Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tangga)
Oleh Kelompok 5:
1. FITRIANTI 1413440022
2. RAUDINA NURAMALIAH
3. RESKI AMALIAH GAFFAR
JURUSAN KIMIA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
bertema kesehatan lingkungan yang berjudul Pengolahan Limbah Rumah
Tangga ini sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Kimia
Lingkungan di semester 6 ini.
Pada makalah ini kami membahas masalah yang berkaitan dengan
pengolahan limbah rumah tangga. Kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada dosen pengajar yang telah membimbing dan menyemangati
kami. Kami mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal
yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan tersebut. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................................2
1.4. Manfaat...................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
2.3. Dampak Limbah Rumah Tangga bagi Lingkungan jika tidak Dikelola dengan Baik............4
2.8. Solusi Mengolah Limbah Domestik Bagi Daerah Dengan Kepadatan Penduduk Yang
Tinggi...........................................................................................................................................24
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibayangkan seberapa besar penumpukan limbah tersebut di sumber-sumber mata
air. (Kementrian Pekerjaan Umum, 2013)
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan laju perkembangan
pembangunan sarana pengelolaan air limbah secara terpusat sangat lambat hanya
sekitar 3,5 % dari total daerah pelayanan, hal ini dikarenakan terbatasnya lahan
untuk membangun saranan pengolahan limbah. (Kementrian Pekerjaan Umum,
2013).
Atas dasar inilah kami menyusun sebuah makalah berjudul penumpukan
limbah domestik ditengah daerah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi di
Makassar.
1.3. Tujuan
2
2. Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana dampak limbah domestik
bagi lingkungan.
3. Agar mahasiswa dapat memahami cara pengolahan limbah domestik dari
proses pengolahan sebelum dibuang sampai ke proses penyaluran limbah
untuk dibuang.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara untuk menangulangi masalah
penumpukan limbah di tengah daerah dengan kepadatan penduduk yang
tinggi.
1.4. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. Sumber-Sumber Limbah Domestik
5
2.3. Dampak Limbah Rumah Tangga bagi Lingkungan jika tidak Dikelola
dengan Baik
Dampak air limbah yang tidak diolah, yaitu (Notoatmodjo, Soekidjo. 2003):
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama
kholera, typhus abdominalis, disentri baciler
2. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme patogen
3. Menjadi tempat-temoat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup
larva nyamuk
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan
hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak
nyaman, dan sebagainya.
Pada umumnya dibangun pada daerah dimana lahan yang digunakan masih cukup
luas, misalnya di pedesaan, dan pada lingkungan yang relatif belum cukup
tanah yaitu 2 6 meter tergantung kondisi tanah setempat, agar tidak mencemari
air tanah).
setebal satu batu dengan spesi kedap air, agar muka tanah tidak mudah longsor.
6
Konstruksi tersebut dapat bertahan (digunakan) sampai 10 tahun pada suatu
kedalaman 8 meter. Setelah penuh, limbah padat dapat dikuras atau dibuatkan
sumuran baru didekatnya (jarak sumuran baru dengan sumuran lama tergantung
Pipa Ventilasi
Plat Beton
Bertulang
Pasangan Kedap Air
Buangan Dari
Kloset
A A
Potongan A -
A
26
meter
Muka Air
Tanah
dapat dibangun pada lahan yang tidak terlalu luas, bahkan dapat dibangun didalam
ruangan, misalnya dibawah lantai dapur, ruang keluarga bahkan dibawah ruang
7
kelebihan air yang ada dalam tangki septik, jika kelebihan air tersebut tidak
Peresapan dapat berupa peresapan sumuran, jika muka air tanah rendah
atau peresapan lapangan jika memungkinkan tersedia lahan yang cukup. Pada
daerah perkotaan yang padat penduduknya dan muka air tanah cukup tinggi,
kelebihan air dari tangki septik dapat dialirkan menuju drainase kota yang
kemudian dialirkan menuju Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Pada daerah
perkotaan termasuk kota-kota baru / kota satelit, pengolaan limbah domestik dapat
dilakukan secara terpusat, sehingga setiap rumah tidak perlu membuat tangki
septik, cukup limbah yang dihasilkan diolah secara terpusat dan profesional,
meteran dan detektor air limbah yang dipasang pada saluran outlet rumah tangga,
2.4.3. Peresapan
Air buangan dari tangki septik dapat dialirkan menuju pipa saluran
drainase primer atau menuju ke peresapan. Peresapan dapat dibuat bentuk
sumuran atau bentuk lapangan. Peresapan sumuran dapat dibuat pada lokasi
dimana kondisi muka air tanah rendah, misalnya sedalam 7 meter dari muka
tanah. Untuk Muka air tanah sedalam kurang dari 2 meter, sebaiknya
menggunakan peresapan lapangan. Peresapan lapangan dapat dibuat berbagai
8
macam bentuk yang tergantung dari tersedianya dana dan luas lahan (tanah) yang
tersedia. Jika lahan untuk peresapan cukup luas, peresapan lapangan dapat dibuat
2, 3 atau 4 lajur. Jika lahan sempit, cukup dibuat 1 lajur saja. Bahan pipa untuk
peresapan lapangan, dapat dibuat dari pipa PVC/UPVC, pipa beton atau pipa
tanah liat lokal/pabrik. Tetapi untuk pipa-pipa tersebut sebaiknya berbentuk
pervorasi (berlubang-lubang) yang berfungsi untuk menyebarkan aliran air
buangan kesegala arah. Jika tidak didapat pipa bentuk pervorasi, untuk pipa beton
maupun pipa tanah liat, maka penyambungan pipa tersebut tanpa spesi (adukan),
cukup ditutup dengan batu bata. Sedangkan untuk pipa PVC/UPVC dapat
dibuatkan lubang-lubang.
9
A
Pipa
Ventilasi
Batu
Pecah/
Kerikil/Klin
ker
Pasangan Bata
A Kedap Air/ Beton
Potongan A-
Bertulang
A
Penyaring Aliran (Trickling
Filter)
10
2.5. Cara Mengolah Limbah Rumah Tangga
1. Cara Sederhana
a) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
11
Pada penerapan sistem setempat ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi
antara lain:
12
Keunggulan dan keuntungan yang akan diperoleh dari teknologi
Membrane Bioreactor (MBR) ini antara lain adalah sebagai berikut :
(Kementrian Pekerjaan Umum, 2013).
a. Sistem membran mampu menghasilkan kualitas hasil olahan (Kadar BOD
dan COD) yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sistem
konvensional (Pengolahan Lumpur Aktif) maupun sistem gabungan (MBR
dan Pengolahan Lumpur Aktif).
b. Sistem membran memerlukan lahan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan sistem konvensional (Pengolahan Lumpur Aktif).
f. Kualitas efluen hasil pengolahan yang tinggi sehingga air hasil olahannya
dapat digunakan kembali (misal untuk boiler)
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-
bahan padat dan suspense. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya
berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang
mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian dan sayur, bagian-
bagian tinja, dan sebagainya
13
2. Karakteristik kimiawi
3. Karakteristik bakteriologis
14
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut diatas
diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga
air limba tersebut :
15
tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran
drainase khusus untuk air yang tidak tercemar. Sistem ini digunakan dengan
pertimbangan antara lain (Zevri A, 2010):
16
penduduk untuk suatu daerah pelayanan yang cukup luas. Setiap jaringan pipa
dilengkapi dengan lubang periksa manhole yang ditempatkan pada lokasi-loka si
tertentu. Apabila kedalaman pipa tersebut mencapai 7 meter, maka air buangan
harus dinaikkan dengan pompa dan selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke lokasi
pengolahan dengan mengandalkan kecepatan untuk membersihkan diri. (Zevri A,
2010).
Syarat yang harus dipenuhi untuk penerapan sistem penyaluran
konvensional:
17
13. Di pusat kota yang terdapat gedung-gedung bertingkat yang apabila tidak
dibangun jaringan saluran, akan diperlukan lahan untuk pembuangan dan
pengolahan sendiri.
14. Di pusat kota, dengan kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha dan umumnya
Penduduk menggunakan air tanah, serta lahan untuk pembuatan sistem
setempat sangat sulit dan permeabilitas tanah buruk.
18
perkampungan dengan kepadatan penduduk tinggi dimana sebagian besar
penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dan kamar mandi pribadi tanpa
pembuangan setempat yang memadai. Sistem ini melayani air buangan dari kamar
mandi, cucian, pipa servis, pipa lateral tanpa induk serta dilengkapi dengan
pengolahan mini.
19
5. Aliran yang terjadi dalam pipa tidak harus memenuhi kecepatan self cleansing
karena tidak harus membawa padatan.
6. Kecepatan maksimum 3m/det.
20
kuantitas air buangan dan air hujan yang tidak jauh berbeda serta memiliki
fluktuasi curah hujan yang relatif kecil dari tahun ke tahun.
Kelebihan sistem ini adalah hanya diperlukannya satu jaringan sistem
penyaluran air buangan sehingga dalam operasi dan pemeliharaannya akan lebih
ekonomis. Selain itu terjadi pengurangan konsentrasi pencemar air buangan
karena adanya pengenceran dari air hujan. Sedangkan kelemahannya adalah
diperlukannya perhitungan debit air hujan dan air buangan yang cermat. Selain itu
karena salurannya tertutup maka diperlukan ukuran riol yang berdiameter besar
serta luas lahan yang cukup luas untuk menempatkan instalasi pengolahan
buangan.
21
Air buangan dimasukkan ke saluran pipa induk untuk disalurkan ke lokasi
pembuangan akhir, sedangkan air hujan langsung dialirkan ke badan air penerima.
Pada musim kemarau air buangan akan masuk seluruhnya ke pipa induk dan tidak
akan mencemari badan air penerima.
Sistem kombinasi ini cocok diterapkan di daerah yang dilalui sungai yang
airnya tidak dimanfaatkan lagi oleh penduduk sekitar, dan di darah yang untuk
program jangka panjang direncanakan akan diterapkan saluran secara
konvensional, karena itu pada tahap awal dapat dibangun saluran pipa induk yang
untuk sementara dapat dimanfaatkan sebagai saluran air hujan.
Solusi yang dapat diambil dari masalah penumpukan limbah domestik pada
lingkungan yang padat adalah dengan mengolah sistem penyaluran limbah rumah
tangga secara on site treatment pada pemukian rumah warga dan juga pemerintah
dapat pembangunan MBR(Membrane Bioreactor) pada daerah dengan titik
dengan jumlah kepadatan penduduk tinggi.
Dengan metode on site treatment diharapkan seluruh air limbah rumah tangga
baik air limbah toilet maupun air limbah non toilet harus diolah dengan unit
pengolahan air limbah di tempat (on site treatment), selanjutnya air olahannya
dibuang ke saluran umum. Jika efisiensi pengolahan On site treatment rata-rata
90 %, maka hanya tinggal 10 % dari total beban polutan yang masih terbuang
22
keluar. Sistem pembuangan air limbah dengan sistem on site treatmet secara
sederhana ditunjukan sebagai berikut
Membangun MBR dapat di lakukan pada lahan yang lebih sedikit, dan
dengan teknologi MBR dapat mengolah sumber air limbah menjadi sumber air
bersih sehingga pembangunan pengolahan limbah air dapat merata ke seluruh
daerah.
Membrane Bioreactor (MBR) merupakan teknologi pengolahan limbah
yang mengkombinasikan proses biologis untuk mendegradasi limbah dan
proses membran untuk pemisahan biomassa. Secara prinsip, teknologi MBR
dimaksudkan untuk memisahkan ammonia dari limbah. Membran
menggantikan peran kolam sedimentasi untuk memisahkan padatan dan cairan
pada teknologi konvensional (lumpur aktif). Jika dibandingkan dengan sistem
konvesional IPAL kinerja pemisahan oleh MBR lebih baik karena pemisahan
tidak lagi dibatasi oleh kondisi hidrodinamik lumpur seperti waktu tinggal
lumpur (SRT, sludge retention time), waktu tinggal cairan (HRT, hydraulic
retention time) serta laju pembuangan lumpur. Membran dapat memisahkan
hampir seluruh bakteri coliform, padatan tersuspensi (suspended solid) dan
menghasilkan efluen dengan kualitas yang sangat baik. Hasil efluen yang
berupa air bersih, tentunya juga sekaligus dapat membantu mengatasi dari
23
kesulitan air bersih yang dihadapi di kota-kota besar. (Kementrian Pekerjaan
Umum, 2013)
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Limbah domestik adalah merupakan limbah yang dihasilkan dari
aktivitas rumah tangga yang dapat berupa limbah padat, dan limbah cair.
Pengolahan limbah rumah tangga tersebut dapat diolah secara sederhana
maupun dengan secara rumit mengunakan teknologi tinggi.
Masalah penumpukan limbah domestik berupa limbah rumah tangga
baik toilet dan non-toilet di lingkungan padat penduduk diharapkan dapat
diatasi dengan metode on site treatment dan BMR. Diharapkan dengan kedua
metode ini yang berjalan akan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan
akibat limbah domestik.
25
DAFTAR PUSTAKA
BPS DKI Jakarta, 2010. Jumlah Penduduk Jakarta Tahun 2010, tersedia dalam:
http://jakarta.bps.go.id,(diakses pada 2 januari 2014)
26