Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN TERAPI DIIT PADA PASIEN DENGUE


HAEMORHAGIC FEVER
DI RUANGAN NUSA INDAH KAMAR 5
RUMAH SAKIT TENTARA TK. II Dr. SOEPRAON MALANG

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK

DISUSUN OLEH :

ARISTA
(P00313013003)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
PRODI D IV
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
demam berdarah.Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit
(terutama sering dijumpai) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama
demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik
merah pada kulit, mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB
berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya
adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,
tergantung dari serotipe virus Dengue. Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan
pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia.
Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-
akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan
adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya.
DHF dapat menyerang mulai dari anak-anak, dewasa, orang tua, tetapi anak-anak
merupakan yang paling rentan terhadap serangan DHF (Dengue Haemorragik Fever). Kasus
kematian akibat DHF (Dengue Haemorragik Fever) sering terjadi pada anak-anak, hal ini di
sebabkan selain karena kondisi daya tahan anak-anak tidak sebagus dewasa, juga karena
sistem imun anak-anak belum sempurna. Penyakit DHF (Dengue Haemorragik Fever) jika
tidak mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami perdarahan yang hebat, syok
dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, semua kasus DHF (Dengue Haemorragik
Fever) sesuai dengan kriteria WHO harus mendapat perawtan di tempat pelayanan
kesehatan/rumah sakit.
Pemberian diet pada kasus demam berdarah dengue ini dilakukan secara bertahap
kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan penderita. Diet Tahap I diberikan setelah
fase akut teratasu dan dipastikan tidak ada pendarahan gastrointestinal. Penderita diberikan
makanan saring setiap tiga jam dan tetap diberikan makanan parenteral untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan energi. Diet Tahap II diberikan setelah suhu badan stabil. Makanan
diberikan dengan porsi kecil dan konsistensi lunak. Diet tahap III diberikan setelah suhu
badan stabil dan hepato-slenomegalia telah hilang. Konsistensi makanan yang diberikan
lunak atau biasa tergantung toleransi pasien, tetapi kansungan serat tetap terbatas.
Pada beberapa manajemen trombositopeni banyak sekali yang menganjurkan di
masyarakat dengan peningkatan nutrisi yang adekuat dengan memberikan diet TKTP dan
penambahan cairan dan elektrolit yang baik dengan rasional bahwa nutrisi yang baik akan
meningkatan pertahanan tubuh dalam melawan ketidakseimbangan metabolisme darah
dalam hal ini hemopoesis dan pembentukan sel megakarosit sehingga pembentukan
trombosit dapat cepat terjadi dengan hasil yang benar-benar maturasi. Salah satu
pemberiannya ada yang menganjurkan dengan jus jambu, fermentasi beras dan juga
pemberian jus kurma. Khasiat buah kurma antara lain untuk mempercepat pemulihan
kondisi saat sakit DBD. (Giyatno, 2013)
DBD merupakan penyakit infeksi akut yang disertai peningkatan suhu tubuh oleh
karena itu penderita membutuhkan tambahan energi, protein, air dan elektrolit. Sebaliknya
nafsu makan anak sangat berkurang hingga makanan yang biasa mereka makan ditolaknya.
Penyakit tersebut tidak berlangsung lama, maka tidak perlu memaksa anak untuk
menghabiskan jumlah makanan yang ditentukan atas dasar kebutuhannya. Makanan harus
diberikan seringkali dalam jumalh yang sedikit tiap kalinya, akan tetapi jumlah air harus
dipenuhi. Formula dapat diencerkan pada hari-hari pertama atau anak dapat diberikan air
buah seperti jus jeruk dan sebagainya. Dalam keadaan rekonvalesensi anak mulai mau
makan dan makanan yang biasa harus diberikan secepat-cepatnya (Solihi Pudjiadi, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF) di RST Dr. Soepraoen Malang
yang meliputi pengkajian gizi pasien, Diagnosa gizi, Intervensi gizi, Monitoring dan
evaluasi gizi.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
Melaksanakan Manajemen Asuhan Gizi Klinik kepada pasien anak di ruang rawat
inap Rumah Sakit Tentara Dr. Soepraoen dengan penyakit DHF.
a. Melaksanakan pengkajian gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF) di
RST Dr. Soepraoen Malang
b. Menentukan diagnosa gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF) di RST
Dr. Soepraoen Malang
c. Menyusun intervensi dan melakukan intervensi gizi pada pasien Dengue
Haemorhagic Fever (DHF) di RST Dr. Soepraoen Malang
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien Dengue Haemorhagic
Fever (DHF) di RST Dr. Soepraoen Malang
e. Memberikan edukasi gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF) di RST
Dr. Soepraoen Malang
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan perbaikan pelayanan gizi serta adanya pemantauan
intensif khususnya yang berhubungan dengan gizi pasien Dengue Haemorhagic
Fever (DHF).
2. Bagi Mahasiswa
Melatih diri dalam melakukan skrining gizi pasien, melakukan perencanaan
dan mengimplementasikan rencana asuhan gizi dan menentukan diagnosa gizi
serta memperluas wawasan tentang ilmu gizi klinik.
3. Bagi pasien dan Keluarga
Sebagai sarana untuk membantu pasien dan keluarga merubah gaya
hidupnya serta menerapkan diet yang telah diberikan sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan pasien.
D. Kegiatan
1. Pengkajian data gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF) di RST Dr.
Soepraoen Malang
2. Diagnosis Gizi (Anamnese gizi) pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
3. Intervensi gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
4. Monitoring dan evaluasi gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
5. Edukasi gizi pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Asuhan Gizi direncanakan akan berlangsung selama 3 hari pada
tanggal 15 Mei 2017 s.d. 17 Mei 2017.
F. Lokasi
Lokasi praktek di Rumah Sakit Tentara Tk. II Dr. Soepraon Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Dengue Haemoragic Fever ( DHF ) merupakan suatu infeksi akut yg disebabkan
oleh adanya arbovirus (arthropodbom virus) & ditularkan melalui gigitan dari nyamuk Aedes
(Aedes albopictus & Aedes aegypti) (ngastiyah, 2005). DHF (Dengue Haemoragic Fever)
Suatu penyakit infeksi yg umumnya disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
yaitu demam, nyeri otot & juga adanya nyeri sendi yang disertai dengan adanya lekopenia,
ruam, trombositopenia, limfadenopati, & diastesis haemoragic (Suhendro, dkk, 2007).
Demam berdarah dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang umumnya di
sebabkan oleh 4 type serotipe virus dengue & ditandai dengan adanya 4 gejala klinis utama
yakni demam yg tinggi, manifestasi sebuah perdarahan, hepatomegali, dan beberapa tanda
kegagalan sirkulasi hingga timbulnya sebuah renjatan ( sindrom renjatan dengue) sebagai
akibat dari adanya suatu kebocoran plasma yg dapat menyebabkan sebuah kematian.(Abdul
Rohim,dkk,2002)

ETIOLOGI
Penyebab penyakit Dengue Hemorragic Fever (DHF) atau demam berdarah adalah
Virus Dengue, di indonesia virus tersebut sampai saat ini telah di isolsi menjadi 4 serotipe
virus Dengue yang termasuk dalam grup B dalam Arthropedi bone viruses (arbu viruses),
yaitu DEN-1,DEN -2,DEN-3, dan DEN-4.Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe
yang menjadi penyebab terbanyak.Di Thailand, di laporka bahwa serotipe DEN-2 adalah
dominan.sementara di Indnesia, yang terutama domian adalah DEN-3, tetapi akhhir-akhir ini
ada kecenderungan doinansi DEN-2. Infeksi oleh salah satu serotipe meninbulkan anti badi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipe lain.Virus dengue terutama di tularkan melalui vektor nyamuk aedes
aegypti.nyamuk aedes albopictus, aedes poly nesiensis, dan beberapa spesies lain kurang
berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh indonesia kecuali di ketinggian lebi
dari 1000 m di atas permukaan laut.
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi,hemodinamika,dan biokimia DHF
hingga kini belum di ketahi secara pasti. Sebagian besar sarjana masih menganut The
Secondary Heterologous Infection Hyphotesis ata The Sequential Infection Hyphotesis dari
Halsteel yang menyatakan bahwa DHF dapat terjadi bila seorang seteleh terinfeksi degue
untuk pertamakalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda
(Nursalam, 2005).
PATOFISIOLOGI
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma keruang ekstraseluler

Virus dengue masuk kedalam tubuh

Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan,
di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa

Demam Berdarah Dengue
TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan masa inkubasi
antara 13-15 hari menurut WHO (1975) sebagai berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif, seperti perdarahan
pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis, Hematemesis,Hematuri, dan melena)
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun (tekanan
sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau kurang) disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita
gelisah timbul sianosis disekitar mulut.
Selain timbul demam, perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang
tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah:
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi
3. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran tubuh dll.
4. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia (kurang atau
sama dengan 100.000 mm3) dan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih atau
sama dengan 20 %).
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan yang luas.
2. Mengalami shock atau renjatan.
3. Mengalami effuse pleura
4. Mengalami penurunan tingkat kesadaran.
PENCEGAHAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik
nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara PSN (pemberantasan sarang
nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang paling mudah, murah, ampuh, terbaik dan dapat
dilakukan oleh masyarakat dengan cara sebagai berikut :
Membersihkan atau menguras tempat penyimpanan air seperti : bak mandi, drum, vas
bunga, tempat minum burung, perangkat semut, dan lain-lain sekurang-kurangnya satu
minggu sekali.
Tutuplah tempat penampungan air dengan rapat, agar supaya nyamuk tidak dapat
masuk dan berkembang biak di tempat itu.
Kuburlah atau buang pada tempatnya barang-barang bekas seperti : kaleng bekas, ban
bekas, botol-botol pecah dan barang yang lainnya yang dapat menampung air hujan
agar tidakmenjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Tutuplah lubang-lubang pada pagar yang terbuat dari bambu dengan tanah atau adukan
semen.
Lipatlah kain atau pakaian yang bergelantungan dalam kamar agar nyamuk tidak
hinggap di situ.
Untuk tempat-tempat yang tidak mungkin atau sulit untuk dibersihkan dan dikuras,
taburkanlah bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut yang fungsinya untuk
membunuh jentik-jentik nyamuk.
Penyemprotan menggunakan zat kimia.
Penatalaksanaan diet pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)
Tujuan Diet:
Memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak serta mencegah komplikasi pendarahan.
Prinsip Diet:
Pemberian diet pada kasus demam berdarah dengue ini dilakukan secara
bertahap kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan penderita. Diet Tahap I
diberikan setelah fase akut teratasu dan dipastikan tidak ada pendarahan
gastrointestinal. Penderita diberikan makanan saring setiap tiga jam dan tetap diberikan
makanan parenteral untuk memenuhi kebutuhan cairan dan energi. Diet Tahap II
diberikan setelah suhu badan stabil. Makanan diberikan dengan porsi kecil dan
konsistensi lunak. Diet tahap III diberikan setelah suhu badan stabil dan hepato-
slenomegalia telah hilang. Konsistensi makanan yang diberikan lunak atau biasa
tergantung toleransi pasien, tetapi kansungan serat tetap terbatas.
Syarat Diet:
- Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan bentuk makanan disesuaikan
kemampuan penderita
- Energy dan protein tinggi / cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Faktor stress tergantung ada tidaknya komplikasi 1,4-1,6. Rasio kalori berbanding
nitrogen adalah 150:1.
- Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
- Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan secara
bertahap.
- Cukup cairan/tinggi dan vitamin, terutama vitamin C untuk meningkatkan faktor
pembekuan.
- Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)
- Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun suplemen.
- Bila terlihat tanda-tanda pendarahn saluran pencernaan penderita dipuasakan.
Bahan Makanan yang Dianjurkan:
- Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun, misoa
direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang; biskuit.
- Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau dikukus;
ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu dalam bentuk
lowfat.
- Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan;
susu kedelai.
- Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam, labu
kuning, dan labu air; tomat direbus atau ditumis.
- Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup dengan
menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel; buah-buahan dalam
kaleng.
- Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer.
- Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula,
garam, salam, lengkuas.
- Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu.
Bahan makanan yang dibatasi/dihindari
- Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel, jagung,
bulgur.
- Daging, ikan, ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan berupa
dendeng; digoreng.
- Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo,
- Sayuran mentah; sayuran banyak serat dan gas.
- Buah-buahan yang banyak serat dan menimbulkan gas; buah kering.
- Lemak hewan dan santan kental
- Cabe, merica, dan bumbu-bumbu lain yang merangsang
- Minuman yang mengandung alkohol, soda, dan es krim.
Makanan Khusus:
- Meminum jus jambu biji merah
- Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam
darah si penderita.
BAB III
DATA- DATA PASIEN
A. Identitas pasien
Nama : An. R No RM : 289139
Umur : 14 tahun Ruang : Nusa Indah
Sex : Laki-laki Tgl masuk : 14/05/2017
Pekerjaan :- Tgl kasus : 15/05/2017
Pendidikan : SMP Alamat : Kel. Sekarpuno kec.Pakis
Agama : Islam Diagnosa medis: Dengue Fever

B. Data data subyektif


Keluhan utama terkait Demam
penyakit dengan gizi
Riwayat penyakit dahulu -
terkait gizi
Kondisi penyakit Demam tinggi sejak 4 hari yang lalu, demam hilang
sekarang terkait gizi timbul pusing.
Riwayat penyakit -
keluarga
Riwayat gizi sebelum Makan utama 3-4x sehari.
masuk rumah sakit Nasi : 3x sehari @ 2 centong
(dahulu) Ayam goreng : 3x sehari @ 1 ptg
Tahu dan tempe : 3x sehari @2 ptg
Telur : 3x sehari @ 1 butir
Sayuran : 2x sehari @ 1 mangkok
Gorengan : 4 ptg/hari
Snack :
Coklat : 3x/minggu
Macaroni : 2 bks/hari
Air putih : 10 gelas/hari
Riwayat gizi sekarang DietTKTP
Alergi tidak ada
Riwayat penggunaan Asering 200 cc/24 jam
obat Ranit 3 x 1
Ondane 3 x 1
Antrain 500 mg
Ekstrak Dexa 2 amp
Drip Cernevit 1 amp/hr
Kondisi sosial ekonomi Penghasilan : Rp. 6.000.000
Jumlah anggota keluarga : 4 orang
Suku : Jawa
C. Data data obyektif
1. Data riwayat makan hasil recall 24 jam dan asupan Cairan
Energi (kcal) Protein ( g) Lemak (g) KH (g) cairan
Asupan per oral 1243,5 46,5 35,9 207,3 2500
Kebutuhan 1773 66 49 265 2696
% asupan 70% 70% 78% 78% 92%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada awal kasus, diketahui
bahwa asupan pasien dipenuhi dengan pemberian melalui oral. Seluruh asupan
makan pasien termsuk defisit.
2. Data antropometri
Tinggi lutut = 47 cm
BB = 79,8 kg
Umur = 14 tahun
Estimasi TB = 64,19 (2.02xtinggi lutut) (0,04xu)
= 64,19 (2,02x47) (0,04x14)
= 64,19 + 94.94 0.56
= 158 kg
79,8
IMT/U = 2 = 2.49 = 32 kg/2 (Obesitas)

Berdasarkan hasil pengukuran antropometri diperoleh data BB 79,8 kg dan


TB 158 cm. Status gizi pasien berdasarkan indeks IMT/U termasuk dalam kategori
status gizi lebih atau obesitas.
3. Data pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan Nilai normal/ Awal kasus Keterangan
satuan
Hemoglobin 10-16 g/dl 14,2 Normal
Leukosit 4-10 ribu/cmm 4.970 Normal
Trombosit 150-450 ribu 147.000 Rendah
PCV 40-50 % 41.0 Normal
Sumber : buku rekam medik pasien.
4. Data pemeriksaan fisik dan klinis
1. Pemeriksaan fisik : Lemah, CM
2. Pemeriksaan klinis :
Pemeriksaan Kasus Nilai normal Keterangan
Tekanan darah 110/70 80 - 100/60 mmHg Tinggi
Respirasi 23 20 30 x/mnt Normal
Nadi 88 80 90 x/mnt Normal
Suhu 36,8 36 - 37,5 C Normal
BAB IV
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUPAN GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
Identifikasi masalah :
- Diagnosa medis : Dekompensasi Cordis
- Status gizi : Normal
- Biokimia : Hb rendah, Leukosit tinggi, PCV tinggi, Ureum tinggi, Kreatinin tinggi.
- Fisik klinis : Lemah dan tekanan darah tinggi
- Asupan makan : rendahnya asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat.
- Asupan Cairan Rendah
Diagnosis Gizi :
P E S
NI. -2.1 kekurangan Asupan makanan rendah dan Hasil recall E =70%, P=70%,
intake makaan dan adanya rasa mual L=78% dan KH=78%.
minuman oral Asupan air minum 10 glas
NC. -3.3 Berat badan Pola makan yang salah Hasil perhitungan IMT 32
lebih kg/2
NB. -1.5 Pola makan Suka mengkonsumsi Pola makan dahulu suka
yang salah makanan tinggi tinggi lemak konsumsi fast food,
makanan siap saji, dan
gorengan.

B. Rencana intervensi
a. Rencana intervensi
- Intervensi diet
1) Terapi diet
Jenis diet : Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein (TKTP)
Prinsip Diet : Energi cukup, Protein cukup, lemak cukup, KH, vitamin
mineral cukup, cairan cukup dan mudah dicerna.
Bentuk makanan : TIM
Cara pemberian : Oral
2) Tujuan diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien.
- Memperbaiki pola makan pasien.
- Menormalkan kadar trombosit.
- Menurunkan berat badan hingga mencapai status gizi normal.
3) Syarat diet
a. Energi cukup yaitu 1773 Kkal/hari.
b. Protein cukup 15% dari kebutuhan energi total yaitu 66 gr/hari.
c. Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 49 gr/hari.
d. Karbohidrat cukup 60% sisa dari kebutuhan energi total yaitu 265 gr/hari.
e. Cairan cukup sekitar 2 2,7 liter/hari.
f. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal.
g. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
4) Perhitungan kebutuhan gizi
BBI = (158-100) + (158-100) 10%
= 58 + 5.8
= 52,2 kg
Energi :
BEE = 66 + (13.5xBBI) + (5xTB) (6.8xU)
= 66 + (13.5x52.2) + (5x158) (6.8x14)
= 66 + 704,7 + 790 + 95.2
= 1465.5 kal
TEE = BEE x FA x FS
= 1465.5 x 1.1 x 1.1
= 1773 Kkal/hari
15% x 1773 kal
Protein = = 66 gr/hari
4
25 % x 1773 kal
Lemak = = 49 gr/hari
9
60 % x 1773 kal
KH : = 265 gr/hari
4

Kebuuhan cairan = 1500 ml + (20 ml x 59,8 kg)


= 1500 + 1196
= 2696 ml/24 jam.
- Intervensi konseling/edukasi gizi
Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruang rawat inap pasien
Media : Leaflet TKTP dan daftar bahan makanan penukar
Waktu : Sebelum pasien pulang (akhir kasus)
Tujuan :
1) Memberikan informasi mengenai syarat dan prinsip diet TKTP sesuai
kebutuhan pasien.
2) Memberikan informasi mengenai bahan makanan yang di anjurkan dan yang
tidak di anjurkan untuk di konsumsi.
3) Mencapai perubahan perilaku sehat dalam pemilihan makanan sesuai diet
yang di anjurkan.
Konseling Gizi :
1) Menginformasikan status gizi dan asupan zat gizi pasien (E,P,L,KH).
2) Menjelaskan tujuan dan dan prinsip diet TKTP
3) Menyampaikan informasi mengenai makanan yang di anjurkan dan yang tidak
di anjurkan untuk di konsumsi serta cara pengolahan yang tepat
4) Memotifasi keluarga pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
b. Implementasi Asuhan Gizi
- Intervensi diet
1) Kajian terapi diet Rumah sakit
Jenis diet/ bentuk makanan/ cara pemberian : Diet TKTP/ TIM/ oral
Energi Protein Lemak KH Cairan
(kcal) (g) (g) (g) (ml/24 jam)
Hari ke 1 1480,9 70 50,3 245,2 3500
Kebutuhan 1773 66 49 265 2696
% asupan 83% 106% 102% 92% 129%
Hari ke 2 1537,9 70,8 43,4 254,7 4000
Kebutuhan 1773 66 49 265 2696
% asupan 86% 107% 88% 96% 148%
Hari ke 3 1524,4 67,9 46,4 264,3 4000
Kebutuhan 1773 66 49 265 2696
% asupan 85% 102% 95% 99% 148%
Kategori pemenuhan asupan berdasarkan kategori kecukupan gizi (Depkes 1999) :
1. < 60 % = Defisit 4. 80-120% = Baik
2. 60-69% = Kurang 5. > 120% = Lebih.
3. 70-79% = Sedang
- Intervensi konseling/edukasi gizi
1) Menginformasikan perubahan status gizi pasien dan kecukupan asupan zat
gizi pasien (E,P,L,KH).
2) Informasi mengenai tujuan dan dan prinsip diet TKTP sudah dipahami
3) Informasi mengenai makanan yang di anjurkan dan yang tidak di anjurkan
untuk di konsumsi serta cara pengolahan yang tepat sudah dipahami
4) Motifasi kepada keluarga pasien untuk meningkatkan asupan makanan belum
terlaksana karena pasien masih kekurangan nafsu makan dan terasa mual.
BAB V
HASIL MONITORING DAN EVALUASI
A. ANTROPOMETRI
Tanggal BB Status Gizi
15/05/2017 79,8 lebih
18/05/2017 79,3 lebih

B. BIOKIMIA
Pemeriksaan Nilai normal/ 14/5/2017 16/5/2017 18/5/2017 Keterangan
satuan
Hemoglobin 14,4-17,5 g/dl 14,2 13,7 12,8 Menurun
Leukosit 4-10 ribu/cmm 4.970 3850 8800 Naik
Trombosit 150-450 ribu 147.000 124.000 153.000 Naik
PCV 40-50 % 41.0 39,6 37.7 Menurun

C. FISIK KLINIS
Pemeriksaan 15/05/2017 16/05/2017 17/05/2017 18/05/2017
Pemeriksaan Lemah Demam, Baik Baik
fisik mual
Klinis : 1. Nadi 188 - - -
2. suhu 36,8 38 37,6 36
3. Tekanan 100/60 90/60 - 100/80
darah

D. Tingkat Asupan Makan


Tanggal Energi Protein Lemak (g) KH (g) Cairan
(kcal) (g) (ml)
15-05-2017 1480,9 70 50,3 245,2 3500
16-05-2017 1537,9 70,8 43,4 254,7 4000
17-05-2017 1524,4 67,9 46,4 264,3 4000
Total asupan 4543,2 208,7 140,1 764,2 11500
Rata-rata 1514,4 69,5 46,7 254,7 3833
Kebutuhan 1773 66 49 265 2696
% Asupan 3 hr 85% 105% 95% 96% 142%
Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Lebih
1. Tingkat Konsumsi energi

Asupan Energi
2000

Energi (kkal)
1500
1000
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 1773 1773 1773
Asupan 1480.9 1537.9 1524.4

2. Tingkat konsumsi protein

Asupan Protein
Protein (gr)

75
70
65
60
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 66 66 66
Asupan 70 70.8 67.9

3. Tingkat konsumsi lemak

Asupan Lemak
Lemak (gr)

60
50
40
30
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 49 49 49
Asupan 50.3 43.4 46.4
4. Tingkat konsumsi KH

Asupan KH

KH (gr)
280
260
240
220
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 265 265 265
Asupan 245.2 254.7 264.3

5. Tingkat konsumsi cairan

Asupan Cairan
Cairan (ml)

5000

0
15-May-17 16-May-17 17-May-17
15-May-17 16-May-17 17-May-17
Kebutuhan 2696 2696 2696
Asupan 3500 4000 4000
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Assesment
An. Rizky adalah seorang anak yang tinggal di kelurahan Sekarpuno kecamatan
Pakis bersama kedua orang tua dan saudaranya. An R saat ini berumur 14 tahun, dan
beragama islam. Pada tanggal 14 Mei 2017, An R masuk rumah sakit dengan keluhan
demam kemudian setelah masuk masih demam dan terasa mual.
Riwayat pola makan An A lebih karena An R sering mengkonsumsi makanan siap
saji dan ngemil di malam hari. Jumlah anggota keluarga pasien adalah 4 orang, suku
Jawa dengan jumlah jam tidur lebih dari 8 jam/hari.
B. Intervensi Gizi
Intervensi gizi dilakukan selama 3 hari mulai dari 15 Mei 2017 sampai 17 Mei 2017.
Jenis diit yang diberikan adalah diit TKTP, bentuk makanan lunak atau tim dengan cara
pemberian oral. Sebelum intervensi, pasien mendapatkan diit TKTP dari rumah sakit
dengan bentuk makanan biasa tetapi pasien menolak atau tidak ingin mengkonsumsi
makanan tersebut karena ada rasa mual dan menurun nafsu makan. Kemudian
dilakukan intervensi dengan jenis diit TKTP, dan bentuk makanan lunak atau tim AN. R
pun ingin konsumsi makanan tersebut hingga habis atau tidak tersisa.
Tujuan memberikan diit tersebut adalah Memenuhi kebutuhan energi dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh,
menormalkan kadar Trombosit dan menurunkan berat badan hingga mencapai berat
badan normal.
Syarat dan prinsip diet adalah energi dengan kebutuhan sesuai perhitungan energi
(1773 Kkal), protein (66 gr), lemak (49 gr) dan karbohidrat sisa dari energi total
dikurangi dengan protein dan lemak (265 gr). Serta memberikan konseling gizi kepada
keluarga pasien tentang diit yang sedang dijalankan oleh pasien, dengan cara :
- Menginformasikan status gizi dan asupan zat gizi pasien (E, P, L, KH).
- Menjelaskan tujuan dan dan prinsip diet TKTP
- Menyampaikan informasi mengenai makanan yang di anjurkan dan yang tidak di
anjurkan untuk di konsumsi serta cara pengolahan yang tepat
- Memperbaiki kebiasaan pola makan pasien.
- Memotifasi keluarga pasien untuk meningkatkan asupan makanan.
C. Monitoring dan Evaluasi
1. Antropometri
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada saat awal
kasus berdasarkan IMT/U adalah gizi lebih, dan pada hari terakhir studi kasus juga
dilakukan pengukuran kembali dan hasilnya masih gizi lebih.
Monitoring dan evaluasi data antropometri bertujuan untuk menilai dan memantau
status gizi pasien. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada
saat awal kasus dan akhir kasus berdasarkan berat badan terjadi penurunan 5 ons
namun status gizi masih dalam kategori gizi lebih.
2. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 14 Mei 2017 menunjukkan
Hemoglobin dan trombosit rendah. Pada tanggal 16 Mei 2017 menunjukkan
hemoglobin, lekusit, trombosit dan PCV menurun. Kemudian pemeriksaan
selanjutnya pada tanggal 18 Mei 2017 hemoglobin menurun, lekosit dan trombosit
normal sedangkan PCV menurun. Pemeriksaan laboratorium pasien Tn. Rizky
menunjukkan adanya perubahan pada leukosit dan trombosit menjadi normal
namun pemeriksaan hemoglobin dan PCV semakin menurun.
3. Fisik Klinis
Berdasarkan pemeriksaan fisik, keadaan pasien awal kasus demam namun di
akhir kasus keadaan pasien semakin membaik. Pemeriksaan klinis pada awal kasus
14/05/2017 pemeriksaan tekanan darah, respirasi dan nadi normal, suhu tinggi. Lalu
pada 16/05/2017 tekanan darah menurun dan suhu meningkat. Kemudian pada
17/05/2017 suhu semakin naik. pada pemeriksaan 18/05/2017 suhunya normal dan
keadaan pasien membaik.
4. Asupan
a. Asupan satu hari sebelum kasus
Asupan makan 1 hari sebelum kasus berdasarkan recall 24 jam yaitu
semua asupan tergolong deficit.
b. Asupan rata-rata di RS
Pemantauan makan terhadap konsumsi makanan pasien dilakukan dengan
tujuan untuk menilai asupan zat gizi yang dikonsumsi pasien dan seberapa besar
daya terima pasien terhadap diet yang di berikan. Pemantauan asupan makan
dilakukan selama 3 hari yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap asupan
makannya. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah
asupan makan pasien yang kemudian dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi
sesuai hasil perhitungan. Didapatkan hasil asupan rata-rata energi sebesar 85%,
protein 105%, lemak 95% dan karbohidrat 96%. Berdasarkan hasil pemantauan 3
hari terhadap konsumsi makan pasien, rata-rata asupan zat gizi pasien energi
sedang, protein, lemak dan karbohidrat cukup.
Pemantauan makan terhadap konsumsi makanan pasien dilakukan dengan
tujuan untuk menilai asupan zat gizi yang dikonsumsi pasien dan seberapa besar daya
terima pasien terhadap diet yang di berikan. Pemantauan asupan makan dilakukan
selama 3 hari yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap asupan makannya. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah asupan makan pasien yang
kemudian dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi sesuai hasil perhitungan.
Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien,
rata-rata asupan zat gizi pasien energi sedang, protein baik, lemak baik, dan
karbohidrat baik.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. An. R masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Menurut rekam medik An. R
didiagnosa Dengue Fever.
2. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri diperoleh data pengukuran BB 79,8
kg. Status gizi berdasarkan IMT/U termasuk dalam kategori status gizi lebih.
3. Berdasarkan diagnosa yang telah ditentukan terapi diet yang anjurkan yaitu
Jenis diet : TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
Bentuk makanan : Lunak atau tim
Cara pemberian : Oral
4. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada saat awal
kasus dan akhir kasus yaitu status gizi lebih.
5. Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien adalah
asupan energi sedang, protein, lemak dan KH cukup.

B. Saran
Dengan adanya Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit Tentara
Tk. II Dr. Soeproen Malang diharapkan untuk tetap mempertahankan pelayanan gizi
yang ada serta memantau perkembangan status gizi pasien dengan cara memberikan
informasi mengenai kebutuhan gizi pasien dan memotivasi pasien untuk meningkatkan
asupan makanannya.
DAFTAR PUSTAKA

Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue.edisi 2. Surabaya :Aerlangga.


Widyastuti, Palupi. 2004. Pecegahan, Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah. Jakarta :
EGC
Departemen Kesehatan RI (1996). Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes ;
Jakarta.
Martin tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, Dan
Evaluasi halaman 247.EGC: Jakarta.
LAMPIRAN
1. Susunan Menu Hari 1 (tanggal 15 Mei 2017)
Waktu Menu Energi Protein Lemak
Bahan makanan Gr KH (gr)
makan makanan (Kkal) (gr) (gr)

Snack

Siang

Sore

Pagi

Jumlah
Kebutuhan
% kebutuhan

2. Susunan Menu Hari 2 (tanggal 16 Mei 2017)


Waktu Menu Energi Protein Lemak
Bahan makanan Gr KH (gr)
makan makanan (Kkal) (gr) (gr)

Snack

Siang

Sore
Pagi

Jumlah
Kebutuhan
% kebutuhan

3. Susunan Menu Hari 3 (tanggal 17 Mei 2017)


Waktu Menu Energi Protein Lemak
Bahan makanan Gr KH (gr)
makan makanan (Kkal) (gr) (gr)
Sup kacang Kacang hiaju 30 34,8 2,3 0,2 6,2
Snack hijau Gula pasir 10 38,7 0 0 10
Roti manis Roti 70 199,4 5,5 1,9 39,7
Nasi putih Beras giling 150 195 3,6 0,3 42,9
Tempe Tempe 35 29,3 8,6 9,3 3,6
bacem Minyak 2 17,2 0 2,0 0
Siang
Pepes ikan Ikan tongkol 40 44,4 9,6 0,4 0
Asam buncis Buncis 60 20,9 1,1 0,2 4,7
Buah Pisang Ambon 100 92 1,0 0,5 23,4
Nasi putih Beras giling 160 208 3,8 0,3 45,8
0,7
Tahu bumbu Tahu 35 26,6 2,8 1,7
Telur ayam 50 23,7 6,5 7,7 0,4
Sore
Fyunghai isi Wortel 30 2,6 0,3 0,2 2,4
sosis Sosis 10 10,8 1,5 4,2 0,2
Minyak 2 17,2 2,0 0 0
Buah Pisang ambon 100 92 1,0 0,5 23,4
Nasi putih Beras giling 120 156 2,9 0,2 34,3
Brongkos Daging ayam 60 170,9 16,1 11,3 0
Pagi daging Santan 15 10,6 0,1 1,0 0,4
Tahu goreng Tahu goreng 30 61,8 2,2 6,1 0,5
Rawon labu Labu siam 60 12 0,5 0,2 2,6
Jumlah 1480,9 70 50,3 245,2
Kebutuhan 1773 66 49 265
% Kebutuhan 83% 106% 102% 92%

Anda mungkin juga menyukai