Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nama NPM
1. Tuniyati 200110150027
Kelompok 7 Kelas E
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
1
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TERNAK
TAHUN AKADEMIK 2017
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
2
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
Sumedang, 19 Maret
2017
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................... i
Halaman Pengesahan ................................................
ii
Kata Pengantar ................................................... iii
Daftar Isi ................................................... iv
Daftar Tabel ................................................... v
4
DAFTAR TABEL
5
I
PENDAHULUAN
teutanya.
kerabang telur, berat telur, produksi wol, jarak anak, lama estrus,
bobot lahir, bobot sapih, bobot umur satu tahun dan sebagainya.
2
ripitabilitas dikatakan bagaimana seekor hewan akan mengulang
sifat yang sama selama hidupnya. Dua konteks ini hampir sama,
II
TUJUAN PRAKTIKUM
3
III
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4
catatan (Dalton, 1980). Bedanya dengan korelasi merupakan
hubungan keeratan dalam sifat yang sama ataupun sifat yang
berlainan, seperti korelasi produksi susu denagn kadar lemak
atau produksi susu pada laktasi pertama dengan yang kedua dan
contoh sifat lainnya. Sdangkan ripitabilitas dikatakan bagaimana
seekor ternak akan mengulangi sifat yang sama selama
hidupnya. Dua konteks ini hampir sama, demikian pula kadang
kadang ripitabilitas sering sering diasumsikan sama dengan
heritabilitas, padahal heritabilitas merupakan kemampuan
bagaimana suatu sifat akan diturunkan terhadap generasi yang
akan datang.
Rumusan nilai ripitabilitas adalah meliputi semua pengaruh
genetik, ditambah pengaruh lingkungan yang akan bersifat
permanen (Warwick dkk, 1983), Dimana pengaruh permanen
adalah semua pengaruh yang bukan bersifat genetik, tetapi
mempengaruhi produktivitas seekor hewan selama hidupnya,
seperti pengaruh penyakit, gizi dari induk dan sebagainya
(Hardisubruto, 1994).
Menurut Falconer (1993), dalam analisis ripitabilitas
pengulkuran dilakukan lebih dari satu kali untuk sifat yang sama
pada setian individu, sehingga raggam fenotipiknya dapat dibagi
kedalam dua ragam yaitu ragam dalam individu dan ragam antar
individu. Ragam dalam individu merupakan ragam lingkungan
yang natural merupakan bagian dari ragam yang dilakuakan
unutk ripitabilitas dan bukan merupakan teori genetik, karemna
lingkunga tersebut bukan genetik dan hal in hanya merupakan
ragam. Dalam beberapa pengengertian praktek untuk analisis
pemulianan hal ini erpukan ragam lingkungan bersama, yang
dinotasikan sebagai ragam lingkungan temporer (V ES), raga mini
5
munculdalam ragam individu yang bentuknya kadang-kadang
karena pengaruh tempat (lokasi). Ragam ligkungan permanen
(VEG) ragam yang terjadi menyebar diantara komponen individu,
bentuknya permanen dan disebabkan bukan karena pengaruh
tempat.
Ratio korelasi diatara pengukuran berulang dari individu
yang sama diketahui sebagai ripitabilitas. Jadi bagian ragam
fenotipik dapat diekspresikan sebagai ripitabilitas menjadi dua
komponen yaitu VG + VEG, dan rumus ripitabilitasnya adalah:
V G +V EG
r=
Vp
6
diantara pengukuran dalam individu, komponen ragam 2w
diestimasikan sebagai semua ragam, genetik dan bagian dari
ragam lingkungan khusus terhadap individu, sehingga rumus
ripitabilitasnya :
V G +V EG 2
r= = 2 w2
Vp w + E
IV
METODE PRAKTIKUM
7
2. Mengerjakan soal berkaitan dengan menghitung
ripitabilitas suatu sifat.
V
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
5.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan data hasil 3 kali pengukuran lemak
susu dari 8 ekor kerbau murah. Dugaan nilai repitabilitas
dan standar errornya.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 7.60 7,41 7,41 7,03 6,84 6,84 6,46 6,08 55,67
2 7.60 8,71 8,36 7,22 7,41 6,84 7,22 6,84 59,66
3 7,98 7,98 7,41 7,41 7,60 6,84 7,03 7,03 59,28
23,1 23,5 23,1 21,6 21,2 20,5 20,7 19,9 174,
8 6 8 6 5 2 1 5 61
2 179, 185, 179, 156, 159, 140, 143, 133, 1274
x
20 34 71 46 45 36 28 17 ,97
n = 8, k= 3, N= 24
( 174,61 )2
1. FK = =127,36
24
2. JK Total 1274,971270,36=4,61
3. JKW 1274,721270,36=4,36
4. JKE 4,614,36=0,25
9
2
E=0,016
5.
2w =0,20
6.
2w 0,20
2 2
= =0,93
7. w + w 0,20+0,016
8. S.E (r) =
2(1r)2 [ 1+ ( k 1 ) r ]
k ( k1 )( n1)
= 2(10,93)2 [ 1+ ( 31 ) 0,93 ]
3 ( 31 ) (81)
0,26
=
5.2 Pembahasan
Ripitabilitas adalah konsep yang erat hubungannya dengan
heritabilitas dan berguna untuk sifat-sifat yang muncul beberapa
kali dalam hidupnya seperti produksi susu, jumlah anak
kelahiran, atau berat anak yang disapih. Reapatabilitas juga
merupakan bagian dari ragam total susatu populasi yang
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan antar individu yang
bersifat permanen (Warwick, 1983).
Perhitungan hasil pengamatan menunjukan bahwa 3 kali
ukuran lemak susu dari kerbau murrah diperlukan data dari
masing masing sapi 1-8 dengan masing-masing perlakuan
dilakukan tiga kali. Didapatkan hasil perhitungan 26 % dari
ragam pengukuran lemak susu. Pengukuran ini dilakukan lebih
dari dua kali, artinya paling mudah diukur dari analisa sidik
ragam sebagai korelasi dalam kelas. Korelasi kelas adalah
korelasi antar semua pasangan yang dimungkinkan.
Analisa dari sidik ragam sendiri menunjukkan bahwa kira-
kira 93% dari ragam dalam pengukuran lemak yang disebabkan
perbedaan individu. Repeatabilitas juga dapat dihitung dari
10
regresi data pengukuran yang lebih akhir terhadap pengukuran
sebelumnya.
VI
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12