainan di dalam rongga uterus (seperti IUD, polip dan
fibroid), obstruksi aliran darah haid (misalnya stenosis serviks), atau gangguan
9
pengeluaran darah haid. Rasa nyeri biasa muncul di perut bagian bawah dan
dismenore sekunder ini dapat terjadi pingsan, mual atau muntah (Swartz,
2005).
biasanya terjadi pada wanita yang berusia kurang dari 25 tahun. Penyebab
daerah kemaluan. Gejalanya berupa kram perut yang khas mulai dari dua hari
atau lebih sebelum terjadinya perdarahan haid dan nyerinya makin hebat pada
akhir masa perdarahan haid. Pada saat itu rasa nyeri mencapai puncak dan
terjadi selama dua hari atau lebih. Penanganan yang dapat dilakukan ketika
10
Hiperaktivitas otot uterus : bila saat haid
endometrium mengalami kerusakan maka prostaglandin akan
diproduksi dari asam arakidonat melalui aksi dari enzim
prostaglandinsintetase. Peningkatan kontraksi pada
miometrium bersamaan dengan aliran darah uterus akan
menyebabkan iskemia. Nyeri yang dirasakan berasal dari
aktivitas uterus yang abnormal, iskemia uterus, dan
sensitisasi ujung-ujung saraf oleh prostaglandin dan lanjutan-
lanjutannya.
nyeri.
nyeri
4. Patofisiologis disminore
11
Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan yang
berlebihan dari prostaglandin tertentu, yaitu prostaglandin F2
dari sel-sel endometrium uterus. Protaglandin F2 adalah suatu
perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan
kontraksi pembuluh darah uterus. Hal ini dapat memperparah
hipoksia uterus yang secara normal terjadi saat haid, sehingga
timbul rasa nyeri yang hebat (Corwin, 2009)
(Elizabeth, 2007).
Konsep sintesis PGs dan mekanisme kerja natrium naproxen (Ida bagus, 2000).
5. Gejala disminore
12
Menurut Taber (2003), gejala dismenore dapat dilihat dari data
Rasa nyeri pada abdomen dapat mulai beberapa jam sampai 1 hari
mendahului keluarnya darah haid. Nyeri paling kuat biasanya sekitar 12 jam
yang dirasakan cenderung bersifat tajam dan kolik dan biasanya dirasakan di
bagian dalam dan anterior paha. Biasanya nyeri hanya menetap pada hari
pertama haid, tetapi dapat juga menetap sepanjang keseluruhan siklus haid.
pengobatan darurat.
peritoneum atau suatu keadaan patologik yang terlokalisir serta bising usus
atau leiomiomata.
6. Penatalaksanaan Dismenore
13
a. Trankuilizer (obat penenang) ringan, obat-obat analgesik, segelas anggur
pembebasan tambahan.
b. Inhibitor Prostaglandin Sintetase, seperti naproksen (Naprosyn), ibuprofen
primer.
c. Supresi Ovulasi merupakan obat kontrasepsi oral yang mengandung
dengan haid cenderung menjadi lebih tidak menyenangkan bila seorang wanita
B. Status Gizi
1. Definisi status gizi
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat gizi
gizi biasanya baik dan cukup, namun karena pola konsumsi yang tidak
seimbang maka timbul status gizi buruk dan status gizi lebih (Sutomo, 2010).
14
Pengkajian status gizi merupakan landasan bagi berbagai upaya untuk
Ada empat pendekatan utama untuk mengkaji status gizi (Gibney, 2008):
mengakibatkan gangguan pada siklus haid, tetapi akan kembali normal jika
ini mempunyai tingkat kesehatan yang lebih rendah, meskipun berat badan
lebih tinggi dibandingkan berat badan ideal. Pada keadaan ini sering timbul
penyakit tertentu seperti yang sering dijumpai pada orang kegemukan yaitu
15
dengan baik. Tubuh terbebas dari penyakit serta mempunyai daya tahan yang
tinggi.
Gizi kurang ialah keadaan dimana terjadi defisiensi zat gizi. Keadaan
ini sering menimbulkan gejala penyakit dan berat badan akan lebih rendah dari
berat badan ideal. Selain itu penyediaan zat gizi bagi jaringan tidak
BB(kg)
IMT =
TB2 (m2)
Keterangan:
16
TB = Tinggi Badan (m2)
berat
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat 17,0-18,5
kurus
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat > 25,0-27,0
ringan
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat >27,0
berat
umum yang diakibatkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi.
c. Biokimia, yaitu pemeriksaan berupa uji spesimen didalam laboratorium
tersebut.
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Survei ini dapat
17
b. Statistik Vital, ialah pengukuran status gizi dengan menganalisis beberapa
kesakitan dan kematian aibat penyebab penyait tertentu dan data lain yang
2009).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
18
Dalam hal ini variabel yang diteliti dapat digambarkan sebagai berikut :
Aktivitas Genetik
fisik
Indeks Lama
Massa Menstruasi
Keterangan gambar :
: variabel bebas
: variabel terikat
19
Dari beberapa faktor yang telah dijabarkan di atas, penulis hanya meneliti
B. Hipotesis Penelitian
H1 : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan dismenore pada remaja di
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
20
mencari hubungan antar variabel, dengan dilakukan analisis terhadap data yang
2. Sampel
penelitian.
b. Seluruh mahasiswa putri angkatan 2011 dan 2013 Fakultas Kedokteran
penelitian.
3. Teknik Pengambilan Sampel
random sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara membagi jumlah atau
21
anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang di inginkan, dan
interval sebagai hasil. Berikut ini adalah rumus menentukan interval menurut
Notoatmodjo (2010):
N
=I
n
Keterangan :
N = Jumlah sampel
n = Sampel yang di inginkan
I = Interval
Rumus Besar Sampel (Notoatmodjo, 2010):
n = Z1-/2 . P (1-P)
d
Keterangan:
n = Besar sampel
Z1-/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaaan (biasanya 95% = 1,96)
inginkan
c. Hasil pembagian disebut interval, yaitu X
d. Maka sampel yang digunkan dalam penelitian adalah setiap kelipatan X
C. Lokasi dan Waktu penelitian
D. Variabel Penelitian
22
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang sering dialami pada
saat sebelum atau bersamaan saat menstruasi. Keluhan- keluhan atau rasa sakit
yang mengganggu aktifitas wanita pada saat sebelum atau sewaktu menstruasi
1.1 Gejala PMS berupa gangguan fisik (somatik) dan gangguan psikis
pinggul , nyeri payudara, nyeri kepala, nyeri perut bagian bawah yang menjalar
sampai ada sebagaian penderita yang harus memaksakan diri untuk istirahat
23
1. Tak nyeri adalah tidak dirasakan rasa nyeri disaat sebelum atau saat
mengalami nyeri dada, nyeri punggung, nyeri paha dirasakan pada saat 48
saat menstruasi yang dialami adalah nyeri dada, nyeri punggung, nyeri
paha, nyeri perut, nyeri perut bagian bawah, tetapi tidak mengganggu
aktifitas
4. Nyeri berat adalah nyeri yang dirasakan pada saat 48 jam sebelum dan saat
nyeri punggung, nyeri paha, nyeri perut, nyeri perut bagian bawah, pusing
dirasakan pada saat 48 jam sebelum dan saat lebih dari 48 jam menstruasi
berlangsung, nyeri yang dialami adalah nyeri dada, nyeri punggung, nyeri
paha, nyeri perut, nyeri perut bagian bawah, pusing, mual-mual, sehingga
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat gizi
gizi biasanya baik dan cukup, namun karena pola konsumsi yang tidak
seimbang maka timbul status gizi buruk dan status gizi lebih (sutomo, 2010).
24
Pengkajian status gizi merupakan landasan bagi berbagai upaya untuk
Ada empat pendekatan utama untuk mengkaji status gizi (Gibney, 2008):
Dikatakan gizi lebih apabila tingkat konsumsi gizi berlebih. Kondisi ini
mempunyai tingkat kesehatan yang lebih rendah, meskipun berat badan lebih
tinggi dibandingkan berat badan ideal. Pada keadaan ini sering timbul
penyakit tertentu seperti yang sering dijumpai pada orang kegemukan yaitu
dengan baik. Tubuh terbebas dari penyakit serta mempunyai daya tahan yang
tinggi.
25
Gizi kurang ialah keadaan dimana terjadi defisiensi zat gizi. Keadaan
ini sering menimbulkan gejala penyakit dan berat badan akan lebih rendah dari
berat badan ideal. Selain itu penyediaan zat gizi bagi jaringan tidak
BB(kg)
IMT =
TB 2 (m2)
Surabaya
26
b. Memberikan kuesioner pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Kusuma Surabaya
e. Mengukur TB mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
f. Menghitung IMT mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
2. Instrumen yang digunakan
a. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan tentang data diri dan kolom
dan perbaikan dari hasil yang diperoleh dari instrumen yang digunakan saat
penelitian.
b. Coding
Mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data angka atau
27
di komputer, peneliti menggunakan software komputer yaitu program SPSS 16
for Windows.
d. Cleaning
Langkah ini diperlukan untuk menghilangkan data yang tidak
digunakan
e. Missing Data
Untuk mengetahui bila ada data yang hilang, dapat dilakukan dengan
mengecek ulang apakah ada data yang belum di masukkan atau memang tidak
ada.
G. Analisis Data
Analisis Bivariate
berbeda dalam ciri khas tertentu dengan koefisien kontigensi yang diberi simbol
kematian bayi/balita dengan persepsi nilai anak digunakan analisis chi square,
dengan tingkat kemaknaan a=0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis chi square,
dengan a=0,05. Apabila nilai p< dari a=0,05 maka ada hubungan atau perbedaan
Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Menurut Pratama (2013) uji
chi square atau uji kai kuadrat dapat digunakan untuk menguji dua kelompok data
28
baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau bisa juga
sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat
diskrit. Dasar uji kai kuadrat adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil
meyakinkan jika harga dari kai kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga
yang ditetapkan pada taraf tertentu (dari tabel X2). Uji Kai Kuadrat dapat
a. Uji X2untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Indepedency Test)
b. Uji X2untuk homogenitas antar sub kelompok (Homogenity Test)
c. Uji X2untuk bentuk distribusi (Goodness of Fit).
Rumus dasar dari uji kai kuadrat adalah (Pratama, 2013):
(OE)2
X 2=
E
Keterangan:
ada hubungan antara status gizi dengan dismenore sebagai variabel terikat. Syarat
frekuensi harapan kurang dari lima tidak melebihi 20% dari total sel
4. Besar sampel sebaiknya >40
Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan dismenore digunakan
29
a. Jika p 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara status gizi
dengan dismenore
b. Jika p 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara status
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C. 2099. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Ed. 9. Jakarta :
30
Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta : EGC
Calis, K.A., Popat V., Dang, D.K., and Kalantaridou, S.N. 2009. Dysmenorehea.
Geri Morgan & Carol Hamilton.2003. Practice Guidlines for Obstetrics &
31
Hendrik, H. 2006. Problema Haid: Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Jakarta :
Tiga serangkai
menstrual-period-girls-must-look-and-understand-physiology/. Diakses
Salemba Medika
Laszlo, K.D., Gyorffy, Z., Adam, S., Csoboth, C., & Kopp, M.S. 2008. Work-
hal: 1-7
32
Manuaba, Gde Ida Bagus. 2000. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri
Morgan, Geri, Hamilton, Carole. 2009. Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
2013).
Jakarta
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
33
Rowlan. 2001. http://repository.usu.ac.id/123456789/21409/4/chapterIII.pdf
Sarwono, W. Sarlito. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian
Rakyat
Sagung Seto.
Sutomo, Budi. 2010. Menu sehat alami untuk batita & balita. Jakarta : Demedia
Jakarta : EGC
34
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kesehatan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Wong / Donna L Wong. 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik, Ed.6, Vol. 1.
35