Anda di halaman 1dari 10

Ns Asriansyah S.

Kep
Selasa, 24 Februari 2015
Asuhan Keperawatan Katarak

ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


Pre operasi Rencana operasi : ECCE + IOL Ansietas ringan
1. S : Mengatakan pertama
kali dioperasi dan Pengalaman pertama klien
membutuhkan informasi
persiapan dan prosedur Belum mendapat dan membutuhkan
operasi. Mengatakan informasi tentang rutinitas pra
sedikit cemas dan gugup. operasi katarak.
O : Banyak bertanya tentang
persiapan dan prosedur Banyak bertanya dan ekspresi
operasi, ekspresi wajah wajah tampak tegang dan gugup
tampak tegang dan gugup,
menunjukkan perhatian Cemas
lebih.
2. S : Klien mengatakan bila Katarak Gangguan
melihat mata kiri kabur. sensori persepsi
O : Visul OD : 6/40, OS : 1/300 Kekeruhan pada lensa
bisa segala arah, OS : Iris
shandow negatif, lensa Penurunan ketajaman visual
tampak keruh dan
berwarna putih susu, Gangguan sensori-persepsi
fundus OS tampak warna
kehitaman.
3. Faktor resiko : defisit Katarak Resiko tinggi
sensori penglihatan. cedera fisik
Kekeruhan pada lensa

Penurunan ketajaman visual

Kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan yang diperlukan

Resiko tinggi cedera fisik
4. Post Operasi Operasi : ECCE + IOL Gangguan rasa
S : Mengatakan nyeri pada nyaman : Nyeri
mata (OS) yang dioperasi, Insisi jaringan mata
mengatakan angka 5 pada
skala nyeri. Free Nerve ending dirangsang oleh
mediator kimia.

Gangguan rasa nyaman nyeri.
5. Faktor resiko : Operasi Operasi ECCE + IOL Resiko tinggi
katarak cedera :
Belum mendapat dan membutuhkan Peningkatan
informasi aktivitas pasca operasi TIO dan
katarak perdarahan
intraokuler.
Banyak bertanya dan mengatakan
kurang tahu

Kurang pengetahuan tentang
aktivitas pasca operasi

Resiko tinggi cidera : Peningkatan
TIO dan perdarahan intraokuler.
6. Faktor resiko : Procedur Invasive Resiko tinggi
Pembedahan mata (ECCE + IOL) infeksi

Luka insisi

Port de entre mikroorganisme

Terpapar lingkungan

Resiko infeksi

I. II. Diagnosa Keperawatan Pre Dan Post


Operasi Katarak
1. Ansietas ringan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rutinitas pra operasi
katarak.
2. Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan.
3. Resiko tinggi cedera fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
yang diperlukan sekunder terhadap defisit sensori penglihatan.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan.
5. Resiko tinggi cedera : Peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang aktivitas pasca operasi.
6. Resiko tinggi : infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak).

II. III. Rencana Perawatan dan


Implementasi
Pre operasi
1) Ansietas ringan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rutinitas pra operasi katarak.
Goal : Kecemasan klien akan teratasi.
Kriteria hasil : Mengatakan memahami tindakan rutin pra operasi,
ekspresi wajah, rileks, mengatakan perasaan cemas
dan gugup berkurang.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Kaji tingkat 1. Mengkaji tingkat pengetahuan dan
pemahaman/pengetahuan klien. pemehaman klien tentang persiapan dan
prosedur operasi.
2. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Mengkaji tingkat kecemasan klien. Klien
berbicara masih dapat dimengerti
perawat dan persepsi klien tidak kacau
3. Jelaskan rutinitas pra operasi dan sempit.

3. Menjelaskan rutinitas pra operasi


katarak, persetujuan operasi, cukur bulu
mata, anal test. Prosedur operasi
termasuk operasi kecil dan jenis anestesi
adalah lokal anestesi dimana pasien tetap
4. Berikan penentraman hati dan sadar selama operasi berlangsung.
kenyamanan
4. Menemani klien menjelang operasi dan
mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh
klien.

2) Gangguan sensori-persepsi : visual berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan.


Goal : Klien mampu beradaptasi dengan situasi keterbatasan sensori
penglihatan.
Kriteria hasil : Klien mampu mengenal lingkungan secara maksimal.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Kaji tajam penglihatan 1. Mengkaji tajam penglihatan dengan
pemeriksaan visual : OS : 1/300 dan bisa
segala arah.
2. Identifikasi perbedaan 2. Mengidentifikasi perbedaan lapangan
lapangan pandang. pandang sederhana OD : 6/40 OS : 1/300
3. Mengorientasikan klien lokasi tempat
3. Orientasikan klien tidur, jarak pintu dari tempat tidur (2
langkah) dan kamar mandi serta toilet.

3) Resiko tinggi : Cedera fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
yang diperlukan sekunder terhadap defisit sensori penglihatan.
Goal : Tidak akan terjadi cedera fisik.
Kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya cedera, orientasi baik
terhadap lingkungan tempat klien dirawat.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Kaji adanya faktor 1. Mengkaji faktor pendukung
penyebab/pendukung terjadinya terjadinya resiko cedera, klien
resiko cedera. mengalami gangguan penglihatan.
2. Menjelaskan gangguan
2. Jelaskan gangguan penglihatan penglihatan dapat menyebabkan
yang dapat menyebabkan klien jatuh atau cedera fisik
peningkatan resiko cedera. sehingga diperlukan orientasi
tempat dan kewaspadaan.
3. Mengorientasikan klien dan
kleuarga lokasi tempat tidur, jarak
3. Orientasi klien dan keluarganya. pintu dan tempat tidur, toilet serta
kamar mandi.
4. Menganjurkan keluarga untuk
mendampingi klien saat ketoilet
4. Anjurkan keluarga untuk selalu atau minta bantuan perawat.
menemani klien atau mendampingi
klien.

4) Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan.


Goal : Klien akan mempertahankan rasa nyaman.
Kriteria hasil : Melaporkan tidak nyeri, menyebutkan angka 0 pada
skala nyeri (0 10), ekspresi wajah rileks.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Kaji intensitas dan skala nyeri. 1. Mengkaji intensitas dan skala
nyeri, klien menyebutkan angka 5
(lima) pada skala nyeri.
2. Mengkaji faktor yang
2. Kaji faktor yang menurunkan menurunkan toleransi nyeri :
toleransi nyeri. pengetahuan, kelelahan dan lain-
lain.
3. Teknik relaksasi klien dianjurkan
3. Anjurkan teknik relaksasi dan menarik nafas dalam dan
distraksi. dilepaskan secara perlahan-lahan.
Teknik distraksi dengan
mengalihkan perhatian yaitu
dengan cara berdiskusi tentang
gangguan penglihatan yang
dialami.
4. Memberikan asam mefenamad 3
4. Kalaboratif dengan pemberian x 500 mg per oral dan
analgesik dan anti inflamasi. dexametason 3 x II tab per oral.

5) Resiko tinggi cedera : Peningkatan TIO, perdarahan intra okuler berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang aktifitas pasca operasi.
Goal : Tidak akan terjadi cedera : Peningkatan TIO dan
perdarahan intraokuler.
Kriteria hasil : Mengatakan memahami faktor-faktor yang dapat
meningkatkan resiko cedera, menujukkan pola perilaku
yang melindungi diri dari resiko cedera : Tidak
memutar kepala secara tiba-tiba, tidak menunduk.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Kaji tingkat pengetahuan dan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan dan
pemahaman klien tentang aktivitas pemehaman klien, klien
pasca operasi. mengatakan kurang tahu apa yang
boleh dan tidak setelah operasi .
2. Menjelaskan pada klien posisi
2. Jelaskan pada klien aktifitas yang kepala untuk 2 jam pertama post
harus diperhatikan pasca operasi operasi tidak boleh digerakkan
katarak. kekiri atau kekanan, setelah 2 jam
pertama kepala boleh miring kesisi
mata yang tidak dioperasi, klien
boleh duduk/berdiri. Batasi
aktivitas seperti menggerakkan
kepala tiba-tiba, menggaruk mata
dan membungkuk.
3. Mengobservasi hifema,
pembengkakan luka, nyeri hebat
3. Observasi terhadap peningkatan TIO secara tiba-tiba pada mata (OS).
dan perdarahan intraokuler.

6) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invatif (bedah pengangkatan katarak).
Groal : Tidak akan terjadi infeksi pada mata kiri.
Kriteria hasil : Tidak bengkak, tidak mengeluarkan pus/drainase
purulent, hiperemia tidak terjadi sampai hari ketiga
post operasi dan mengidentifikasi teknik untuk
mencegah resiko infeksi.
Rencana Tindakan Implementasi
1. Diskusikan pentingnya mencuci 1. Mendiskusikan pentingnya
tangan sebelum menyentuh dan mencuci tangan untuk mencegah
mengobati mata. infeksi pada mata.
2. Gunakan/tunjukkan tehnik yang tepat2. Menunjukkan teknik
saat membersihkan mata. membersihkan mata yang benar
dari dalam keluar dengan kapas
yang dibasahi dengan aqua untuk
tiap asupan dan ganti balutan.
3. Mendiskusikan dan menunjukkan
3. Diskusikan dan anjurkan teknik teknik memberikan salep mata
memberikan salep mata dan obat tetes dan obat tetes mata yang tepat
mata yang tepat dan benar. dan benar (bahan penyuluhan
terlampir).
4. Menekankan pentingnya tidak
menggaruk mata yang dioperasi
4. Tekankan pentingnya tidak yaitu untuk mencegah perdarahan
menyentuh atau menggaruk mata yang dan infeksi.
dioperasi. 5. Mengobservasikan : Kemerahan,
kelopak mata bengkak, drainase
purulent/pus, nyeri.
5. Observasi tanda-tanda infeksi. 6. Memberikan obat tetes mata
antibiotika untuk mencegah
infeksi : xitrol 1 tts/OS.

6. Kolaborasi pemberian antibiotik

IV. Evaluasi tanggal : 16 4 2002 Jam 10.30 untuk pre operasi.

No. Dx Evaluasi
1. 1 S : Klien mengatakan siap dioperasi, mengatakan memahami persiapan
dan prosedur operasi.
O : Ekspresi wajah tampak rileks, klien kooperatif dalam semua tindakan
persiapan operasi katarak.
A : Masalah cemas teratasi
P : Intervensi perawatan dihentikan

2. 2 S : Mengatakan penglihatan kabur terutama OS.


O : Kekeruhan pada lensa mata kiri, warna putih susu, visual OS : 1/300, iris
shadow negatif.
A : Masalah belum teratasi, orientasi lingkungan belum maksimal.
P : Orientasi lingkungan

3. 3 S : Mengatakan penglihatan kabur, mulai memahami lingkungan kamar,


toilet dan kamar mandi. Mengatakan tidak jatuh.
O : Ditemani keluarga
A : Masalah belum teratasi, orientasi lingkungan belum maksimal.
P : Orientasi lingkungan terus dilakukan dan anjurkan dukungan keluarga.

III. Catatan Perkembangan


Tanggal 16 4 2002 Jam 17.00
No. Dx Catatan perkembangan
2. 2. S : Klien mengatakan dapat melihat lingkungan kamar dengan jelas,
mengatakan OS cekot-cekot (nyeri)
O : Tidak ada kekeruhan pada lensa OS, tampak jernih, gunakan IOL,
hiperemia ada, visual OS terkesan lebih dari 1/60, ekspresi wajah
tampak sedikit nyeri, lakrimasi (+).
A : Masalah : gangguan sensori-persepsi : visual teratasi. Terdapat
masalah baru : Gangguan rasa nyaman : nyeri pada mata kiri yang
dioperasi.
P : Perencanaan keperawatan dan implementasi gangguan rasa nyaman :
nyeri tanggal 16 4 2002.
3. 3. S : Klien mengatakan dapat melihat jelas lingkungan kamar, toilet dan
kamar mandi mengatakan kurang tahu apa yang harus dibuat setelah
operasi.
O : Klien tidak jatuh, orientasi baik terhadap lingkungan, visual OS kesan
lebih dari 1/60, lensa tampak jernih menggunakan IOL, klien tidak
jatuh dan ditemani keluarga.
A : Cedera fisik tidak terjadi. Resiko tinggi cedera, peningkatan TIO,
perdarahan intraokuler dan infeksi.
P : Intervensi untuk cedera fisik dihentikan dan planning dan implementasi
keperawatan untuk : Resiko tinggi cedera : peningkatan TIO,
perdarahan intraokuler dan infeksi tanggal 16 4 2002.

IV. Catatan Perkembangan


Tanggal 17 4 2002 Jam 10.00
No. Dx Catatan Perkembangan
4. 4.S : Klien mengatakan semalam tidur tenang, menyatakan nyeri hilang,
memilih skala/angka 0 (nol).
O : Hiperemia pada OS tampak berkurang, lensa jernih, tidak bengkak
pada kelopak mata yang dioperasi, ekspresi wajah tampak rileks,
obat penghilang nyeri diminum yaitu mefenamad acid 3 x 500 mg.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan untuk terapi obat dan intervensi
keperawatan lain dihentikan.

S : Mengatakan semalam tidur kearah sisi yang tidak sakit, mengatakan


5. 5. tidak menggerakkan kepala tiba-tiba menggaruk mata dan
membungkuk.
O : Tidak ada pembengkakan pada OS, tidak ada nyeri hebat, hifema
(perdarahan) tidak ada.
A : Tidak terjadi cedera yaitu tidak ada peningkatan TIO dan
perdarahan intraokuler.
P : Dipertahankan dan anjurkan kepada klien dan keluarga untuk tetap
mempraktekkan dirumah setelah pulang dari Rumah Sakit .
S : Mengatakan tidak menggaruk dan menyentuh mata OS, mengatakan
mengerti dan memahami tehnik-tehnik untu kmencegah terjadinya
6. 6. infeksi.
O : Tidak bengkak pada mata, tidak ada pus, tidak nyeri, antibiotik tetes
(Xitrol 4 x 1 tetes/OS) dan dexametason 3 x 2 tab.
A : Tidak terjadi infeksi pada OS.
P : Intervensi dipertahankan dan anjurkan keluarga dan klien untuk
mempraktekkan dirumah selama fase penyembuhan mata kiri yang
dioperasi.
A. PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian : Diambil : 16 4 2002 Jam : 08.00


Tanggal Masuk : 16 4 2002 DMK : 10149554
Ruangan/Kelas : Kelas II 5
No. Kamar :5
Diagnosa masuk : OS katarak matur pre OP.ECCE + IOL

PENGKAJIAN
dentitas
1. Nama : Tn. K
2. Umur : 62 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SD
8. Pekerjaan : Pensiunan RSUD Dr. Soetomo
9. Alamat : Jl. Keris I/47 Gedangan Sidoarjo.
10. Ditanggung oleh ASKES
Riwayat sebelum sakit
Pernah menderita hipertensi, obat yang diminum captopril 3 x 12,5 mg, HCT - 0 0,
kebiasaan berobat kedokter, tidak alergi obat.
Riwayat penyakit sekarang
Kedua mata kabur sejak 6 bulan yang lalu, terutama mata kiri, proses terjadinya secara
berangsur-angsur. Upaya yang telah dilakukan periksa ke Rumah Sakit Dr. Soetomo.
iwayat Kesehatan Keluarga.
Tidak ada penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga.
engkajian Persistem
PERNAFASAN : Bentuk dada simetris tidak ada batuk, nyeri waktu bernafas tidak ada,
frekwensi nafas 16 x/mt reguler, bunyi nafas vesikuler, tidak ada rongki dan wheezing.
KARDIOVASKULER : Frekwensi nadi 94 x/mt reguler dan kuat, tekanan darah 175/105
mmHg, bunyi jantung normal, nyeri dada tidak ada.
PERSARAFAN : Tingkat kesadaran komposmentis, GCS : Eye 4, verbal 5, motorik 6 total
15. Reflek normal.
PENGINDRAAN :
PEMERIKSAAN OKULI DEKSTRA (OD) OKULI SINISTRA
(OS)
1. Visus 5 4 2002 : 6/30 ; 9 4 5 4 2002 ; 1/300, 9
2002 : 6/40 4 2002 ; 1/300
2. Refraksi 6/8,5 -
3. TIO 5/5,5 5/5,5
4. Gerakan bola mata. Simetris bisa segala arah Simetris bisa segala arah
5. Segmen anterior
a. Palpebra
b. Konjungtiva Tidak ada spasme, ptosis Tidak ada spasme, ptosis
Odema, hiperemi tidak ada Odema, hiperemi tidak
c. Kornea ada
d. Bilik mata depan Jernih Jernih
e. Pupil Dalam Dalam

f. Iris Ukuran 3 mml, tidak Ukuran 3 mml, tidak


g. Lensa medriasis. medriasis.
6. Segmen posterior Hitam, reguler Hitam, reguler
a. Fundus Agak keruh (imatur) Keruh (matur)

b. Pupil syaraf optik Positif artinya masih ada Gelap tampak warna
c. Retina warna jingga. kehitaman
Nervus II batas tegas Nervus II batas tegas

Tear, Blass, Hole tidak ada. Tear, Blass, Hole tidak


ada.

PERKEMIHAN : Tidak ada masalah , produksi urine 1500 cc per 24 jam warna kuning.
PENCERNAAN : Tidak ada pembesaran hepar dan limfa, bunyi usus normal, BAB 1 2
kali/hari, tidak ada masalah dengan pencernaan.
OTOT TULANG & INTEGUMEN : Tidak ada masalah
ENDOKRIN : Tidak ada masalah

SIKOSOSIAL
1. Sosial interaksi : Kemampuan berinteraksi baik, mengatakan pertama kali dioperasi dan
membutuhkan informasi tentang persiapan dan prosedur operasi mengatakan sedikit cemas
dan gugup, banyak bertanya tentang persiapan dan prosedur operasi, ekspresi wajah tampak
tegang dan gugup, menunjukkan perhatian lebih.
2. Konsep diri : Klien mengatakan katarak ini tidak mempengaruhi konsep dirinya.
3. Spiritual : Klien beragama Islam, yakin bahwa kesehatan sebenarnya dari Allah SWT.
EMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM, FOTO, USG, DSB)
1. Tanggal 3 4 2002 dilakukan pemeriksaan kimia klinik gula darah puasa : 96 (70 110
mg/dl) dan gula darah 2 jam PP : 124,1 (< 140 mg/dl).
2. Tanggal 5 4 2002 dilakukan EKG, hasilnya iramasinus, frekwensi 92 x/mt, aksis normal.
3. OS. R1 : 8.70
R2 : 6.98
Rohto : 21.50 0.12
22.00 0.28
Cilco : 22.50 0.20
23.00 0.60
(Catatan : Operasi ECCE + IOL dilakukan : 11.30 12.15 tanggal 16 4 2002 dengan lokal anestesi).

Anda mungkin juga menyukai