Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN

Fluidisasi merupakan metode pengontakkan antara fluida baik beupa gas dan cairan
dengan butiran padat. Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan mengalirkan fluida
atau gas cair kedalam kolom yang berisi butiran-butiran padat. Metode fluidisasi
bertujuan agar butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida. Tujuan dari
praktikum ini adalah mengerti istilah-istilah, besaran atau parameter yang terlibat
dalam unggun tefluidakan ( densitas partikel, diameter partikel, bentuk partikel dan
derajat kebolaan, porositas unggun, aliran turbulen dan laminar, hilang tekan),
menentukan kurva karakteristik fluidisasi (logP vs V), menentukan kecepatan
fluidisasi minimum, mempelajari fenomena-fenomena fluidisasi. Fluidisasi dapat
dimanfaatkan untuk proses-proses non-katalitik seperti gasifikasi batubara dan
pengeringan batubara dalam industri pembangkit listrik. Dalam industri
makanan seperti pengeringan slab cabai. Dan dalam industri logam salah
satunya pengolahan bijih besi menjadi logam besi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri, perkembangan teknologi untuk menghasilkan berbagai
produk kian pesat. Dan produk-produk baru muncul tiap tahunnya sebagai hasil
dari perkembangan dalam dunia industri. Dengan meningkatnya variasi produk-
produk hasil pabrik, maka perlu dilakukan metode-metode khusus yang lebih
efisien. Karena banyak produk-produk olahan merupakan hasil dari bahan yang
berupa padatan dan dikontakkan dengan fluida untuk menghasilkan produk yang
lebih bermanfaat. Metode yang tepat untuk proses ini adalah fluidisasi.

Fluidisasi merupakan proses pengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida


[1]
(gas/cair) . Pada prinsipnya, butiran padat dikonversi dari keadaan padat ke
bentuk yang lebih dinamis seperti gas maupun cairan atau dengan kata lain
memiliki sifat seperti fluida. Dalam keadaan dinamis ini, maka butiran-butiran
padat akan memiliki ruang gerak karena terpisah satu sama lain, memiliki
kecenderungan untuk mengalir, dan memiliki sifat seperti cairan yang memiliki
viskositas tinggi.

Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti


transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan
plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami
sublimasi, adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih
[2]
banyak aplikasi lain . Dalam dunia energi, fluidisasi dapat dimanfaatkan
untuk gasifikasi batubara sebagai sumbe energy pembangkit listrik. Dalam
dunia indutri logam, dimanfaatkan untuk mengolah bijih besi menjadi
logam besi

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diperlukan pengetahuan tentang pengontakan,
pencampuran dan konversi dengan metode fluidisasi merupakan salah satu aspek
penting dalam penerapan metode ini. Pengumpulan dan pengolahan data yang
diperoleh selama proses menentukan efisiensi dan kualitas produk. Praktikum
yang dilakukan ini, akan memperhatikan parameter-parameter tertentu untuk
proses pengumpulan data, juga mengolah data dari berbagai fenomena yang
terjadi selama proses fluidisasi.

1.3 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari percobaan ini adalah ; mengerti istilah-istilah, besaran-besaran atau
parameter yang terlibat dalam unggun terfluidakan (Densitas partikel, diameter
partikel, bentuk partikel dan derajat kebolaan,porositas unggun, aliran turbulen
dan lamian, hilang tekan), menentukan kurva karakteristik fluidisasi, menentukan
kecepatan fluidisasi minimum, dan mempelajari fenomena-fenomena fluidisasi.

14. RUANG LINGKUP

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. FLUIDISASI
Fluidisasi merupakan salah satu bentuk peristiwa dimana partikel berfase
padatan dubah menjadi fase yang memiliki perilaku layaknya fluida cair
dengan cara diberi kontak dengan gas atau cairan [1]. Proses ini berlangsung
ketika fluida (cairan atau gas) dilewatkan pada matei granula. Ketika aliran
gas dialirkan melewati bagian bawah bed partikel padat, gas akan bergerak
keatas melewati bed via ruangan kosong antar partikel padat. Pada kecepatan
gas yang rendah, pergeseran aerodinamik setiap partikel juga rendah,
menyebabkan bed tetap pada kondisi diam (fixed state). Saat kecepatan gas
dinaikkan, pergeseran aerodinamik akan meningkat menyebabkan volume bed
akan berekspansi dan partikel bergerak menjauh satu sama lain. Ketika
kecepatan gas terus dinaikkan,maka akan meraih titik kritis dimana gaya
keatas akan setara dengan gaya kebawah akibat gravitasi, menyebabkan
partikel tersuspensi dalam fluida. Pada titik kritis ini, bed dikatakan telah
terfluidakan dan akan menyerupai sifat fluida. Jika kecepatan gas dinaikkan
lagi, maka densitas bulk akan menurun, dan fluidisasi menjadi dipaksakan,
sampai partikel tidak lagi berbentuk bed melainkan ikut terbawa keatas
bersama aliran gas. [2]
Ketika terfluidakan, sebuah bed yang terdiri dari partikel padat akan
berperilaku layaknya fluida, seperti cair dan gas. Seperti air dalam wadah, bed
akan mengisi seluruh volume dalam wadah, permukaannya akan tetap tegak
lurus terhadap gravitasi, benda dengan densitas yang lebih rendah dari
densitas bed akan mengapung di permukaan, bergerak naik-turun apabila
ditekan kebawah, sementara benda dengan densitas yang lebih tingga akan
tenggelam ke bawah bed [2]. Perilaku seperti fluida bisa mempermudah
proses transportasi partikel seperti fluida, bergerak sepanjang pipa, tidak
memerlukan bantuan alat transport apapun.

B. PRINSIP FLUIDISASI
Ketika sebuah gas dilewatkan pada bed partikel dengan kenaikan aliran yang
konstan, akan menyebabkan tercapainya sebuah point ketika hilang tekan
akan menjadi setara dengan massa per unit area bed, kemudian bed mencapai
titik fluidisasi. Kecepatan kritis ini disebut kecepatan minimum fluidisasi. [2]
Ketika kecepatan gas ditingkatkan melebihi nilai minimum, tidak ada
peningkatan hilang yang terjadi bersamaan sepanjang bed, dan bed akan
berekspansi untuk mengkondisikan penambahan aliran. Banyak aliran
tambahan yang melewati bed dalam bentuk gelembung, ketika kecepatan gas
tiga atau lima kali lebih besar dari kecepatan minimum fluidisasi, akan terjadi
pendidihan cairan secara paksa [2].

Didalam Fluidisasi dikenal istilah laju alir semu gas pada kecepatan
minimum. Laju alir dipengaruhi oleh besarnya NRe.p
Untuk NRe,P <1

Untuk NRe,P>1000

Nre didapatkan dari persamaan:

Dimana diameter partikel adalah Dp, densitas fluida adalah , viskositas


fluida adalah , dan termical velocity adalah Ut.
Ut didapatkan dai persamaan:
Untuk NRe,P<1000

Untuk NRe,P=1000-2000

C. FLUDIZED BED
Fluidized Bed merupakan suatu media yang berbentuk bejana yang beisikan
patikel berfase padat yang kemudian akan dialiri oleh fluida hingga
terfluidisasi. Jika laju fluida (aliran gas) dinaikkan maka pressure dop oleh
tahan patikel padat juga meningkat. Jika laju alir fluida terus ditingkatkan,
patikel padat mulai tergerak dan terangkat sampai terjadi suspense sempurna.
Bila laju alir fluida dinaikkan lagi, maka partikel zat padat akan ikut mengalir
seperti fluida, yang biasanya dimanfaatkan untuk transportasi zat padat
berbentuk partikel halus (pneumatic convenyor) [3]
Ketika padatan didalam bed telah terfluidakan, padatan didalam bed akan
berperilaku seperti cairan. [4] untuk selanjutnya, padatan bisa ditangani
seperti fluida dan input secara kontinyu menjadi memungkinkan.
Pencampuran dalam fludized bed dihasilkan di dalam temperature yang
tinggi secaa reaksi eksotermis atau endotermis. Pencampuran juga
meningkatkan kontak antara padatan dan fluida, sehingga meningkatkan panas
dan transfer massa. Meskipun demikian, fluidized bed juga memiliki kerugian
yang serius. Pencampuran padatan didalam bed menghasilkan padatan halus
yang dapat menyebabkan erosi [3]

D. Fenomena- fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi

Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum
yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisii ni partikel padatan
tetap diam.
Fenomena minimum or incipient /fIuidization
yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk
proses fluidisasi.Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi

Fenomena smooth or homogenously


fluidization terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan
distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap
partikel padatan seragam.

Fenomena bubbling fluidization yang


terjadi ketika gelembung - gelembung pada
unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen
Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika
gelembung- gelembung besar yang mencapai
lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini
terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat

Fenomena chanelling fluidization yang terjadi


ketika dalam ungggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluras seperti tabung vertical

Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat


kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena
ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida. [5]
E. Kecepatan
Fluidisasi
Minimum

Kecepatan minimum fluidisasi partikel, umf, adalah adalah kecepatan terkecil dari
keceptan suplai udara, uo, yang dihembuskan dari bawah fluidized bedke kumpulan
partikel melalui plate distributor, dimana pada saat kecepatan tersebut tercapai,
partikel mulai terfluidisasi. Secara visual partikel-partikel tersebut mempunyai
kondisi fisik seperti zat cair.[6]
Pengukuran uo dilakukan dengan memakai orifice, dimana kecepatan udara yang
melewati orifice plate diukur berdasarkan perbandingan rugi tekan udara di orifice
plate P0

Seperti ditunjukkan di gambar


1, setelah suplai udara melalui
orifice, suplai udara akan melalui
distributor dan bed, lalu
dikeluarkan ke bagian atas bed.
Ketika suplai udara melewati distributor dan bed, rugi tekanan di distributor, Pd dan rugi
tekanan di bed, Pf akan naik sebanding dengan naiknya uo. Karena adanya hubungan
antara perubahan uo dengan Pd dan Pf , maka hubungan antara uo dengan Pd dan Pf
, dapat
dicari persamaan matematikanya. Persamaan ini dapat dicari melalui pendekatan hasil
percobaan.[6]

Untuk menentukan umf, perlu diketahui hubungan u o terhadap Pf . umf tidak dapat
ditentukan dengan pengukuran langsung, tetapi ditentukan dalam grafik. Penentuan
nilai umf dilakukan dari hasil pengukuran rugi tekan bed saat terfluidisasi, Pf
terhadap kecepatan suplai udara, uo. Dari hasil pengukuran tersebut, umf ditentukan
dengan cara mencari nilai uo pada saat gradient Pf mulai berubah nol. Faktor-faktor
pengukuran umf, dapat diterangkankan melalui gambar 1. Pada pengukuran
dibutuhkan dua buah manometer dengan posisi pengukuran seperti ditunjukkan
gambar 1. Manometer pertama, digunakan untuk mengukur hubungan antara uo
dengan P0 , manometer kedua, pada saat yang bersamaan digunakan untuk

mengukur gabungan rugi tekan antara fludized bed dan distributor, Pdf . Dari

manometer kedua ini dapat diketahui hubungan Pdf terhadap uo atau karena

uo=f(P0 ) maka hubungan antara Pdf = f( P0 ) dapat ditentukan.

Faktor-faktor yang bisa diukur secara langsung dengan manometer


adalah uo, Pdf ,P0 dan Pd . Pf tidak dapat diukur secara langsung, nilai
Pf , didapat dari hasil pengurangan rugi tekan distributor dan bed, Pdf
dengan rugi tekan distributor, Pd .Hal ini ditunjukkan di persamaan (3).

Dari
persamaan (3), karena Pdf = f( P0 ) dapat diketahui, maka dapat dicari persamaan
Pd =f( P0 ). Hubungan persamaan ini, hanya bisa diketahui setelah data percobaan
didapat.

Penambahan uo, pada uo> umf, tidak akan menyebabkan perubahan pada
nilai Pf . Dimana nilai Pf tetap konstan tidak terpengaruh pada perubahan
uo. Karena itu fungsi persamaan antara P dengan uo, dalam penentuan
umf, dalam penelitian-penelitian fluidized bed tidak diwujudkan dalam
persamaan. Karena Pf tetap pada uo>umf, maka yang diperlukan dalam
penentuan umf, adalah selisih antara rugi tekan di bed dan distibutor dengan
rugi tekan di distibutor(= Pdf Pd ). Saat ketika selisih ini berubah menjadi
tetap, kecepatan uo, pada saat itu adalah sama dengan u mf.

Secara fisik phenomena Pf berubah menjadi tetap adalah sebagai berikut,


ketika udara dari distributor melewati bed maka akan terbentuk gelembung
udara, yang bergerak menuju ke bagian atas bed (freeboard), dimana
gelembung udara ini menjadi jalan aliran udara. Pada uo<umf, pertambahan
uo, tidak menyebabkan terjadinya gelembung udara yang menyebabkan
terjadinya fluidisasi, karena aliran suplai udara di dalam bed mengalami
hambatan yang besar.
Secara teoritis Pf dapat didekati dengan persamaan Ergun, yang ditunjukkan
pada persamaan di bawah ini.

Ketika gaya
antar
partikel
tidak bekerja nilai dari Fw dapat diabaikan. Ketika gaya antar partikel bekerja,
maka akan bekerja gaya antara dinding bed dengan kumpulan partikel yang
menyentuhnya. Besarnya gaya Fwini sangat sulit untuk diukur karena kondisi
yang dinamis dari pergerakan partikel[6].

F. Visualisasi Pergerakan Partikel pada Unggun


Efek dari gaya antar partikel terhadap kondisi fluidisasi di dalam bed, diamati
dengan melakukan observasi secara visual.Pengamatan seperti ini relatif
sedikit dilakukan oleh penelitian-penelitian tentang fluidized bed. Umumnya
penelitian tentang gaya antar partikel di dalam bed hanya diamati dalam
kondisi statis.Lebih menitikkan beratkan kepada mekanisme terbentuknya
gaya dan besarnya gaya tersebut, sedangkan pengamatan terhadap efek
fluidisasi tidak dilakukan. Nakajima melakukan pengamatan gaya antar
partikel di dalam bed, tetapi lebih dititikberatkan pada kondisi di sekitar umf.
Pada uo>umf, permukaan bed akan bergejolak naik turun, dimana gejolak
naik turun akan lebih cepat seiring dengan kenaikan uo. Semakin tinggi suplai
uo, ketinggian permukaan bed akan naik, karena dorongan gelembung udara
yang terbentuk oleh adanya suplai udara dari uo.Gejolak permukaan bed mirip
gejolak fluida air yang bergolak.[7]
DAFTAR PUSTAKA

[1]Kunii and Levenspiell. Fluidization Engineering. 1969. Melbourne : Robert


E. Krieger Pub. Co
[2] Martinez-Tesoro Doyce, U.Tomas, Taylor S. Harold, Use of Fluidized
Bed Technology in Solid Waste Management. International Journal of u and
e Service Science and Technology. Vol.7,No 1. (2014). hal 223-232.
[3]W. Affian, Ridwan, Djaeni, Ratnawati. Penggunaan Zeolite Sintetis dalam
Pengeringan Gabah dengan Proses Fluidisasi Indirect Contact. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, Vol.2 No.2, Tahun 2012, hal. 103-110
[4] Yang. Wen-Ching. Handbook of Fluidization and Fluid Particles System.
2003. New York : Marcel Dekker. Inc
[5] Widayati.fenomena dan kecepatan minimum fluidisasi. Jurnal Teknologi
Industri, Vol.10 No.2, Tahun 2010, hal.43-44.
[6] Febijanto,Irhan.efek Gaya Antar Partikel dan Diameter Partikel terhadap
Kecepatan Minimum Fluidisasi. Jurnal Pusat Teknologi Sumber Daya
Energi, Tahun 2013, hal.1-2
[7] Kaiho. Effect of fluid absorption on fluidized powder, Journal Powder
Technology of Japan, pp. 324-331

Anda mungkin juga menyukai