DISUSUN OLEH :
ARISTA
(P00313013003)
ETIOLOGI
Penyebab penyakit Dengue Hemorragic Fever (DHF) atau demam berdarah adalah
Virus Dengue, di indonesia virus tersebut sampai saat ini telah di isolsi menjadi 4 serotipe
virus Dengue yang termasuk dalam grup B dalam Arthropedi bone viruses (arbu viruses),
yaitu DEN-1,DEN -2,DEN-3, dan DEN-4.Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe
yang menjadi penyebab terbanyak.Di Thailand, di laporka bahwa serotipe DEN-2 adalah
dominan.sementara di Indnesia, yang terutama domian adalah DEN-3, tetapi akhhir-akhir ini
ada kecenderungan doinansi DEN-2. Infeksi oleh salah satu serotipe meninbulkan anti badi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipe lain.Virus dengue terutama di tularkan melalui vektor nyamuk aedes
aegypti.nyamuk aedes albopictus, aedes poly nesiensis, dan beberapa spesies lain kurang
berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh indonesia kecuali di ketinggian lebi
dari 1000 m di atas permukaan laut.
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi,hemodinamika,dan biokimia DHF
hingga kini belum di ketahi secara pasti. Sebagian besar sarjana masih menganut The
Secondary Heterologous Infection Hyphotesis ata The Sequential Infection Hyphotesis dari
Halsteel yang menyatakan bahwa DHF dapat terjadi bila seorang seteleh terinfeksi degue
untuk pertamakalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda
(Nursalam, 2005).
PATOFISIOLOGI
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstraseluler
Virus dengue masuk kedalam tubuh
Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,
di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa
Demam Berdarah Dengue
TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan masa inkubasi
antara 13-15 hari menurut WHO (1975) sebagai berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif, seperti perdarahan
pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis, Hematemesis,Hematuri, dan melena)
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun (tekanan
sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau kurang) disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita
gelisah timbul sianosis disekitar mulut.
Selain timbul demam, perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang
tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah:
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi
3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran tubuh dll.
4. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia (kurang atau
sama dengan 100.000 mm3) dan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih atau
sama dengan 20 %).
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan yang luas.
2. Mengalami shock atau renjatan.
3. Mengalami effuse pleura
4. Mengalami penurunan tingkat kesadaran.
PENCEGAHAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik
nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara PSN (pemberantasan sarang
nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang paling mudah, murah, ampuh, terbaik dan dapat
dilakukan oleh masyarakat dengan cara sebagai berikut :
Membersihkan atau menguras tempat penyimpanan air seperti : bak mandi, drum, vas
bunga, tempat minum burung, perangkat semut, dan lain-lain sekurang-kurangnya satu
minggu sekali.
Tutuplah tempat penampungan air dengan rapat, agar supaya nyamuk tidak dapat
masuk dan berkembang biak di tempat itu.
Kuburlah atau buang pada tempatnya barang-barang bekas seperti : kaleng bekas, ban
bekas, botol-botol pecah dan barang yang lainnya yang dapat menampung air hujan
agar tidakmenjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Tutuplah lubang-lubang pada pagar yang terbuat dari bambu dengan tanah atau adukan
semen.
Lipatlah kain atau pakaian yang bergelantungan dalam kamar agar nyamuk tidak
hinggap di situ.
Untuk tempat-tempat yang tidak mungkin atau sulit untuk dibersihkan dan dikuras,
taburkanlah bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut yang fungsinya untuk
membunuh jentik-jentik nyamuk.
Penyemprotan menggunakan zat kimia.
Penatalaksanaan diet pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
Tujuan Diet:
Memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak serta mencegah komplikasi pendarahan.
Prinsip Diet:
Pemberian diet pada kasus demam berdarah dengue ini dilakukan secara
bertahap kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan penderita. Diet Tahap I
diberikan setelah fase akut teratasu dan dipastikan tidak ada pendarahan
gastrointestinal. Penderita diberikan makanan saring setiap tiga jam dan tetap diberikan
makanan parenteral untuk memenuhi kebutuhan cairan dan energi. Diet Tahap II
diberikan setelah suhu badan stabil. Makanan diberikan dengan porsi kecil dan
konsistensi lunak. Diet tahap III diberikan setelah suhu badan stabil dan hepato-
slenomegalia telah hilang. Konsistensi makanan yang diberikan lunak atau biasa
tergantung toleransi pasien, tetapi kansungan serat tetap terbatas.
Syarat Diet:
- Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan bentuk makanan disesuaikan
kemampuan penderita
- Energy dan protein tinggi / cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Faktor stress tergantung ada tidaknya komplikasi 1,4-1,6. Rasio kalori berbanding
nitrogen adalah 150:1.
- Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
- Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan secara
bertahap.
- Cukup cairan/tinggi dan vitamin, terutama vitamin C untuk meningkatkan faktor
pembekuan.
- Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)
- Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun suplemen.
- Bila terlihat tanda-tanda pendarahn saluran pencernaan penderita dipuasakan.
Bahan Makanan yang Dianjurkan:
- Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun, misoa
direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang; biskuit.
- Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau dikukus;
ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu dalam bentuk
lowfat.
- Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan;
susu kedelai.
- Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam, labu
kuning, dan labu air; tomat direbus atau ditumis.
- Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup dengan
menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel; buah-buahan dalam
kaleng.
- Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer.
- Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula,
garam, salam, lengkuas.
- Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu.
Bahan makanan yang dibatasi/dihindari
- Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel, jagung,
bulgur.
- Daging, ikan, ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan berupa
dendeng; digoreng.
- Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo,
- Sayuran mentah; sayuran banyak serat dan gas.
- Buah-buahan yang banyak serat dan menimbulkan gas; buah kering.
- Lemak hewan dan santan kental
- Cabe, merica, dan bumbu-bumbu lain yang merangsang
- Minuman yang mengandung alkohol, soda, dan es krim.
Makanan Khusus:
- Meminum jus jambu biji merah
- Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam
darah si penderita.
BAB III
DATA- DATA PASIEN
A. Identitas pasien
Nama : An. R No RM : 289139
Umur : 14 tahun Ruang : Nusa Indah
Sex : Laki-laki Tgl masuk : 14/05/2017
Pekerjaan :- Tgl kasus : 15/05/2017
Pendidikan : SMP Alamat : Kel. Sekarpuno kec.Pakis
Agama : Islam Diagnosa medis: Dengue Fever
B. Rencana intervensi
a. Rencana intervensi
- Intervensi diet
1) Terapi diet
Jenis diet : Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein (TKTP)
Prinsip Diet : Energi cukup, Protein cukup, lemak cukup, KH, vitamin
mineral cukup, cairan cukup dan mudah dicerna.
Bentuk makanan : TIM
Cara pemberian : Oral
2) Tujuan diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien.
- Memperbaiki pola makan pasien.
- Menormalkan kadar trombosit.
- Menurunkan berat badan hingga mencapai status gizi normal.
3) Syarat diet
a. Energi cukup yaitu 1773 Kkal/hari.
b. Protein cukup 15% dari kebutuhan energi total yaitu 66 gr/hari.
c. Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 49 gr/hari.
d. Karbohidrat cukup 60% sisa dari kebutuhan energi total yaitu 265 gr/hari.
e. Cairan cukup sekitar 2 2,7 liter/hari.
f. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal.
g. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
4) Perhitungan kebutuhan gizi
BBI = (158-100) + (158-100) 10%
= 58 + 5.8
= 52,2 kg
Energi :
BEE = 66 + (13.5xBBI) + (5xTB) (6.8xU)
= 66 + (13.5x52.2) + (5x158) (6.8x14)
= 66 + 704,7 + 790 + 95.2
= 1465.5 kal
TEE = BEE x FA x FS
= 1465.5 x 1.1 x 1.1
= 1773 Kkal/hari
15% x 1773 kal
Protein = = 66 gr/hari
4
25 % x 1773 kal
Lemak = = 49 gr/hari
9
60 % x 1773 kal
KH : = 265 gr/hari
4
B. BIOKIMIA
Pemeriksaan Nilai normal/ 14/5/2017 16/5/2017 18/5/2017 Keterangan
satuan
Hemoglobin 14,4-17,5 g/dl 14,2 13,7 12,8 Menurun
Leukosit 4-10 ribu/cmm 4.970 3850 8800 Naik
Trombosit 150-450 ribu 147.000 124.000 153.000 Naik
PCV 40-50 % 41.0 39,6 37.7 Menurun
C. FISIK KLINIS
Pemeriksaan 15/05/2017 16/05/2017 17/05/2017 18/05/2017
Pemeriksaan Lemah Demam, Baik Baik
fisik mual
Klinis : 1. Nadi 188 - - -
2. suhu 36,8 38 37,6 36
3. Tekanan 100/60 90/60 - 100/80
darah
Asupan Energi
2000
Energi (kkal)
1500
1000
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 1773 1773 1773
Asupan 1480.9 1537.9 1524.4
Asupan Protein
Protein (gr)
75
70
65
60
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 66 66 66
Asupan 70 70.8 67.9
Asupan Lemak
Lemak (gr)
60
50
40
30
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 49 49 49
Asupan 50.3 43.4 46.4
4. Tingkat konsumsi KH
Asupan KH
KH (gr)
280
260
240
220
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 265 265 265
Asupan 245.2 254.7 264.3
Asupan Cairan
Cairan (ml)
5000
0
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 2696 2696 2696
Asupan 3500 4000 4000
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Assesment
An. Rizky adalah seorang anak yang tinggal di kelurahan Sekarpuno kecamatan
Pakis bersama kedua orang tua dan saudaranya. An R saat ini berumur 14 tahun, dan
beragama islam. Pada tanggal 14 Mei 2017, An R masuk rumah sakit dengan keluhan
demam kemudian setelah masuk masih demam dan terasa mual.
Riwayat pola makan An A lebih karena An R sering mengkonsumsi makanan siap
saji dan ngemil di malam hari. Jumlah anggota keluarga pasien adalah 4 orang, suku
Jawa dengan jumlah jam tidur lebih dari 8 jam/hari.
B. Intervensi Gizi
Intervensi gizi dilakukan selama 3 hari mulai dari 15 Mei 2017 sampai 17 Mei 2017.
Jenis diit yang diberikan adalah diit TKTP, bentuk makanan lunak atau tim dengan cara
pemberian oral. Sebelum intervensi, pasien mendapatkan diit TKTP dari rumah sakit
dengan bentuk makanan biasa tetapi pasien menolak atau tidak ingin mengkonsumsi
makanan tersebut karena ada rasa mual dan menurun nafsu makan. Kemudian
dilakukan intervensi dengan jenis diit TKTP, dan bentuk makanan lunak atau tim AN. R
pun ingin konsumsi makanan tersebut hingga habis atau tidak tersisa.
Tujuan memberikan diit tersebut adalah Memenuhi kebutuhan energi dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh,
menormalkan kadar Trombosit dan menurunkan berat badan hingga mencapai berat
badan normal.
Syarat dan prinsip diet adalah energi dengan kebutuhan sesuai perhitungan energi
(1773 Kkal), protein (66 gr), lemak (49 gr) dan karbohidrat sisa dari energi total
dikurangi dengan protein dan lemak (265 gr). Serta memberikan konseling gizi kepada
keluarga pasien tentang diit yang sedang dijalankan oleh pasien, dengan cara :
- Menginformasikan status gizi dan asupan zat gizi pasien (E, P, L, KH).
- Menjelaskan tujuan dan dan prinsip diet TKTP
- Menyampaikan informasi mengenai makanan yang di anjurkan dan yang tidak di
anjurkan untuk di konsumsi serta cara pengolahan yang tepat
- Memperbaiki kebiasaan pola makan pasien.
- Memotifasi keluarga pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
C. Monitoring dan Evaluasi
1. Antropometri
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada saat awal
kasus berdasarkan IMT/U adalah gizi lebih, dan pada hari terakhir studi kasus juga
dilakukan pengukuran kembali dan hasilnya masih gizi lebih.
Monitoring dan evaluasi data antropometri bertujuan untuk menilai dan memantau
status gizi pasien. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada
saat awal kasus dan akhir kasus berdasarkan berat badan terjadi penurunan 5 ons
namun status gizi masih dalam kategori gizi lebih.
2. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 14 Mei 2017 menunjukkan
Hemoglobin dan trombosit rendah. Pada tanggal 16 Mei 2017 menunjukkan
hemoglobin, lekusit, trombosit dan PCV menurun. Kemudian pemeriksaan
selanjutnya pada tanggal 18 Mei 2017 hemoglobin menurun, lekosit dan trombosit
normal sedangkan PCV menurun. Pemeriksaan laboratorium pasien Tn. Rizky
menunjukkan adanya perubahan pada leukosit dan trombosit menjadi normal
namun pemeriksaan hemoglobin dan PCV semakin menurun.
3. Fisik Klinis
Berdasarkan pemeriksaan fisik, keadaan pasien awal kasus demam namun di
akhir kasus keadaan pasien semakin membaik. Pemeriksaan klinis pada awal kasus
14/05/2017 pemeriksaan tekanan darah, respirasi dan nadi normal, suhu tinggi. Lalu
pada 16/05/2017 tekanan darah menurun dan suhu meningkat. Kemudian pada
17/05/2017 suhu semakin naik. pada pemeriksaan 18/05/2017 suhunya normal dan
keadaan pasien membaik.
4. Asupan
a. Asupan satu hari sebelum kasus
Asupan makan 1 hari sebelum kasus berdasarkan recall 24 jam yaitu
semua asupan tergolong deficit.
b. Asupan rata-rata di RS
Pemantauan makan terhadap konsumsi makanan pasien dilakukan dengan
tujuan untuk menilai asupan zat gizi yang dikonsumsi pasien dan seberapa besar
daya terima pasien terhadap diet yang di berikan. Pemantauan asupan makan
dilakukan selama 3 hari yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap asupan
makannya. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah
asupan makan pasien yang kemudian dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi
sesuai hasil perhitungan. Didapatkan hasil asupan rata-rata energi sebesar 85%,
protein 105%, lemak 95% dan karbohidrat 96%. Berdasarkan hasil pemantauan 3
hari terhadap konsumsi makan pasien, rata-rata asupan zat gizi pasien energi
sedang, protein, lemak dan karbohidrat cukup.
Pemantauan makan terhadap konsumsi makanan pasien dilakukan dengan
tujuan untuk menilai asupan zat gizi yang dikonsumsi pasien dan seberapa besar daya
terima pasien terhadap diet yang di berikan. Pemantauan asupan makan dilakukan
selama 3 hari yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap asupan makannya. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah asupan makan pasien yang
kemudian dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi sesuai hasil perhitungan.
Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien,
rata-rata asupan zat gizi pasien energi sedang, protein baik, lemak baik, dan
karbohidrat baik.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. An. R masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Menurut rekam medik An. R
didiagnosa Dengue Fever.
2. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri diperoleh data pengukuran BB 79,8
kg. Status gizi berdasarkan IMT/U termasuk dalam kategori status gizi lebih.
3. Berdasarkan diagnosa yang telah ditentukan terapi diet yang anjurkan yaitu
Jenis diet : TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
Bentuk makanan : Lunak atau tim
Cara pemberian : Oral
4. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada saat awal
kasus dan akhir kasus yaitu status gizi lebih.
5. Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien adalah
asupan energi sedang, protein, lemak dan KH cukup.
B. Saran
Dengan adanya Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit Tentara
Tk. II Dr. Soeproen Malang diharapkan untuk tetap mempertahankan pelayanan gizi
yang ada serta memantau perkembangan status gizi pasien dengan cara memberikan
informasi mengenai kebutuhan gizi pasien dan memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Snack
Siang
Sore
Pagi
Jumlah
Kebutuhan
% kebutuhan
Snack
Siang
Sore
Pagi
Jumlah
Kebutuhan
% kebutuhan